PERGESERAN FUNGSI ONANG-ONANG DALAM UPACARA PERKAWINAN BATAK ANGKOLA DI DESA PARGARUTAN JULU KECAMATAN ANGKOLA TIMUR KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

PERGESERAN FUNGSI ONANG-ONANG DALAM
UPACARA PERKAWINAN BATAK ANGKOLA
DI DESA PARGARUTAN JULU KECAMATAN
ANGKOLA TIMUR KABUPATEN
TAPANULI SELATAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DESY ANDARINI
NIM 3131122008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK

Desy Andarini, NIM. 3131122008. Tahun 2017. Judul Skripsi : Pergeseran
Fungsi Onang-onang Dalam Upacara Perkawinan Batak Angkola Di Desa
Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.
Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 66 Halaman, 3 daftar table, dan 8 daftar
gambar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pergeseran fungsi Onang-onang
dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan. Onang-onang adalah salah satu bentuk kesenian tradisional masyarakat
Batak Angkola. Onang-onang memiliki ciri khas tersendiri yaitu berupa syairnya dan
fungsinya. Onang-onang pada saat sekarang ini mengalami pergeseran fungsi atas
dasar hal tersebut maka penelitian terhadap Onang-onang sangat perlu dilakukan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa : observasi
untuk menghasilkan data yang sesuai dengan realitas untuk memperoleh data yang
valid mengenai pergeseran fungsi Onang-onang. Wawancara untuk mendapatkan
informasi dari responden tentang Onang-onang, penggunaan Onang-onang, dan
pergeseran fungsi Onang-onang. Dokumentasi untuk penambahan data berupa foto,
rekaman dan video. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa pergeseran fungsi
Onang-onang pada upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola yang semula
sebagai pedoman hidup, nasihat, doa, dan pujian bergeser menjadi bentuk

penggunaan hiburan semata bagi masyarakatnya. Faktor pergeseran fungsi Onangonang terjadi dikarenakan oleh agama, ekonomi, akulturasi, dan bahasa.

Kata Kunci : Onang-onang, Pergeseran fungsi, dan Perkawinan Batak Angkola

i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillah tidak pernah bosan penulis mengucapkan segala puji dan syukur
kepada Allah SWT atas izin,berkat, nikmat, dan petunjuk, pemberi kemudahan dan
kelancaran yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : “Pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan
masyarakat Batak Angkola Di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur
Kabupaten Tapanuli Selatan”.
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabat. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama
penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta
semangat,motivasi, bimbingan, dan partisipasi dari berbagai pihak dalam penulisan ini.

Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi
yang selalu memberi berbagai motivasi kepada penulis serta memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan perkuliahan yang berdampak
positif bagi penulis.
4. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang
sangat komunikatif terhadap penulis sehingga memberikan energi yang baik bagi
penulis agar terus bersemangat dalam menyelesaikan studi di Pendidikan
Antropologi. Beliau selalu bersedia meluangkan waktu kapanpun dan di mana
saja bagi penulis untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini. Selalu memberikan nasehat, semangat dan senantiasa
mendoakan penulis agar penelitian yang dilakukan berjalan lancar.
5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku penguji I dan pembimbing akademik
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dalam meminta arahan
dan bimbingan. Ibu Supsiloani, M.Si selaku penguji II dan Ibu Sulian Ekomila,
S.Sos., MSP selaku penguji III yang memberikan saran dan masukan yang

bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi terima kasih telah membimbing dan
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat serta nasehat dan semangat yang
diberikan kepada penulis.

ii

7.

