7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Remaja tuna daksa dari lahir mempunyai kecemasan tersendiri dalam
melakukan
self disclosure
kepada orang lain. 2.
Remaja tuna daksa dari lahir merasa malu dengan kecacatan yang dialami.
3. Remaja tuna daksa dari lahir mempunyai hambatan untuk melakukan
berbagai kegiatan berat dengan ketunadaksaanya. 4.
Remaja tuna daksa dari lahir merasa canggung dengan ketunadaksaannya jika berbicara dengan orang yang baru dikenal.
5. Remaja tuna daksa dari lahir lebih suka menyendiri dan banyak
menghabiskan waktunya dirumah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti membatasi pada gambaran
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir, dan faktor-faktor yang menyebabkan
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah
8
1. Bagaimana gambaran
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir? 2.
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak peneliti capai dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir 2.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
self disclosure
pada remaja tuna daksa dari lahir
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1.
Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam mengembangkan keilmuan Bimbingan dan Konseling, khususnya terkait dengan
self disclosure
, remaja dan tuna daksa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi gambaran data dan masukan sebagai bahan
penelitian lebih lanjut tentang remaja yang mempunyai ketunadaksaan dari lahir.
2. Manfaat praktis
a. Bagi remaja tuna daksa, agar mereka dapat lebih mengetahui tentang
pentingnya melakukan
self disclosure
sebagai suatu ketrampilan
9
sosial yang dapat mempermudah mereka untuk bisa terjun di lingkungan sosial dalam pembentukan konsep diri yang positif.
b. Bagi konselor, agar dapat lebih memahami bahwa seorang remaja
tuna daksa memerlukan tempat yang tepat untuk berbagi pikiran dan perasaan atas kekurangan yang di miliki, sehingga konselor dapat
menjadi sosok orang tua sekaligus teman yang baik bagi mereka. c.
Bagi orang tua, agar dapat mengerti tentang kebutuhan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang