Elemen-elemen Dalam Pertunjukan Lengger

pementasan lengger, antara lain dipengaruhi oleh durasi atau waktu pertunjukan, jumlah serta kemampuan penari lengger, koleksi topeng yang dimiliki. Namun beberapa unsur pokok seperti babadana, sulasih, gondhang keli, sontoloyo, dan kebogiro yang wajib untuk ditarikan. b. Waktu Pertunjukan Tidak ada aturan yang baku mengenai waktu pertunjukan, dalam hal ini semua tergantung kepada orang yang mengundang tampilnya lengger dengan pimpinan dari kelompok lengger. Akan tetapi biasanya pertunjukan lengger dipentaskan pada acara hajatan, syukuran ataupun slametan dilakukan malam hari mulai sekitar pukul 20.00 sampai pagi, atau tergantung kompromi antara pimpinan lengger dengan si pengundang. Namun diluar acara tersebut kesenian lengger dapat dipentaskan pada siang hari mulai sekitar 09.00 sampai selesai. Bahkan bisa juga tergantung oleh tingkat antusiasme dari para penonton, apabila antusiasme penonton sangat baik dan pertunjukan tersebut banyak dikerumuni masyarakat biasanya waktu pentasnya bertambah panjang, akan tetapi apabila antusiasme masyarakat kurang maka pertunjukan dapat segera diakhiri.

