PENERAPAN UKIRAN KAYU PADA DINDING BANGUNAN MASJID AL-MUSANNIF MEDAN DITINJAU DARI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA.

(1)

PENERAPAN UKIRAN KAYU PADA DINDING

BANGUNAN MASJID AL-MUSANNIF MEDAN

DITINJAU DARI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ASRUL MURSALIN HASIBUAN

NIM 2113151007

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2016

Asrul Mursalin Hasibuan NIM. 2113151007


(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSRTRAK

Asrul Mursalin Hasibuan, NIM 2113151007, Penerapan Ukiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid Al-musannif Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip Seni Rupa. Skripsi Jurusan Seni Rupa, Program Studi Pendidikan Seni Rupa S-1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilakukan di Masjid Al-musannif Medan di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan yang bertujuan untuk mengetahui serta mendeskripsikan ukiran kayu yang di terapkan pada dinding bagian dalam masjid ditinjau dai prinsip-prinsip seni rupa.

Untuk mengetahui data mengenai penerapan ukiran kayu yang diterapkan pada dinding bagian dalam masjid Al-musannif Medan dilakukan pengumpulan data melalui instrument penelitian observasi, dokumentasi penilaian dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ukiran kayu pada dinding bagian dalam bangunan masjid Al-musannif Medan memenuhi standar yang ditentukan oleh prinsip-prinsip seni rupa yang diterapkan. Standar dari penilain ditentukan oleh 2 dosen ahli dan 1 ahli praktisi pengrajin ukiran kayu jepara yaitu, Drs.Misgiya, M.Hum, Drs. Heri Soeprayogi, dan Jakparoh. Prinsip-prinsip seni rupa yang sangat baik adalah prinsip keselarasan dan prinsip seni rupa baik adalah prinsip kesatuan. Hasil penelitian menunjukkan 8 jenis motif ukiran memiliki nilai 90 ke atas dan masuk ke dalam kategori sangat baik, 5 jenis moif ukiran lainnya memiliki nilai 80 ke atas yang masuk ke dalam kategori baik


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan baik.

Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga dikemudian kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau. Amin.

Dalam hal ini penulis mengambil Skripsi yang berjudul : “Penerapan Ukiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid Al-musannif Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip Seni Rupa ”. Penulisan Skripsi ini bermaksud untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dalam teori pendukung, system penulisan serta dalam penyususnan kata-kata. Hal ini disebabkan karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dalam kekurangan penulisan ini baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja penulis mohon maaf.

Pada kesempatan yang berbahagian ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan sekaligus Pembimbing Skripsi.

4. Drs. Basyaruddin, M.Pd. Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Marice, M.Hum. Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.


(8)

iii

6. Drs. Mesra, M.Sn. Ketua Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Penguji.

7. Drs. Gamal Kartono, M.Si. Sekretaris Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan.

8. Drs. Brisman Silaban, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik Sekaligus Dosen Penguji.

9. Drs. Sri Wiratma, M.Si. Dosen Penguji.

10.Seluruh Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni.

11.Kedua Orang Tua tercinta Ayah anda Ali Akbar Hasibuan, S.Pd dan Ibunda Asiah Nasution, serta abang, kakak dan adik penulis yang senantiasa menyertakan do’a dan dukungan dalam segala bentuk dan sebagai motivasi 12.Ketua BKM Masjid Al-musannif Drs. H. Salman As Tarigan beserta Imam

masjid Tono, dan Lana Syahputra.

13.Tim Penilai Drs. Misgiya, M.Hum, Drs. Heri Soeprayogi, M.Si, dan Jakfaroh 14.Devi Listari yang telah menjadi penyemangat dalam hidup penulis.

15.Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Seni Rupa kelas A angkatan 2011.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak memberi bantuan secara langsung maupun tidak langsung selama ini kepada penulis serta terima kasih kepada seluruh kawan dan lawan yang telah menjadi motivasi penulis.

Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak yang berpengalaman dalam penulisan Skripsi, sehingga dapat menjadi manfaat bagi penulis.

