ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA 33 KABUPATEN/KOTA).

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

(STUDI KASUS PADA 33 KABUPATEN/KOTA)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

YUDISTIRA AVANDI NIM : 8136161015

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

YUDISTIRA AVANDI. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Pada 33 Kabupaten/Kota) Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Pemerataan penanggulangan kemiskinan di Sumatera Utara menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Ternyata berkurangnya persentase kemiskinan dalam 5 tahun terakhir di Sumatera Utara belum dapat mewakili tingkat kesejahteraan masyarakat sumatera utara. Kondisi sebenarnya di lapangan dari 33 Kabupaten kota yang ada di sumatera utara ternyata ada 22 Kabupaten/Kota yang persentase kemiskinannya pada tahun 2013 lebih dari 10 persen atau dikenal dengan istilah hardcore poverty. Dimana daerah yang persentase kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli yaitu sebesar 30.94 persen , sedangkan persentase kemiskinan yang terendah di provinsi sumatera utara terdapat pada Kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar 4.71 persen. Penelitian ini memiliki rumusan masalah Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum Kabupaten/Kota terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara?. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 165 sampel yang tersebar pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 sampai 2013 dengan data panel dengan metode penelitian Fixed Effect Model. Hasil dari estimasi metode OLS (Ordinary Least Square) melalui model estimasi regresi linier berganda menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, dan upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif terhadap kemiskinan serta pendidikan berpengaruh positif terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Dan dari hasil penelitian ini diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,948157, artinya variabel pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota, dan pendidikan dapat menjelaskan kemiskinan di Sumatera Utara sebesar 94,82 persen, sedangkan sisanya 5,18 persen dijelaskan oleh variabel-variabel ekonomi lain diluar model.

Kata kunci: Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten/Kota, Pendidikan, Sumatera Utara, Fixed Effect Model, Regresi Linier Berganda.


(6)

ABSTRACT

YUDISTIRA AVANDI. Factors Analysis That Influence The Poverty in North Sumatra Province. (A Case Study on 33 districts). Postgraduate School State University of Medan, 2017.

The equitable poverty reduction in North Sumatra became one of the unresolved issues until now. The decreasing of poverty percentage in the last five years in North Sumatra can not represent the level of public welfare. In fact , in 2013, there were 22 out of 33 districts in North Sumatra which have the poverty percentage more than ten percent and known as hardcore poverty. The highest poverty percentage was found in North Nias and Gunung Sitoli by 30.94 %, while the lowest was found in Deli Serdang by 4.71 %. This research stated the problem “How is the influence of the economic growth, level of education, and the minimum regional wages toward the level of poverty in North Sumatra Province? The objective is to analyze the influence of economic growth, the level of education and the minimum wages toward the poor population in North Sumatra Province. This research used 165 samples that spread in 33 districts in North Sumatra from 2009 until 2013 with panel data and using Fixed Effect Model Method. The result of the Ordinary Least Square Method (LOS) through the multiple linear regretion estimated model showed that the economic growth and the minimum regional wages had negative influence, while the level of education had positive influence toward poverty in North Sumatra. The coefficient of determination (R2) is 0.948157 which means the variable of economic growth, minimum regional wages and level of education can define the poverty in North Sumatra by 94.82 %, and 5.18 % defined by other economic variables outside the model.

Keywords : Poverty, Economic Growth, Minimum Regional Wages, North Sumatra, Fixed Effect Model, Multiple Linier Regretion.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Pada 33 Kabupaten/Kota)”.

Selama melaksanakan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Fitri Ramadhana, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Bapak Dr. Zahari Zein, M.Si. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.


(8)

7. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., Bapak Dr. H. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., dan Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si. selaku Penguji, yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi yang telah banyak memberikan motivasi dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

9. Ibunda tercinta, Tuti Farida dan Ayahanda Chairul Avandi yang tidak berhenti mendoakan dan memberikan dukungan, dan juga buat keluarga besar tercinta yang telah memberi semangat dalam penyelesaian tesis ini. 10. Istriku tersayang Ummi Novayanti Purba, S.Pd., M.Hum. yang selalu

memberikan motivasi dan menjadi penyemangat serta anak-anak kami terkasih Althaf Muhammad Hasif Avandi, dan Alzam Muhammad Rafif Avandi yang selalu menghibur dan menjadi penggembira buatku dalam setiap keadaan.

11. Adik-adikku Ferry Fadli Avandi, S.Hi., Putri Chairuna Chairul,S.Pd., Ayu Ramadhani Chairul, S.Pd. yang tidak pernah bosan mengingatkan dan memotivasi dalam penyelesaian tesis ini.

