16
kurikulum curriculum idea, dokumen kurikulum curriculum construction, implementasi kurikulum curriculum implementation, dan evaluasi kurikulum
curriculum evaluation dalam suatu desain utuh grand design. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis
kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang
dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Sehingga tujuan dari kurikulum 2013 adalah mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban dunia.
B. Tugas dan Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik guru, dosen, pamong pelajar, instruktur, tutor,
widyaiswara dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini
disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan kepala
sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu
17
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah: usaha apa yang
paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Didalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu ,guru mempunyai peran fungsi, dan kedudukan yang sangat strategis. Pasal 39 ayat 2 UU No 20 tentang
Sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik meru[akan tenaga profesional.
Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mtu dankualitas layanan dan produknya, layanan guru harus memenuhi kebutuhan masyarakat, serta
memaksimalkan kemampuan peserta didik, sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kualiatas dan daya saing di era global. Sejalan dengan pendapat Saud
2009:55 guru yang profesioinal adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajaarnya dengan baik .Dalm mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Bagi sementara guru, menghadapi perubahan yang cepat dalam pendidikan
dapat membawa dampak kecemasan dan ketakutan. Perubahan dan pembaharuan pada umumnya membawa banyak kecemasan dan ketidak-nyamanan. Implikasi
perubahan dalam dunia pendidikan, bukan perkara mudah, karena mengandung konsekwensi teknis dan praksis, serta psikologis bagi guru. Misalnya perubahan
kurikulum, atau perubahan kebijakan pendidikan. Perubahan itu tidak sekedar perubahan struktur dan isi kurikulum. Atau sekedar perubahan isi pembelajaran.
Tetapi perubahan yang menuntut perubahan sikap dan perilaku dari para guru. Misalnya perubahan karakter, mental, metode, dan strategi dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran di kelas menyangkut metodologi dan strategi. Bagaimana seorang guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan; ditentukan oleh kemampuan dan ketrampilan guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis,
dan demokratis. Penggunaan teknologi pembelajaran berbasis computer menjadi
18
keharusan. Para guru seharusnya cepat untuk beradaptasi. Seorang guru yang gagap teknologi, menjadi suatu keniscayaan untuk menggunakan teknologi computer dalam
proses pembelajaran di kelas. Dan komputer menjadi barang asing baginya. Kemajuan teknologi computer mestinya dapat mempermudah bagi guru dalam
melaksanakan tugas kependidikan yang diemban. Pembelajaran di kelas pun menjadi hidup, menarik, dan menyenangkan. Situasi kelas yang menyenangkan, dan
pengelolaan kelas yang dinamis, dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Sebagaimana dikenal istilah quantum teaching, quatum learing, dan enjoy learning dalam praktek pembelajaran di sekolah, hakekatnya mengembangkan suatu
model dan strategi pembelajaran yang efektif dalam suasana menyenangkan dan penuh makna. Guru efektif berarti guru demokratis. Guru demokratis biasanya
memilih metode pembelajaran dialogis. Guru dan murid secara bersama-sama sebagai subyek dalam proses belajar. Proses belajar menjadi proses pencarian bersama.
Proses itu dalam kelas dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan saling membutuhkan. Untuk mencapai kondisi pembelajaran seperti itu, membutuhkan
adanya gerakan pembaharuan pembelajaran.
C. Proses Pembelajaran