Penciptaan Teknologi Spesifik Lokasi

Strategi kebijakan jangka pendek yang dapat ditempuh antara lain dengan: 1 Penciptaan teknologi spesifik lokasi. 2 Peningkatan produktivitas dan produksi kedelai. 3 Perbaikan kualitas kedelai lokal. 4 Pengaturan harga dan efisiensi pemasaran. 5 Pengaturan keterkaitan harga internasional dan nasional. Strategi kebijakan jangka panjang adalah mengupayakan tercapainya swasembada kedelai, yaitu produksi kedelai lokal dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

8.2. Strategi Kebijakan Jangka Pendek

8.2.1. Penciptaan Teknologi Spesifik Lokasi

Penciptaan teknologi spesifik lokasi melalui dukungan penelitian yang mantap diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai dan pada gilirannya diharapkan mampu menekan tingkat ketergantungan terhadap kedelai impor. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 2005 di Indonesia terdapat 2,5 juta hektar lahan kering potensial yang dapat diberdayakan untuk pengembangan kedelai. Pada tahun 2001-2004 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan telah melepas varietas unggul yang adaptif pada lahan kering masam di Sumatera dan Kalimantan, yaitu varietas Tanggamus, Sibayak, Nanti, Ratai dan Seulawah yang memiliki potensi produktivitas lebih dari 2 tonhektar. Perbaikan kesuburan lahan terutama pada lahan kering masam dapat dilakukan dengan pemberian pupuk hayati yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Kombinasi penggunaan varietas unggul dan penggunaan pupuk hayati ini akan dapat memperluas areal tanam dan meningkatkan produktivitas kedelai. Kesadaran dan partisipasi petani untuk menerapkan teknologi maju dalam budidaya kedelai perlu ditumbuhkan. Beberapa cara dapat ditempuh untuk mendorong petani mengadopsi teknologi guna meningkatkan produktivitasnya, antara lain : 1 melakukan demplot teknologi maju oleh penyuluh, 2 melakukan pelatihan kelompoktani untuk memahami teknologi budidaya maju oleh penyuluh, 3 diadakannya perlombaan keberhasilan usahatani kedelai, 4 pembentukan semacam ‘gugus kendali mutu’ pada kelompoktani untuk memecahkan permasalahan budidaya secara mandiri, 5 adanya pembinaan berkelanjutan oleh penyuluh dan aparat Pemerintah Daerah. Disamping itu, petani diberi kemudahan mendapatkan sarana produksi oleh pemerintah. Demikian juga, pemasaran hasil panen perlu diawasidiatur Pemerintah Daerah agar harganya tidak jatuh saat panen raya. Dalam masalah ketersediaan benih terkadang sulit diadakan pada saat diperlukan. Untuk memperoleh benih dengan daya tumbuh yang masih baik, penyediaan benih kedelai harus berasal dari penyiapan benih pada musim tanam sebelumnya, sehingga perlu perencanaan kebutuhan benih yang mantap. Untuk memperlancar proses penyediaan benih hendaknya dapat ditangani oleh penangkar lokal, seperti petani maju dengan bimbingan penyuluh. Penangkar benih lokal harus menyediakan benih dengan memanfaatkan sistem ‘jabalsim’ jalur benih antarlapang dan antarmusim. Program peningkatan produksi dan produktivitas perlu didukung perakitan dan pengembangan benih varietas unggul berdaya hasil tinggi 2.5-2.7 tonha dan toleran terhadap cekaman lingkungan. Menurut Marwoto dan Hilman 2005, pada tahun 2001-2004, Badan Litbang Pertanian telah melepas 11 varietas unggul kedelai, yaitu varietas berbiji besar Anjasmoro, Mahmeru dan Panderman dan varietas berbiji sedang untuk lahan sawah Sinabung, Kaba, dan Ijen, untuk lahan kering Tanggamus, Sibayak, Nanti, Ratai dan Seulawah. Untuk itu dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai, penggunaan benih kedelai harus disesuaikan dengan varietas yang sesuai. Kesadaran dan partisipasi petani perlu ditumbuhkan untuk menerapkan teknologi budidaya maju. Beberapa cara dapat ditempuh untuk mendorong petani mengadopsi teknologi guna meningkatkan produktivitasnya, antara lain dengan melakukan : 1 demplot teknologi maju oleh penyuluh, 2 pelatihan kelompoktani untuk memahami teknologi budidaya maju oleh penyuluh, 3 perlombaan keberhasilan usahatani kedelai, 4 pembentukan semacam ‘gugus kendali mutu’ pada kelompoktani untuk memecahkan permasalahan budidaya secara mandiri, 5 pembinaan berkelanjutan oleh penyuluh dan aparat Pemerintah Daerah. Disamping itu, petani diberi kemudahan mendapatkan sarana produksi oleh pemerintah. Demikian juga, pemasaran hasil panen perlu diawasi Pemerintah Daerah agar harganya tidak jatuh.

8.2.2. Upaya Peningkatan Produksi Kedelai