digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya. Dengan demikian, interpretasi dapat dikatakan sebagai proses memaknai fakta-fakta
sejarah. 4. Historiografi
Historiografi merupakan proses akhir dari pengerjaan penelitian. Historiografi adalah menyusun atau merekonstruksi fakata-fakata yang
telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis.
13
H. Sistematika Pembahasan
Adapun mengenai sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama berisikan pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan
dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas tentang sejarah berdirinya pondok pesantren MAS yang meliputi letak geografis, latarbelakang berdinya pondok pesantren MAS,
tokoh pendiri pondok pesantren MAS serta visi dan misi pondok pesantren Mas.
13
Lilik Zulaicha, Metodelogi Sejarah 1 Surabaya: IAIN Sunan Ampel , 2003, 16-17.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bab ketiga akan membahas perkembangan pondok pesantren MAS yang mana perkembangan itu meliputi infrastruktur pondok pesantren MAS, yang
sampai saat ini terus berkembang dalam pembangunan gedung, perkembangan jumlah santri di pondok pesantren MAS dari tahun ke tahun, serta
perkembangan sistem pengajaran yang ada di pondok pesantren MAS yang meliputi kurikulum, pengelolaan kelas, tenaga pengajar, dan lembaga
pendidikan formal yang ada di pondok pesantren MAS. Bab keempat membahas tentang respon masyarakat dan santri terhadap
adanya pondok pesantren MAS, yang mana respon masyarakat merupakan tanggapan atau sikap positif masyarakat dan santri terhadap pondok pesantren
MAS. Bab kelima penutup, setelah daribab ke bab dibahas maka dalam bab
kelima atau yang terakhir ini dibahas tentang kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MAS
A. Kondisi Pondok Pesantren Mas 1. Letak Geografis
Desa Krembangan adalah desa yang terletak di kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo. Desa ini berjarak kurang lebih 3 KM dari pusat
pemerintahan kecamatan, 20 KM dari ibukota Kabupaten Sidoarjo. Luas wilayah desa Krembagan ini sekitar 111.245 Ha, yang berada di
ketinggian tanah 9 M dari permukaan laut. Sesuai dengan data Monografi Desa Krembangan pada tahun 2015,
pondok pesantren Mas memiliki tanah seluas 3000 meter persegi. Desa Krembangan mempunyai lima dusun, diantaranya dusun magersari,
dungduro, njenek kulon, njenek wetan, dan penambangan. Secara administratif, desa Krembangan terbagi atas 17 Rt dan 04 Rw.
Adapun perbatasan wilayah Desa Krembangan adalah sebagai berikut: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tawangsari
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gilang c. Sebelah Barat berbatsan dengan Desa Tanjungsari
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mas
1
1
Sumber: Data Monografi Desa Krembangan Tahun 2015.
16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Agama Masyarakat
Mengenai agama masyarakat desa Krembangan seratus persen beragama Islam, atau bisa dikatakan mayoritas agama Islam yang terbagi
menjadi: Tabel 2.1
Daftar Agama Masyarakat Desa Krembangan Tahun 2015
Sumber: Data monografi dari kelurahan tahun 2015
3. Kondisi Sosial Budaya
Dalam sebuah masyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan seperti bahasa, organisasi sosial dan lain-lain. Bahasa sehari-hari yang digunakan
oleh penduduk di desa Krembangan ini adalah bahasa Jawa. Untuk bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia tidak digunakan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari walaupun sebagian masyarakat sudah mulai mengetahuinya. Bahasa ini digunakan pada waktu-waktu tertentu saja
No. Agama Masyarakat Jumlah pemeluk
1. Islam Nahdlatul Ulama’ 3.883 jiwa
2. Islam Muhammadiyah
27 jiwa 3.