12. Kepala Sekolah SMA Islam An-Nizam Bapak Drs. Sularno, MP. terima kasih untuk motivasi dan dukungannya dalam perjalanan S-2 saya dan rekan-rekan wakil kepala sekolah Bapak Andi Darmadi dan Ibu Riska Januta Siregar serta seluruh dewan guru, terima kasih buat doa dan dukungannya.


(9)

13. Opa, Oma dan Bunda Naneng, terima kasih untuk segala kebaikan, keikhlasan, dan kemurahan hati yang sudah diberikan selama pendidikan penulis sejak dari Sekolah Dasar hingga ajal menjemput Opa dan Oma. Semoga Allah senantiasa membalasi segala kebaikan yang diberikan buat Yudi selama ini. Alhamdulillaah ini bagian dari keinginan Oma dulu agar Yudi bisa menjalani S-2.

14. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 kelas A (Reguler) Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Ahmad Habibi Harahap, M.Si., Mario Andries Kiton, M.Si., Ferdinand Tharorogo Wau, M.Si., Abdul Hayat, M.Si., Desi Marisanty Pardede, M.Si., Syahraini, M.Si., Supriyani Sidabalok, M.Si., Benni Sinaga, M.Si., Annisa Syadli Nst, SE., Naomi Evi Purba, S.Pd., yang telah seiring sejalan dalam menempuh pendidikan serta bersatu dalam suka duka dalam kunjungan studi visit sampai ke Malaysia dan Thailand dan saling mendukung termasuk kepada penulis dalam rangka penyelesaian tesis ini.

15. Semua pihak yang mungkin terlupa atau tidak disebutkan diatas. Terima kasih untuk segala dukungan, doa, motivasi, dan dorongan yang sudah diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga menyadari bahwa walaupun rasanya telah maksimal usaha dalam menyelesaikan tesis ini, tentunya pasti masih banyak kekurangan dan memerlukan koreksi dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan tangan terbuka penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca tesis ini.


(10)

Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan segenap kekurangan penulis berharap semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat.

Medan, April 2017 Penulis,

Yudistira Avandi


(11)

i DAFTAR ISI

ABSTRAK ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB.I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB.II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 12

2.1.1.Kemiskinan ... 12

2.1.2. Ukuran Kemiskinan ... 16

2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi ... 19

2.1.4.Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kemiskinan . 22 2.1.5.Upah . ... 26

2.1.6. Hubungan Upah Minimum Dengan Kemiskinan ... 29

2.1.7 Hubungan Pendidikan Dengan Kemiskinan ... 33

2.2. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 37

2.2.1. Kerangka Konseptual... 37

2.2.2.Hipotesis... 38

BAB.III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 40

3.2. Sumber Data ... 40

3.3. Desain Penelitian ... 40

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5. Teknik Analisis Data ... 41

3.5.1. Regresi Data Panel ... 43

3.5.2 Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik ... 44

3.5.3 Pengujian Statistik ... 46

BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kemiskinan dan Variabel Yang Mempengaruhinya ... 49


(12)

i

4.1.2.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera

Utara ... 51

4.1.3 Upah Minimum Kabupaten/Kota di Sumatera Utara ... 53

4.1.4 Pendidikan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara ... 55

4.2 Hasil Estimasi Regresi Data Panel Kemiskinan dan Variabel Yang Mempengaruhinya di Sumatera Utara ... 58

4.2.1 Analisis Deskriptif Statistik ... 58

4.2.2. Uji Spesifikasi Model Regresi Data Panel ... 59

4.2.3. Hasil Estimasi Regresi Data Panel dengan Metode Fixed Effect Model ... 61

4.2.4. Hasil Uji Statistik Kesesuaian Model ... 63

4.2.5 Pengujian Asumsi ... 65

4.2.6. Pengujian Hipotesis Pada Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara ... 67

Interpretasi Ekonomi ... 70

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(13)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Tabel Perubahan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 - 2013 ... 81 2 Tabel Perubahan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun

2009 - 2013 ... 85 3 Tabel Perubahan Tingkat Upah Minimum Kabupaten

/Kota di Provinsi Sumatera Utara 2009 - 2013 ... 89 4 Tabel Perubahan Tingkat Pendidikan Kabupaten/Kota


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir disetiap negara berkembang kemiskinan selalu menjadi trending topic yang ramai dibicarakan. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menempati urutan terbesar ke empat di dunia jika dilihat menurut jumlah penduduknya. Masalah perekonomian makro Indonesia yang selalu menjadi sorotan adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah ekonomi yang harus segera di atasi dan diselesaikan. Meski tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi paling tidak dapat dikurangi jumlahnya.