Medan, Maret 2016

Asrul Mursalin Hasibuan NIM. 2113151007


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Pengertian Ukiran ... 7

2. Jenis-jenis Ukiran Kayu ... 8

3. Motif Ukiran Tradisional ... 11


(10)

v

5. Bahan-Bahan Kerajinan Ukir ... 26

6. Peralatan Mengukir ... 30

7. Penyelesaian Terakhir Ukiran Kayu (finishing) ... 33

8. Prinsip-Prinsip Seni Rupa ... 37

9. Ukiran Kayu Pada Masjid ... 41

10. Proses Ukir Kayu. ... 42

B. Kerangka Konseptual ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Jadwal Penelitian ... 47

1. Lokasi Penelitian ... 47

2. Jadwal Penelitian ... 47

B. Populasi Dan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 48

C. Metode Penelitian ... 49

D. Instrumen Penelitian ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

1. Observasi ... 51

2. Wawancara ... 51

3. Dokumentasi ... 52

4. Format Penilaian ... 52


(11)

1. Klasifikasi Data ... 65

2. Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66

1. Dinding Depan Bagian Dalam Masjid ... 67

2. Tiang Pondasi Depan Masjid ... 70

3. Tiang Pondasi Tengah Masjid ... 75

B. Analisis Hasi Penelitian ... 79

1. Hasil Penilaian ... 79

2. Klasifikasi Data ... 116

C. Teknik Pembuatan Ukiran ... 135

D. Analisis Hasil Wawancara ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 138

B.Saran ... 140


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Pokok ... 12

Gambar 2.2 Ikal ... 13

Gambar 2.3 Daun Patran ... 14

Gambar 2.4 Pecahan garis dan pecahan cawen ... 15

Gambar 2.5 Benangan ... 16

Gambar 2.6 Trubusan ... 17

Gambar 2.7 Angkup ... 18

Gambar 2.8 Simbar ... 19

Gambar 2.9 Endong ... 20

Gambar 2.10 Cula ... 21

Gambar 2.11 Jambul ... 21

Gambar 2.12 Sunggar ... 22

Gambar 2.13 Bentuk daun dan buah ... 23

Gambar 2.14 Bentuk ukiran daun motif Madura ... 23

Gambar 2.15 Bentuk ukiran daun motif Semarang ... 24

Gambar 4.1 Dinding depan baigian dalam masjid. ... 67

Gambar 4.2 Tiang pondasi depan... 70


(13)

DAFTAR BAGAN


(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 47 Tabel 3.2 Format Pnilaian ... 53 Tabel 4.1 Ukiran Yang Diterapkan Pada Dinding Depan Bagian Dalam

Masjid Al-Musannif Medan ... 68 Tabel 4.2. Ukiran Yang Diterapkan Pada Tiang Pondasi Depan Bagian

Dalam Masjid Al-Musannif Medan ... 71 Tabel 4.3. Ukiran Yang Diterapkan Pada Tiang Pondasi Tengah Bagian

Dalam Masjid Al-Musannif Medan ... 76 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Uiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid

Al-Musannif Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip

Seni Rupa Oeh Penilai Drs. Misgiya M.Hum ... 79 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Uiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid

Al-Musannif Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip

Seni Rupa Oeh Penilai Drs. Heri Soeprayogi, M.Si ... 89 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Uiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid

Al-Musannif Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip

Seni Rupa Oeh Penilai Jakfaroh ... 99 Tabel 4.7 Hasil Aumulasi Skor Penilaian ... 117 Tabel 4.8 Kategori Hasil Penilaian Uiran Yang Diterapan Pada Dinding

Bangunan Masjid AL-Musannif Meda Ditinjau Dari

Prinsip-Prinsip Seni Rupa ... 126 Tabel 4.9 Hasil Wawancara Narasumber Jafaroh ... 136


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Dokumentasi ... 143

LAMPIRAN 2 Biodata Narasumber ... 144

LAMPIRAN 3 Lembar Pertanyaan ... 145

LAMPIRAN 4 Foto Saat Wawancara ... 146

LAMPIRAN 5 Lembar Penilaian Dari Drs. Misgiya, M.Hum ... 147

LAMPIRAN 6 Lembar Penilaian Dari Drs. Heri SOeprayogi M.Si... 155


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni dan budaya yang dihasilkan masyarakat disetiap sudut kota. Keragaman seni dan budaya bangsa Indonesia diantaranya terlihat melalui berbagai produk kriya tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing.

Karakter dan ciri khas daerah masing-masing tercermin jelas, berbagai media yang digunakan menghasilkan bermacam jenis hasil kriya, media yang digunakan antara lain kayu, logam, tanah liat, kulit dan lain-lainnya. Hasil karya kriya terwujud dalam berbagai bentuk dan gaya, guna memenuhi berbagai kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

Seni ukir merupakan salah satu jenis hasil kriya yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya jenis produksi dan ukir kayu, terutama pada perabot dan bangunan-bangunan, serta benda lainnya.

