30 Sebagai mana tersirat dalam Undang-Undang no 14 tahun 2007, guru sebagai agen
pembelajaran memiliki tugas untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam program
implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di Propinsi DIY, bagi guru kelas X kelas I telah dituntut untuk dapat mengimplementasikan kurikulum 2013.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam implementasi kurikulum 2013 bagi guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya bagi guru
pada tingkat satuan pendidikan SMK adalah 1 belum tersedianya perangkat kurikulum yang sedianya akan disiapkan oleh pemerintah meliputi silabus dan RPP, 2 buku pegangan guru
dan siswa, 3 adanya tuntutan pembelajaran tematik dimana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tematik terpadu, guru harus dapat menggunakan
seoptimal mungkin semua lingkungan belajar yang ada di sekitar; 4 menerapkan metode inkuiri atau discovery learning, agar siswa lebih aktif mengembangkan kemampuannya untuk
memecahkan malalah yang dihadapi, 5 menerapkan konsep penilaian autentik dalam menilai proses dan hasil belajar.
1. Pengetahuan guru terhadap kurikulum 2013
Perubanhan dari Kurikulum 2006 KTSP yang dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad ke 21 yang
ditandai dengan abad ilmu pengetahuan,knowlwdge-based society dan kompetensi masa depan. Sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempersiapan manuasi Indonesia yang mampu menjadikan tantangan abad 21 sebagai sebuah peluang, oleh karenannya Guru sebagai ujung tombak dalam suksesnya implementasi
kurikulum perlu diberikan pembekalan yang cukup dalam bentuk pelatihan. Pelatihan dalam rangka implementasi kurikulum akan diikuti oleh guru kelas I, kelas IV pada jenjang SD,
kelas VII pada jenjang SMP, dan kelas X pada jenjang SMASMK. Sebagaimana banyak disampaikan bahwa dalam implementasi kurikulum 2013
diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi guru khususnya dalam implementasi, karena pemerintah akan mengembangkan kurikulum yang dikembangkan oleh pusat pada
level makro dan berlaku secara nasional, yang di dalamnya memuat Rasional, Struktur Kurikulum dan Beban Belajar, Kerangka implementasi, Silabus, dan Buku induk untuk setiap
jenis dan jenjang pendidikan, kemudian daerah bertugas mengembangkan kurikulum daerah
31 kurda yang merupakan bagian dari KTSP. Namun dalam kenyataannya hingga saat ini
khususnya pada jenjang pendidikan SMK semua perangkat kurikulum belum tersedia. Sehingga guru mengembangkan pembelajaran sesuai dengan persepsinya masing-masing
seperti yang pernah didapatkan pada saat mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil angket penelitian yang disebarkan kepada sejumlah 122 orang guru produktif pada mata
diklat TKR di wilayah Propinsi DIY meliputi SMKN 2 dan SMKN 3 Yogyakarta, SMKN 2 Depok dan SMKN Seyegan Sleman, SMKN Sedayu bantul, SMKN 2 Wonosari Gunung
Kidul dan SMKN 2 Pengasih Kulon Progo didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Pengetahuan Guru terhadap Kurikulum 2013
Pemahaman terhadap dokumen peraturan dalam kurikulum 2013 80
Pemahaman terhadap rumusan kompetensi lulusan dalam Kurikulum 2013 80
Pemahaman terhadap tingkat berpikir dalam proses pembelajaaran 70
Pemahaman terhadap model dan materi pembelajaran Kurikulum 2013 80
Pemahaman terhadap penilaian Kurikulum 2013 80
Cara pembuatan RPP 80
Rata-rata pengetahuuan guru terhadap kurikulum 2013 78
Berdasarkan analisis angket hasil penelitian nampak bahwa sebagian besar dengan rata-rata pengetahuan sebesar 78, bahkan semua guru telah memiliki pengetahuan tentang kurikulum
2013, pengetahuan yang dimiliki lebih banyak didapatkan dari mengikuti kegiatan diklat sosialisasi Kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh sekolah bekerjasama dengan dinas
pendidikan kabupatenkota setempat. hal yang paling dirasa kurang dalam pengetahuan terhadap kurikulum 2013 adalah p
emahaman terhadap tingkat berpikir dalam proses pembelajaaran, sehingga guru terkadang masih memberikan pembelajaran dengan model dan metode
yang berpusat pada guru dengan memberikan ceramah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum 2013, yaitu penetapan strategi kompetensi yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai
kompetensi, dan evaluasi. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan yang hendak diperoleh peserta didik, menggambarkan hasil belajar pada aspek pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap. Strategi untuk mencapai kompetensi adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan misalnya: membaca,
menulis, mendengarkan, berkreasi, dan mengobservasi sampai terbentuk suatu kompetensi. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaian kompetensi bagi
setiap peserta didik.
32
2. Pengetahuan dan Pemahaman guru dalam implementasi pembelajaran ilmiah pada