URAIAN TEORITIS Peranan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Pematang Siantar sesudah otonomi daerah.

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

Menurut UU no 33 tahun 2004 Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terdiri atas : 1. Hasil pajak daerah yaitu pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada semua objek pajak, seperti orangbadan, benda bergeraktidak bergerak. 2. Hasil retribusi daerah, yaitu pungutan yang dilakukan sehubungan dengan suatu jasafasilitas yang berlaku oleh Pemda secara langsung dan nyata. 3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain laba deviden, penjualan saham milik daerah. 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah antara lain hasil penjualan aset tetap dan jasa giro. Peningkatan PAD dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Intensifikasi melalui upaya: • Pendataan dan peremajaan objek dan sumber pajak dan retribusi daerah. Universitas Sumatera Utara • Mempelajari kembali pajak daerah yang dipangkas guna mencari kemungkinan untuk dialihkan untuk menjadi retribusi. • Mengintensifikasi penerimaan daerah yang ada. • Memperbaiki sarana dan prasarana retribusi daerah yang ada. 2. Penggalian sumber-sumber penerimaaan baru ektensifikasi. Penggalian sumber- sumber pendapatan daerah tersebut harus ditekankan negara tidak menimbulkan ekonomi biaya yang tinggi. Sebab pada dasarnya tujuan meningkatkan pendapatan daerah melalui ekstensifikasi adalah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di masyarakat. Dengan demikian, upaya ekstensifikasi lebih diarahkan pada upaya untuk mempertahankan potensi daerah sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. 3. Peningkatan pelayanan pada masyarakat. Peningkatan pelayanan ini merupakan unsur yang penting mengingat bahwa paradigma yang berkembang dalam masyarakat saat ini adalah bahwa pembayaran pajak dan retribusi daerah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat terhadap negara, untuk itu perlu dikaji kembali pengertian wujud layanan yang dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.