Kedua orangtua peneliti, Bapak H. Ridwan Antoni dan Ibu Hj. Anni Erlina, M.Pd,
terima kasih yang tak terhingga atas cinta kasih yang teramat sangat bapak dan
ibu berikan kepada penulis. Terima kasih atas segala doa, dukungan moril dan
materil serta semangat kerja keras dan usaha bapak dan ibu sehingga dapat
menghantarkan penulis sampai mencapai gelar sarjana. Karena bagaimanapun
penulis tidak akan ada bisa membalas segala jasa dan pengorbanan yang bapak,
ibu lakukan buat penulis. Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan,
semoga Allah SWT senantiasa kiranya selalu memberikan kesehatan,kekuatan
dan selalu melindungi orang tua penulis terkasih. Amin. Kalian teristimewa bagi
penulis.
8. Teruntuk saudara-saudari penulis Liza Annisa (Adik) Rahmat Azhari (Adik)

Amrul Ahyar (Adik). Terima kasih teramat sangat atas semua bantuan materi,
dukungan, nasehat dan semangat serta doa yang selalu diberikan kepada penulis..
9. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Zuhaylah Sarah, Tika Nilda, Amelia Syahputri,
Salwiyah Fitriani, Mawaddah Safitri Damanik, dan Safaria Utari. Terima kasih
telah menjadi keluarga kecil, Penulis sangat menyayangi kalian semoga kita tetap
menjadi keluarga kecil. Amin. Seluruh kawan-kawan seperjuangan di Pendidikan
Antropologi stambuk 013 dan terkhusus keluarga besar Khinsip A Reguler 013
Terima kasih untuk berbagi cerita, ilmu, dan tawanya. Penulis sangat menyayangi
kalian.
10. Teruntuk terbaik Syahrum Razali Harahap selalu meluangkan waktu membantu
penulis terima kasih selalu memberi semangat.
11. Kakanda Ayu Febriyani S.Pd dan Agus Riyaf selalu ringan tangan membantu
penulis melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan,selalu memberikan apresiasi
atas usaha yang dicapai penulis serta memberikan motivasi dan semangat. Dirinya
menjadi motivasi dan inspirasi penulis.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan semoga
segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak.
Medan, 13 Januari 2017

Penulis

Desy Andarini
Nim.3131122008

iii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. ....1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... ...3
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................................... ...4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................. ...4
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. ...5

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ ...5
BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................................... ...7
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................. ...7
2.2 Kerangka Teori ................................................................................................ ...8
2.1.1 Teori Symbol .................................................................................... ...8
2.3 Kerangka Konsep ............................................................................................. ...9
2.3.1 Pergeseran Fungsi ............................................................................. ...9
2.3.2 Masyarakat Batak Angkola ............................................................... ..10
2.3.3 Upacara Perkawinan Batak Angkola ................................................. . 12
2.3.4 Onang-onang………………………………………………………….. 21
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................. .22

v

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................ 24
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 24
3.2 Lokasi Penelitian............................................................................................... 24
3.3 Informan ........................................................................................................... 25
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 25
3.4.1 Observasi ......................................................................................... 26

3.4.2 Wawancara …………………………………………………………… 26
3.4.3 Dokumentasi ………………………………………………………… 27
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 30
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 30
4.1.1 Letak Wilayah dan Kondisi Geografis Tapanuli Selatan……………

30

4.1.2 Letak Wilayah Desa Pargarutan Julu…………………………………. 33
4.1.3 Keadaan Penduduk…………………………………………………… 33
4.1.4 Pendidikan …………………………………………………………… 35
4.1.5 Mata Pencaharian……………………………………………………... 38
4.1.6 Agama………………………………………………………………… 39
4.1.7 Sarana dan Prasarana………………………………………………… 39
4.1.8 Sistem Sosial………………………………………………………….. 41
4.1.9 Bahasa………………………………………………………………… 47
4.1.10 Kesenian ……………………………………………………………… 49
4.1.11 Organisasi sosial………………………………………………………. 50
4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran fungsi Onang-onang dalam

perkawinan Masyarakat Batak Angkola ............................................................ 52
4.2.1 Agama .............................................................................................. 58
4.2.2 Ekonomi………………………………………………………………. 59
4.2.3 Akulturasi ........................................................................................ 61
4.2.4 Bahasa .............................................................................................. 62

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................64
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 64
5.2 Saran .................................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................X
A. Daftar Pertanyaan Wawancara...........................................................................X
B. Daftar Informan.............................................................................................. .. XI
C. Dokumentasi......................................................................................................XII