Kemiskinan biasanya didefinisikan sebagai sejauh mana suatu individu berada dibawah tingkat standar hidup minimal yang dapat diterima oleh masyarakat atau komunitasnya. Para ahli membuat pengertian atau definisi dari kemiskinan dengan berbagai versi. Dapat berupa gambaran kekurangan dari sisi materi, kurangnya kebutuhan sosial, pendapatan, akses terhadap sumber-sumber tertentu dan lainnya (Maipita,2014). Menurut Badan Pusat Staistik, Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan.

Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan bangsa, di mana hingga sekarang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional


(15)

2

(Susenas) yang dilakukan BPS, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan tahun 2009 tercatat masih cukup besar yakni, sekitar 32,5 juta jiwa atau lebih kurang 14,2 persen. Kondisi masyarakat yang hidup dalam kungkungan kemiskinan pada umumnya menderita kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf yang tinggi, lingkungan yang buruk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publik yang memadai (Jonaidi,2012).

Pemerintah Indonesia tampaknya sangat serius dalam mengatasi masalah kemiskinan. Melalui Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pemerintah meluncurkan program MP3KI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia) yang bertujuan untuk mempercepat pengurangan kemiskinan. Kebijakan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi kemiskinan yang tertuang dalam MP3KI difokuskan melalui 4 klaster program, yaitu:

1. Klaster Pertama : Program bantuan dan perlindungan sosial berbasis keluarga, yang bertujuan untuk mengurangi beban kehidupan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin. Programnya adalah PKH (Program Keluarga Harapan), BSM (Bantuan Siswa Miskin), Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), Raskin (Beras Miskin), dan Bantuan Sosial lainnya.


(16)

3

2. Klaster Kedua : Program pemberdayaan masyarakat, yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat miskin untuk dapat terlibat dalam proses pembangunan. Programnya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Penguatan/Pendukung.

3. Klaster Ketiga : Program pemberdayaan usaha mikro dan kecil serta Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kepastian berusaha. Programnya adalah pemberdayaan Koperasi dan UMKM, serta Kredit Usaha Rakyat (KUR)

4. Klaster Keempat : Program Pro Rakyat, yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dasar secara terintegrasi di lokasi-lokasi khusus (daerah pesisir, daerah miskin perkotaan, dan daerah tertinggal). Programnya adalah Rumah Murah dan Sangat Murah, Air Bersih untuk Rakyat, Listrik Murah dan Hemat, Angkutan Murah, Peningkatan Kehidupan Nelayan, dan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan.

Program pemerintah dalam upaya mengurangi angka kemiskinan menunjukkan hasil yang positif dimana dalam 10 tahun terakhir tercatat kemiskinan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Tingkat kemiskinan di Indonesia pada rentang tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 cenderung mengalami penurunan, seperti yang terlihat pada gambar 1.1. Pada tahun 2004


(17)

4

sampai 2005 tingkat kemiskinan turun dari 16,66 persen menjadi 15,97 persen pada tahun 2005. Namun pada tahun 2006 tingkat kemiskinan mengalami kenaikan menjadi 17,75 persen. Hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak pada awal tahun 2006 sehingga mendorong kenaikan harga barang kebutuhan pokok dan menurunkan daya beli masayarakat. Dampak dari kebijakan tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan pada tahun itu bertambah. Pada tahun 2007 hingga 2013 tingkat kemiskinan terus mengalami penurunan yaitu pada angka 16,58 persen pada tahun 2007 dan pada angka 11,37 persen pada tahun 2013.

Gambar 1.1 Tingkat Kemiskinan di Indonesia tahun 2004 - 2013 Sumber : BPS 2013 (di olah)

Sumatera Utara sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di Indonesia dengan 33 kabupaten kota yang terdapat didalamnya tentunya merupakan salah satu potensi besar di Indonesia. Pemerintah provinsi sumatera utara sebagai unit pemerintah tentunya sangat serius dan terus melakukan upaya

16,66 15,97 17,75 16,58

15,42

14,15

13,33

12,49 11,96

11,37

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


(18)

5

dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya persentase kemiskinan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 angka kemiskinan sumatera utara sebesar 11,51 persen sedangkan pada tahun 2013 berada pada angka 10,39 persen.