2.1.1 PAJAK DAERAH

Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan untuk pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan pasal 1 UU no. 34 tahun 2000 tentang perubahan UU no. 18 tahun 1997, tentang pajak daerah yang selanjutnya disebut dengan pajak yang adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pembangunan daerah. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak daerah memiliki unsur-unsur : 1. Iuran dari rakyat kepada negara bahwa yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan iuran tersebut berupa uang bukan barang. 2. Berdasarkan UU pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan UU serta aturan pelaksanaanya. 3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjukkan dalam pembayaran pajak tidak ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara dan pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebelum dilaksanakanya perubahan UU no. 18 tahun1997, jenis pajak daerah provinsi mencakup 3 jenis pajak yakni sebagai berikut : - Pajak kendaraan bermotor PKB - Bea balik nama kendaraan bermotor BBNKB - Pajak bahan bakar kendaraan bermotor PBBKB sedangkan pajak daerah Kabupaten atau Kota terdiri dari 6 jenis yaitu sebagai berikut - Pajak hotel dan restoran - Pajak penerangan jalan - Pajak reklame Universitas Sumatera Utara - Pajak hiburan - Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C - Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan Semua pajak tersebut di atas merupakan kewenangan Provinsi, Kabupaten atau Kota yang diatur dalam peraturan pemerintah yakni PP no. 19 tahun 1997 tentang pajak daerah dan PP no. 21 tahun 1997 tentang pajak bahan bakar kendaraan bermotor yang efektif berlaku 4 juli 1997. Sedangkan jenis pajak daerah menurut UU nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dan PP nomor 65 tahun 2001 tentang pajak daerah adalah: a. Pajak Provinsi antara lain: 1. Pajak kendaraan bermotor antara lain: • Kendaraan bermotor bukan umum • Kendaraan bermotor umum • Kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar 2. Pajak kendaraan diatas air 3. Bea balik nama kendaraan bermotor antara lain: • Penyerahan pertama:  Kendaraan bermotor non umum  Kendaraan bermotor umum  Kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar Universitas Sumatera Utara • Penyerahan kedua antara lain:  Kendaraan bermotor non umum  Kendaraan umum  Kendaraan alat-alat besar dan alat-alat berat • Penyerahan karena warisan antara lain:  Kendaraan bermotor non umum  Kendaraan bermotor umum  Kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar 4. Bea balik nama kendaraan diatas air antara lain: • Penyerahan pertama • Penyarahan kedua • Penyerahan karena warisan 5. Pajak bahan baku kendaraan bermotor 6. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah 7. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan b. Pajak Kabupaten Kota 1. Pajak hotel 2. Pajak restoran 3. Rekalame 4. Pajak penerangan jalan 5. Pajak pengambilan bahan galian C Universitas Sumatera Utara 6. Pajak parkir Tabel 2.1: Jenis pajak daerah menurut UU nomor 34 tahun 2000 Tentang pajak daerah dan retribusi daerah Dan PP nomor 65 tahun 2001 tentang pajak daerah No Pajak Kabupaten Kota Tarif maks 1 Pajak hotel 10 2 Pajak restoran 20 3 Pajak 35 4 Pajak rekalame 25 5 Pajak pnerangan jalan 10 6 Pajak penggalian bahan golongan C 20 7 Pajak parkir 20 Di samping jenis atau objek pajak daerah seperti yang disebutkan di atas daerah juga diberi keleluasaan atau peluang untuk menciptakan pajak daerah lainya asal sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku, beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam menciptakan pajak baru Suparmoko: 2002, 59 adalah sebagai berikut : 1. Pungutan harus Bersifat sebagai pajak, artinya dapat dipaksakan dan balas jasanya tidak dapat langsung ditunjuk. 2. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum artinya, pajak tersebut dimadsudkan untuk kepentingan bersama yang lebih luas antar pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan aspek Universitas Sumatera Utara kententarman dan kestabilan politik ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan keamanan. Contoh: pajak atas seluruh komoditi, pajak atas minuman beralkohol. 3. Potensi pajak tersebut memadai artinya, biaya pemungutannya tidak akan lebih besar daripada penerimaan pajak. 4. Pajak baru itu tidak berdampak ekonomi negatif, artinya tidak menyebabkan alokasi faktor-faktor produksi yang salah dan menghambat pembangunan. Pajak tidak menggangu alokasi sumber-sumber ekonomi dan tidak merintangi arus sumber daya ekonomi antar daerah maupun kegiatan ekspor- impor. Contoh jenis pajak yang bertentangan dengan kriteria ini adalah pajak yang dipungut atas kegiatan ekonomi tertentu tanpa alasan ekonomis dn sosial yang kuat. Seperti pajak pajak atas hasil perkebunan, pajak atas produksi semen, pajak atas lalu lintas barang. 5. Pajak harus memperhatikan aspek keadilan equity dan kemampuan membayar ability to pay si wajib pajak. 6. Pajak yang dikenakan akan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Pajak harus bersifat netral terhadap lingkungan yang berarti pengenaan pajak tidak memberikan peluang kepada pemerintah daerahpusat atau masyarakat luas untuk merusak lingkungan. 7. Objek pajak harus terletak di wilayah daerah Kabkota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas rendah serta hanya melayani masyarakat di Universitas Sumatera Utara wilayah daerah Kabkota yang bersangkutan. Yang dimadsud dengan mobilitas rendah adalah objek pajak sulit untuk dipindahkan. Sistem pengenaan pajak 1. Pajak bersifat progresif yaitu sistem pengenaan pajak dimana semakin tinggi dasar pajak tax base seperti tingkat penghasilan wajib pajak, harga barang mewah dan sebagai akan dikenakan pungutan pajak yang makin tinggi persenya. 2. Pajak bersifat proporsional yaitu sistem pengenaan pajak dimana tarif pajak dalam yang dikenakan tetap sama dasarnya walaupun nilai objeknya berbeda. 3. Pajak bersifat regresif yaitu sistem pengenaan pajak dimana walaupun nilai atau harga objek pajak meningkat dan juga jumlah pajak yang dibayar wajib pajak juga meningkat, namun dalam arti persentase jumlah pajak yang dibayar itu semakin kecil.

