Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAPCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCESEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

Azwarsyah 100503223

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Data yang saya peroleh dari lembaga dan saya kutip dari hasil karya penulis lain yang telah mendapatkan izin serta telah dicantumkan sumbernya secara jelas menurut norma dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya berikut ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan

NIM: 100503223 Azwarsyah


(3)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN NILAI

PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap corporate social responsibility dan untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu.Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-2013 berjumlah 10 perusahaan.Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder.Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.

Hasil dari pengujian hipotesis ini yaitu variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), dan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara simultan (uji F) terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sedangkan secara parsial (uji t) Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap corporate social responsibility, profitabilitas (ROA) dan nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Regresi Moderasi(MRA) menunjukkan Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan (SIZE), Profitabiltas (ROA), Nilai Perusahaan (Tobin’Q), Corporate Social Responsibility (CSR), Ukuran Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit


(4)

ABSTRACT

The Effect of Size, Profitability, and Firm Value on Corporate Social Responsibility with Good Corporate Governance as the Moderating Variable to Banking Companies Listed in

Indonesia Stock Exchange

This study aims to determine whether the variable Size, Profitability (ROA), and Firm Value influence simultaneously and partially on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange and to determine whether the Good Corporate Governance able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.

In accordance with the purposes of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-2013 amount 10 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the annual report of banking companies are listed on Stock Exchange in the period of the study 2009-2013.

The result of the hyphotesis test showed that Size, Profitability (ROA), and Firm Value and simultaneously (F Test) have no effect significantly on theCorporate Social Responsibility of Banking Companies are listed in Stock Exchange. While partially (t test) showed thatSize has significant positive influence to the Corporate Social Responsibility, Profitability (ROA) and Firm value have not significant influence to the Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The result of Moderated Regression Analysis (MRA) showed that Good Corporate Governance which is proxied by size of the board commisioner, board of directors ,and audit committee as the moderating variable is not able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.

Key words: Size, Profitability (ROA), Firm Value, Corporate Social Responsibility (CSR), size of the board commissioner, board of directors, audit committee


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Dan Nilai Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility DenganGood Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini dengan baik, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.Penulisinginmenyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh semua pihak selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini serta Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dra.Hj. Salbiah M.Si., Ak., selaku sebagai dosen pembimbing penulis yang memberikan banyak pengarahan dan saran yang sangat bermanfaat untuk menyempurnakan isi dari skripsi yang saya tulis ini.

5. Drs. Chairul Nazwar M.Si. Ak., selaku sebagai dosen penguji penulis memberikan koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Orang Tua penulis H. Syahruddin Ali S.H., M.Si. Dan Hj. Eny Wita Pohan SmHK. kakak Rafsanjani dan adik Ilhamsyah, yang dengan tulus memberikan kasih sayang, doa semangat dan motivasi selama ini.

7. Sahabat dan teman-teman yang saya cintai Ade Apriza, Ahmad Yaser, Andy Syakfianto, Ari Andika, Dinda Rezki Yolanda Lbs, Fachreza Maulana, Hadi Putra, Irwin Faisal, Ilham Muhammad, Ishar Alamsyah Nst, M. Fadlillah Ikhsan, M. Imam, M. Ismail Hrp., M. Iqbal Iskandar, M. Naufal Afif, Ryan Rifandi, dan panitia ASSET 2010.

Penulis juga menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2015 Penulis

NIM: 100503223 Azwarsyah


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 18

1.3. Tujuan Penelitian ... 18

1.4. Manfaat Penelitian ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility ... 20

2.2. Corporate Social Responsibility Disclosure ... 14

2.3. Ukuran Perusahaan... 16

2.4. Profitabilitas (ROA) ... 16

2.5 Good Corporate Governance ... 17

2.5.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ... 18

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Diterapkannya Good Corporate Governance ... 19

2.5.3 Ukuran Dewan Komisaris ... 20

2.5.4 Dewan Direksi ... 21

2.5.5 Komite Audit ... 21

2.6 Nilai Perusahaan ... 22

2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24

2.8 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian... 30

2.8.1 Kerangka Konseptual ... 30

2.8.2 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 38

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanal Variabel ... 38


(8)

3.5.2. Definisi Operasional Variabel ... 42

3.6. Metode Analisis Data ... 43

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 43

3.7. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49

3.7.1. Analisis Regresi Berganda ... 49

3.7.2. Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49

3.7.3 Uji Signifikansi Simultan (f-test) ... 50

3.7.4 Uji Koefisien Determinasi ... 51

3.7.5 Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis) ... 51

3.8 Jadwal Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Data Penelitian ... 53

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 53

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 53

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 55

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda... 63

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 66

4.2.5 Pengujian Regresi dengan Variabel Moderating ... 70

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 88

5.3. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul... ... ... Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.3 Jadwal Penelitian ... 52

4.1 Statistik Deskriptif ... 54

4.2 One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 57

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 59

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 62

4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 63

4.6 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi 64 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