Tabel 1.1

Persentase Kemiskinan di Sumatera Utara Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2013

Pemerataan penanggulangan kemiskinan di Sumatera Utara menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Ternyata berkurangnya persentase kemiskinan dalam 5 tahun terakhir di Sumatera Utara belum dapat mewakili tingkat kesejahteraan masyarakat sumatera utara. Kondisi sebenarnya di lapangan dari 33 Kabupaten kota yang ada di sumatera utara ternyata ada 22 Kabupaten/Kota yang persentase kemiskinannya pada tahun 2013 lebih dari 10 persen atau dikenal dengan istilah hardcore poverty. Dimana daerah yang persentase kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli yaitu sebesar 30.94 persen , sedangkan persentase kemiskinan yang terendah di provinsi sumatera utara terdapat pada kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar 4.71 persen

Tahun Persentase Penduduk Miskin

2009 11.51

2010 11.31

2011 11.33

2012 10.41


(19)

6

Gambar 1.2

Persentase Kemiskinan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2013 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2013

Hal ini tentunya menjadi tugas yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah provinsi sumatera utara. Pemerataan pembangunan ke seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara tentunya harus segera dilakukan. Proses pembangunan tentunya memerlukan pendapatan daerah yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang

17,28 9,62 11,33 15,41 11,68 9,54 8,53 11,6 10,45 8,68 9,79 4,71 10,44 18,83 10 11,28 14,01 9,35 11,92 10,28 8,59 12,36 11,34 30,94 29,65 12,9 14,85 10,93 11,74 9,64 6,75 9,04 30,94 0 5 10 15 20 25 30 35 N ias Ma n d ai li n g N at a l T ap an u li S e lat an T ap an u li T e n g ah T ap an u li U tar a T o b a S am o si r La b u h an B a tu A sah a n S im a lu n g u n D ai ri K ar o D e li S e rd an g La n g k a t N ias S e lat an H u m b an g H as u n d u ta n P a k p ak B h ar at S am o si r S e rd an g B e d ag a i B a tu B a ra P a d an g L a w as U ta ra P a d an g L a w as La b u h an B a tu S e la ta n lab u h an B a tu U ta ra N ias U ta ra N ias B ar a t S ib o lg a T an ju n g B al a i P e m at an g S ian ta r T e b in g T in g g i Me d a n B in ja i P a d an g S id im p u an G u n u n g S ito li


(20)

7

dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan (Wongdesmiwati, 2009).

Pertumbuhan ekonomi saja kemungkinan hanya akan menguntungkan sebahagian kecil masyarakat dan meninggalkan sebahagian besar masyarakat miskin. Sedangkan mengutamakan pemerataan saja tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tidak akan dapat meningkatkan kesejahteraan atau hanya berputar pada pemerataan kemiskinan. Oleh karena itu kebijakan ekonomi suatu negara harus disusun untuk lebih pro-growth (memacu pertumbuhan ekonomi), pro-job (memperluas lapangan kerja), dan pro-poor (mengurangkan kemiskinan) (Maipita et al, 2010).

Besaran upah minimum pekerja yang di tentukan oleh kebijakan pemerintah juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Kebijakan upah minimum di Indonesia sendiri pertama kali diterapkan pada awal tahun 1970an. Meskipun demikian, pelaksanaannya tidak efektif pada tahun-tahun tersebut (Suryahadi et al, 2003). Pemerintah Indonesia baru mulai memberikan perhatian lebih terhadap pelaksanaan kebijakan upah minimum pada akhir tahun 1980an. Hal ini terutama disebabkan adanya tekanan dari dunia internasional sehubungan dengan isu-isu tentang pelanggaran standar ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia.

Menurut Undang Undang No 13 tahun 2003 disebutkan bahwa upah minimum hanya ditujukan bagi pekerja dengan masa kerja 0 (nol) sampai dengan


(21)

8

1 (satu) tahun. Dari definisi tersebut, terdapat dua unsur penting dari upah minimum (Sumarsono, 2003) yaitu :

a) Upah permulaan adalah upah terendah yang harus diterima oleh buruh pada waktu pertama kali dia diterima bekerja.

b) Jumlah upah minimum haruslah dapat memenuhi kebutuhan hidup buruh secara minimal yaitu kebutuhan untuk sandang, pangan dan keperluan rumah tangga.

Sumarsono (2003) mengemukakan pula bahwa upah merupakan sumber utama penghasilan seorang pekerja, sehingga upah harus cukup memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar. Batas kewajaran tersebut dalam Kebijakan Upah Minimum di Indonesia dapat dinilai dan diukur dengan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) atau seringkali saat ini disebut dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Pada Tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa sampai pada tahun 2013 tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 tingkat upah minimum sebesar 905.000 rupiah, kemudian naik menjadi 965.000 rupiah di tahun 2010 dan 1.035.500 rupiah di tahun 2011. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2013, dari 1.200.000 rupiah di tahun 2012 menjadi 1.305.000 rupiah.