2.1.2 RETRIBUSI

Yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Perbedaan antara pajak dan retribusi daerah tidak hanya didasarkan atas objeknya tetapi juga perbedaan atas pendekatan tarif oleh sebab itu tarif retribusi bersifat fleksibel sesuai dengan tujuan retribusi dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh Pemda masing-masing Universitas Sumatera Utara untuk melaksanakan atau mengelola jenis pelayanan publik didaerahnya. Jadi dalam hal retribusi daerah, balas jasa dengan adanya retribusi daerah tersebut dapat langsung ditunjuk. Misalnya retribusi jalan, karena kendaraan bermotor tertentu melewati jalan dimana retribusi jalan tersebut dipungut, retribusi pasar dibayar karena adanya pemakaian ruangan pasar tertentu oleh si pembayar retribusi tersebut. Semakin banyak jenis pelayanan publik dan meningkatnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh Pemda terhadap masyarakat maka kecenderungan perolehan dana retribusi makin besar. Namun yang menjadi masalah adalah menentukan berapa besar manfaat yang diterima oleh orang yang membayar retribusi tersebut dan menentukan berapa pungutan yang harus dibayarnya. Untuk menilai manfaat yang harus ditempuh melalui beberapa langkah Suparmoko, 2002:85-86 yaitu: • Diidentifikasi manfaat fisik yang dapat diukur dasarnya. • Ditetapkan nilai rupiahnya dengan cara menggunakan harga pasar, atau harga barang pengganti, atau mengadakan survei tentang kesediaan membayar willingness to pay. Retibusi dibagi atas tiga golongan yakni retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perijinan tertentu. Penggolongan ini dimadsudkan guna menetapkan kebijakan umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan sektor retribusi yang ditentukan dalam pasal 21 UU pajak daerah tentang prinsip dan sasaran penetapan tarif. Universitas Sumatera Utara 1. Retribusi jasa umum • Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perijinan tertentu. • Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. • Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan diharuskan membayar retribusi disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum. • Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi. • Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraanya. • Retribusi tidak bertentangan dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. • Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik. Adapun yang termasuk dalam jasa pelayanan umum antara lain: • Pelayanan kesehatan • Pelayanan kebersihan dan persampahan • Pelayanan penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk KTP dan akta catatan sipil. • Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat. Universitas Sumatera Utara • Pelayanan parkir di tepi jalan umum. • Pelayanan pasar. • Pelayanan air bersih • Pengujian kendaraan bermotor • Pemerikasaan alat pemadam kebakaran • Penggantian biaya cetak peta yang dibuat oleh Pemda • Pengujian kapal perikanan 2. Retribusi Jasa Usaha • Bersifat bukan pajak dan bujan retribusi jasa umum atau retribusi perijinan tertentu. • Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemda. Adapun yang termasuk dalam retribusi jasa usaha adalah: • Pemakaian kekayaan daerah • Pemakaian pasar grosir atau pertokoan • Pelayanan terminal • Pelayanan tempat khusus parkir • Pelayanan tempat penitipan anak • Pelayanan penginapanvilla • Pelayanan penyedotan kakus Universitas Sumatera Utara • Rumah potong hewan • Tempat pendaratan kapal • Tempat rekreasi dan olahraga • Penyebrangan diatas air • Pengelolaan limbah • Penjualan usaha produksi daerah 3. Retribusi Perijinan tertentu • Perijinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka azas desentralisasi. • Perijinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum. Perijinan tertentu dapat dipungut retribusinya antara lain: • Ijin peruntukan penggunaan tanah • Ijin mendirikan bangunan • Ijin tempat penjualan minuman beralkohol • Ijin gangguan • Ijin trayek • Ijin pengambilan hasil hutan Dengan peraturan daerah dapat ditetapkan jenis retribusi selain yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah sesuai dengan kewenangan otonominya dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penerimaan jenis retribusi tertentu Universitas Sumatera Utara daerah sebagian diperuntukkan kepada desa. Bagian desa ditetapkan lebih lanjut dengan Perda Pemda dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dan penyediaan layanan tersebut. Retribusi dapat dipungut dengan sistem yang sifatnya progresif atau regresif berdasarkan potensi atau kemampuan pembayar retribusi. Sebagai contoh: retribusi sampah dapat dikenakan tarif yang lebih tinggi di daerah perumahan elite dan lebih rendah di daerah perumahan tipe sederhana.

