BENTUK PENYAJIAN ONANG-ONANG PADA UPACARA PERKAWINAN DI DESA GUNUNG TUA JULU KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA.

BENTUK PENYAJIAN ONANG-ONANG PADA UPACARA
PERKAWINAN DI DESA GUNUNG TUA JULU
KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA
SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:

NURIPA HARAHAP
NIM.2123140052

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

1


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak ada terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis didalam
naskah ini dan disebut kan dalam daftar pustaka.

Medan,

September 2016

NuripaHarahap
NIM.2123140052

1

2

3


4

ABSTRAK
Nuripa Haarahap. Nim 2123140052.Bentuk Penyajian Onang-onang Pada
Upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara. Skripsi Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidkan Musik.
Fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini merupakan kajian mengenai keberadaan Onang-onang, Instrumen
yang mengiiringi Onang-onang dan Bentuk Penyajiannya dan tata aturan dalam
Penyajian pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu.Tujuan penenltian
ini adalah untuk mengetahui keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu,
Instrumen yang mengiringi Onang-onang dan bentuk penyajian Onang-onang
pada upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan
topik penelitian berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan pengertian
Onang-onang, pengertian keberadaan, pengertian upacara perkawinan, pengertian
bentuk penyajian, dan pengertian bentuk atau komposisi musik pada upacara
perkawinan Batak Angkola di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas

Utara.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif.Populasi
pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu penatuah
adat yang mengerti tentang adat budaya tradisi masyarakat Batak
Angkola.Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode observasi atau
pengamatan, wawancara, kerja laboraturium dan studi kepustakaan.Penelitian ini
di ambil di lokasi Desa Gunung Tua Julu Kabupaten PadanG Lawas Utara dan
penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa keberadaan
Onang-onang pada upacara perkawinan di desa Gunung Tua Julu Kabupaten
Padang LawasUtara terdapat beberapa jenis Onang-onang yang dimainkan sesuai
dengan prosesi adat yang dilakukan.hampir semua ritme dan melodinya sama
hanya saja dibedakan dengan liirik lagu yang diyanyikan oleh paronang-onang
(penyanyi).Peranan Onang-onang pada Upcara Perkawinan adat nagodang
sangatlah penting karena Onang-onang ini merupakan media utama dalam pesta
besar atau horja nagodang.Instrumen yang mengiringi Onang-onang merupakan
alat muik tradisional dari daerah itu sendiri yang terdiri dari suling, gong, gondang
pangayak, dan gondang siayakon. Bentuk Penyajian Onang-onang pada upacara
perkawinan di desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara terbagi
menjadi tiga bagian yaitu hari pertama panaek gondang (memulai Onang-onang)

hari ke dua disebut mangalo-alo mora (menyambut mora) dan hari ke tiga disebut
dengan patuaekkon (tepung tawar)
Kata kunci

: Bentuk Penyajian Onang-Onang, Upacara Perkawinan

1

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dan

menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul ”Bentuk Penyajian Onangonanag Pada Upacara Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang
Lawas Utara”. Terselesaikannya penulisan ini adalah berkat dukungan serta

bantuan dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan
sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik serta Dosen
Pembimbing Skripsi I, yang telah memberikan bimbingan dan saran
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini
4. Dr. Pulumun P. Ginting,S.Sn.,M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan
Musik
5. Wiflihani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
memberikan bimbingan dan saran maupun motivasi kepada penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn

Dosen Pembimbing Akademik yang

membantu penulis dalam memecahkan berbagai macam permasalahan
7. Bapak-Ibu Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik
untuk perbaikan skripsi ini

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.
9. Kedua orangtua yang sangat penulis kasihi dan banggakan Ayahanda
H.M. Hatorangan Harahap dan Ibunda Hj. Rahma Siregar yang selalu