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Komposisi Penduduk tingkat usia..................................................36
Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Sarana dan Prasarana…….........................42
Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Jenis Kegiatan Keagamaan........................57

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Kerangka Berpikir ...............................................................................22
Gambar 4.2. Peta Kecamatan Angkola Timur .........................................................34
Gambar 4.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................36
Gambar 4.4. Sekolah Dasar di Desa Pargarutan Julu .............................................38
Gambar 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ...............................38
Gambar 4.6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.....................39
Gambar 4.7. Alat Transfortasi Penduduk Desa Pargarutan Julu...........................42
Gambar 4.8. Organisasi Sosial di Desa Pargarutan Julu......................................... 53

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, baik
kebudayaan yang bersifat tradisional ataupun modern. Setiap daerah memiliki tradisi
yang bermacam-macam berbeda dengan daerah lain dan semakin menambah budaya
di negeri khatulistiwa ini. Hasil kesenian menjadi salah satu acuan untuk kita
berkreativitas lebih baik lagi lebih menjaga dan melestarikan hasil dari suku budaya
kita sendiri terlebih kita sebagai anggota masyarakat yang menjadi pemeran
didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan
atas tiga yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kelompok dari ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Salah satu suku di Indonesia yang berada di Sumatera Utara adalah suku Batak
Angkola. Suku Batak Angkola adalah salah satu dari sub etnis Batak yang terletak di
Kabupaten Tapanuli Selatan yang mendiami beberapa daerah seperti daerah Batang
Angkola, Sipirok, dan Arse. Seperti halnya etnis lain, etnis Batak Angkola juga
memiliki banyak sekali hasil kebudayaan kesenian tradisional yang dihasilkan dalam

1

2

masyarakatnya diantaranya nyanyiaan, tari-tarian, musik, dan makanan tradisi
yang khas pada etnis Batak Angkola.
Salah satu kesenian vokal yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu
“Onang-onang” yang merupakan sebuah musik vokal yang ada di daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan yang hanya dipakai dalam pelaksanaan upacara adat
Nagodang. Adat Nagodang adalah pesta besar masyarakat Batak Angkola yang
diadakan pada pesta pernikahan. Onang-onang tidak dapat diartikan secara
harfiah, namun beberapa sumber mengatakan bahwa asal kata Onang adalah
Inang yang artinya ibu.
Mulanya Onang-onang adalah suatu pencetusan perasaan kerinduan hati
terhadap yang dikasihinya, yaitu ibu dan kekasihnya. Menurut analisa maka lama
kelamaan Onang-onang ini berkembang pengertiannya, ia tidak hanya merupakan
pencetusan kerinduan hati kepada ibu dan kekasihnya, akan tetapi dipergunakan
juga dalam suasana gembira. Misalnya: upacara perkawinan, memasuki rumah
baru, dan anak lahir. Kalau dahulu Onang-onang dinyanyikan oleh seseorang
untuk dirinya sendiri, saat sekarang bahkan pada umumnya Onang-onang
dinyanyikan untuk orang banyak dalam suasana gembira. Sehingga pada saat
sekarang ini ada dua pembagian nyanyian Onang-onang : (1) Onang-onang yang
dilaksanakan oleh seseorang untuk dirinya sendiri dalam mengungkapkan
perasaan hatinya dan (2) Onang-onang yang ditampilkan dalam upacara adat,
yakni upacara perkawinan, memasuki rumah baru, dan anak lahir.
Namun pada saat sekarang ini fungsi Onang-onang sudah bergeser tidak
sesuai dengan fungsi dahulunya bila ditampilkannya pada upacara perkawinan,

3

begitu juga dengan maknanya masyarakat batak Angkola khususnya kurang
mengetahuinya. Onang-onang hanya sebagai hiburan semata pada masyarakat
Batak Angkola.
Dengan demikian menarik perhatian peneliti

sebagai masyarakat Batak

Angkola mengetahui apa penyebab pergeseran fungsi Onang-onang pada
kehidupan masyarakat Batak Angkola yang selalu dihadirkan dalam upacara
perkawinannya tersebut, sehingga sangat disayangkan bila kita nantinya tidak
mampu dan sanggup memperkenalkan identitas diri lewat budaya kita yang khas
yang kita miliki.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang

yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

mengidentifikasi berbagai masalah yang dapat diteliti terkait dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak
Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Makna Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola,
Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Proses penyajian Onang-onang dalam upacrara perkawinan masyarakat Batak
Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.
4. Dampak pergeseran

fungsi

Onang-onang dalam upacara

masyarakat Batak Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.