Ukiran tidak dapat dipisahkan dengan dunia seni, khususnya seni rupa. Karya seni ukir adalah karya yang dibuat oleh manusia dari bentuk-bentuk visual yang dipahat di atas kayu, baik dari wujud dasarnya maupun teknik yang digunakan. Dilihat dari desainnya menunjukkan gambar hiasan yang berulang-ulang maupun sambung-menyambung satu dengan yang lain. Sedangkan


(17)

2

dilihat dari teknik pembuatan, hasilnya merupakan bentuk cekung cembung yang sambung menyambung.

Ukiran juga banyak diterapkan pada bangunan-bangunan masjid. Seperti ukiran pada dinding, pintu, jendela, tempat khotbah, juga dikembangkan seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain.

Menurut Sufisme dalam Jurnal Pengetahuan Dan Penciptaan Seni VII/03 (2000:234) mengatakan: “Masjid adalah gambaran dari alam atau manusia dalam mikromosna. Dengan pandangan ini, masjid dituntut untuk mereflesikan

kehadiran Allah. Masjid mengingatkan manusia akan Allah, Sang Pencipta”. Jadi

pada umumnya masjid adalah tempat ibadah umat islam, kewajiban umat islam untuk melaksanakan salat salah satu dari rukun islam yang kedua. Kebutuhan akan tempat penyelenggaraan salat yang dikenal sebagai salat berjamaah ini, merangsang perkembangan arsitektur masjid untuk tempat bersujud. Bangunan masjid berkembang sesuai dengan daerah dan budaya setempat yang mempengaruhinya.

Seperti pada masjid Al-musannif yang terletak di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan Provinsi Sumatera Utara yang didirikan oleh Bapak Haji Anif Shah dengan arsitektur bangunan yang mewah, Memiliki sebuah menara tinggi dengan puncak bermahkota. Bangunan masjid ini memiliki satu kubah besar yang berada di tengah bangunan, dan empat buah kubah kecil di sekitar kubah besar. Di dalam bangunan masjid terdapat ruangan yang cukup luas


(18)

3

untuk salat berjamaah, lantai masjid yang dilapisi dengan ambal sajadah agar membuat kenyamanan bagi beribadah di dalamnya. Disamping itu terdapat pula taman, tempat kamar mandi, dan tempat wudu.

Pada dinding dalam masjid ini, serta tiang pondasi masjid terdapat hiasan-hiasan ukiran kayu bermotifkan jawa, dan ukiran kaligrafi, sehingga dapat diraba tinggi rendahnya permukaan ukirannya, sebagian ukiran yang diterapkan berupa jenis ukiran tembus (kerawang) dan ukiran timbul sehingga dalam penerapan ukiran yang terdapat pada dinding tersebut menerapkan beberapa teknik pembuatannya. Penerapan teknik, bahan, dan warna dapat berpengaruh terhadap hasilnya, sehingga kualitas dan nilai estetisnya berkurang. Dalam pengerjaan suatu karya seni khususnya seni ukir juga harus melihat prinsip-prisip seni rupa yang merupakan pedoman untuk berkarya seni.

Akan tetapi ukiran dinding bagian dalam masjid Al-musannif ini, apa saja motif ukiran, serta teknik pembuatan motif yang diterapkan pada dinding dalam masjid Al-musannif, dan apakah prinsip-prinsip seni rupa diterapkan pada ukiran di dinding bagian dalam masjid. Terdorong rasa ingin tahu penulis tertarik untuk menindak lanjuti karya-karya seni ukir yang ada pada bangunan masjid tersebut.

Maka dari itu penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian ukiran yang diterapkan pada dinding bagian dalam masjid tersebut, dengan judul

“Penerapan Ukiran Kayu Pada Dinding Bangunan Masjid Al-musannif

Medan Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip Seni Rupa”.


(19)

4

1. Penerapan Jenis-jenis motif ukir kayu pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

2. Teknik pembuatan motif ukiran pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

3. Prinsip seni rupa yang diterapkan pada ukiran di dinding bagian dalam Masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan. 4. Fungsi penerapan seni ukir kayu pada dinding dalam masjid Al-musannif

di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

5. Warna yang diterapkan pada motif ukiran kayu pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan. 6. Makna religi pada motif ukiran ukiran kayu pada dinding dalam masjid

Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

7. Penerapan bahan yang digunakan pada ukiran kayu pada dinding masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu prinsip-prinsip seni rupa yang diterapkan pada ukiran di dinding bagian dalam bangunan Masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.