(22)

9

Tabel 1.2

Perkembangan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013 (dalam Rupiah)

Tahun UMP % Kenaikan Inflasi (%)

2009 905.000 10.07 2.61

2010 965.000 6.63 8.00

2011 1.035.500 7.31 3.67

2012 1.200.000 15.89 3.86

2013 1.305.000 8.75 10.18

Sumber : BPS Sumut Dalam Angka Berbagai Tahun Terbitan, (di olah).

Berdasarkan hasil pengamatan dalam tabel 1.2 diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2010 dan 2013 persentase tingkat inflasi yang terjadi di Sumatera Utara lebih tinggi dari persentase tingkat kenaikan Upah minimum Provinsi. Tingkat kenaikan inflasi yang lebih tinggi dari tingkat kenaikan UMP tentunya membuat kesejahteraan pekerja semakin berkurang.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah pendidikan. Korelasi antara pendidikan dan kemiskinan sudah lama menjadi isu sentral di banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, permasalahan muncul sebagai akibat besarnya subsidi yang diperuntukan bagi kelompok masyarakat miskin (Carey, 2002). Sedangkan di Indonesia permasalahannya terletak pada ketidakadilan dalam memperoleh akses pendidikan antara si kaya dan si miskin. Di mana biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah bagi si kaya dan si miskin relatif sama tanpa melihat latar belakang ekonomi keluarganya (Nurdyana et al, 2012).


(23)

10

Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia (human capital) dan mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas kerjanya. Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses mereka untuk memperoleh pendidikan (Sitepu dan Sinaga, 2004).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 – 2013 mengalami penurunan tingkat kemiskinan pada setiap tahunnya, tetapi penurunan tingkat kemiskinan tersebut tidak merata terjadi pada 33 kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara sehingga nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas adapun rumusan masalah didalam penelitian ini adalah :


(24)

11

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum Kabupaten/Kota terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang pengentasan kemiskinan Sumatera Utara.

2. Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan cara- cara yang efektif dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Sumatera Utara.

3. Sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan kalangan akademis yang meneliti masalah kemiskinan di Sumatera Utara.


(25)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PE) terhadap Tingkat Kemiskinan (K) di 33

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara dapat dikatakan berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi yang memiliki nilai sig 0.5739 < 0.05, karena nilai sig tidak kurang dari 0.05 berarti ada pengaruh negative dan tidak signifikan.

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan penduduk berusia 10 tahun keatas yang lulus

pendidikan terakhir SMA keatas (PD) terhadap Tingkat Kemiskinan (K) di 33 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara dapat dikatakan berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapa dilihat dari hasil uji regresi yang memiliki nilai sig 0.0000 < 0.05, karena nilai sig kurang dari 0.05 berarti ada pengaruh positif dan signifikan.

3. Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota di 33 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera

Utara dapat dikatakan berpengaruh negatif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi yang memiliki nilai sig 0.0000 < 0.05, karena nilai sig kurang dari 0.05 berarti ada pengaruh negative dan signifikan. Dengan demikian hipotesis terbukti.


(26)

75

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis yaitu sebagai berikut :

1. Disarankan agar pemerintah perlu memperhatikan dan menjaga pertumbuhan

ekonomi melalui kestabilan tingkat produksi barang dan jasa di Sumatera Utara pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Apabila pertumbuhan ekonomi terjaga dengan baik dan berada pada kondisi yang stabil, hal ini akan berdampak pada jumlah produksi yang stabil bahkan bisa jadi mengalami peningkatan sehingga lapangan pekerjaan akan terbuka lebar yang dapat diisi oleh masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.

2. Disarankan agar pemerintah perlu menyesuaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota

dengan memperhatikan kebutuhan hidup layak (KHL) dan kesejahteraan masyarakat khususnya pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Hendaknya pemerintah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota berada diatas Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja.

3. Disarankan agar pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan sekolah serta

perguruan tinggi sebagai penghasil angkatan kerja agar dapat lebih memperhatikan kualitas lulusan agar dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia. Lulusan dari tingkatan pendidikan yang di jalani oleh angkatan kerja hendaknya memiliki potensi atau keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi missmatch atau ketidak sesuaian antara skill yang dimiliki oleh pekerja dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan.


(27)

76

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, (2000), Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Arianti, Fitrie., Permana, Anggit Yoga (2012). Analisis Pengaruh PDRB, Pengangguran, Pendidikan, Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2009. Diponegoro Journal Of Economics (2012) Vol. I Nomor I, Tahun 2012

Anderson, Courtney Lauren. (2012). Opening Doors: Preventing Youth Homelessness Through Housing and Education Collaboration. Seattle Journal for Social Justice, 11(2).

