Pembahasan PSYCHOLOGICAL CAPITAL ANAK PENYANDANG TUNADAKSA AKIBAT KECELAKAAN.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sempat tertinggal pelajaran, namun hal tersebut tidak menjadikan dirinya menyerah. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan subjek memperoleh nilai akademis yang membanggakan. Fisik yang berkekurangan tidak menghalangi subjek untuk memiliki harapan tinggi yang kemudian hal tersebut menjadikan dirinya senantiasa bersemangat dan optimis untuk mengejar target dan impian, serta menuntaskan berbagai tantangan yang dihadapi. Hal ini sebagaimana penuturan Helland Weinston 2005 bahwa harapan merupakan sebuah gaya pengaktif yang memungkinkan seseorang, meski sedang menghadapi banyak sekali hambatan, untuk membayangkan masa depan yang menjanjikan dan untuk mengatur serta mengejar target. Masa-masa sulit itu pun kemudian dapat subjek lalui. Semenjak duduk di kelas 6 SD, dengan berpikir positif dan memperkaya kesyukuran atas Kuasa Allah yang menjadikannya tetap mampu berjalan dan beraktivitas, subjek dapat secara tegar menerima kondisi dirinya yang tidak lagi sempurna dan melenting kembali resilence untuk menggapai prestasi dan berjibaku dengan segala rutinitas kehidupan. Dengan kata lain, sebagaimana yang dinyatakan oleh Desmita 2009: 201, subjek memiliki kemampuan yang memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Kemampuan subjek untuk dapat resilien ini tentunya juga dipengaruhi oleh dukungan orang tua, kawan, dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lingkungan sekitar, serta perkembangan pola pikir subjek seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Grotberg 1995, bahwa kualitas resiliensi setiap orang tidaklah sama, sebab kualitas resiliensi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat usia, taraf perkembangan, intensitas seseorang dalam menghadapi situasi–situasi yang tidak menyenangkan serta seberapa besar dukungan sosial dalam pembentukan resiliensi seseorang. Seiring dengan proses penerimaan dirinya yang meningkat, subjek memiliki kepercayaan diri yang bertumbuh pesat. Dari yang semula masih malu untuk bersekolah dan enggan keluar kelas, hingga kemudian dengan penuh percaya diri subjek dapat berinteraksi dengan kawan dari dalam dan luar sekolah, bergaul secara akrab dengan teman yang sudah lama atau baru dikenal, melakukan beragam aktivitas olahraga, mengurus keperluan sendiri termasuk memasak makanan praktis, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS, menunjukkan kemampuannya bernasyid di hadapan banyak penonton sekalipun kala itu masih mengenakan kruk ataupun ketika kini telah dibantu dengan kaki palsu yang lebih memudahkan gerak tubuhnya, mengendarai sepeda motor automatic, serta berbagai aktivitas lainnya. Tidak hanya itu, emosi dan kemampuan penyesuaian diri subjek juga berkembang baik sehingga dirinya dapat benar-benar menerima kondisi fisiknya. Hal ini lantaran lingkungannya mendukung penuh untuk menjadikan subjek tumbuh menjadi anak yang tangguh. Hal ini sebagaimana yang diutarakan Haris dalam Efendi, 2009:131 bahwa faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian atau emosi anak tunadaksa adalah lingkungan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 86 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki psychological capital atau modal psikologis yang dapat menumbuhkembangkan pribadinya. Dengan Hope harapan, Optimism optimisme, Resilience resiliensi, dan Self-Efficacy kepercayaan diri sebagai keadaan psikologi positif, subjek mampu bangkit dari keterpurukan pasca kecelakaan serta operasi amputasi.