(20)

5

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja motif ukiran kayu yang diterapkan pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan?

2. Bagaimanakah prinsip-prinsip seni rupa diterapkan pada ukiran di dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan?

3. Bagaimanakah Teknik Pembuatan Motif ukiran pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui motif ukiran kayu yang diterapkan pada dinding dalam bangunan masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

2. Mengetahui prinsip-prinsip seni rupa yang diterapkan pada ukiran di dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

3. Mengetahui Teknik Pembuatan Motif ukiran pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.


(21)

6

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui motif-motif ukiran yang di terapkan pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

2. Sebagai upaya untuk melestarikan seni ukir di Medan.

3. Sebagai bahan referensi bagi lembaga pendidikan dalam pengembangan budaya di sekolah khususnya di Medan.

4. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat kota Medan, agar menghargai nilai-nilai tradisional dalam memperindah tampilan bangunan masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

5. dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menggerakkan hati para pembaca untuk meneliti atau mencari tahu keberadaan ukiran dari masjid daerah yang belum diungkap.

6. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.


(22)

138 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian terhadap penerapan ukiran kayu pada bangunan masjid Al-musannif Medan ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa.

1. Motif- motif ukiran yang diterapkan pada dinding bangunan masjid Al-musannif Medan adalah motif ukiran tradisional Jawa.

2. Menurut penilai dari salah satu responden ukiran kayu motif semarangan pada table 4.1 No 1 memiliki kelemahan pada aspek irama. Namun ukiran ini memiliki keunggulan pada aspek keseimbangan keselarasan dan kesatuan. 3. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran kayu pada motif melayu pada

table 4.1 No 2 memiliki nilai yang cukup merata pada setiap aspek penilaian. 4. Menurut penilaian dari salah satu responden ukiran pada motif daun kelopak

pada table 4.1 No 3 memiliki kelemahan pada aspek keseimbangan, namun pada aspek lainnya penilaian cukup merata.

5. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran pada motif daun patran pada table 4.1 No 4 memiliki nilai yang cukup merata pada aspek penilaian

6. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif semarangan pada table 4.1 No 5 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya.


(23)

139

7. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif bunga belum mekar pada tael 4.1 No 6 memiliki nilai yang merata pada setiap apeknya.

8. Menurut penilai dari salah satu responden ukiran kayu motif bunga kuncup pada table 4.2 No 1 memiliki kelemahan pada aspek kesatuan. Namun ukiran ini memiliki keunggulan pada aspek keseimbangan irama, dan keselarasan. 9. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif majapahit pada table 4.2

No 2 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya.

10.Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif nanas pada table 4. No 3 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya. 11.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif semarangan pada table 4.2

No 4 memiliki nilai yang merata pada setiap aspeknya.

12. Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 1 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

13.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 2 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

14.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 3 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

15.Berdasarkan penilaian oleh para responden maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan prinsip-prinsip seni rupa sudah diaplikasikan dalam pembuatan ukiran walaupun belum maksimal, dibuktikan dengan adanya


(24)

140

kesenjangan nilai dari beberapa aspek prinsip-prinsip seni rupa dalam satu jenis ukiran.

16.Dari 5 Prinsip-prinsip Seni Rupa, Prinsip keselarasan berdasarkan nilai dari tim penilai dengan nilai terbanyak 90 ke atas kategori sangat bagus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ukiran kayu pada bangunan masjid Al-musannif Medan ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintahan kota Medan, selain masjid banyak berbagai bangunan untuk melestarikkan karya seni khususnya seni ukir agar memperkenalkan kepada masyarakat tentang ukiran-ukiran jepara.

2. Kepada pengrajin seni ukir terus tingkatkan nilai-nilai prinsip-prinsip seni rupa, untuk berkarya seni ukir.

3. Kepada Dinas Parawisata terus meriset kebaradaan karya-karya seni ukir agar keberadaan seni ukir lebih dikenal masyarakat khususnya di Medan.


(25)

141

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2005. Manajemen Pnelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Artini, Sri Pudjiastuti, dan Pamudji Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan.