2.1.3 HASIL PERUSAHAAN MILIK DAERAH

Sumber Pendapatan Asli Daerah PAD lainya yang menduduki peran paling penting setelah pajak dan retribusi daerah adalah Bagian pemerintah daerah atas laba BUMN. Kedudukan, fungsi dan tujuan pendirian suatu perusahaan daerah BUMD diatur dalam UU tentang perusahaan daerah dam masih berlaku sampai saat ini. Posisi perusahaan daerah atau BUMD di era otonomi sebenarnya sangat penting dan strategis sebagai salah satu institusi milik daerah dalam meningkatkan penerimaan PAD. Pembinaan dan pengembangan BUMD merupakan wewenang dari kepala daerah atas restu DPRD. Memang dalam tahap awal otonomi, tidak banyak yang dapat diharapkan dengan kehadiran BUMD untuk menambah kas daerah, selama BUMD tersebut rugi terus. Untuk mengembangkan BUMD memang wewenang penuh sudah ditangan Pemda, oleh karena itu pejabat Pemda harus punya visi tentang BUMD yang ada di daerahnya, selain itu Pemda juga harus dapat mengembangkan Universitas Sumatera Utara kerja sama dengan pihak lain atau perusahaan swasta lokal maupun internasional dalam upaya peningkatan perolehan laba perusahaan, dengan meningkatnya laba perusahaan daerah otomatis nilai PAD akan bertambah. Jenis penerimaan yang termasuk hasil-hasil pengolahan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan antara lain: Bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah.

2.1.4. Lain-lain penerimaan daerah yang dianggap sah antara lain hasil penjualan

aset tetap daerah dan jasa giro.

2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI

Menurut Rahardja, istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Suatu negara kadang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kadang mengalami pertumbuhan yang pesat. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produk barang dan jasanya meningkat. Angka yang digunakan untuk menaksir perubahan output adalah nilai moneter yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto PDB. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan karena pengaruh perubahan harga telah dihilangkan sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa. Perubahan nilai PDB sekaligus menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara Untuk menghitung PDB jika selang waktu pertumbuhan hanya satu periode digunakan rumus sebagai berikut Rahardja, 2003 : PDBRt - PDBRt-1 G t = PDBRt-1 Dimana : Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t PDBRt = Produk Domesti Bruto Riil periode t PDBRt-1 = Produk Domestik Bruto Riil periode sebelumnya Jika interval waktunya lebih dari satu periode maka : PDBRt = PDBRo 1+ r t Dimana : PDBRt : PDBR periode t PDBRo : PDBR periode awal r : tingkat pertumbuhan t : jarak periode Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah untuk melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik atau sebaliknya. Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi sektoral dan daerah asal produksi regional . Adapun pertumbuhan ekonomi sangat penting karena dapat mempengaruhi hal – hal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Tingkat kesejahteraan. Rakyat dikatakan makin sejahtera jika setidak-tidaknya output nasional per capita meningkat. Tingkat kesejahteraan tersebut apabila pertumbuhan GNP per capita harus melebihi dari pertumbuhan penduduk. Jika pertumbuhan penduduk suatu negara adalah 2 pertahun, maka pertumbuhan GNP harus lebih besar dari 2. 2. Kesempatan kerja. Terjadinya pertumbuhan ekonomi ditandai dengan naiknya GNP riil, kondisi ini sangat jelas membawa kesempatan kerja bagi seluruh faktor produksi, mengingat manusia adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam proses produksi. 3. Distribusi pendapatan, Pertumbuhan ekonomi juga dapat diharapkan untuk memperbaiki distribusi pendapatan yang lebih merata. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang ada hanyalah pemerataan kemiskinan. Upaya pemerataan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan pendapatan dapat berupa : a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuat kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat menaikkan daya tarik fiskal. b. Memperluas kesempatan kerja. c. Meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja maka peluang masyarakat untuk memperoleh penghasilan semakin besar. Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Teori – Teori Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Klasik