Bureau of Labor Statistics. (2013). A Profile of The Working Poor 2011. Federal Publication.Washington, DC: Cornell University ILR School. Boediono, (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE UGM, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, (2009), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan

Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2010), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2011), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2012), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2013), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2014), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014, Sumatera Utara.

Dinas Transmigrasi dan tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara (2016). Upah Minimum Kabupaten/Kota 2009-2013, Sumatera Utara.

Bank Dunia, (2006), Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia. The World Bank Office Jakarta.


(28)

77

Carey, K. (2002). State Povertyu-Based Education Funding: A Survey Of Current Programs And Options For Improvement

Chambers, Robert. (1983). Rural Development: putting the last first. Harlow: Prentice Hall.

Dewi, M.H.U., Endrayani Ni Ketut Eni, (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Journal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.1 (2016) :63-68

Imam Ghozali, ( 2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.BP Undip: Semarang.

Juwita, Ratna. (2013). Analisis Pengaruh Undereduction Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Sektoral Di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 2 No.2 : 150-158

`

Gaiha, R. (1993). Design of Poverty Alleviation Strategy in Rural Areas. Roma: FAO.

Gilarso, Drs. T. S. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Edisi Revisi, Penerbit Kanisius (Anggota IKPI), Yogyakarta.

Green, William H, (2000). Econometric Analysys. New Jersey : Prentice-Hall.

Gujarati, Damodar, (2003), Basic Econometrics, Fourth Edition. McGraw-Hill

Companies, New York.

Hariani, Prawidya. (2011), Analisis Penyerapan Tamatan Perguruan Tinggi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 11. No. 02 Oktober 2011, 140-

Hermanto S., Dwi W., (2006), Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Penduduk Miskin di Indonesia : Proses Pemerataan dan Pemiskinan, Direktur Kajian Ekonomi, Institusi Pertanian Bogor. Jhingan, M. (2003). Ekonomika Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: P.T.

Raja Grafindo Persada.

Jonaidi, Arius. (2012). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol 1. No. 1 April 2012, 140-164.


(29)

78

Kacem, Rami Ben Haj. (2012). Monetary versus Non-Monetary Pro-Poor Growth: Evidence from Rural Ethiopia between 2004 and 2009. Economics Discussion Papers. No 2012 – 62.

Khabhibi, Achmad, ( 2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan, USM, Surakarta.

Mahmudi. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN. Yogyakarta..

Maipita, Indra., Jantan, M.D., Razak, Noor Azam Abd. (2010). Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi dan Angka Kemiskinan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank Indonesia 12,4 (421-456)

Maipita, Indra. (2013). Memahami dan Mengukur Kemiskinan. Absolue Media. Yogyakarta

Maipita, Indra. (2014). Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta:

Maipita, Indra. (2013). Simulasi Dampak Kenaikan Upah Minimum Terhadap Tingkat Pendapatan dan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol.17 No. 3 September 2013, (391 – 410).

Mankiw, N.G., D.Romer, dan D. Weil. (1992). A Contribution to The Empirics of the Economic Growth. Quarterly Journal of Economics, 127(2): h: 407-437

Mankiw Gregory, 2006 Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Mudrajad, Kuncoro (2006). Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan, UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Nurske, Ragnar. (1952). Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries , Oxford : Basil Backwell.

Parwadi, Redatin. (2013). Model Pengentasan Kemiskinan Di Era Otonomi Daerah. Untan Press. Pontianak

Putri, I. A. S. M. dan N.N. Yuliarni (2013). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Bali. E-Journal Ekonomi pembangunan Univeristas Udayana 2(10): 441-448


(30)

79

Rachman, Hasanuddin, ( 2005), Pengaruh Pengupahan Sebagai langkah Strategis Stabilitas Dalam Hubungan Industrial. Jakarta.

Rachmawati, I.K. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga, ( 2004). Dampak Investasi Sumber Daya ManusiaTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan DiIndonesia: Pendekatan Model Computable General

Equilibrium.http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf= 7&idj=48&idv=181 &idi=48&idr=191.

Riva, Vinny Alvionita., dkk (2014). Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Upah Minimum Provinsi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Riau. JOM FEKON Vol 1 No. 2 Oktober 2014.

Sasana, Hadi. (2009). Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10. No. 1 Juni 2009, 103-124

Simanjuntak , Payaman J, (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Suharto, Edi. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. CV. Alfabeta. Bandung.

Sumarsono, Sony. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suryahadi, A., Widyanti, W., Perwira, D., Sumarto, S. (2003), “Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in the Urban Formal Sector”. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 39(1), 29-50.

Suryawati, Chriswardani. (2005). Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. JMPK, Vol.8 No. 3 September 2005.

Suwarto. (2003). Hubungan Industrial dalam Praktik. Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia, Jakarta.