4.8 Hasil Uji F ... 67

4.9 Hasil Uji t ... 69

4.10 Hasil Uji FModerat1 ... 71

4.11 Hasil Uji t Moderat1... 71

4.12 Hasil Uji F Moderat2 ... 72

4.13 Hasil Uji t Moderat2... 72

4.14 Hasil Uji F Moderat3 ... 74

4.15 Hasil Uji t Moderat3... 74

4.16 Hasil Uji F Moderat4 ... 75

4.17 Hasil Uji t Moderat4... 75

4.18 Hasil Uji F Moderat5 ... 77

4.19 Hasil Uji t Moderat5... 77

4.20 Hasil Uji F Moderat6 ... 78

4.21 Hasil Uji t Moderat6... 79

4.22 Hasil Uji F Moderat7 ... 80

4.23 Hasil Uji t Moderat7... 80

4.24 Hasil Uji F Moderat8 ... 81

4.24 Hasil Uji t Moderat8... 81

4.25 Hasil Uji F Moderat9 ... 83


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul ... Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 31 4.1 Histogram ... 58 4.2 Scatterplot ... 61


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul ... Halaman

1 DaftarSampel Penelitian... 94

2 Data CSR ... 96

3 DataSize ... 97

4 Data ROA ... 98

5 Data Nilai Perusahaan ... 99

6 Data Ukuran Dewan Komiasaris ... 100

7 Data Dewan Direksi ... 101

8 Data Komite Audit ... 102

9 Data Moderat1 ... 103

10 Data Moderat2 ... 104

11 Data Moderat3 ... 105

12 Data Moderat4 ... 106

13 Data Moderat5 ... 107

14 Data Moderat6 ... 108

15 Data Moderat7 ... 109

16 Data Moderat8 ... 110

17 Data Moderat9 ... 111


(12)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN NILAI

PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap corporate social responsibility dan untuk mengetahui apakah good corporate governance mampu memoderasi hubungan antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu.Sampel dalam penelitian ini dari tahun 2009-2013 berjumlah 10 perusahaan.Teknik pengumpulan data berdasarkan pada data sekunder.Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.

Hasil dari pengujian hipotesis ini yaitu variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), dan nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan secara simultan (uji F) terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sedangkan secara parsial (uji t) Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap corporate social responsibility, profitabilitas (ROA) dan nilai perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji Regresi Moderasi(MRA) menunjukkan Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan (SIZE), Profitabiltas (ROA), Nilai Perusahaan (Tobin’Q), Corporate Social Responsibility (CSR), Ukuran Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit


(13)

ABSTRACT

The Effect of Size, Profitability, and Firm Value on Corporate Social Responsibility with Good Corporate Governance as the Moderating Variable to Banking Companies Listed in

Indonesia Stock Exchange

This study aims to determine whether the variable Size, Profitability (ROA), and Firm Value influence simultaneously and partially on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange and to determine whether the Good Corporate Governance able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.

In accordance with the purposes of this study, the research was conducted by using purposive sampling method, meaning that the sample in this study were selected based on specific criteria. The sample in this study from the year 2009-2013 amount 10 companies. Data collection techniques based on secondary data. In this study, the secondary data obtained from the annual report of banking companies are listed on Stock Exchange in the period of the study 2009-2013.

The result of the hyphotesis test showed that Size, Profitability (ROA), and Firm Value and simultaneously (F Test) have no effect significantly on theCorporate Social Responsibility of Banking Companies are listed in Stock Exchange. While partially (t test) showed thatSize has significant positive influence to the Corporate Social Responsibility, Profitability (ROA) and Firm value have not significant influence to the Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The result of Moderated Regression Analysis (MRA) showed that Good Corporate Governance which is proxied by size of the board commisioner, board of directors ,and audit committee as the moderating variable is not able to moderate the relationship between Size, Profitability (ROA), and Firm Value on Corporate Social Responsibility to Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange.

Key words: Size, Profitability (ROA), Firm Value, Corporate Social Responsibility (CSR), size of the board commissioner, board of directors, audit committee


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia, karena bank memiliki peran penting dalam usaha penyaluran dana untuk berbagai kepentingan yang secara langsung berhubungan dengan berbagai komunitas lingkungan masyarakat (Djogo, 2005). Hubungan dengan komunitas ini akan memiliki dampak, bank diharuskan tidak hanya menjalankan tugasnya dalam bidang perbankan, namun wajib memberikan bukti kepedulian terhadap komunitas yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya. Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah program Corporate Social Responsibility (CSR).

Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.Semakin maraknya pembahasan CSR merupakan konsekuensi logis dari implementasi praktek tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance – GCG).Prinsip dari GCG diantaranya menyatakan perlunya perusahaan memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingannya (stakeholders) sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang aktif dengan pemangku kepentingannya demi keberlangsungan jangka panjang perusahaan.Perhatian perusahaan pada saat ini lebih terkonsentrasi kepada kepentingan manajemen dan


(15)

pemilik modal. Perusahaan seringkali mengabaikan stakeholders, sehingga menyebabkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholderskepada manajemen perusahaan yang menuntut keadilan terhadap kebijakan upah maupun pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan perusahaan. Masyarakat juga banyak yang melakukan protes atas dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan perusahaan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya.CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja.Kesadaran atas pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham (shareholder) melainkan juga kewajiban terhadap stakeholder.CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pengertian CSR sendiri menurut The World Business Council for Sustainable Development, adalah “komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan para karyawan, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan”.

Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya sebagai salah satu perwujudan etika dalam membangun kinerja jangka panjang. Perkembangan praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia


(16)

dimulai seiring dengan semakin kritis dan pedulinya masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan sosial dalam jangka panjang yang menjunjung nilai-nilai etika. Utama (2007) menyatakan bahwa perkembangan CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.

Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak memiliki standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang CSR, dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR. Cara pandang perusahaan yang berbeda terhadap CSR inilah yang bisa dijadikan indikator kesungguhan perusahaan tersebut dalam melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat pencitraan di masyarakat.

Ketentuan mengenai kegiatan CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ketentuan dalam Undang-Undang tersebut terutama pasal 66 ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Ketentuan ini bertujuan untuk mendukung terjalinnya hubungan yang serasi


(17)

dan seimbang antara perusahaan dengan lingkungan sesuai dengan nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Adapun kasus terkait dengan permasalahan yang muncul karena perusahaan mengabaikan pemangku kepentingannya dan melanggar Undang-Undang Perseroan Terbatas di perusahaan perbankan adalah yang terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk pada November 2007 lalu.Aksi protes yang dilakukan oleh pegawai PT Bank Mandiri Tbk akibat intimidasi yang dilakukan secara terus-menerus oleh manajemen terhadap pegawainya. Manajemen juga membatasi ruang aspirasi pegawai, dimana para pegawai yang memiliki saham di Bank Mandiri tidak diperkenankan hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan alasan pegawai Bank Mandiri yang memiliki saham di Bank Mandiri telah diwakili oleh kepala unit yang telah ditunjuk oleh pihak manajemen. Hal ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 terutama Pasal 75 ayat (1) yang menyatakan RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar”

Pelaksanaan good corporate governance yang baik dalam sistem perbankan sampai saat ini masih sulit diterapkan oleh bank-bank.Salah satu penyebabnya adalah bank tersebut dikelola langsung oleh pemiliknya dan bukan oleh profesional yang independen. Sementara itu, berdasarkan penelitian The Indonesian Institute for Corporate Governance mengenai Corporate Governance Perception Index 2003, penerapan GCG yang baik pada korporasi masih merupakan kepatuhan terhadap


(18)

regulasi dan bukan atas kesadaran sendiri. Pada masa yang akan datang, implementasi GCG diharapkan akan membawa dampak positif terhadap kinerja perbankan, baik itu kinerja keuangan maupun kinerja non-keuangan. Selain menunjang tujuan operasional bank itu sendiri, tetapi juga dalam pencapaian tujuan eksternal khususnya kepercayaan dari investor dan calon investor maupun kepercayaan dari nasabah dan calon nasabah dari entitas/perbankan yang bersangkutan.Implementasi GCG oleh bank diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia, mengindikasikan bahwa investor asing (Asia, Eropa, Amerika Serikat) bersedia memberikan premium sebesar 26% - 28% bagi perusahaan Indonesia yang secara efektif telah mengimplementasikan praktik GCG. Sehingga, jelas terlihat, implementasi GCG dari sebuah entitas menjadi salah satu faktor pendukung ketika seorang investor hendak membuat sebuah keputusan yang berkaitan dengan investasi.

Adapun motivasi penelitian memilih membahas mengenai CSR adalah karena semakin dikembangkannya praktik CSR dilingkungan perusahaan baik untuk perusahaan dalam maupun luar negeri untuk saat ini.Peneliti memilih sektor perbankan dilakukan dengan pertimbangan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor keuangan atau financial seperti lembaga keuangan bank dan bukan bank.Bank dapat dilihat sebagai fasilitator dari aktivitas industri yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.Persoalannya saat ini banyak industri yang merusak lingkungan,melanggar HAM, melakukan


(19)

pemutusan hubungan kerja sepihak, sering bertahan dan berkuasa dengan tetap menerima kredit dari perusahaanperusahaan keuangan yang kuat dan berkuasa.Perusahaan perbankan memahami bahwa CSR lebih dari sekedar kewajiban, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan didasari oleh pemahaman dan keyakinan bahwa perseroan harus memberi manfaat bagi masyarakat luas.Selain itu lingkungan dan kepercayaan masyarakat merupakan faktor keberhasilan suatu bank.

Penelitian ini juga menggunakan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi.Pengelolaan perusahaan jugamempengaruhi CSR.Masalah corporate governace muncul karenaterjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahanini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akanmeningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan. Selain memilikikinerja keuangan dan CSR yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola yangbaik. Dalam penelitian ini indikator mekanisme good corporate governance yangdigunakan adalah ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Dalam penelitian ini semakin baik dan kompeten struktur GCG diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimalmungkin untuk pengelolaan CSR. Hal ini disebabkan oleh perusahaan juga akan memperoleh citra yang baik di masyarakat dikarenakan pengimplementasian CSR yang baik.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartati (2012) yaitu“Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia


(20)

(2007-2010)”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, kepemilikan manajerial dan komite audit memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan secara simultan dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Surbakti (2013) juga meneliti Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, saya tertarik untuk menulis skripsi ini yang berjudul :

“Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibilitydengan good corporate governancesebagai


(21)

variabel pemoderasi pada PerusahaanPerbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini :

a. apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibilitydengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013?

b. apakahgood corporate governance dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. untuk mengetahui pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.