perkawinan

4

1.3. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan, tenaga,
dana, dan untuk mengarahkan masalah penelitian lebih terfokus maka masalah
penelitian dibatasasi untuk mengetahui :
1. Pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak
Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Makna Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola,
Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Proses penyajian Onang-onang dalam upacara perkawinan masyarakat Batak
Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan yang telah dikemukakan diatas dalam penelitian ini,
maka masalah yang akan diteliti ini dirumuskan hanya pada tiga permasalahan
yakni sebagai berikut :
1. Apa penyebab pergeseran fungsi Onang-onang dalam upacara perkawinan
masyarakat Batak Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur
Kabupaten Tapanuli Selatan ?
2. Apa makna Onang-onang dalam dalam upacara perkawinan masyarakat Batak
Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan ?

5

3. Bagaimana proses penyajian Onang-onang dalam upacara perkawinan
masyarakat Batak Angkola di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur
Kabupaten Tapanuli Selatan ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab pergeseran fungsi Onang-onang pada masyarakat Batak
Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Mengetahui makna Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di
Kabupaten Tapanuli selatan.
3. Mengetahui proses penyajian Onang-onang pada masyarakat Batak Angkola di
Kabupaten Tapanuli Selatan.
1.6 Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian yang dicapai akan mendatangkan manfaat penelitian yang
sudah diteliti. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan wawasan kajian
Foklore yang bersifat lisan mengenai Onang-onang pada masyarakat Batak
Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan .
2. Sebagai informasi tertulis bagi setiap pembaca mengenai Onang-onang pada
masyarakat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan.

6

3. Sebagai sumber informasi dan motivasi bagi setiap pembaca khususnya
peneliti sebagai masyarakat agar tetap melestarikan kebudayaan dan
menjaganya sebaik-baiknya.

64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian di lapangan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
diperoleh kesimpualan sebagai berikut :
1. Onang-onang pada zaman dahulu merupakan pencetusan kerinduan
hati maupun senandung kepada ibu dan kekasih hati namun seiring
perkembangan zaman Onang-onang dipergunakan

dalam suasana

gembira seperti upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola,
memasuki rumah baru, dan anak lahir.
2. Sebelum terjadinya pergeseran fungsi Onang-onang, Onang-onang
berfungsi sebagai sebagai petunjuk pedomana hidup, nasihat-nasihat,
doa, dan harapan kepada pasangan yang melangsung pernikahan pada
masyarakat Batak Angkola. Namun pada saat sekarang ini Onangonang hanya di anggap sebagai hiburan semata bagi masyarakat Batak
Angkola di Desa Pargarutan Julu.
3. Makna Onang-onang sebagai petunjuk pedoman hidup, do’a dan
harapan. Penyajian Onang-onang dulunya selama tujuh hari tujuh
malam, namun untuk saat sekatang ini Onang-onang disajikan hanya
satu hari saja untuk mengefisienkan waktu, tenaga, dan dana.

64

65

4. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran fungsi
Onang-onang pada upacara perkawinan Batak Angkola di Desa
Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah :


Masuknya ajaran agama Islam yakni masyarakat Batak Angkola di
Desa Pargarutan memiliki prinsip Hombar do adat dohot agamo (adat
berdampingan dengan agama). Artinya menolak mencampurkan adat
dengan agama pada upacara perkawinan, sebab Onang-onang
menurut mereka bertentangan dengan agama islam, hal ini
dikarenakan pada syair Onang-onang digunakan kalimat pujian yang
berlebihan yang mana bila dikaitkan dengan ajaran agama islam
pujian berlebihan maka upacara perkawinan pada masyarakat Angkola
mengalami perubahan yaitu mereka hanya melaksanakan kaedahkaedah agama saja tidak melaksanakan upacara adat yang sesuai
dengan adat leluhur mereka.