Todaro, Michael P, (1994), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, , Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P, (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Jakarta: Penerbit Erlangga.


(31)

80

Todaro, Michael, P., & Stephen, S. (2004). Pembangunan Ekonomi, Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Umar, Akmal. (2012) Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Pada Industri Manufaktur di Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.10 No. 2 Juni 2012. Widodo, Adi, Waridin, & K. Maria, Johana. (2011). Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol. 1. No. 1 Juli 2011, 25-42.

Wiguna, Van Indra. (2013). Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005-2010. Jurnal Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Wongdesmiwati, ( 2009). Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis Ekonometrika.

http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/10/pertumbuha n-ekonomi-dan- pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-_analisis-ekonometri_.pdf.

World Bank. (2000). World Development Report 2000/2001: Attacking Poverty. Washington, DC: World Bank.

Yanti, Cokorda Istri Dian Purnama., Marhaeni, A.A.I.N. Pengaruh Pendidikan, Tingkat Upah, Dan Pengangguran Terhadap Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Piramida Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Vol XI No. 2 Desember 2015, 68-75.

Yunus, Muhammad dan Jolis, Alan. 2007. Bank Kaum Miskin : Kisah Yunus dan Grameen Bank Memerangi Kemiskinan. Terjemahan: Irfan Nasution, Lawang, Depok: Marjin Kiri.


(1)

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis yaitu sebagai berikut :

1. Disarankan agar pemerintah perlu memperhatikan dan menjaga pertumbuhan ekonomi melalui kestabilan tingkat produksi barang dan jasa di Sumatera Utara pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Apabila pertumbuhan ekonomi terjaga dengan baik dan berada pada kondisi yang stabil, hal ini akan berdampak pada jumlah produksi yang stabil bahkan bisa jadi mengalami peningkatan sehingga lapangan pekerjaan akan terbuka lebar yang dapat diisi oleh masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.

2. Disarankan agar pemerintah perlu menyesuaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kebutuhan hidup layak (KHL) dan kesejahteraan masyarakat khususnya pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Hendaknya pemerintah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota berada diatas Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja.

3. Disarankan agar pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan sekolah serta perguruan tinggi sebagai penghasil angkatan kerja agar dapat lebih memperhatikan kualitas lulusan agar dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia. Lulusan dari tingkatan pendidikan yang di jalani oleh angkatan kerja hendaknya memiliki potensi atau keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi missmatch atau ketidak sesuaian antara skill yang dimiliki oleh pekerja dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, (2000), Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Arianti, Fitrie., Permana, Anggit Yoga (2012). Analisis Pengaruh PDRB,

Pengangguran, Pendidikan, Dan Kesehatan Terhadap

Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2004-2009. Diponegoro Journal Of Economics (2012) Vol. I Nomor I, Tahun 2012

Anderson, Courtney Lauren. (2012). Opening Doors: Preventing Youth Homelessness Through Housing and Education Collaboration. Seattle Journal for Social Justice, 11(2).

Bureau of Labor Statistics. (2013). A Profile of The Working Poor 2011. Federal Publication.Washington, DC: Cornell University ILR School. Boediono, (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE UGM, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, (2009), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan

Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2010), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2011), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2012), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2013), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013, Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, (2014), Beberapa Data Pokok Kondisi Kesejahteraan Rakyat Dan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014, Sumatera Utara.

Dinas Transmigrasi dan tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara (2016). Upah Minimum Kabupaten/Kota 2009-2013, Sumatera Utara.

Bank Dunia, (2006), Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia. The World Bank Office Jakarta.


(3)

Carey, K. (2002). State Povertyu-Based Education Funding: A Survey Of Current Programs And Options For Improvement

Chambers, Robert. (1983). Rural Development: putting the last first. Harlow: Prentice Hall.

Dewi, M.H.U., Endrayani Ni Ketut Eni, (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Journal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.1 (2016) :63-68

Imam Ghozali, ( 2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.BP Undip: Semarang.

Juwita, Ratna. (2013). Analisis Pengaruh Undereduction Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Sektoral Di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 2 No.2 : 150-158

`

Gaiha, R. (1993). Design of Poverty Alleviation Strategy in Rural Areas. Roma: FAO.

Gilarso, Drs. T. S. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Edisi Revisi, Penerbit Kanisius (Anggota IKPI), Yogyakarta.

Green, William H, (2000). Econometric Analysys. New Jersey : Prentice-Hall.

Gujarati, Damodar, (2003), Basic Econometrics, Fourth Edition. McGraw-Hill

Companies, New York.