Teori Klasik ini dipelopori oleh Adam Smith mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Penduduk makin bertambah begitu juga dengan produk nasional. Semakin bertambah penduduk sementara jumlah lahan tidak bertambah sehingga mulai dirasakan tanahlahan semakin sempit. Sehingga pekerja baru akan mendapat lahan yang semakin kecil untuk digarap. Pada saat seperti ini barulah berlaku konsep the law of diminishing returns. Menurunya rasio antara jumlah pekerja dan dan lahan yang tersedia akan menimbulkan penurunan marginal produk sehingga akan menurunkan upah riil. Teori Pertumbuhan klasik juga mengemukakan keterkaitan antra pendapatan per capita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori ini menyatakan hal-hal sebagai berikut: • Ketika produksi marginal lebih tinggi daripada pendapatan per capita, jumlah penduduk masih sedikit dan tenaga kerja masih kurang. Maka pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja dan menaikkan pertumbuhan ekonomi. • Ketika produk marginal makin menurun, pendapatan nasional semakin naik tetapi dengan kecepatan yang lambat. Maka pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja, tetapi pendapatan per capita turun dan pertumbuhan ekonomi masih ada meskipun kuantitasnya semakin kecil. Universitas Sumatera Utara • Ketika produksi marginal nilainya sama dengan pendapatan per capita, artinya nilai pendapatan per capita mencapai maksimum dan jumlah penduduk optimal jumlah penduduk yamg sesuai dengan keadaan suatu negara yang ditandai dengan pendapatan per capita mencapai maksimum. Sehingga pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut kaum klasik berlakunya hukum the law of diminishing returns menyebabkan tidak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan justru akan menurunkan tingkat output nasional. Tetapi pertambahan tenaga kerja diikuti dengan pertambahan produk akan terjadi apabila pertambahan tenaga kerja diikuti dengan pertambahan modal. Kondisi ini secara grafik dapat dijelaskan sebagai berikut: Total Produk Nasional Q3 Q1 Q2 TP2 TP 1 Tk1 Tk2 Tk Gambar 2.2: Kurva Penduduk Optimum Universitas Sumatera Utara Keterangan: • Kurva TP1 menunjukkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dengan tingkat output nasional. Kondisi optimal akan tercapai jika jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah Tk1, dan jumlah produk nasional Q1. Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi Tk2, produk nasional tidak bertambah tapi justru berkurang menjadi Q2. • Pertambahan jumlah tenaga kerja menjadi Tk2 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bila diikuti dengan pertambahan barang modal sehingga produk nasional dapat mencapai Q3.

2. Teori Neo Klasik

Menurut teori neo klasik ini dipelopori oleh Robert Solow menyatakan pendapatnya saebagai berikut: • Pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis input yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Perhatian terhadap dua input tersebut sangat besar karena proses pertumbuhan ekonomi memerlukan: 1. Adanya intensifikasi modal, yaitu suatu proses jumlah modal per tenaga kerja naik setiap saat. 2. Adanya kenaikan tingkat upah yang dibayarkan kepada para pekerja pada saat intensifikasi modal terjadi. Sehingga masyarakat Universitas Sumatera Utara mempunyai daya beli tinggi, konsumsi meningkat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan produk. • Disamping faktor tenaga kerja dan modal, hal yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah faktor perkembangan teknologi. Menurut Solow, yang paling penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan peningkatan keahlian serta keterampilan para pekerja dalam menggunakan teknologi.

3. Teori Keynesian

Teori ini dipelopori oleh J.M Keynes yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja terutama ditentukan oleh permintaan agregate. Kaum keynesian yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi. Konsep-konsep Keynesian juga menunjukkan bahwa peranan pemerintah sangat berperan besar dalam meningkatkan perrumbuhan ekonomi. Perekonomian pasar sepertinya sulit untuk menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat dan bahkan sering menimbulkan instability, inequity, dan inefisiensi. Bila perekonomian sering dihadapkan pada ketidakstabilan, ketidakmerataan, dan ketidakefisienan jelas akan menghambat terjadinya pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara

4. Teori Rostow

Menurut Rostow pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai perubahan yaitu sebagai berikut: • Perubahan reorientasi organisasai ekonomi. • Perubahan pandangan masyarakat • Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak produktif ke yang lebih produktif. • Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus mengubah keyakinan bahwa alam itu tidak akan menentukan kehidupan manusia, tapi kehidupan manusia harus mampu menaklukkan kekayaan alam sehingga apa yang tersedia dapat menjadi sumber kehidupan dalam mencapai kemakmuran. Selanjutnya Rostow juga mengemukakan tahap-tahap dalam pertumbuhan ekonomi antara lain: • The Traditional society masyarakat tradisional, artinya suatu kehidupan ekonomi masyarakat yang berkembang secara tradisional dan belum didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dan cara berpikirnya masih primitif dan irasional. • The precondition for take off persyaratan tinggal landas, artinya merupakan masa transisi masyarakat untuk mempersiapkan dirinya untuk menerima teknik-teknik baru dari luar kehidupan mereka. Universitas Sumatera Utara • The take off tinggal landas, artinya terjadi perubahan yang sangat drastis dalam terciptanya kemajuan yang sangat pesat dalam inovasi berproduksi dan lain sebagainya. • The drive to maturity menuju kematangan, artinya masyarakat secara efektif telah menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam. • The age of high mass consumption konsumsi tinggi, artinya perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah kesejahteraan dan upaya masyarakat tertuju untuk menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui sisterm perpajakan yang lebih progresif. Masyarakat tidak mempermasalahkan kebutuhan pokok lagi, tapi konsumsi lebih tinggi terhadap barang tahan lama dan barang-barang mewah.