(22)

b. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance dalam memoderasi pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibility dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi pada perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

b. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis dengan menggunakan atau menambah variabel agar hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan baik. c. Bagi para praktisi dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan

keputusan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibilitydengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi pada perusahaanperbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan kini mulai ramai diperbicangkan, namunbelum terdapat kesamaan definisi dari berbagai kalangan. Sebagaimana yangtelah dikutip Nor Hadi (2011: 46), berbagai definisi mengenai Corporate Social Responsibility antara lain :

a. Johnson and Johnson (2006) mendefinisikan “Corporate Social Responsibility (CSR) is about how companies manage the business processes to produce an overall positive impact on society”. Definisitersebut pada dasarnya berangkat dari filosofi bagaimana cara mengelolaperusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungan. Untuk itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

b. Lord Holme and Richard Watts (2006) mendefinisikan “Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”. Definisi tersebut menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan komitmen


(24)

berkelanjutan yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat luas.

c. Ghana (2006) mendefinisikan “CSR is about capacity building for sustainable likelihoods. It respects cultural differences and finds thebusiness opportunities in building the skills of employees, the community and the government”. Ghana juga menyatakan bahwa”Corporate Social Responsibility (CSR) is about business giving back to society”. Batasanyang diberikan Ghana tersebut memberikan penjelasan secara lebih dalam,bahwa sesungguhnya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) memberikan kapasitas dalam membangun corporate buiding menuju terjaminnya going concern perusahaan. Di dalamnya,termasuk upaya peka (respect) terhadap adopsi sistemik berbagai budaya(kearifan lokal) ke dalam strategi bisnis perusahaan, termasuk keterampilankaryawan, masyarakat, dan pemerintah.

. Keuntungan yang dirasakan perusahaan setelah menerapkan CSR secara berkelanjutan menurut Andreas Lako (2007: 139) adalah :

a. Dari perspektif teori motivasi dan teori stakeholder

Tanggung jawab sosial perusahaan secara berkelanjutan akan semakin meningkatkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) dan komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka merasa diperhatikan dan dihargai perusahaan.


(25)

Meningkatnya “budaya ikut memiliki” dan komitmen tersebut secara otomatis akan meningkatkan etos kerja, efisiensi, produktivitas dan efektivitas karyawan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Mereka pun akan melakukan upaya-upaya ekstra yang melampaui tugas dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerja perusahaan melampaui target yang ditetapkan manajemen (extra performance). Selain itu, tanggung jawab sosial tersebut juga akan semakin meningkatkan rasa ikut memiliki, komitmen dan loyalitas dari pengecer, penjual, pelanggan atau konsumen (nasabah) terhadap setiap produk/jasa yang dihasilkan atau ditawarkan perusahaan karena mereka pun merasa diperhatikan dan dihargai perusahaan. Singkatnya, tanggung jawab sosial secara berkelanjutan akan semakin mempererat ikatan batin atau emosional antara perusahaan dengan stakeholdersnya. Tindakan-tindakan sosial tersebut juga akan meningkatkan reputasi baik (goodwill) perusahaan di mata calon investor, kreditor, pelanggan, konsumen atau pelaku pasar potensial. Reputasi yang baik pada akhirnya akan membawa sejumlah implikasi ekonomi bagi perusahaan berupa peningkatan intangible asset dan tangible asset secara terus menerus.

b. Dari perspektif teori efficient market hypothesis (EMH) dan nilai perusahaan (value of the firm)

Kepedulian perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial secara berkelanjutan akan mendapat respon positif dari para investor pasar modal terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan. Pelaku pasar menilai bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian sosial secara berkelanjutan memiliki reputasi bagus dan


(26)

peluang bertumbuh atau investment opportunity set lebih baik dibanding perusahaan-perusahaan lain yang tidak memilikinya. Perusahaan-perusahaan-perusahaan tersebut juga diekspektasi memiliki intangibleassets masa depan yang lebih prospektif dibanding perusahaanperusahaan yang tidak memilikinya sehingga layak dijadikan obyek investasi. Penerapan Corporate Social Responsibility akan membawa dampak positif bagi perusahaan sehingga mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya, berikut ini manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain adalah :

a. Perusahaan akan memperoleh citra (image) yang baik dari masyarakat luas, tidak hanya shareholder dan karyawan saja, tetapi juga kreditor, pemasok, konsumen, masyarakat, pemerintah dan pihak lainnya.

b. Investor dan calon investor akan semakin yakin untuk melakukan investasi dalam perusahaan sehingga ekuitas dan nilai perusahaan akan naik.

c. Meningkatnya kepercayaan kreditor terhadap kinerja dan reputasi manajemen sehingga mudah dalam pemberian kredit kepada perusahaan.

d. Meningkatkan kesetiaan konsumen dalam menggunakan produk perusahaan. Kesetiaan konsumen terhadap produk perusahaan secara tidak langsung dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif dan efisien sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan.

e. Kepuasan karyawan terhadap kinerja perusahaan akan meningkatkan komitmen dan motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi demi mencapai tujuan perusahaan.


