12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian mengenai kurikulum 2013 yang sudah pernah dilakukan sebelumnya seperti Sukendar 2014: 144 den
gan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Madrasah
Tsanawiyah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif ”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model yang dirasa sangat tepat dan sejalan dengan pengembangan kurikulum 2013, di mana
siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif. Proses belajar dengan model ini sebagian besar tergantung dari pengajar yang mengkondisikan. Pada
pembelajaran matematika, komunikasi matematik yang terjadi tidak hanya sekedar hubungan timbal balik, namun dibalik dari itu adanya pemahaman
yang mendalam terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat, sehingga komunikasi matematik diharapkan dapat berjalan efektif. Penerapan
belajar diskusi yang menyertakan nilai tertentu merupakan bentuk konkrit dalam proses pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran bermakna.
Penyertaan nilai-nilai yang relevan dari kemandirian belajar diharapkan dapat memperkuat proses balajar didalam kelas serta kemampuan komunikasi
matematik siswa tersebut, yang pada akhirnya mampu meningkatkan dalam komunikasi matematik.
Sariono 2013: 8 dengan judul “Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi
Emas ”. Hasil kajian tersebut adalah perubahan dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan KTSP menuju Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, dan bukan perubahan yang bersifat radikal. Dalam menyikapi pemberlakuan
kurikulum 2013, pendidik harus lebih meningkatkan kompetensinya sehingga mampu membawa perubahan seperti yang diamanatkan dalam kurikulum
tersebut yaitu membawa peserta didik menjadi generasi emas di tahun 2045. Haerudin 2014: 239
dengan judul “Pengaruh Pendekatan Scientific Terhadap
Kemampuan Penalarandan
Komunikasi Matematika
dan Kemandirian Belajar
”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan scientific merupakan cara dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa
SMP. Tiga ranah penting yaitu sikap, keterampilan, dan mengetahuan merupakan hal pokok yang harus dikembangkan dalam pendekatan scientific.
Langkah-langkah yang dilakukan secara ilmiah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring memungkinkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematik serta kemandirin belajar yang tinggi.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya belum berfokus pada pengaruh penerapan kurikulum
2013 dengan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa. Selain itu penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK dengan
membandingkan penerapan kurikulum 2013 dengan model pembelajaran konvensional.
B. Landasan Teori