Atisah Sipahelut dan Petrussumadi. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Budiwiwaramulja, Dwi. 2012. Penciptaan Ragam Hias Baru Berdasarkan Motif-Motif Tradisional Sumatera Utara. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Medan Unimed.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gustami. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara Kajian Estetika Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisus.

Hasluck, Paul. 1977. Manual of Tradition Wood Carving. New York: Dover Publication.

Kimianto, Eko. Blog Pendidikan Seni Rupa. Dapat diakses pada situs.

http://artkimianto.blogspot.co.id/20 Desember 2015.

Meyer. 1957 Hand Book Of Ornament. New York: Dover Publication. Misgiya. 2005. Seni Kerajinan Ukir Kayu. FBS Unimed.

Nawawi, M. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unimed. Jurnal Seni Rupa Vol 2. No 2 FBS UNIMED.

Purba, Roby. 2015.UKIR. Dapat diakses pada situs http://dokumen.tips/ documents/ukir5571f954497959 91698f54da.html/28 Sepetember 2015.


(26)

142

Retnowati, Tri Hartiti. Teknik Finishing Kayu. Dapat diakses pada situs

http://Retnowatistaff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Teknik%20Finishing %20Kayu.doc/28 September 2015.

Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya rupa Desain, arsitektur, Seni Rupa, dan kriya. Jakarta: Erlangga.

Salam, Sofyan. 2000. Arsitektur Masjid Dalam Fungsi Dan Simbol. Jurnal

Pengetahuan dan Penciptaan Seni VII/03. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta. Sembiring, Dermawan. 2013. Wawasan Seni. Medan. Unimed

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sianipar, Desthan. 2011. Kemampuan Siswa Kelas XII Jurusan Kriya Kayu Dalam Menerapkan Ornament Batak Toba Pada Karya Seni Ukir Di SMK N 1 Laguboti Tahun Pelajaran 2010/2011. Medan: Skripsi UNIMED Soepratno, BA. 1997. Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Keterampilan

Menggambar dan Mengukir Kayu Jilid 1 . Semarang: PT.Effharr.

______________.1983. Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Keterampilan Menggambar dan Mengukir Kayu Jilid 2 . Semarang: PT.Effharr.

Sugito. Dkk. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Seni Rupa. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sumarsono. 2013. Esthetika Islam Dalam Seni. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed Vol. 10 No. 01. Medan. Unimed.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta: Dicti Art & Djagat Art House. Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Proposal, Skripsi, dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.


(1)

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui motif-motif ukiran yang di terapkan pada dinding dalam masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

2. Sebagai upaya untuk melestarikan seni ukir di Medan.

3. Sebagai bahan referensi bagi lembaga pendidikan dalam pengembangan budaya di sekolah khususnya di Medan.

4. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat kota Medan, agar menghargai nilai-nilai tradisional dalam memperindah tampilan bangunan masjid Al-musannif di Jl. Cemara Komplek Cemara Asri Sampali Medan.

5. dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menggerakkan hati para pembaca untuk meneliti atau mencari tahu keberadaan ukiran dari masjid daerah yang belum diungkap.

6. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.


(2)

138 A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian terhadap penerapan ukiran kayu pada bangunan masjid Al-musannif Medan ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa.

1. Motif- motif ukiran yang diterapkan pada dinding bangunan masjid Al-musannif Medan adalah motif ukiran tradisional Jawa.

2. Menurut penilai dari salah satu responden ukiran kayu motif semarangan pada table 4.1 No 1 memiliki kelemahan pada aspek irama. Namun ukiran ini memiliki keunggulan pada aspek keseimbangan keselarasan dan kesatuan. 3. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran kayu pada motif melayu pada

table 4.1 No 2 memiliki nilai yang cukup merata pada setiap aspek penilaian. 4. Menurut penilaian dari salah satu responden ukiran pada motif daun kelopak

pada table 4.1 No 3 memiliki kelemahan pada aspek keseimbangan, namun pada aspek lainnya penilaian cukup merata.

5. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran pada motif daun patran pada table 4.1 No 4 memiliki nilai yang cukup merata pada aspek penilaian

6. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif semarangan pada table 4.1 No 5 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya.


(3)

7. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif bunga belum mekar pada tael 4.1 No 6 memiliki nilai yang merata pada setiap apeknya.

8. Menurut penilai dari salah satu responden ukiran kayu motif bunga kuncup pada table 4.2 No 1 memiliki kelemahan pada aspek kesatuan. Namun ukiran ini memiliki keunggulan pada aspek keseimbangan irama, dan keselarasan. 9. Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif majapahit pada table 4.2

No 2 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya.