4. Elemen-elemen Dalam Pertunjukan Lengger

1. Gerak Tari Seni tari menghasilkan bentuk getaran-getaran yang indah, apabila anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, badan dan lain sebagainya, ditata dirangkaikan menjadi satu kesatuan gerak yang utuh dan harmonis. Bertalian dengan uraian di atas, dibawah ini dijelaskan secara teoritis dengan unsur-unsur sikap dan gerak, serta pengorganisasian gerak, secarahirarkis guna memahami masalah bentuk penyajian tari. Tubuh sebagai instrument menghasilkan gerak dimana unsur gerak tersebut merupakan elemen dasar dari tari, dan berfungsi sebagai penunjang dalam menghasilkan motif, yaitu suatu satuan terkecil dari tari. Untuk mempermudah dalam menganalisis maka tubuh sebagai instrument dari gerak tari, dipilah menjadi empat bagian. Adapun unsur gerak yang dimaksud adalah 1. Gerak Kepala ; 2. Gerak Badan ; 3. Gerak Tangan ; 4. Gerak Tari. Seni tari sebagai bagian dari seni apabila dianalisis secara teliti akan tampak di dalamnya elemen-elemen yang sangat penting, yaitu gerak dan ritme Sudarsono, 1999:18. Namun didalam penyajian suatu tari, tidak cukup hanya gerak dan ritme saja, masih banyak elemen-elemen yang lain yang harus dipertimbangkan, agar suatu tarian dapat menarik. Elemen-elemen tersebut antara lain: gerak, musik iringan, tata pentas, tat arias dan tata busana serta property. Tari berdasarkan bentuk geraknya dibedakan menjadi dua, yaitu tari representasional dan non representasional. Tari representional adalah tari yang menggambarkan sesuatu dengan jelas, seperti tari tani menggambarkan seorang petani, tari nelayan menggambarkan seorang nelayan. Sedangkan tari non representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu secara simbolis seperti Tari Topeng, Tari Srimpi dan lain sebagainya. Di dalam tari tradisional Jawa khususnya tari istana untuk menilai keindahan tari diantaranya meliputi wiraga, wirama, dan wirasa Jazuli 1994 : 114. Nilai-nilai keindahan yang ada dalam tari, dapat dilihat dari unsur utama tari, serta unsure pendukungnya yaitu wiraga, wirama dan wirasa. Pada dasarnya wiraga erat hubungannya dengan cara menilai bentuk fisik tari terutama segi geraknya. Ketrampilan gerak penari diukur dengan kesatuan yang telah ditetapkan Jazuli, 1994 : 119, misalnya bagaimana sikap dan geraknya, apakah penari melakukan gerak secara runtut, berkesinambungan dan sebagainya. Hakekat tari adalah gerak sikap adalah gerak sesaat. Esensi dan makna gerak itu jiwa dunia tari dan manusianya Wardhana dalam Sedyawati, 1984 :32-33. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa substansi atau bahan baku dari tari adalah gerak, dalam hal ini yang dimaksud gerak, adalah gerak-gerak yang telah mengalami perubahan dari gerak alami dan untuk mentransformasikan perbendaharaan geraknya ke dalam imajinasi visual yang bermakna, penciptaan tari dihadapkan pada tiga elemen gerak yakni : tenaga, ruang, dan waktu. Perbendaharaan meliputi yang lemahhalusringan, yang sedang serta yang kuat atau keras. Dengan menggunakan tenaga yang terus menerus akan menghasilkan kontrasnya suatu gerak, kekontrasan suatu gerak akan membangkitkan suatu kesan yang mendalam Suedi, 1986 : 2. Unsur waktu dalam tari ada dua bagian yang mendominir yaitu ritme atau irama, gerak dan tempo gerak. Yang dimaksud dengan ritme atau irama gerak adalah elemen atau detail-detail waktu, dari awal gerak,sampai berhentinya gerak. contohnya kengser , yaitu kaki bergeser dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya. Semua kegiatan wirasa dan penerapannya harus selalu mengingat arti, maksud dan tujuan tarinya. Untuk mencapai hal tersebut sangat diperlukan penghayatan karakter peran yang dibawakan, gerak yang dilakukan dan ekspresi yang ditampilkan. Penghayatan berarti melibatkan aspek olah rasa dalam hal ini peranan rasa harus dapat disatukan dengan wiraga dan wirama, sehingga terwujud keharmonisan dalam penyajian tari yang berkualitas Jazuli, 1994 : 120. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wirasa adalah penghayatan terhadap gerak dalam menari, dan penghayatan terhadap irama yang mengiringi tari tersebut. Secara keseluruhan unsure utama dalam tari dapat disimpulkan bahwa wiraga adalah keserasian gerakan seluruh tubuh yang didukung wirama, wirama adalah unsur ritme yang menjadikan terpadunya antara gamelan dan gerakan. Penjiwaan antara wiraga dan wirama disebut wirasa. 