10
2.2.2 Mini Estetika Senyum
Terdapat dua tipe dasar senyum yaitu senyum sosial posed smile dan senyum spontan unposed smile. Senyum sosial merupakan senyum yang disadari dan banyak
digunakan untuk menggunakan salam, terjadi dengan sukarela serta memberikan kesan ramah. Sedangkan senyum spontan adalah senyum yang terjadi pada saat tertawa atau
perasaan sedang senang.
19
Sabri 2005 mengatakan komponen pembentuk senyum dari arah frontal terdiri dari delapan faktor yaitu lip line, smile arch, simetri senyum, buccal
corridor , bidang oklusi, kurva bibir atas, komponen dental dan gingival.
19
Seseorang dengan tampilan yang biasa saja akan tampak lebih menarik jika memiliki senyum
menarik.
20
2.2.3 Mikro Estetika
Pada mikro estetika komponen dental meliputi proporsi, bentuk, warna, hubungan tinggi dan lebar gigi, posisi gigi, connector dan embrassure, black triangle,
serta gingival display tinggi, warna dan bentuk gingiva. Warna gigi dapat berubah seiring dengan bertambahnya umur. Gingival display seperti tinggi, warna dan bentuk
gingiva merupakan faktor yang penting dalam pembentukan senyum estetis, dan juga dapat mempengaruhi penampilan gigi.
15,21,22
Persepsi seseorang tentang estetika berbeda-beda karena pada umumnya persepsi ditentukan secara subjektif. Salah satu faktor yang penting untuk estetika wajah
adalah posisi gigi yang baik dimana posisi gigi yang baik tidak hanya mendukung terwujudnya senyum yang menarik, tetapi juga dapat mendukung kesehatan mulut
sehingga secara keseluruhan akan meningkatkan self esteem dan self image seseorang di dalam kehidupannya.
2-4
2.3 Indeks Penilaian Kebutuhan Perawatan Ortodonti
Maloklusi merupakan salah satu masalah kesehatan pada masyarakat yang sering terjadi dan prevalensinya tinggi. Kualitas kehidupan juga terpengaruh oleh
anomali ini tetapi sumber perawatannya terbatas dan permintaan dalam perawatan ortodonti semakin meningkat. Untuk mengevaluasi kriteria maloklusi yang
Universitas Sumatera Utara
11
membutuhkan perawatan secara benar diperlukan penggunaan instrument dan metode yang valid adalah penting.
5,23
Indeks digunakan untuk menggambarkan tingkatan atau kategori yang berupa nilai pada suatu maloklusi. Kesimpulan yang didapat dari pengukuran indeks
menunjukkan kondisi gigi pasien secara umum.
24
Ada lima tipe indeks dalam ortodonti, yang setiap indeksnya dibuat berdasarkan tujuan tertentu. Antara lain indeks untuk
klasifikasi diagnostik, studi epidemiologi, menilai kebutuhan perawatan ortodonti, menilai hasil perawatan ortodonti dan menilai kompleksitas perawatan ortodonti.
25
Menurut WHO, suatu indeks yang ideal adalah.
26
1. Terdapat satu skala yang definitif dan jelas.
2. Indeks sensitif dalam skalanya.
3. Skor yang diberi harus dapat menggambarkan tahap keparahan maloklusi.
4. Nilai indeks harus dapat diubah untuk analisa statistik.
5. Klasifikasinya dapat diproduksi lagi.
6. Indeks haruslah mudah dan akurat.
7. Prosedur pemeriksaan dapat dijalankan dengan mudah.
8. Indeks harus mudah digunakan dalam penelitian populasi besar tanpa
mengambil waktu yang lama atau tenaga yang berlebihan 9.
Pemeriksaan dapat dibuat dengan cepat. 10.
Indeks harus valid. Terdapat beberapa indeks yang populer sebelumnya, seperti Occlusal Index OI
dikembangkan oleh Summers 1971, Treatment Priority Index TPI dikembangkan oleh Grainger 1967 dan Handicapping Malocclusion Assesment Record HMAR
dikembangkan oleh Salzmann. Kemudian telah berkembang lagi berbagai indeks yang lebih aktual diantaranya
Index of Complexity, Outcome and Need ICON, Dental Aesthetic Index DAI dan
Index of Orthodontic Treatment Need IOTN. Index of Ortodontic Treatment Need
IOTN diperkenalkan pertama kali oleh Brook dan Shaw pada tahun 1989. IOTN terdiri dari Dental Health Component DHC dan Aesthetic Component AC.
23,25,28
Index of Complexity, Outcome and Need ICON diperkenalkan pertama kali
Universitas Sumatera Utara
12
oleh Daniel dan Richmond pada tahun 1998. Indeks ini dapat digunakan pada akhir periode gigi bercampur dan periode gigi tetap untuk memperkirakan kebutuhan
perawatan sekaligus memperkirakan hasil perawatan, dapat diaplikasikan pada pasien maupun model studi.
8
Secara keseluruhan, metode-metode ini melibatkan pemindahan hasil penilaian dari keadaan oklusal menjadi indeks kebutuhan akan perawatan dengan berlandaskan
pada makin tinggi skor penyimpangan oklusal maka akan makin besar kebutuhan perawatan.
7,23
2.4 Index of Orthodontic Treatment Need