Kristen 17 jiwa
4. Hindu
8 jiwa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
misalnya pada saat musyawarah desa ataupun pemberian pengarahan oleh instansi pemerintah pada masyarakat. Namun demikian, pemakaiannya
tidak seutuhnya menggunakan bahasa Indonesia asli, tetapi dicampur dengan menggunkan bahasa Jawa, hal ini biasanya dilakukan untuk lebih
memudahkan penerimaan oleh warga masyarakat terhadap isi pesan yang ingin disampaikan. Bahasa Indonesia campuran ini memiliki kesan akrab
dan komunikatif dibandingkan dengan pemakaian bahasa Indonesia yang sebenarnya.
Selain bahasa, unsur kebudayaan lainnya adalah organisasi kemasyarakatan. Organisasi masyarakat ini berfungsi sebagai pedoman
segala perilaku masyarakat agar menjadi mudah untuk seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat sehari-hari. Organisasi masyarakat ini
merupakan wujud dari norma-norma dalam masyarakat yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai tata tertib. WargA suatu
masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Golongan orang tua dalam masyarakat desa umumnya memegang
peranan penting. Orang akan selalu meminta nasehat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Demikian halnya yang
terjadi dimasyarakat desa Krembangan. Orang tua yang dimintai nasehat ini biasnya dijadikan sesepuh desa. Namun demikian, ada juga aturan atau
norma-norma yang berfungsi mengatur seluruh perilaku seseorang di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam masyarakat, dimana hal itu sangat dipatuhi oleh penduduk desa. Aturan-aturan ini biasanya berupa hukum-hukum yang tidak tertulis yang
sudah ada sejak dulu dan secara turun temurun dipatuhi oleh warga masyarakat.
Musyawarah desa juga dilakukan sebaga salah satu cara menjaga kerukunan antar warga. Agar hubungan antara manusia didalam suatu
masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapakan dirumuskan suatu norma-norma masyarakat. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk
secara tidak sengaja. Namun norma-norma tersebut telah melembaga dan dilaksanakan secara sadar oleh masyarakat. Norma-norma yang ada di
desa Krembangan adalah kebiasaan. Salah satu bentuk kebiasaan yang ada di desa ini adalah hormat dan patuh pada orang yang lebih tua ataupun
orang yang disegani. Apabila seseorang tidak melakukan hal ini maka orang tersebut dianggap telah melakukan penyimpangan terhadap
kebiasaan yang sudah ada. Anggota msyarakat yang melanggar adat kebiasaan ini akan mendapat sanksi dari masyarakat lain berupa
pengucilan atau cemoohan.
2
4. Kondisi Ekonomi
Penduduk desa Krembangan yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani dan pedagang. Tampak langsung pada pola kehidupan
2
Ibu Muhayana, Wawancara, Sidoarjo, 29 Mei 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
masyarakat desa Krembangan yang sangat sederhana. Hal tersebut juga disebabkan oleh keterbatasan pendidikan formal yang dimiliki, sehingga
menyulitkan mereka untuk bekerja diluar dari sektor perdagangan dan pertanian. Namun, walaupun dengan demikian mata pencaharian yang
dimiliki oleh masyarakat tradisional di desa Krembangan, mampu membuat mereka untuk bertahan hidup sampai sekarang ini.
3
Gambar 2. 1
Salah satu pedagang di Desa Krembangan
B. Tinjauan Historis 1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Mas Krembangan
Pada akhir tahun dekade 1800-an dan 1990-an, penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS melakukan pengamatan terhadap sejumlah
3
Sumber: Data Monografi Desa Krembangan Tahun 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lembaga penyelenggara pendidikan Islam di Indonesia dan tanggungjawab sebagai warga masyarakat muslim yang peduli terhadap dunia pendidikan,
mendorong penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS untuk terus menerus melakukan diskusi dan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan
di Indonesia. Dalam pandangan penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS,
sangat sedikit model mendidik dihampir seluruh jenjang pendidikan di Indonesia yang mengindahkan tujuan pendidikan yang seharusnya.
Menurut penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS sendiri pendidikan adalah proses membentuk manusia menuju pribadi yang
cerdas, tercerahkan, dewasa dan berkemanusiaan. Para pendidik dan lembaga-lembaga pendidikan sering melupakan
makna hakiki pendidikan. Proses ini harus dilakaukan dari sejak dini dengan menggali dan menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaan peserta didik yang fitri secara berimbang dan terarah. Setidaknya ada enam potensi yang mesti dididikkan dikembangkan yakni
potensi spiritual, emosional, moral, intelektual, jasmani dan sosial.