 Ekonomi masyarakat Batak Angkola yang berbeda-beda yang
menjadikan pemicu ataupun dasar apaabila pihak keluarga yang
melangsung upacara perkawinan ingin disajikan Onang-onang, karena
untuk meyewa jasa Paronang-onang dibutuhkan dana yang tidak
sedikit.
 Akulturasi juga ikut berperan factor terjadinya pergeseran.
 Bahasa merupakan bahagian dari symbol yang mana bahasa juga
merupakan alat komunikasi masyarakat Batak Angkola khususnya

66

generasi sekarang tidak mampu memahami bahasa daerah sendiri. Hal
ini juga merupan bahagian dari bentuk pergeseran fungsi Onangonang pada upacara perkawinan. Generasi sekarang tidak mampu
mengartikan arti syair Onang-onang yang dinyanyikan Paronangonang.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan regenerasi Onang-onang muda sebagai wujud
penghargaan yang tinggi terhadap kekayaan budaya bangsa, sehingga
dengan demikian diharapkan keberadaan Onang-onang tetap lestari
dan diminati masyarakat, khususnya masyarakat Batak Angkola
sendiri.
2. Perlu dilakukan penelahaan terhadap hasil penelitian ini guna
memberikan masukan kontruktif terhadap yang peneliti paparkan
dalam laporan penelitian ini.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan guna meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya melestarikan Onang-onang.
4. Dalam pembahasan ini peneliti kesulitan untuk mendapatkan buku
tentang masyarakat Batak Angkola sebagai bahan refrensi terutama
tentang upacara perkawinan masyarakat Batak Angkola, oleh karena
itu diharapkan kepada tokoh adat untuk menuangkan ilmunya tentang
adat-istiadat Batak Angkola kedalam tulisan, agar tidak punah begitu
saja seiring dengan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA
Bagong, Suryanto dan Sutinah.2007, Metode Penelitian Sosial ; Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta : Kencana Prenada Group
Black, James A dan Dean J.Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian
Sosial. Bandung: Refika Aditama
Chaplin. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Geertz, Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS
Ihromi, T.O.1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi 1.Jakarta : PT.Rineka cipta
Lexy J.Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Nasution, Thia Ayu Armindasari, 2014. Onang-onang (Studi Etnografi Mengenai
Penggunaan Onang-onang Sebagai Ekspresi Etnik Mandailing di Kota
Medan. Fak Ilmi Sosial dan Ilmu Politik USU. (Online) Diakses pada
tanggal 4 Juni 2016, Pukul 09:20 WIB
Poerwadarminta. W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka
Siregar Baurni. G dan Pangeran Ritonga. 1986. Pelajaran adat Tapanuli
Selatan:Pabagas Boru. Padangsidimpuan: Tidak Diterbitkan
Sutan Tanggibarani Perkasa Alam. 1977. Buku Pelajaran Adat Tapanuli
Selatan:Burangir Na Hombang. Padangsidimpuan: Tidak Diterbitkan
Siahaan, Nalem, Drs. 1982. Adat Dalihan Natolu : Prinsip dan Pelaksanaannya.
Jakarta : Grafina
Sitompul, Fera Mariany, 2010. Analisis Tekstual Onang-onang Dalam Upacara
Perkawinan Adat Nagodang Pada Masyarakat Angkola-Sipirok, Di
Kelurahan Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Sumatera Utara. Fak Sastra
Departemen Etnomusikologi USU. (Online) Diakses pada tanggal 4 Juni
2016, Pukul 08:15 WIB

ix

Syaifudin, A.F., 2005. Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis Mengenai
Paradigma. Jakarta : Prenada Media.
___________. 2009. Pelajaran Adat Budaya daerah Tapanuli Bahagian Selatan
Sastra Bahasa Dan Aksara Batak: Tutur Poda. Padangsidimpuan: Tidak
Diterbitkan
___________. 2012. Surat Tunbaga Holing 1. Medan: CV. Mitra

x