(27)

f. Masyarakat akan senantiasa menciptakan suasana yang kondusif sehingga mampu memperlancar operasi bisnis perusahaan. Masyarakat bersedia menjalin kerjasama dengan perusahaan dalam kegiatan bisnis maupun kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan sehingga perusahaan terhindar dari konflik kepentingan yang dapat mengganggu jalannya operasi perusahaan. 2.2 Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)

Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Ketentuan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan telah diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan yang dimaksud termuat dalam pasal 74 (1) yang berbunyi: “Perseroan yang menjalankan kegiatanusahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajibmelaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Menurut Anggraini (2006), pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. ACCA (2004) dalam Anggraini (2006) menyebutkan bahwa Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). SustainabilityReporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability report


(28)

harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada corebusiness dan sektor industrinya.

Penerapan Corporate Social Responsibility dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan. Penelitian ini menggunakan laporan tahunan sebagai media pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penggunaan laporan tahunan sesuai dengan justifikasi Gray et. al., (1995) dalam Sembiring (2003) bahwa laporan tahunan tidak hanya dokumen menurut undang-undang yang disusun setiap periode, tetapi juga merupakan dokumen utama dalam kaitannya dengan konstruksi perusahaan tentang kegiatan sosialnya. Faktor sosial dan lingkungan sering bertentangan dengan ambisi keuangan perusahaan dan pemiliknya. Penyajian dalam dokumen yang sama, keuangan di satu sisi dan sosial serta lingkungan pada sisi yang lain akan menunjukkan bagaimana perusahaan menyesuaikan keduanya.

Penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility diharapkan tidak hanya dilakukan semata-mata untuk mengikuti aturan yangtelah ditetapkan, mendapatkan legitimasi dari masyarakat atau motif untukmeningkatkan laba perusahaan. Penerapan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility diharapkan menjadi wujud kesadaran dan tanggungjawab manajemen dalam mengelola perusahaan untuk terus memperhatikanserta menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Seiringberjalannya waktu, perusahaan


(29)

diharapkan dapat menerapkan danmengungkapkan Corporate Social Responsibility secara terus menerus.

2.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai total aset dan total penjualan yang lebih besar, maka akan menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dan perusahaan mempunyai prospek baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Perusahaan yang besar akan menjaga kepercayaan investor agar tetap menginvestasikan dananya. Ukuran suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangannya. Perusahaan besar pada dasarnya memiliki modal finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004).

2.4. Profitabilitas (ROA)

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.ROA juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Menurut Warren, dkk (2005 : 63) “aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aset adalah kas, piutang,


(30)

perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aset disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu :

a. aset lancar b. aset tetap

c. aset tidak berwujud d. aset lain-lain

Rumus untuk menghitung pengembalian tingkat aset / return on asset(ROA) sebagai berikut :

Semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) di dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut semakin baik.

2.5. GoodCorporate Governance

Istilah corporate governance pertamakali diperkenalkan oleh Cadbury Committee, Inggris pada tahun 1922 dalam laporannya yang bertajuk Cadbury Report (dalam sukrisno Agoes, 2006), yang mendefenisikan corporate governance sebagai

seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Dari defenisi yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Good Corporate Governance merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengawasi dan


(31)

mengendalikan perusahaan dalam mewujudkan tujuan untuk meningkatkan laba antara shareholder dan stakeholder dan menjaga hubungan baik diantara pemegang saham serta dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan prosedur perusahaan dan etika perusahaan.

2.5.1 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Dalam undang-undang No 40 Tahun 2007 prinsip-prinsip good corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Transparency (keterbukaan informasi)

Keterbukaan yang diwajibkan oleh undang-undang seperti misalnya mengemukakan pendirian PT dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia ataupun surat kabar. Serta keterbukaan yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut masalah keterbukaan informasi ataupun dalam hal penerapan manajemen keterbukaan, informasi kepemilikan perseroan yang akurat, jelas dan tepat waktu baik kepada shareholders maupun stakeholder.

2. Accountability (dapat dipertanggungjawabkan)

Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.

3. Responsibility (pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.Peraturan yang berlaku disini berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat.

4. Fairness (kewajaran)

Kewajaran bisa di defenisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.Fairness diharapkan membuat seluruh asset perusahaan


(32)

dikelola secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil).

Berdasarkan dari prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Good Corporate Governance adalah sistem yang dijalankan sesuai pada prinsip-prinsipnya, untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dan untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut dibutuhkan kerja sama yang baik antara shareholder dan stakeholder.

2.5.2 Tujuan dan Manfaat Diterapkannya Good Corporate Governance Menurut Sutojo (2005 : 5) corporate Governance memiliki lima macam tujuan utama, yaitu:

1) Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

2) Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non-pemengang saham

3) Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham

4) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan

5) Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Selain daripada tujuan-tujuan tersebut, corporate Governance juga memiliki beberapa manfaat seperti yang dirumuskan oleh FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) (2001) adalah:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga pencapaian efisiensi operasional perusahaan tercapai dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga meningkatkan Corporate Value.


(33)

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga membantu perusahaan untuk mengembangkan dana memperluas usahanya, dan

4. Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena akan meningkatkan shareholders value dan deviden.