Hariani, Prawidya. (2011), Analisis Penyerapan Tamatan Perguruan Tinggi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 11. No. 02 Oktober 2011, 140-

Hermanto S., Dwi W., (2006), Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Penduduk Miskin di Indonesia : Proses Pemerataan dan Pemiskinan, Direktur Kajian Ekonomi, Institusi Pertanian Bogor. Jhingan, M. (2003). Ekonomika Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: P.T.

Raja Grafindo Persada.

Jonaidi, Arius. (2012). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol 1. No. 1 April 2012, 140-164.


(4)

Kacem, Rami Ben Haj. (2012). Monetary versus Non-Monetary Pro-Poor Growth: Evidence from Rural Ethiopia between 2004 and 2009. Economics Discussion Papers. No 2012 – 62.

Khabhibi, Achmad, ( 2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Kemiskinan, USM, Surakarta.

Mahmudi. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN. Yogyakarta..

Maipita, Indra., Jantan, M.D., Razak, Noor Azam Abd. (2010). Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi dan Angka Kemiskinan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank Indonesia 12,4 (421-456)

Maipita, Indra. (2013). Memahami dan Mengukur Kemiskinan. Absolue Media. Yogyakarta

Maipita, Indra. (2014). Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta:

Maipita, Indra. (2013). Simulasi Dampak Kenaikan Upah Minimum Terhadap Tingkat Pendapatan dan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol.17 No. 3 September 2013, (391 – 410).

Mankiw, N.G., D.Romer, dan D. Weil. (1992). A Contribution to The Empirics of the Economic Growth. Quarterly Journal of Economics, 127(2): h: 407-437

Mankiw Gregory, 2006 Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Mudrajad, Kuncoro (2006). Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan, UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Nurske, Ragnar. (1952). Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries , Oxford : Basil Backwell.

Parwadi, Redatin. (2013). Model Pengentasan Kemiskinan Di Era Otonomi Daerah. Untan Press. Pontianak

Putri, I. A. S. M. dan N.N. Yuliarni (2013). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Bali. E-Journal Ekonomi pembangunan Univeristas Udayana 2(10): 441-448


(5)

Rachman, Hasanuddin, ( 2005), Pengaruh Pengupahan Sebagai langkah Strategis Stabilitas Dalam Hubungan Industrial. Jakarta.

Rachmawati, I.K. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga, ( 2004). Dampak Investasi Sumber Daya ManusiaTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan DiIndonesia: Pendekatan Model Computable General

Equilibrium.http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf= 7&idj=48&idv=181 &idi=48&idr=191.

Riva, Vinny Alvionita., dkk (2014). Pengaruh Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Upah Minimum Provinsi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Riau. JOM FEKON Vol 1 No. 2 Oktober 2014.

Sasana, Hadi. (2009). Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10. No. 1 Juni 2009, 103-124

Simanjuntak , Payaman J, (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Suharto, Edi. (2009). Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. CV. Alfabeta. Bandung.

Sumarsono, Sony. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suryahadi, A., Widyanti, W., Perwira, D., Sumarto, S. (2003), “Minimum Wage

Policy and Its Impact on Employment in the Urban Formal Sector”.

Bulletin of Indonesian Economic Studies, 39(1), 29-50.

Suryawati, Chriswardani. (2005). Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. JMPK, Vol.8 No. 3 September 2005.

Suwarto. (2003). Hubungan Industrial dalam Praktik. Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia, Jakarta.

Todaro, Michael P, (1994), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, , Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P, (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Jakarta: Penerbit Erlangga.


(6)

Todaro, Michael, P., & Stephen, S. (2004). Pembangunan Ekonomi, Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Umar, Akmal. (2012) Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Pada Industri Manufaktur di Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.10 No. 2 Juni 2012. Widodo, Adi, Waridin, & K. Maria, Johana. (2011). Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan

Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan

Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Vol. 1. No. 1 Juli 2011, 25-42.

Wiguna, Van Indra. (2013). Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005-2010. Jurnal Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Wongdesmiwati, ( 2009). Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis Ekonometrika.

http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/10/pertumbuha n-ekonomi-dan- pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-_analisis-ekonometri_.pdf.

World Bank. (2000). World Development Report 2000/2001: Attacking Poverty. Washington, DC: World Bank.

Yanti, Cokorda Istri Dian Purnama., Marhaeni, A.A.I.N. Pengaruh Pendidikan, Tingkat Upah, Dan Pengangguran Terhadap Persentase Penduduk Miskin Di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Piramida Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Vol XI No. 2 Desember 2015, 68-75.

Yunus, Muhammad dan Jolis, Alan. 2007. Bank Kaum Miskin : Kisah Yunus dan Grameen Bank Memerangi Kemiskinan. Terjemahan: Irfan Nasution, Lawang, Depok: Marjin Kiri.