2. Iringan Suatu pertunjukan lebih hidup apabila didukung dengan adanya iringan. Iringan merupakan elemen dalam pertunjukan tari, berupa music atau bunyi-bunyian yang mengandung irama atau ritme. Untuk menunjukkan ritme ialah dengan melihat detail-detail dari gerakan kaki tersebut. Tempo digunakan untuk mengukur sejumlah waktu dalam menyesuaikan gerakan, misalnya panjang dan pendeknya suatu gerakan atau cepat lambatnya gerak tersebut Suendi, 1986 : 4. Berikut ini adalah gamelan yang biasa dipakai dalam pertunjukan-pertunjukan kesenian yang ada di Jawa, tidak terkecuali dalam pertunjukan kesenian lengger. Gamelan inilah yang sering dipakai untuk pertunjukan kesenian lengger. Gambar gamelan yang dipakai dalam pertunjukan lengger Dari gambar diatas terlihat macam-macam alat musik gamelan. Antara lain yaitu gong, kendang, demung, saron, bonang barung, bonang penerus, kenong, dan lain-lain. Mugiyanto 1983 : 33 mengatakan bahwa wirama adalah pemahaman terhadap gendhing dalam arti luas artinya penari mengerti tentang jenis, nama dan watak gendhing dalam kaitannya dengan tari sehingga penari dapat mengekspresikan gerak dan jiwanya sesuai dengan gendhingnya. Diharapkan agar penari dapat menguasai keadaan bagaimanapun yang berkaitan dengan tari. 3. Tata Rias Elemen ketiga dari pertunjukan adalah tata arias. Tata rias dilakukan terhadap penari untuk mengubah, melengkapi, atau membentuk suatu penampilan dengan segala sesuatu yang dipakai mulai rambut sampai ujung kaki Lestari 1993 : 3. Tata rias meliputi rias wajah, rias rambut, dan rias pakaian atau busana. Tata rias baik wajah, rambut, pakaian atau busana dilakukan dengan membentuk wajah, rambut dan penampilan dengan menggunakan pakaian sebagaimana karakter tari. Gambar penari lengger yang sedang menari lengkap dengan menggunakan tata riasnya. Penggunaan kostum atau busana dalam tari sangat diperlukan karena kostum tari mengandung berbagai elemen yang mendukung keberhasilan suatu bangsa atau daerah tertentu. Kostum pada tari juga berpengaruh terhadap penari secara langsung oleh karena itu variasi yang digunakan pada kostum harus disesuaikan dengan tema, makna atau isi suatu karya seni tari. Kostum kesenian tradisional memang harus dipertahankan. Namun demikian, apabila terdapat bagian yang kurang menguntungkan dari segi pertunjukan, dapat dihilangkan sehingga enak dipakai dan sedap dilihat penonton. Pada kostum tarian tradisional yang harus dipertahankan adalah keluhuran dan warna simbolik Soedarsono, 1999 : 56. 4. Tata Panggung Tata panggung atau tata pentas adalah ruang atau tempat yang digunakan untuk pentas, merupakan bagian dari arena pertunjukan yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat bermain Hadi, 1987 : 42. Tata panggung berkaitan dengan bagaimana penataan suatu pentas, sehingga menimbulkan kesan yang sesuai dengan tari yang sedang dipentaskan. Gambar tata panggung pada saat pementasan kesenian lengger. Dari gambar diatas terlihat bahwa penarilah yang menjadi pusat pertunjukan dan pengiring musik berada di samping. 5. Property Menurut Soedarsono 1999 : 58, adalah perlengkapan yang tidak termasuk busana, tidak termasuk perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan penari. Misalnya kipas, pedang, tombak, selendang, sapu tangan dan sebagainya. Property juga berfungsi sebagai elemen tari untuk menghidupkan tarian dan memberikan kesan yang mendalam bagi penikmat atau penonton. Elemen-elemen dalam struktur merupakan satu kesatuan yang saling berpengaruh. Apabila salah satu elemen mengalami perubahan maka elemen yang lain akan turut berubah sehingga kesatuan bentuk itu terjaga. Ketika salah satu elemen dalam tari berubah, maka elemen lain akan mengikuti perubahan itu sehingga tetap tercapainya keseimbangan bentuk. Dalam pola pertunjukan, misalnya ketika pola pertunjukan suatu bentuk kesenian dengan berubah waktu pementasan dari siang menjadi malam hari, maka akan diikuti elemen lain, seperti pada pencahayaan lighting, tat arias make up dan tata busana costum. Demikian pula apabila elemen-elemen gerak diubah, maka akat berakibat terjadinya perubahan pada tata iringannya. Hal tersebut disebabkan suatu karya seni merupakan satu kesatuan bentuk sehingga tiap-tiap elemen tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh elemen yang lain. Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan struktur adalah susunan suatu karya seni yang didalamnya terdapat suatu pengorganisasian, penataan ada hubungan tertentu antara bagian-bagian yang tersusun itu. Bagian-bagian itu meliputi elemen-elemen atau bagian yang saling terkait dan terorganisir guna terwujudnya satu kesatuan bentuk karya seni.

C. Nilai Positif Kesenian Lengger

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB IV

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Kesenian Lengger di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Kesenian Lengger di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T1 152008008 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Kesenian Lengger di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T1 152008008 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Kesenian Lengger di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T1 152008008 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Kesenian Lengger di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah SD di Dabin III Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo T2 942013018 BAB IV

0 0 36

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pola Asuh Orang Tua pada Anak di Keluarga Buruh Pabrik Dusun Kadipaten Kabupaten Semarang T1 BAB IV

0 0 14

FUNGSI TARI LENGGER PUNJEN DALAM UPACARA NYADRAN TENONGAN DI DUSUN GIYANTI DESA KADIPATEN KECAMATAN SELOMERTO KABUPATEN WONOSOBO - Institutional Repository ISI Surakarta

0 1 148