Bentuk Bentuk Kecurangan Akademik

dengan menawarkan atau memberikan bantuan dengan menyuap atau membujuk, berbohong mengenai kesehatan atau keadaan lain untuk mendapatkan perlakuan khusus dari penguji dengan tujuan untuk mendapatkan kemudahan; tambahan waktu pengerjaan ujian; penambahan waktu menyelesaikan tugas; atau membebaskan ujian, dengan sengaja menyembunyikan buku, jurnal, atau artikel di dalam perpustakaan agar orang lain dapat menggunakan; atau dengan menghilangkan dengan cara disobek atau digunting bagian tertentu dalam buku, memberikan informasi yang salah pada kertas jawaban ujian, menyembunyikan kesalahan yang dibuat oleh pengajar, melakukan tindakan penganjaman atau pemerasan. Bentuk-bentuk kecurangan akademik yang ada di atas yang dijadikan penulis sebagai alat ukur kecurangan akademik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik

Menurut Hendricks dalam Riski 2004 menambahkan bahwa kecurangan akademik disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Individual Terdapat berbagai faktor yang dapat mengidentifikasikan karaktristik individu yang dapat digunakan untuk memprediksi prilaku curang. Variabel-variabel tersebut antara lain: usia, jenis kelamin, prestasi akademik, pendidikan orang tua, aktivitas estrakurikuler. b. Kepribadian Faktor yang dapat mengidentifikasikan karaktristik individu yang dapat digunakan untuk memprediksi prilaku curang. Variabel-variabel tersebut antara lain: moralitas. Motivasi, Impulsifitas, diri dan aktualisasi diri c. Faktor kontekstual Dalam faktor kontekstual variabel-variabel tersebut antara lain: keanggotaan perkumpulan, perilaku teman sebaya, penolakan teman sebaya terhadap perilaku curang. d. Faktor situasional Dalam faktor situasional variabel-variabel tersebut antara lain: pelajar terlalu banyak dan lingkungan tempat ujian.

B. Konsep diri akademik

1. Pengertian konsep diri akademik

Konsep diri akademis dapat dikatakan sebagai konsep diri khusus berhungan dengan kemampuan akademis siswa, dimana Skaalvik dalam Wahyuni 2009 merumuskan konsep diri akademis sebagai perasaan umum individu dalam melakukan yang terbaik di sekolah dan kepuasan terhadap prestasi yang diperoleh. . Konsep diri akademik adalah gambaran diri siswa terhadap kemampuannya berkaiatan dengan tugas-tugas sekolah bila di abandingkan temannya seta persepsi siswa tersebut tentang pandangan guru dan teman-temannya terhadap kemampuan dirinya Conger 1977.

2. Aspek-aspek konsep diri akademik

Wyle 1976, Hansford dan Hatie 1982 dan Marsh 1992 mengemukakan bahwa konsep diri akademik yang mengacu pada presepsi dan perasaan siswa terhadap dirinya berhubungan dengan bidang akademik, secara umum mempunyai tiga aspek utama yaitu: a. Kepercayaan diri Siswa yang mempunyai kepercayan diri tinggi akan merasa yakin akan kemampuanya di bidang yang digeluti dan mereka akan berusaha untuk meraih prestasi yang tinggi. Sebaliknya siswa yang mempunyai kepercayaan diri rendah akan diliputi oleh keraguan dalam belajar dan menekuni pendidikan sesuai dengan bidang yang digelutinya di sekolah. b. Penerimaan diri Para siswa yang dapat menerima baik kelebihan maupun kekurangannya dan akan dapat memperkirakan kemampuan yang dimilikinya, dan yakin terhadap pendapatnya sendiri tanpa harus terpengaruh terhadap pendapat orang lain, selanjutnya siswa akan mampu untuk menerima keterbatasan dirinya tanpa harus menyalahkan orang lain. c. Penghargaan diri Rasa harga diri pada diri individu tumbuh dan berasal dari penelian pribadi yang kemudian menghasilkan suatu akibat terutama pada proses pemikiran, perasaan-perasaan, keinginan, nilai-nilai, dan tujuannya membawa ke arah keberhasilan atau kegagalannya. Pada siswa yang menghargai dirinya akan berpikir positif tentang dirinya maupun bidang yang mereka geluti di sekolah, dan hal ini akan mendorong mereka dalam mencapai sesuatu kesuksesan dalam bidang pendidikan. Aspek-aspek yang ada di atas digunakan penulis sebagai alat ukur untuk mengukur konsep diri akademik.