2.5.3 Ukuran Dewan Komisaris

Mizruchi (1983) menjelaskan bahwa dewan merupakan “pusat dari pengendalian dalam perusahaan, dan dewan ini merupakan penanggung jawab utama dalam tingkat kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara jangka panjang”.Dewan komisaris merupakan organ penting dalam pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi.Dalam ukuran dewan komisaris ini dapat diketahui melalui komposisi dari seluruh dewan komisaris yang ada dalam perusahaan tersebut.

Ukuran dewan komisaris yang tepat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain:

1. Ukuran dewan direksi

2. Industri dan jenis keahlian yang dibutuhkan 3. Overall risk yang dihadapi

4. Komite yang ada.

Sembiring (2005) menyatakan bahwa “semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan pengawasan yang dilakukan akan semakin efektif”.


(34)

2.5.4 Dewan Direksi

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar (M.Yusrizal, 2011).Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan ketentuan anggaran dasar.Dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berperan dan bertanggung jawab dalam memastikan perusahaan telah menjalankan ketentuan dalam anggaran dasar dan perundang-undangan yang berlaku.

2.5.5 Komite Audit

Komite audit merupakan organ tambahan yang diperlukan dalam melaksanakan Good Corporate Governance, yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan suatu perusahaan serta memastikan bahwa operasional perusahaan berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan di dalam perusahaan. Tugas dan tanggung jawab komite audit juga akan menentukan kinerja dan keberhasilan di dalam suatu perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2002) mengenai komite audit adalah “Suatu komite


(35)

yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.”

Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri yang tujuannya untuk membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Menurut Jati (2009) Komite audit merupakan

sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal, serta memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi.

2.6 Nilai Perusahaan

Menurut Husnan (2000:7) “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual”. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakatnterhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan tercermin seiring dengan naik dan turunnya harga saham perusahaan.Adanya transaksi diantara pembeli dan penjual terhadap harga pasar dari saham perusahaan disebut dengan nilai perusahaan, harga pasar tersebut sering di deskripsikan nilai asset perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting


(36)

karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan, salah satu dari alternatif perhitungan tersebut yaitu dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Tobin’s Q dirumuskan oleh Professor James Tobin (1967). Menurut Gordon and Sharpe (2000:12) dalam sriwardany (2006:26) mengenai nilai perusahaan adalah sebagai berikut:

“Tobin’s Q mencerminkan harga atau nilai suatu perusahaan dipasar, harga saham ditunjukkan dengan nilai kapitalisasi pasar.Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai pasar agregat suatu perusahaan yang dihitung dari harga pasar saham hari ini dikalikan jumlah saham yang beredar hari ini. Untuk perusahaan yang go public, perusahaan dapat dilihat dari nilai pasar saham dipasar modal ditambah dengan nilai pasar hutangnya. Harga saham yang semakin tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi, mengingat hal tersebut berarti dapat meningkatkan pendapatan pemegang saham”.

Apabila Tobin’s Q diatas 1 diartikan sebagai investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai lebih tinggi dari pengeluaran investasi, jadi terdapat investasi baru namun, apabila Tobin’s Q dibawah 1 maka hal tersebut dianggap tidaklah menarik. Tobin’s Q yang tinggi mencerminkan bahwa prospek pertumbuhan terhadap suatu perusahaan tersebut adalah baik. Tobin’s Q dapat dihitung dengan rumus:

� =(EMV + D) (EBV + D)


(37)

EMV = Nilai pasar ekuitas (harga penutupan x Jumlah saham yang beredar ) D = Nilai buku dari total hutang

EBV = Nilai buku total Ekuitas

Jadi, Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber daya – sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.

2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti Terdahulu

Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian 1 Surbakti

(2013) Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Variabel Independen: Profitabilitas dan Size perusahaan

Variabel Dependen :

Menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.


(38)

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengungkapan Tanggung jawab sosial perusahaan, CSR.

Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2 Hartati,Sri (2012) Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapa n Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010) Variabel Independen : Good Corporate Goverence Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Variabel Dependen : Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan menunjukan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, dewan komisaris independen memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, kepemilikan manajerial memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ko mite aud it berpengaruh negatif yang


(39)

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, profitabilitas memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, secara simultan dari, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

3 Sukri, Syaffan Chair (2014) Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Variabel independen :

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Nilai


(40)

Corporate Social

Responsibility Perusahaan Telekomunikas i yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin Variabel dependen : Corporate Social Responsibility Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas yang diproksikan

kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. Begitu pula, Nilai perusahaan dan Profitabilitas yang diproksikan

kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility secara simultan.

4 Anggitasari , Niyita (2012) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Variabel

independen : ROA Variabel Dependen : Tobin’s Q

Variabel Moderasi :

Hasil penelitian dengan analisis regresi linear menunjukkan bahwa ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(41)

CSR dan GCG Sebagai

Variabel Pemoderasi

GCG dan CSR Tobins Q. Analisis variabel moderating dengan metode MRA menunjukkan bahwa komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit bukan merupakan variabel moderating

yang mampu memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q. Kepemilikan institusional dan pengungkapan CSR merupakan variabel moderating yang mampu memoderasi hubungan antara ROA dan Tobins Q dan menunjukkan pengaruh yang positif signifikan. Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

Surbakti (2013)

Surbakti yang meneliti “Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa secara parsial, sizedan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap CSR, sedangkan secara simultan size dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap CSR.