4
Berikut penjelasannya: a. Potensi Sosial, merupakan potensi yang sangat mendasar bagi seorang
pelajar, karena seorang pelajar harus bisa berdaptasi serta bersosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.
4
Sumber: Profil Pondok Pesantren MAS.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Potensi Spiritual, membentuk pelajar yang taat dengan cara membiasakan membaca Al-Qur’an dan mengenalkan kisah-kisah para
nabi untuk dijadikan suri tauladan yang baik. c. Potensi Intelektual, dengan potensi intelektual dapat membentuk
pelajar yang cerdas dan berpengetahuan luas. d. Potensi Fisik, sejak lahir anak memiliki potensi-potensi yang positif,
maka diharapakan orangtua yang tinggal disekitar pondok harus menyadari dan yakin bahwasannya memiliki potensi yang bagus
khususnya dipotensi fisik. Orang tua harus membekali anaknya dalam menghadapi perkembangan zaman. Semua potensi ini harus
ditumbuhkembangakan secara proposional. Penguatan salah satu atau kedua-duanya dengan meninggalkan atau mengabaikan potensi yang
lain akan melahirkan output yang seimbang. Sehingga output lembaga- lembaga pendidikan di Indonesia nyaris tidak memiliki tanggung
jawab kemanusiaan yang utuh sebagai warga terpelajar. Pendidikan juga harus memperhatikan pendekatan tazkiyah dan tanwir
penyucian dan pencerahan, tilawah talqin dan ta’wid pembacaan teks suci, pembiasaan atau prilaku praktik Islami, dan ta’lim atau tadris
pembelajaran dan transformasi pengetahuan. Namun, yang mendapat perhatian utama adalah ta’lim dan tadris, sementara tazkiyah dan tanwir
kemudian ta’wid dinomor tigakan. Karenanya orang lebih mengapresiasi pencapaian intelektual anak didik daripada performance yang berkarakter
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka. Dengan demikian pendidikan mampu melahirkan manusia- manusia yang memiliki inisiatif, kreatifitas, dan kemandirian.
Menurut penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS perihal lain yang melatar belakangi berdirinya pondok pesantren MAS adalah
pendidikan yang selama ini yang lebih mirip industri atau badan komersial daripada sebagai lembaga pengembang potensi murid. Segala urusan
kependidikan, dari meningkatkan mutu hingga fasilitas apapun yang diperoleh ditolak ukuri dengan fulus. Semua aspek membutuhkan rupiah.
Maka ongkos pendidikan pun menjadi mahal, sehingga kaum Mustad’afin atau orang-orang dari kelas ekonomi lemah tidak dapat menjangkaunya.
Dengan demikian, itulah hal-hal yang melatarbelakangi didirikannya lembaga pendidikan dalam wujud pondok pesantren MAS. Orientasi
penggagas dan pendiri pondok pesantren MAS adalah mendidik dalam arti Islami, dan dapat dijangkau oleh masyarakat kelas bawah, baik secara
ekonomi maupun strata sosialnya.
5
2. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Mas
Pendiri pondok pesantren MAS terdiri dari empat tokoh, yang pertama adalah alm.KH. Mas Muslich bin Ali yang wafat pada tahun 2003, yang
kedua adalah alm. Ibu Nyai H. Nainil Muna binti Toha yang wafat pada
5
Sumber: Profil Pondok Pesantren MAS
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tahun 2015, yang ketiga adalah Drs. H. Nur Mufid, MA., yang keempat adalah Dr. Drs Ec H. Abdul Mujib bin H. Hamim.