1

2

luar biasa memberi dukungan, semangat, do’a bahkan materi yang
tidak terhitung jumlahnya kepada penulis.
10. Ir. Ahmad Nagori Harahap S.P dan Taufik Hiidayatullah Harahap,
yang telah memberikan semangat tiada hentinya, begitu juga kepada
kakak penulis Hera Wati Harahap dan Erna Wati Harahap yang selalu
memberikan motivasi, dukungan dan membantu penelitian penulis.
11. Sutan Pangihutan Harahap dan Israq Amin Harahap sebagai
narasumber yang telah banyak memberikan informasi kepada penulis
untuk menyelesaikan penulisan ini.
12. Kepada sahabat terdekat penulis Najamuddin Harahap yang selalu
membantuku dalam menyelesaikan studi dari awal semester sampai

penyelesaian Skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat penulis Jernih Ida Sari Siregar, Arnida Sari Daulay,
yang telah memberikan motivasi, bantuan moral kepada penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.
14. Semua pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.Penulis berharap segala kritil dan
saran dari pembaca untuk mendukung penulisan skripsi.

Medan,

2016

Nuripa Harahap
NIM 2123140052

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….... v
DAFTAR GAMBAR………………….…………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORITISDAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis .......................................................................................... 12
1. Onang-onang ........................................................................................... 13
2. Keberadaan .............................................................................................. 28
3. Upacara .................................................................................................... 28
4. Perkawinan .............................................................................................. 30
5. Bentuk Penyajian ..................................................................................... 31
B. Kerangka Konseptual .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .......................................................................................... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 38
1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 38
2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 38

1

2

C. Populasi dan Sampel...................................................................................... 39
1. Populasi ................................................................................................... 39
2. SampeL.......................................................................................... .......... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40
1. Observasi Lapangan ................................................................................ 41
2. Wawancara .............................................................................................. 42
3. Dokumentasi ............................................................................................ 43
4. Studi Pustaka ........................................................................................... 43
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keberadaan Onang-onang pada Upaara Perkawinan di Desa Gunung Tua

Julu Kabupaten Padang Lawas Utara…………………….……………...

47

B. Instrumen yang digunakan untuk mengringi Onang-onang pada Upacara
Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu ………………………………….

57

C. Bentuk penyajian Musik Becanang Dalam Adat Malam Beguru pada
Masyarakat Gayo Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah………… 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………..………………………………………. 86
B. Saran……………………………………………………………………….. 88
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 89
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta desa Gunung Tua Julu ....................................................................48

Gambar 4.2 Paronang-onang (Penyanyi Onang-onang) ...........................................57
Gambar 4.3. Pemain gondangpangayak dan gondang siayakon ........................... …58
Gambar 4.4. Pemain suling ....................................................................................…59
Gambar 4.5.pemain Gong .......................................................................................... 60
Gambar 4.6 Komposisi Onang-onang ....................................................................…69
Gambar 4.7 Komposisi Onang-onang ....................................................................…70
Gambar 4.8 Komposisi Onang-onang ........................................................................ 71
Gambar 4.9 Komposisi Onang-onang ........................................................................ 72
Gambar 4.10 Berangkat ke tapian raya bangunan dengan membawa tombak .......... 76
Gambar 4.11.suhutperempuan ................................................................................... 77
Gambar 4.12.suhutLaki-laki...................................................................................…78
Gambar 4.13.suhutLaki-laki...................................................................................…80
Gambar 4.14.namorapule(pengantin) ....................................................................…81
Gambar 4.16.Nauli bubulung (anak gadis) ............................................................…83
Gamabar 4.17.berangkatke tapian raya bangunan ................................................ ...84
Gambar 4.18.berangkatke tapian raya bangunan .................................................. …84
Gamabar 4.19 namorapule saat diarakdi tapian naraya .......................................…83
Gambar 4.20 manor-tor pulang dari tapian raya bangunan....................................…86
Gambar 4.21 Pangupa ............................................................................................…86

1

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang
menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara adat, seperti upacara
keagamaan, perkawinan, kematian, pemberian nama, dan berbagai macam ritualritual adat dan aktifitas masyarakat lainnya. Kesenian juga merupakan sarana
komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Negara Indonesia dikenal dengan
kekayaan bahasa dan kebudayaan yang terdapat diberbagai

Provinsi. Salah

satunya Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara memiliki berbagai
macam suku, dan suku-suku tersebut memiliki berbagai macam kebudayaan dan
adat istiadat yang sangat kental, diantaranya yaitu Batak Toba, Batak Simalungun,
Batak Karo, Batak Pak-pak Dairi, Batak Mandailing, Batak Angkola, pesisir
Sibolga, Melayu, Nias.
Dari berbagai macam jenis suku, kebudayaan dan adat istiadat yang ada di
Indonesia hususnya Sumatera Utara, tentunya memiliki adat istiadat dan budaya
yang berbeda-beda dari setiap daerahnya masing-masing, yang merupakan
warisan nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya adat
istiadat yang terdapat dalam suku Batak Angkola yang berada di Desa Gunung
Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara. Sebelumnya Kabupaten ini merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang awalnya merupakan
kabupaten yang amat besar dan beribukota di Padang Sidempuan. Dan setelah

1

2

Pemekaran, maka Kabupaten Tapanuli Selatan ini dibagi Menjadi lima
Kabupaten, salah satunya Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari Sembilan Kecamatan dan
Tujuh Puluh Enam Desa. diantaranya Desa Gunung Tua Julu yang berada di
Kecamatan Batang Onang Kabupaten Padang Lawas Utara. Menurut pengamatan
peneliti secara geografis Desa ini berada diperbatasan dua Kabupaten, sehingga
memiliki budaya yang sangat unik dibandingkan dengan daerah di sekitarnya,
ditambah lagi seluruh masyarakat di desa Gunung Tua Julu ini merupakan Suku
Batak Angkola yang posisinya berada di antara Suku Batak Toba yang berada di
Tapanuli Utara dan Suku Melayu berada di Sumatra Barat. tentunya akan terlihat
adanya perpaduan budaya, bahasa dan adat sitiadat dari dua Suku Tersebut di
dalam Suku Batak Angkola tanpa mengurangi budaya aslinya atau Suku Batak
Angkola itu sendiri.
Dalam setiap upacara dan kebudayaan lainnya, masyarakat yang berada di
Desa Gunung Tua Julu tidak terlepas dengan kebiasaan Makkobar atau berkatakata. Dalam melakukan kegiatan Makkobar atau berkata-kata tentunya tidak
terlepas dari nasehat, pujian, atau bisa juga dikatakan dengan pesan dan kesan.
Nasehat-nasehat tersebut diutarakan kepada yang dijamu atau yang membuat
hajat. Msyarakat di Desa Gunung Tua Julu sering melakukan hal tersebut pada
acara perkawinan. Dalam upacara perkawinan sering disebut adat nagodang.
Dalam upacara perkawinan adat nagodang terdapat suatu nyanyian tradisi yang
disebut dengan Onang-onang.

3

Onang-onang ini juga merupakan nasehat-nasehat yang dinyanyikan dan
isi dari nyanyian atau Onang-onang ditujukan kepada kedua mempelai. Dalam
konteks adat Onang-onang ini dinyanyikan untuk mengiringi Tor-tor. Dan isi dari
nyanyian Onang-onang akan ditujukan kepada orang-orang yang Manor-tor. Yang
menyanyikan Onang-onang disebut juga paronang-onang, maka sebelum memulai
Onang-onang dan Tor-tor, maka terlebih dahulu paronang-onang menanyakan
riwayat hidup anggota panor-tor satu per satu. Untuk melengkapi isi Onang-onang
yang akan dinyanyikan.
Sesuai dengan obsevasi yang dilakukan peneliti Onang-onang sebelumnya
tidak hanya dinyanyikan pada saat upacara perkawinan, akan tetapi Onang-onang
dinyanyikan oleh seseorang sebagai ungkapan rasa rindu dan kegelisahan yang
ada dalam hidupnya sehingga merupakan hiburan untuk dirinya sendiri dan tidak
dalam konteks adat, maka saat ini Onang-onangdinyanyikan oleh seseorang yang
berfungsi sebagai hiburan dan berguna untuk orang banyak dan dalam konteks
adat. Selain itu Onang-onang juga diiringi dengan musik tradisional dari daerah
tersebut yang terdiri dari2 buah Gondang yaitu Gondang pangayak dan Gondang
siayakaon, 2 buah Ogung (jantandan boru-boru), Suling, sepasang Tali Sasayat,
dan 1 buah Doal.Masyarakat di Desa Gunung Tua juluselalu menantikan adanya
Onang-onang. Sesuai dengan observasi peneliti,ketika Onang-onangsudah
dinyanyikan, Mereka merasa tersentuh dengan nasehat-nasehat yang dinyanyikan
oleh paronang-onang. Peneliti memilih daerah tersebut karena merupakan daerah
yang masih kental adat istiadatnya dibandingkan daerah lain yang berada
disekitarnya.

4

Masyarakat yang ada di daerah tersebut sangat menghargai setiap unsur
budaya yang melekat dalam keseharian mereka. Adat tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat yang tinggal di Desa Gunung Tua Julu, karena setiap
Upacara adat masing-masing masyarakat mempunyai peranan yang begitu besar
bagi masyarakat di daerah tersebut, bahkan sebulan sebelum acara dimulai tugas
masing-masing telah ditentukan terlebih dahulu.Berdasarkan apa yang diamati
dan diketahui oleh peneliti, maka penelititertarik untuk meneliti Musik onangonangkarena peneliti melihat hal ini baik untuk dibahas dan dituliskan dalam
penelitian

dengan

judul:

“BentukPenyajianOnang-onang

pada

Upacara

Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah, merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi
para peneliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi diperlukan untuk melihat
masalah apa saja yang ada dalam latar belakang. Munculnya identifikasi masalah
berarti upaya untuk mendekatkan permasalahan, karena setiap penelitian yang
akan dilakukan harus berangkat dari masalah sehingga masalah yang dibahas
tidak meluas dan melebar.
Sugiyono (2015:52) menyatakan bahwa: “Masalah dapat diartikan sebagai
penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi,
antara teori dengan prakte, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana
dengan pelaksanaan”.A.Aziz Alimun Hidayat (2007:30) menyatakan bahwa:
“Masalah adalah bagian penting dari suatu penelitian, karena
masalah membutuhkan suatu proses pemecahan yang sistematis,
logisdan ilmiah dengan menerapkan siientific method, proses

5

ilmiah tersebut akan selalu dikembangkan sejak identifikasi
masalah”.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat M. Hariwijaya (2008:38) yang
mengatakan bahwa”
“Berikutnya adalah mencari titik masalah yang akan dikaji dalam
penelitian skripsi anda, sikap kritis dalam menemukan masalah
merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap peneliti dan
suatu penelitian selalu diawali dengan langkah mengidentifikasikan
masalah”.

Ketiga pendapat yang dikemukakan di atas, sejalan untuk memunculkan
identifikasi masalah. Dari latar belakang yang dikemukakan penulis di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa hal
diantaranya adalah :
1. Bagaimana keberadaan Onang-onang pada Upacara perkawinan di Desa
Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara?
2. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Onang-onang pada
upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara?
3. Bagaimana peraturan dan ketentuan yang harus dilakukan untuk
mengadakan Onang-onang pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua
Julu Kabupaten Padang Lawas Utara?
4. Bagaimana proses perubahan yang terjadi pada Onang-onang pada Upacara
perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara?

6

5. Bagaimana minat masyarakat di Desa Gunung Tua Julu terhadap Onangonang pada upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten
Padang Lawas Utara?
6. Bagaimana bentuk penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan di
Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ialah usaha untuk untuk menetapkan batasan masalah
dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini bergunan untuk
mengidentifikaskan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah
penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian.
Selain itu Iskandar (2009:89) dalam bukunya menyatakan bahwa:
“Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penelitian karena
dengan keterbatasan yang ada pada peneliti kadangkala masalahmasalh yang telah diidentifikasikan tidak dapat diteliti secara
keseluruhan, melainkan sebagian saja, karena keterbatasa dana,
waktu, dan lain-lain, oleh sebab itu, peneliti harus menuangkan
berupa fokus atau pembatasan masalah sebagai dasa untuk
perumusan masalah”.
Menurut

pendapat

Sukardi

(2003:30)

menuliskan

bahwa:“Dalam

merumuskan atau membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah
bervariasi dan tergantung pada ksenangan peneliti oleh karena itu perlu hati-hati
dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam
pertanyaan yang jelas”.Begitu juga pendapat Hariwijaya (2008:47) yang
menyatakan bahwa:“Sempitkanlah ruang lingkup penelitian anda, agar anda bisa
berbicara banyak dari suatu bahasan yang sempit”. Maka untuk membatasi