B. Saran

Sebagai akhir dari laporan penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi TZ selaku subjek penelitian untuk senantiasa meningkatkan harapan, optimisme, daya juang dan kepercayaan diri agar dapat terus bertumbuh dan berkembang menjadi sosok yang tangguh serta prestatif walau dihadang oleh beragam ujian. Semakin berat halang rintang yang dihadapi seseorang, semakin tinggi derajat sang insan di mata Tuhan. 2. Direkomendasikan bagi peneliti studi kasus dengan topik serupa untuk menambah jumlah subjek agar hasil penelitian lebih kuat, sehingga dapat digeneralisasikan dan dapat dijadikan telaah mendalam bagi banyak kalangan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 87 DAFTAR PUSTAKA Agung, S. 2009. Penyesuaian Diri pada Remaja Tuna Daksa Bawaan. Jurnal Universitas Gunadarma. Anggraini, L. 2012. Penyesuaian Diri pada Remaja Penyandang Tunadaksa Studi Deskriptif di Sekolah SLB YPAC Surabaya . Skripsi Dipublikasikan Online. Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Astati. 2010. Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunadaksa dan Tunalaras. Modul Pengantar Pendidikan Luar Biasa Dipublikasikan Online. Bandura, A. 1994. Self-Efficacy. Encyclopedia of Human Behavior Vol. 4 p.p. 71-81 New York: Academic Press. Brandt, T., Gomes J. F. S, Boyanova, D. 2010. Personality and Pscychological Capital as Indicators of Future Job Success?. LTA 311, p.p. 263-289 . Casmini, M. 2006. Pendidikan Segregasi. Modul Dipublikasikan Online. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: remaja Rosdakarya. Dewi, R. S. 2013 Pengaruh Faktor Modal Psikologis, Karakteristik Entrepreneur, Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Karakteristik UKM terhadap Perkembangan Usaha Pedagang di Pasar Tradisional Studi Kasus pada Pedagang Sembako dan Snack di Pasar Peterongan. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 1. Efendi, M. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Flay, B. R. 2002. Positive Youth Development Requires Comprehensive Health Promotion Programs. American Journal of Health Behavior, Vol. 26, No. 6, p.p. 407-424 Grotbeg, E. 2005. A Guide to Promoting Resilience in Children. Benard : Van Leer Foundation Hee Ah Lee, Kisah Pianis Berjari Empat yang Inspiratif. 2014. Diakses dari https:www.maxmanroe.comhee-ah-lee-kisah-pianis-berjari-empat- yang-inspiratif.html . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Helland, M. R. Winston, B. E. 2005. Towards a Deeper Understanding of Hope and Leadership. Journal of Leadership and Organizational Studies, Vol. 12, No. 2, p.p. 42-54. Hurlock, E. 1978. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan . Jakarta: Penerbit Erlangga. Holmes, T. H, Rahe, T. H. 1967. The Social Readjustment Rating Scale. Journal of Psychosomatic Research.Volume 11, p. 213. Karyanta, N. A. 2013. Self-Esteem pada Penyandang Tunadaksa. Jurnal Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kusumawardhani, A., Hartati, S., Setyawan, I. 2010. Hubungan Kemandirian dengan Adversity Intelligence pada Remaja Tuna Daksa di SLB-D YPAC Surakarta. Proceeding Konferensi Nasional II Ikatan Psikologi Klinis – Himpsi. Luthans, F., Luthans, K. W., Luthans, B. C. 2004. Positive Psychology Capital: Beyond Human and Social Capital. Business Horizon 471 January-February 2004. p.p. 45-50.. Luthans, dkk. 2007. Positive Psychological Capital: Measurement and Relationship with Performance and Satisfaction. Leadership Institute Faculty Publication. Malik, A. 2013. Efficacy, Hope, Optimism and Resilience at Workplace Positive Organizational Behavior. International Journal of Scientific and research Publication, Volume 3, Issue 10. Mclenon, J., dkk. 1997. A Perspective Study of Hope, Optimism, and Health. Psychological Reports, 1997, 81, p.p. 723-733. Moleong, L. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Cetakan Keduapuluh Enam . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Puspasari, D., Alfian, I. N. 2012. Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Postnatal Karena Kecelakaan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol.1 No. 02. Riolli, L., Savicki, V., Richards, J. 2012. Psychological Capital as a Buffer to Student Stress. Psychology 2012, Vol 3, No 12A, p.p. 1202-1207. Sano Ami, Tunadaksa yang Menggenggam Dunia. 2012. Diakses dari http:kasussano-ami tunadaksa-yang-menggenggam.html.