KH.Mas Muslich dan H. Nuf Mufid merupakan saudara kandung kakak beradik yang lahir dari pasangan KH. M. Ali dan Ibu Nyai H. Nainil
Muna. KH.Mas Muslich adalah putra kedua dari tujuh bersaudara, sedangkan H. Nur Mufid putra kelima dari tujuh bersaudara yang lahir
pada tahun 1964, empat perempuan dan tiga laki-laki. Ayah dan Ibu KH.Nur Mufid dikenal baik pribadinya dan baik hati oleh masyarakat desa
Krembangan setempat. KH.Nur Mufid dikenal dengan sosok yang cerdas dan juga pendiam.
Masa kecil beiau saat menduduki bangku sekolah dasar, beliau sudah bersekolah di sekolahan yang berbasis Islami yakni di MI Tarbiyatul
Akhlaq. Tahun 1976 beliau melanjutkan sekolah menengah pertamanya di Ndresmo An-Najihad, beliau lulus tahun 1979. Maka di tingkat pendidikan
aliyah beliau melanjutkan pendidikan di Langitan Tuban. Pada tahun 1982 beliau melajutkan pendidikannya ke perguruan tinggi
UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta program S1. Beliau merupakan mahasiswa terbaik di UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta, sehingga beliau
meneruskan pendidikannya S2 di LEEDS UNIV. Setelah beliau lulus dalam masa pendidikannya, maka beliau menjadi
tenaga pengajar di UIN Sunan Ampel Surabaya. Pada tahun 1992 beliau
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menikah dengan ibu Nyai Musalamah yang dikaruniai tujuh anak, tiga laki-laki dan empat perempuan.
Karya yang dihasilkan beliau saat menjadi kiai, beliau membuat kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab.
6
Selain itu beliau juga meciptakan sebuah lagu-lagu Islami, dimana lagu-lagu tersebut berisikan motivasi, dan
lagu tersebut dinyanyikan saat ada acara di pondok pesantren MAS.
3. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren MAS
Desa Krembangan yang berada di dusun Dungduro atau juga biasanya ada yang menyebutnya dengan sebutan Kedungduro yang mempunyai arti
kedung seperti waduk yang berarti gedung buaya atau istananya buaya dan duro yang mempunyai arti orang Madura.
Desa Krembangan pada mulanya juga sebuah hutan. Namun menurut masyarakat setempat, pada tahun 1300-an awal mula kedatangan kiai
Nidhomuddin dari Sidoresmo ke desa Krembangan menggunakan getek, semacam perahu kecil yang terdiri dari susunan bambu kering. Getek
tersebut berjalan melawan arus sungai, yang mestinya berjalan kearah timur namun getek tersebut berjalan kearah barat, dan tiba-tiba saja
berhenti di desa Krembangan, sehingga kiai Nidhomudin singgah di desa Krembangan dan menyebarkan ilmu di desa Krembangan dusun
Dungduro. Saat itu santrinya hanya satu yaitu orang Madura yang
6
Nur Mufid, Wawancara, Sidoarjo, 02 Juni 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kemudian setelah itu kiai Nidhomudin mendirikan sebuah pondok yang sederhana dan santrinya yang berasal dari Madura itu kemudian bermukim
di desa tersebut. Kiai Nidhomudin memiliki seorang putra yang bernama Hambali.
Hambali mengikuti jejak sang ayah, beliau juga mendirikan sebuah pondok di desa Krembangan dusun Dungduro. Pondok tersebut bernama
pondok Alawi.
7
Pada tahun-tahun berikutnya, tepatnya pada abad ke 20 tahun 2002 berdiri sebuah pondok pesantren MAS yang termasuk pondok pesantren
modern di Dungduro desa Krembangan Taman Sidoarjo. Pondok pesantren MAS ini didirikan atas ide KH. Nur Mufid bin Ali yang
trmasuk cucu dari kiai Hambali. Dalam pendirian pondok pesantren MAS ini yang berperan adalah sebagai berikut:
1. Alm. KH. Mas Muslich bin Ali 2. Alm. Ibu Nyai H. Nailil Muna binti Toha
Ibu kandung Drs. H. Nur Mufid, MA 3. Drs. H. Nur Mufid, M.A.