(42)

Sukri (2014)

Judul penelitian “Pengaruh Nilai Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Corporate Social ResponsibilityPerusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Variabel independennya adalah nilai perushaan, ROA, ROE, dan NPM dan variabel dependen adalah CSR. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial nilai perusahaan dan profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. Begitu pula, nilai perusahaan dan profitabilitas yang diproksikan kedalam Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility secara simultan.

Anggitasari (2012)

Judul penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi”.Penelitian ini menggunakan ROAsebagai variabel independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen, dan GCG dan CSR sebagai variabel pemoderasi.Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier dan regresi moderasi.Hasil penelitian dengan analisis regresi linear menunjukkan bahwa ROAtidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Tobins Q. Analisis variabelmoderating dengan metode MRA menunjukkan bahwa komisaris independen,kepemilikan manajerial, dan komite audit bukan merupakan variabel moderatingyang mampu memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q. Kepemilikaninstitusional dan pengungkapan CSR


(43)

merupakan variabel moderating yang mampu memoderasi hubungan antara ROA dan Tobins Q dan menunjukkan pengaruh yang positif signifikan.

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu diatas, penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena penelitian menggabungkan variabel independen dari setiap penelitian diatas. Dan juga penelitian ini juga menggunakan GCG sebagai variabel pemoderasi yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit.

2.8Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.8.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :


(44)

Gambar 2.1

Kerangka konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen, variabel dependen, dan variabel pemoderasi adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu ukuran perusahaan (X1),ROA (X2), nilai perusahaan (X3) akan

mempengaruhi variabel dependen corporate social reponsibility (CSR) (Y) dengan corportate governance (Z) yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris, dewan direksi, komite audit sebagai variabel pemoderasi.Variabel pemoderasi adalah variabel independen yang akanmemperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnyaterhadap variabel dependen. Dari gambar diatas GCG merupakan variabelpemoderasi sehingga variabel tersebut dapat memperkuat atau memperlemah hubungan ukuran Ukuran Perusahaan

(X1)

ROA (X2)

Nilai perusahaan (X3)

Corporate Social Responsibility

(Y)

Good Corporate Governance (Z)


(45)

perusahaan, ROA, dan nilai perusahaan dengan CSR.Penambahan variabel moderating GCG disini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dengan CSR.Jika perusahaan ingin meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus benar-benar memaksimalkan pelaksanaan CSR nya agar secara berkesinambungan dapat menambah nilai perusahaan di mata masyarakat dan investor. Dan jika nilai perusahaan meningkat, pasti ukuran perusahaan juga ikut meningkat dikarenakan akan banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan tersebut.Pengungkapantanggungjawab sosial perusahaan merupakan cerminan hubungan perusahaan denganlingkungan sekitar perusahaan sehingga dapat mencerminkan kualitas dariperusahaan tersebut.Pengungkapan tanggung jawab sosial diharapkan dapatmempengaruhi keputusan investor untuk pengambilan keputusan investasi.Keputusan investasi tersebut dapat meningkatkan penghasilan perusahaan yang secara langsung mempengaruhi return on asset dari perusahaan tersebut. Demikian juga dengan struktur dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Dengan struktur GCG diharapkankebijakan-kebijakan yang diambil nanti dapat lebih menguntungkan perusahaan.Sehingga pihak manajerial juga ikut menikmati keuntungan dari laba yang diperolehperusahaan.Dengan demikian, apabila kinerja keuangan diinteraksikan dengan GCG diharapkan bedampak positif terhadap CSR sehingga perusahaan harus selalumemperhatikan dan mengontrol pengungkapan tanggungjawab sosialnya.


(46)

2.8.2 Hipotesis penelitian

Hipotesis Menurut Erlina (2008 : 49) “menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 :ukuran perusahaan, return on assets, dan nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility(CSR).

H2 :good corporate governance mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan, return on assets, dan nilai perusahaan terhadap corporate social responsibility(CSR).


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif kausal, yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2007 : 11).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. “Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain” (Umar, 2003 : 60). Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala rasio dan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu :

1. Informasi mengenai ukuran perusahaan 2. Informasi mengenai profitabilitas perusahaan


(48)

3. Informasi mengenai ukuran dewan komisaris perusahaan 4. Informasi mengenai dewan direksi perusahaan

5. Informasi mengenai komite audit perusahaan 6. Informasi mengenai nilai perusahaan

7. Informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan menggunakan data time seriesyaitu “sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan atau tahunan” (Umar, 2003 : 61). Penelitian ini menggunakan data selama 5 tahun (series) yaitu tahun 2009 – 2013.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya” (Sugiyono, 2008 : 115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 31 perusahaan.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74), “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79), “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :


(49)

1. Seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 hingga tahun 2013.

2. Seluruh perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunannya dalam mata uang rupiah pada situs Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2009 hingga tahun 2013. (www.idx.co.id).

3. Perusahaan tersebut mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan untuk periode akuntansi tahun 2009-2013. Artinya, informasi yang terdapat dalam laporan tahunan tersebut adalah accestable.

