54 karyawan keadaannya baik. Ruang kepala sekolah dan ruang guru dijadikan dalam
satu ruangan. Keadaan ruang kelas 2 cukup luas untuk ditempati 11 siswa. Di kelas 2
terdapat 1 meja dan 1 kursi guru, 6 meja dan 11 kursi siswa, 2 meja untuk tempat buku paket dan buku tugas siswa, 1 lemari untuk tempat alat peraga, 1 papan tulis,
dan mading bekas akreditasi tahun 2010. Kursi siswa diatur 3 bersap ke belakang agar semua siswa dapat fokus melihat papan tulis dan memudahkan guru dalam
memantau siswa. Kelas ini memiliki banyak kaca dan fentilasi udara sehingga kondisi cahaya dan sirkulasi udaranya sangat bagus.
B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD N Jelok dengan jumlah 11 siswa yang terdiri dari 7 siswa putri dan 4 siswa putra. Objek penelitian ini adalah
kemampuan mewarnai melalui pembelajaran kolase pada siswa kelas II SD Negeri Jelok.
C. Deskripsi Pra Tindakan atau Sebelum Tindakan
Guru melakukan observasi untuk mengetahui kemampuan mewarnai siswa sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. Guru memberikan penugasan
kepada siswa untuk menggambar dengan tema lingkungan sekitar. Data dan hasil observasi yang diperoleh dapat dilihat bahwa semua hasil karya siswa monoton.
Gambar siswa berupa dua gunung, matahari, dan sawah. Hal ini terjadi karena budaya guru dalam mengajarkan mengambar tanpa memberikan apersepsi.
Kebiasaan guru mengajar tanpa membimbing dan mendampingi siswa dalam menggambar menyebabkan hasil karya siswa selalu sama. Bentuk gambar yang
55 dibuat antara lain gunung, sawah, matahari, jalan raya dan rumah. Terdapat 3
karya siswa yang dilengkapi dengan bentuk gambar awan, orang, pagar rumah, dan ayam. Dari segi pewarnaan sangat kurang karena gambar tidak diwarnai. Ada
satu gambar siswa yang diwarnai menggunakan pensil sehingga gambar terlihat hitam putih. Siswa mampu membuat gambar dengan tema lingkungan sekitar,
namun hasil karya seluruh siswa berupa gambar pemandangan. Siswa tidak memberi judul dan tidak berani mengkomunikasikan karyanya. Dari segi
Kreativitas, siswa belum mampu membuat karya dengan idenya sendiri dan masih terbawa dengan kebiasaan sebelumnya bahwa menggambar itu berupa gunung,
matahari, dan sawah. Berikut hasil nilai menggambar pra tindakan :
Tabel 4 . Daftar Nilai Menggambar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
1 AAD
70 √
2 AR
70 √
3 FAP
70 √
4 MPH
70 √
5 MS
70 √
6 MWP
70 √
7 NAF
65 √
8 PRS
70 √
9 RMN
80 √
10 TRH
65 √
11 WF
60 √
Jumlah 760
1 10
Rata-rata 69,09
Ketuntasan 9,1
90,9 Nilai tertinggi
80 Nilai terendah
60
Berdasarkan tabel di atas ada 10 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75. Siswa yang tuntas belajar hanya 1 siswa dengan nilai 80 atau 9,1 dan 10
siswa atau 90,9 belum tuntas dalam pembelajaran.
56
Tabel 5 . Data Rekapitulasi Hasil Menggambar Pra Siklus
No Klasifikasi
Keberhas ilan
Interval Nilai
Pra Tindakan Jumlah
Siswa Presentase
1 Baik sekali
86 – 100 2
Baik 76 – 85
1 9,1
3 Cukup
66 – 75 7
63,6 4
Kurang 56 – 65
3 27,3
Jumlah Siswa 11
100
Berdasarkan tabel di atas, siswa yang tergolong pada kriteria baik sekali tidak ada 0. Siswa dalam kriteria baik ada 1 9,1. Siswa dalam kriteria
cukup ada 7 63,6. Siswa dalam kriteria kurang sebanyak 3 27,3.
Gambar 11. Hasil Menggambar Siswa Pra Siklus
Keterbatasan siswa yang tidak memiliki alat pewarna seharusnya bukan menjadi penghalang untuk berkarya. Guru harus memfasilitasi siswa untuk
berekspresi dalam pembelajaran menggambar. Pembelajaran yang kreatif akan menggeser pola pikir anak tentang kebiasaan menggambar yang hanya berupa
matahari, gunung dan sawah. Berdasarkan hasil observasi pada kemampuan mewarnai siswa maka dilakukan rencana penyusunan tindakan kelas.
57
D. Keadaan Tindakan Kelas Siklus I