4. Dr. Drs Ec H. Abdul Mujib bin H. Hamim Yang dibantu oleh:
1. KH. Moh. Hilmi bin Ali.
7
Usman, Wawancara, Sidoarjo, 19 Juni 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. KH. Abdul Jalil bin Moh. Baqir. 3. Seluruh keluarga dari putra-putri KH. Moh Ali bin Hambali.
4. Masyarakat umum terutama warga Dungduro Krembangan Taman Sidoarjo.
Kepengasuhan langsung dipegang oleh Drs. H. Nur Mufid, MA yang hingga saat ini berlangsung selama 15 tahun. Pada masa awal pendirian
pondok tepatnya pada tahun 2000 keadaan pondok pesantren MAS belum bisa berjalan dengan baik, lantaran santri yang menetap di asrama belum
seberapa banyak, begitu juga asrama yang ada masih terdiri dari tiga kamar saja, dan kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren MAS
hanya diikuti oleh warga kampung sekitar dan tidak ada yang bermukim di sana. Adapun kegiatan belajar mengajar pada saat itu hanya pengajian
kitab kuning dan membaca al-Qur’an.
8
Makna dari sebuah nama pondok pesantren MAS, MAS yang berarti logam atau tambang mulia yang disukai oleh hampir semua orang. Diharap
pondok ini dengan seluruh civitas pondoknya juga disukai semua orang. Dipilih kata MAS karena juga mudah diucapkan. Hanya satu suku kata
“MAS”. Kemudian dapat juga singkatan dari : 1. Mandiri moderat
2. Aktif dan Aplikatif 3. Sahaja dan Santun
8
Usman, Wawancara, Sidoarjo, 19 Juni 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun alasan lain memilih kata MAS sebagai penamaan pondok pesantren karena berada di samping sungai Mas dan agar dekat dengan
masyarakat.
9
4. Visi dan Misi Pondok Pesantren Mas
a. Visi Pondok Pesantren MAS. Visi pondok pesantren MAS adalah menjadi lembaga pendidikan
dan pengkaderan yang mencerahkan, mencerdaskan, dan mendewasakan dalam kerangka akhlaq Islam.
Sebagai konsekuensi dari lembaga pengkaderan, maka seluruh unit kegiatan, baik yang bersinggungan langsung dengan proses
pembelajaran maupun yang tidak, harus diarahkan pada pencapaian tujuan, misi dan orientasi pondok ini dengan fokus yang tajam. Karena
itu dalam jumlah satuan mata pelajaran di pondok ini, di Madrasah Nasyi’in, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan madrasah pondok
sejenis. Demikian pula jumlah alokasi waktu pembelajran formal- terstruktur dalam setiap satu minggunya.Visi demikian juga menuntut
dipakainya pendekatan yang profetik nabawi dan mengakar kuat pada tradisi pendidikan Islam dalam arti sebenar dan sejatinya.
10
b. Misi Pondok Pesantren MAS
9
Sumber: Profil Pondok Pesantren MAS.
10
Sumber: Profil Pondok Pesantren MAS
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun misi dan orientasi pondok pesantren MAS adalah mengantar dan membekali peserta didik untuk menjadi pribadi-pribadi
muslim terpelajar yang: 1. Memiliki tanggungjawab dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki inisiatif dan kreatifitas dan wawasan kemanusiaan yang
Islami. 3. Memiliki kompetensi keilmuan yang memadai sesuai kurikulum
pelajaran yang ditetapka untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
11
c. Motto Pondok Pesantren MAS Motto pondok pesantren MAS adalah pendidikan Islami profetik
yang bertaggungjawab untuk semua penyelenggara pendidikan di pondok pesantren MAS harus bertradisi Islam dengan akar pendidikan
Nabawi. Para santri, juga para pengelola dan guru, tidak dipandang dari kelompok ekonomi tertentu.
12
Sehingga tidak ada perbedaan antara santri dan pengelola pondok pesantren MAS. Semuanya diharapakan menjadi santri yang
pengetahuan luas, baik agamanya maupun intelektualnya dalam menghadapi berbagai masalah yang ada.