5. Teori Schumpeter

Teori ini menekankan pada peranan pengusaha dalam pembangunan, kemajuan peekonomian sangat ditentukan oleh adanya enterpreneur wiraswasta. Entepreneurer yang unggul yaitu orang yang memiliki inisiatif yang tinggi, kemampuan, dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan baru dalam kegiatan berproduksi. Para enterpreneur akan menciptakan hal-hal yang baru seperti menciptakan barang baru, menggunakan cara-cara baru dalam berproduksi, Universitas Sumatera Utara memperluas pasar ke daerah baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru, reorganisasi dan restrukturisasi dalam perusahaan industri untuk kemajuan yang lebih baik. 6.Teori Harrod-Domar Menurut Harrod-Domar, syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang tangguh atau steady growth dalam jangka panjang yaitu perlunya investasi. Untuk menciptakan investasi perlu meningkatkan tabungan. Oleh sebab itu setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk menyimpan sebagian pendapatanya guna meningkatkan tabungan. Sebagai ahli yang mengembangkan konsep Keynes, Harrod-Domar tetap meningkatkan peran pemerintah terutama dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dalam menghimpun dana untuk keperluan investasi agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi adalah: 1. Barang modal, agar ekonomi bertumbuh stok barang modal harus ditambah melalui investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi akan lebih baik lagi jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai penambahan kualitas. 2. Tenaga kerja, Sampai saat ini khususnya di negara sedang berkembang, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat dominan Pratama; 2001:189. Penambahan tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap Universitas Sumatera Utara peningkatan output. Berapa banyak penambahan tenaga kerja sangat tergantung dari seberapa cepatnya terjadi The law of diminishing return. Sedangkan cepat atau lambat proses ini sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan keterkaitanya dengan kemajuan teknologi produksi. 3. Teknologi, penggunaan teknologi yang makin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi jika hanya dilihat dari peningkatan output. Namun hal ini bukan berarti baik, sebab tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat yang adil dan sejahtera, bukan orang per orang. 4. Kewirausahaan, hal ini dapat didefenisikan sebagai kamampuan dan keberanian mengambil resiko guna memperoleh keuntungan. Para pengusaha mempunyai perkiraan yang matang bahwa input yang dikombinasikan akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kemampuan mengkombinasikan input dapat disebut sebagai kemampuan inovasi

2.3 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB

Tingkat perekonomian suatu wilayahdaerah dapat diukur dengan menggunakan besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang merupakan jumlah dari nilai tambah seluruh sektor ekonomi. Melalui angka PDRB dapat diketahui pertumbuhan dan struktur perekonomian suatu wilayah. Nilai PDRB disajikan dalam dua versi yaitu menurut lapangan usaha dan menurut penggunaan seluruh nilai tambah yang dihasilkan. Selain disajikan dalam dua versi tersebut, PDRB disajikan juga atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Universitas Sumatera Utara Perubahan besaran PDRB atas dasar harga konstan. Perubahan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun penghitungan masih memuat akibat terjadinya inflasi dan deflasi, sehungga tidak memperlihatkan pertumbuhan atau perubahan PDRB secara riil. Sebaliknya PDRB atas harga konstan menggunakan harga pasar pada tahun tertentu 1983, 1993 sehingga perubahan besaran PDRB sudah terlepas dari pengaruh inflasi atau deflasi. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan inilah laju perekonomian suatu wilayah dapat diketahui. Pada dasarnya ada 4 cara perhitungan nilai tambah atas dasar konstan yaitu: 1. Revaluasi: dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antar masing- masing tahun dengan harga tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. 2. Ekstrapolasi: Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstarpolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja. Jumlah perusahaan dan yang lainya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan sub sektor dan sektor yang dihitung. 3. Deflasi: nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga yang digunakan sebagai deflator, biasanya merupakan indeks harga Universitas Sumatera Utara konsumen IHK, Indeks harga perdagangan besar IHPB tergantung mana yang lebih cocok. 4. Deflasi berganda: dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan saebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya saedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah dari komponen input terbesar. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN