gelap lalu skrup pemutar prisma diputar sedemikian rupa, sehingga bidang terang dan gelap terbagi atas dua bagian yang sama secara vertikal. Dengan melihat skala
dapat dibaca indeks biasnya. Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 57.
3.6.1.2. Penentuan Bobot Jenis
Penentuan bobot jenis dilakukan dengan menggunakan piknometer. Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 58.
Caranya : Piknometer dibersihkan dan dikeringkan, diisi dengan air suling lalu ditimbang dengan seksama. Kemudian piknometer dikosongkan dan dibilas
beberapa kali dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan bantuan hair dryer dan ditimbang seksama. Piknometer diisi dengan minyak selanjutnya dilakukan
seperti pengerjaan pada air suling. Bobot minyak atsiri diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi minyak atsiri dengan bobot
piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot minyak atsiri dengan bobot air suling dalam piknometer. Kecuali
dinyatakan lain dalam monograf keduanya ditetapkan pada suhu 25
o
C Dirjen POM, 1995.
3.6.2. Analisa Komponen Minyak Atsiri
Penentuan komponen minyak atsiri yang diperoleh dari kulit buah jeruk bali segar dan kering dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
USU dengan menggunakan seperangkat alat Gas Cromatograph-Mass Spectrometer GC-MS model Shimadzu QP 2010 S.
Kondisi analisis adalah jenis kolom kapiler Rtx-5 MS, panjang kolom 3 m, diameter kolom dalam 0,25 mm, suhu injektor 270
C, gas pembawa He dengan
Universitas Sumatera Utara
laju alir 0,5 mlmenit. Suhu kolom terprogram temperature programming dengan suhu awal 60
C selama 5 menit, lalu dinaikkan perlahan-lahan dengan laju kenaikan 5,0
Cmenit sampai suhu akhir 280 C yang dipertahankan.
Cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan membandingkan spektrum massa dan komponen minyak atsiri yang diperoleh unknown dengan
data library yang memiliki tingkat kemiripan similary index tertinggi. Gambar alat dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 58.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor terhadap tumbuhan jeruk bali yang diteliti adalah
Citrus maxima Burm. Merr dari suku Rutaceae. Data selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 1 halaman 51.
4.2. Karakterisasi Simplisia Kulit Buah Jeruk Bali
Hasil pemeriksaan makroskopik kulit buah jeruk bali segar dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau kekuningan, bagian dalam berwarna putih,
berupa potongan-potongan kecil kulit buah; panjang kira-kira 3-6 cm, lebar 1-2,5 cm dan berbau khas. Simplisia kulit buah jeruk bali kering dicirikan dengan kulit
buah berwarna coklat, bagian dalam berwarna coklat, menggulung ke dalam, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan: panjang kira-
kira 3-6 cm, lebar 0,5-2,5 cm dan berbau khas. Serbuk simplisia kulit buah jeruk bali dicirikan dengan serbuk berwarna coklat dan berbau khas.
Hasil pemeriksaan mikroskopik kulit buah jeruk bali Citri maximae pericarpium. Pada penampang melintang kulit segar tampak bagian sel
epidermis, di bawah epidermis terdapat lapisan hipodermis. Di bawah hipodermis terdapat kelenjar minyak, selain itu terlihat pula bagian mesokarp. Serbuk : warna
coklat, terdapat epidermis, stomata tipe anomositik, mesokarp, kelenjar minyak skizolisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan berkas pembuluh dengan
penebalan spiral.
Universitas Sumatera Utara