11
Sumber: Profil Pondok Pesantren MAS
12
Ibid., 4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III PERKEMBAGAN PONDOK PESANTREN MAS TAHUN
2000-2015
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam sangat penting dan menarik. Pondok pesantren memerankan hal yang sangat berarti di masyarakat.
Dalam hal ini seorang kiai memang sangat berarti dan sangat dibutuhkan, karena maju dan mundurnya atau berkembangnya suatu pondok pesantren tergantung dari
sosok kiai.
1
Keberadaan pondok pesantren yang hadir di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga penyiaran Islam tetapi juga sebagai lembaga pendidikan.
Pembinaan yang dilakukan di pesantren bisanya tidak hanya fokus di lingkungan pesantren, tetapi juga masyarakat sekitar melalui kegiatan sosial keagamaan.
Untuk menjadi suatu pondok pesantren yang besar dan maju, tidak hanya menjadi pesantren yang terkenal, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit melalui
kurun waktu yang lama. Oleh karena itu dalam hal ini sosok kiai dan susunan kepengurusan pondok pesantren sangat berperan dalam pasang surutnya
perkembangan dan kemajuan yang ada di pondok pesantren.
1
Nurcholis Mdjid, Bilik-bilik Pesantren Jakarta:Paramadina, 1997, 6.
31
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Perkembangan Kepengurusan Pondok Pesantren MAS
Kelembagaan pondok pesantren serta kepemimpinan yang dilakukan sudah menjadi suatu tradisi bahwa seorang pendiri pondok pesantren sekaligus
menjadi pemimpin atau pengasuh pondok pesantren. Begitu pula yang terjadi pada awal berdirinya pondok pesantren MAS,
dengan jumlah santri yang masih sangat sedikit bahkan belum ada santri yang menetap di asrama, kepemimpinan pondok pesantren dibawah kendali kiai
langsung begitu pula pengawasan dan pengaturannya. Saat itu kiai merupakan faktor inti pesantren. Beliau adalah figur sentral karena seluruh
penyelenggaraan pesantren terpusat padanya. Kiai juga merupakan sumber dari berbagai keputusan dan segala aktifitas.
Pada tahun 2007 aktifitas-aktifitas harian kepondokan lainnya diserahkan kepada BPK Badan Pengawas Kegiatan ini dipimpin oleh salah seorang
santri yang telah lulus dan dalam masa pengabdian di pondok pesantren MAS, pemilihan ini juga dilaksanakan secara demokrasi.
2
Relasi sosial antara kiai dan santri dengan adanya BPK tersebut dibangun atas landasan kepercayaan.
BPK Badan Pengawas Kegiatan didirikan dengan tujuan pengawasan menyeluruh terhadap kegiatan para santri yang tidak mungkin lagi dilakukan
sendiri oleh kiai mengingat dengan bertambahnya jumlah santri yang berada di pondok pesantren MAS setiap tahunnya. BPK Badan Pengawas Kegiatan
terdiri atas beberapa kepengurusan yang membantu kinerja ketua lengkap
2
Khisnullah, Wawancara, Sidoarjo, 10 Juni 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dengan pembagaian tugas masing-masing, meskipun telah dibentuk pengurus yang bertugas melaksanakan segala kegiatan pesantren sehari-hari, kekuasaan
mutlak senantiasa berada ditangan kiai. Pergantian kepengurusan ini berlangsung selama satu tahun.
Kepengurusan pondok pesantren MAS juga sebagai penangung jawab kegiatan sosial keagamaan. Seperti halnya kegiatan sosial keagamaan yang
melibatkan masyarakat. Kegiatan sosial keagamaan itu meliputi haflah akhir sanah yang disertai pengajian umum, peringatan hari besar Idul Adha, hala
bihalal. Semua kegiatan itu sudah menjadi tradisi pondok pesantren MAS sejak tahun 2000 hingga saat ini tahun 2015 masih dilaksanakan setiap
tahunnya. Adapun susunan kepengurusan pondok pesantren MAS sebagai
berikut: Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Perkembangan Infrastruktur Pondok Pesantren MAS