10.Menurut penilaian dari ketiga responden ukiran motif nanas pada table 4. No 3 memiliki nilai yang merata pada setiap aspek prinsip-prinsip seni rupanya. 11.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif semarangan pada table 4.2

No 4 memiliki nilai yang merata pada setiap aspeknya.

12. Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 1 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

13.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 2 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

14.Menurut penilai dari ketiga responden ukiran motif surakarta pada table 4.3 No 3 memiliki nilai sangat baik yang merata pada setiap aspeknya.

15.Berdasarkan penilaian oleh para responden maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan prinsip-prinsip seni rupa sudah diaplikasikan dalam pembuatan ukiran walaupun belum maksimal, dibuktikan dengan adanya


(4)

kesenjangan nilai dari beberapa aspek prinsip-prinsip seni rupa dalam satu jenis ukiran.

16.Dari 5 Prinsip-prinsip Seni Rupa, Prinsip keselarasan berdasarkan nilai dari tim penilai dengan nilai terbanyak 90 ke atas kategori sangat bagus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ukiran kayu pada bangunan masjid Al-musannif Medan ditinjau dari prinsip-prinsip seni rupa sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintahan kota Medan, selain masjid banyak berbagai bangunan untuk melestarikkan karya seni khususnya seni ukir agar memperkenalkan kepada masyarakat tentang ukiran-ukiran jepara.

2. Kepada pengrajin seni ukir terus tingkatkan nilai-nilai prinsip-prinsip seni rupa, untuk berkarya seni ukir.

3. Kepada Dinas Parawisata terus meriset kebaradaan karya-karya seni ukir agar keberadaan seni ukir lebih dikenal masyarakat khususnya di Medan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2005. Manajemen Pnelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Artini, Sri Pudjiastuti, dan Pamudji Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan.

Atisah Sipahelut dan Petrussumadi. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Budiwiwaramulja, Dwi. 2012. Penciptaan Ragam Hias Baru Berdasarkan Motif-Motif Tradisional Sumatera Utara. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed. Medan Unimed.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gustami. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara Kajian Estetika Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisus.

Hasluck, Paul. 1977. Manual of Tradition Wood Carving. New York: Dover Publication.

Kimianto, Eko. Blog Pendidikan Seni Rupa. Dapat diakses pada situs. http://artkimianto.blogspot.co.id/20 Desember 2015.

Meyer. 1957 Hand Book Of Ornament. New York: Dover Publication. Misgiya. 2005. Seni Kerajinan Ukir Kayu. FBS Unimed.

Nawawi, M. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias Pada Kriya Keramik Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS Unimed. Jurnal Seni Rupa Vol 2. No 2 FBS UNIMED.

Purba, Roby. 2015.UKIR. Dapat diakses pada situs http://dokumen.tips/ documents/ukir5571f954497959 91698f54da.html/28 Sepetember 2015.


(6)

Retnowati, Tri Hartiti. Teknik Finishing Kayu. Dapat diakses pada situs

http://Retnowatistaff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Teknik%20Finishing %20Kayu.doc/28 September 2015.

Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya rupa Desain, arsitektur, Seni Rupa, dan kriya. Jakarta: Erlangga.

Salam, Sofyan. 2000. Arsitektur Masjid Dalam Fungsi Dan Simbol. Jurnal

Pengetahuan dan Penciptaan Seni VII/03. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta. Sembiring, Dermawan. 2013. Wawasan Seni. Medan. Unimed

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sianipar, Desthan. 2011. Kemampuan Siswa Kelas XII Jurusan Kriya Kayu Dalam Menerapkan Ornament Batak Toba Pada Karya Seni Ukir Di SMK N 1 Laguboti Tahun Pelajaran 2010/2011. Medan: Skripsi UNIMED Soepratno, BA. 1997. Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Keterampilan

Menggambar dan Mengukir Kayu Jilid 1 . Semarang: PT.Effharr.

______________.1983. Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Keterampilan Menggambar dan Mengukir Kayu Jilid 2 . Semarang: PT.Effharr.

Sugito. Dkk. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Seni Rupa. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sumarsono. 2013. Esthetika Islam Dalam Seni. Jurnal Seni Rupa FBS Unimed Vol. 10 No. 01. Medan. Unimed.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta: Dicti Art & Djagat Art House. Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Proposal, Skripsi, dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.