7

pembahasan agar topik menjadi terfokus dan bisa menjabarkan secara luas maka
peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu pada
Upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara?
2. Instrumen apa saja yang digunakan untuk mengiringi Onang-onang pada
upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara?
3. Bagaimana bentuk penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan di
Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan. Dalam perumusan masalah kita akan mampu
untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat dan sekaligus
berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyono (2009:281) yang menyatakan bahwa:“Supaya masalah dapat
terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan
secara spesifik”.Selain itu Sugiyono juga berpendapat dalam bukunya (2015:55)
yang menyatakan bahwa:
“Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi,
maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaanyang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian
terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena
setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah”.

8

MenurutSumadi (2005:17)bahwa:“Setelah masalah diidentifikasi dan
dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan
menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya”.Berdasarkan uraian-uraian yang
telah dijabarkan di latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka menuntut penelitian ke arah perumusan. Agar penelitian dapat
terfokus pada satu masalah yang akan ditinjau lebih lanjut. Maka perumusan
masalah

dalam

penelitian

ini

dapat

dirumuskan

sebagai

berikut:“BentukPenyajianOnang-onang pada Upacara Perkawinan di Desa
Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian, tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang dilaksanakan
tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut hal
ini diperkuat oleh pendapat Hendra Mahyana (2010:54) menyatakan bahwa:
“tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian
ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan”. Kegiatan seseorang dalam
merumuskan tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tuju yang akan
dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan
pendapat M. Hariwijaya dan Triton P.B (2008:50) mengemukakan bahwa: “
tujuan penelitian memerlukan penelitian dan mengacu pada permasalahan”.

9

MenurutSugiyono (2015:397) menyatakan bahwa: “Dalam proposal tujuan
penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu
setelah rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data”.Berdasarkan
pernyataan yang telah dijelaskan sebelumnya, jelas bahwasanya seluruh kegiatan
penelitian selalu memiliki tujuan sebagai pusat orientasi. Dengan tujuan yang
jelas, maka kegiatan sebuah penelitian menjadi terarah. Beberapa tujuan yang
ingin dicapai oleh penulis pada penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan keberadaan Onang-onang di Desa Gunung Tua Julu pada
Upacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas
Utara?
2. Mendeskripsikaninstrumen yang digunakan untuk mengiringiOnang-onang
padaupacara perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang
Lawas Utara?
3. Mendeskripsikan Bentuk Penyajian Onang-onang pada upacara perkawinan
di Desa Gunung Tua Julu kabupaten Padang Lawas Utara
F. Manfaat Penelitian
Apabila seseorang melakukan penelitian pasti nantinya akan memberi
manfaat bagi orang yang membacanya, dan apabila penelitian yang dilakukan
tidak bermanfaat maka hasil penelitian itu tentunya akan gagal, untuk itu
berdasarkan dari kajian yang akan ditelitinantinya, sesuai dengan pendapat
Sugiyono (2015:397) menyatakan bahwa “Setiap penelitian diharapkan memiliki
manfaat. Manfaat rersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis”

10

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hariwijaya dan Trinton (2008:50)
mengemuklakan bahwa “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil
penelitian tersebut, dan manfaat penelitian mencakup dua hal yaitu kegunaan
dalam pengembangan ilmu atau manfaat dibidang teoritis maupun praktis”
Manfaat hasil penelitian merupakan kegunaan penelitian yang dapat dijadikan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.
Menurut

Sugiyono

(2013:283)

mengatakan

bahwa

“Manfaat

penelitian

merupakan dampak dari tercapainya hasil penelitian, dan rumusan masalah dapat
terjawab secara akurat”.Manfaat hasil penelitian ada dua hal yaitu:
a. Manfaat untuk mengembangkan ilmu/ manfaat teoritis
1. Sebagai bahan pendokumentasian untuk perkembangan ilmu pengetahuan
pendidikan seni musik, khususnya terhadap kesenian tradisional Padang
Lawas Utara.
2. Sebagai sumber kepustakaan di Prodi Pendidikan Seni Musik Jurusan
Sendratasik.
b. Manfaat praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada objek yang diiteliti
Maka ada beberapa manfaat yang bisa menjadi pedoman dan informasi
bagi pembaca, antara lain :
1. Sebagaibahan
bergunaunukmempertahankandanmemperkuatadatistiadat
seharusnyadilksanakan.

yang
yang

11

2. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mengenai musik tradisional daerah Padang Lawas Utara.
3. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi
dan misi kebudayaan khususnya didalam bidang musik tradisional.
4. Sebagai sumber informasi semua pihak tentang suatu potensi kesenian yang
layak disajikan dalam bentuk seni pertunjukan.
5. Sebagai motifasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda
masayarakat yang berada di Kabupaten Padang Lawas Utara untuk
melestarikan keberadaan keseniantradisional yang sudah mulai di abaikan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Banyak hal yang dapat dari kegiatan penelitian terhadap Bentuk Penyajian
Onang-onang pada Upacar Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten
Padang Lawas Utara. Disamping unuk meemenuh syarat sebagai akademis dan
mendapatkan Gelar Sarjana, juga sebagai bahan pengetahuan terhadap masyarakat
dii luar Desa Gunung Tua Julu bahkan bisa dikatakan di luar Kabupaten Padang
Lawas Utara, bahwa di Desa Gunung Tua Julu Terdapat Onang-onang yang
memiliki cirri khas dan sudah menjadi tradisi suku Batak Angkola pada upacara
adat nagodang. Dari uraian-uraian tentang permasalahan dan pembahasan yang
telah ditemukan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis membuat
kesimpulan mengenai bentuk dan penyajian Onang-onang pada Upacara
Perkawinan di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa
kesipulan dan saran-saran sebagai berikut :
1. Keberadaan Onang-onang masih berperan penting dalam prosesi upacara
adat pernikahan masyarakat di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang
Lawas Utara. Hanya saja untuk melaksanakan upacara perkawinan yang
mengundang Onang-onang membutuhkan dana yang cukup banyak tidak
seperti upacara perkawinan yang biasa (menengah).

86

87

2. Instrument yang digunakan dalam mengiringi Onang-onang adalah alat
musik tradisional suku itu sendiri. Yang terdiri dari (1) Gondang
pangayak dan sayakon. Gondang dua ini merupakan alat musik
membranofon yang sumber bunyinya berasal dari selaput. Alat musik
ini dimainkan dengan cara dipukul (2) Suling. Suling merupakan jenis
alat musik aeropon yang sumber bunyinya berasal dari hembusan
udara pada rongga. Cara memainkan alat musik ini dmainkan dengan
cara di tiup. (3) Gong. Gong merupakan jenis alat musik idiofon yang
sumber bunyinya berasal dar bahan dasar batangan logam ataupun
bahan kuningan, Cara memeinkan gong ini yaitu dengan cara dipukul.
3. Bentuk penyajian Onang-onang merupakan salah satu bagian yang
sangat berperan penting terutama pada prosesi upacara perkawinan
masyarakat di Desa Gunung Tua Julu Kabupaten Padang Lawas Utara.
Onang-onang ini wajib dinyanyikan apabila tidak dipersiapkan maka
upacara adat nagodang

kemungkinan besar juga tidak akan

dilaksanakan sampai Onang-onang tersebut dapat hadir sebelum acara
dimulai. kebiasaan ini berlaku di seluruh Kabupaten Padang Lawas
Utara. Tata cara pelaksanaan upacara perkawinan ini dilaksanakan
selama tiga hari tiga malam yang dihadiri oleh Raja Panusunan Bulung
(Raja dari daerah /kampong yang melaksanaka upacara adat nagodang)
dan Raja Luat (Raja dari kampong lain).

88

B. Saran
Dari beberapa kesimpulan hasil penelitan dan pembahasan, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di Desa Gunung Tua
Julu terutama generasi penerus jangan pernah melupakan alat-alat
musik tradisional. Ketika kita mempunyai waktu dan kesepatan kita
juga harus berusaha mempelajari cara memainkan alat musik tradisi
tersebut. Khususnya untuk kaum wanita generasi suku Batak Angkola
supaya tetap menjaga dan mempelajari berbagai acara adat pada
masyarakat Desa Gunung Tua Julu yang merupakan suku Batak
Angkola terutama pada prosesi upacara adat perkawinan.
2. Dalam pembahasan ini peneliti sangat sulit untuk mendapatkan buku
tentang masyarakat suku Batak Angkola sebagai bahan referensi
terutama tentang upacara adat perkawinan masyarakat, oleh karena itu
diharapkan kepada petuah adat (orang yang mahir dan mengerti
tentang adat-istiadat etnis Batak Angkola ) untuk menuangkan ilmunya
tentang adat-istiadat etnis suku Batak Angkola ke dalam tulisan, agar
tidak punah begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.

89

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Djadjasudarma, Fatimah. 2013. Seomantik 2 – Relasi Makna Paradigmatik,
Sintagmatik, dan Derivasional. Bandung : Revika Aditama
Djelantik, A.A.M. 2000. ESTETIKA Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia
Hariwijaya, (2008). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi.
Yogyakarta, ORYZA
Hidayat. 2014. Teori Kebudayaan. Medan : Unimed
Irfansyah. 2014. Skripsi “Keberadaan Musik Vocal Ungut-ungut Pada
Masyarakat Angkola Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan”.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan
Juliandi Syahputr. 2014. Skripsi “ Iringan Gending Dalam Pertunjukan Wayang
Kulit Pada Cerita Petruk Jadi Ratu”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas
Negeri Medan
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif. Jakarta: gaung
persadab (GP Press)
Moleong, lexy. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rasdokarya
Muhammad Rahmad Pulungan. 2006. Skripsi “Musik Tradisional Mandailing
Pada Upacara adat Horja Godang di Kelurahan Bandar Selamat
Kecamatan Medan Tembung”. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan
Muttaqin, Ali 2008. Seni musik Klasik Jilid 2, Jakarta: Erlangga
Nugrahaningsih dan Heniwaty, Yusnizar, 2012. Tari Identitas dan Resertasi.
UNIMED PRESS
Prawika L Purba. 2014. Skripsi “Kajian Bentuk dan Makna Lagu Juma Tidahan
Di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”.
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Putra, Nusa. 2012. Metode penelitian Kualitatif Indonesia. Jakarta : Balai
Grafindo Persad
Rapelita Br. Barus. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gondang Binge Pada
Upacara Gendang Guro-Guro Aron di Desa Tambunan Kecamatan Salapia
Kabupaten Langkat”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universutas Negeri Medan

90

Sanjoya, A 2008. Melacak Batu Menguak Mitos. Yogyakarta: Kanisius
Sharon Rose Pasaribu. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada
Upacara Ritual Parmalim Si Inum Uras di Kecamatan Puntupohan Meranti
Kabupaten Toba Samosir”. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri
Medan
Sutan, Ch. 2011. Pelajaran Adat Tapanuli Selatan Seni Budaya Tradisional
Daerah Tapanuli Selatan. Medan : Cv Mitra
Sutan, Ch. 2013. Kesenian Daerah Tapanuli Bagian Selatan Gondang Tor-tor
Gordang Sambilan Angkola Sipirok Padang Lawas Mandailing. Medan :
Cv Mitra
Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian
kualitatif,dan (R&D). CV.Alfabeta

Pendidikan(pendekatan

kuantitatif,

Takari, Muhammad, dkk. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia, Medan:
Studio Kultura, Fakultas Sastra USU.
Yuni Irawati. 2012. Skripsi “Peranan Musik Pada Upacara Adat Perkawinan
Masyarakat Gayo Di Desa Hakim Wih Ilang Kabupaten Bener Meriah”.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universita Negeri Medan

.
.

.