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kode Nama Kriteria

Sampel

1 2 3

1 AGRO Bank Agroniaga   -

2 BABP Bank ICB

Bumiputera    1

3 BACA Bank Capital

Indonesia   -

4 BAEK Bank Ekonomi

Raharja   -

5 BBCA Bank Central Asia   -

6 BBKP Bank Bukopin   -

7 BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero)

  -

8 BBNP Bank Nusantara

Parahyangan   -

9 BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero)


(50)

10 BBTN Bank Tabungan

Negara (Persero)   -

11 BCIC Bank Mutiara   -

12 BDMN Bank Danamon

Indonesia    3

13 BEKS Bank Pundi

Indonesia   -

14 BJBR Bank BJB   -

15 BJTM Bank Jatim   -

16 BKSW Bank QNB

Kesawan   -

17 BMRI Bank Mandiri

(Persero)    4

18 BNGA Bank CIMB Niaga    5

19 BNII Bank Internasional

Indonesia    6

20 BNLI Bank Permata   -

21 BSIM Bank Sinarmas   -

22 BSWD Bank Swadesi   -

23 BVIC Bank Victoria

International   -

24 SDRA Bank Himpunan

Saudara 1906   -

25 BNBA Bank Bumi Arta   -

25 BTPN

Bank Tabungan Pensiunan Nasional

  -

26 INPC Bank Artha Graha


(51)

Sumbe r : diolah penulis , 2015

D ari 31 populasi perusahaan perbankan diatas, maka sampel yang memenuhi uji kriteria sebanyak 10 perusahaan perbankan sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 50 (10 x 5) sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu internet melalui situs Bursa Efek Indonesia dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang di download dari internet melalui www.idx.co.id.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel penelitian

1.Variabel bebas (independent variable) 27 MAYA Bank Mayapada

Internasional   -

28 MCOR

Bank Windu Kentjana International

  -

29 MEGA Bank Mega    8

30 NISP Bank OCBC NISP    9

31 PNBN

Bank Pan


(52)

“Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2008 : 59). Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ukuran perusahaan(X1) merupakan variabel penduga yang banyak

digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunanperusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan total aset perusahaan yang ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural. Total aset dipandang lebih mampu memperlihatkan ukuran perusahaan dan relatif stabil karena perusahaan yang besar akan memiliki aset yang besar pula nilainya. b. Profitabilitas (X2) yang diukur dengan menggunakan rasio Return

On Asset(ROA). Rasio ini dihitung sebagai berikut:

Return On Asset =Laba bersih setelah pajak Total Aset

c. Nilai perusahaan (X6) adalah persepsi investor terhadap perusahaan

yang sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi dapat membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai Perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai yang di dapat dengan menggunakan rasio Tobin’s Q yang merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan


(53)

hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dan aktiva perusahaan. Tobin’s Q dapat dihitung dengan rumus:

� =(EMV + D) (EBV + D)

2. Variabel terikat (dependent variable)

“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas “(Sugiyono, 2008 : 59). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah corporate social responsibility (CSR). Pengukuran CSR mengacu ada 78 item pengungkapan . Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 item lingkungan, 7 item energi, 8 item kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item keterlibatan masyarakat, dan 2 item umum (Dahlia dan Siregar,2008). Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan


(54)

tahunan maka diberi skor 1. Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data.

Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu :

Indeks Informasi Sosial =jumlah skor pengungkapan sosial jumlah skor maksimal

3. Variabel Pemoderasi

Variabel pemoderasi adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel dependen dan variabel independen (Sekaran, 2006). Variabel moderating merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang diproksikan dengan :

a. Ukuran dewan komisaris (X3) pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah

seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.

UDK = Jumlah total anggota dewan komisaris

b. Dewan direksi (X4) merupakan organ yang bertanggung jawab penuh atas


(55)

mewakili perusahaaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Variable dewan direksi pada penelitian ini diukur berdasarkan komposisi atau jumlah dari seluruh dewan direksi pada perusahaan sampel.

c. Komite audit (X5) merupakan sekelompok orang yang dipilih untuk

melaksanakan tugas tertentu yang memiliki tanggung jawab atas pengawasan terhadap direksi dan pemegang saham serta membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Dalam penelitian ini komite audit diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan.

3.5.2. Definisi operasional variabel

Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel di bawah ini:

TABEL 3.2 Definisi operasional Nama

variabel Definisi Operasional Parameter Yang Digunakan Skala Ukuran

perusahaan

Merupakan total aset yang dimiliki

perusahaan

Ln (Total Aset)

Rasio

Profitabilitas ( ROA )

Rasio profititabilas adalah rasio yang menghubungkanlaba dari penjualan dan investasi

laba bersih setelah pajak

total a��� Rasio

Ukuran Dewan Komisaris

organ penting dalam pengimplementasian good corporate

UDK = Jumlah total anggota


(56)

governance di suatu perusahaan yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi Dewan Direksi

organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan

jumlah dari seluruh dewan direksi

pada perusahaan sampel. Rasio

Komite Audit

organ tambahan yang diperlukan dalam melaksanakan Good Corporate Governance, yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu komisaris melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan suatu perusahaan

jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan Rasio

Nilai Perusahaan

persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham yang tinggi dapat membuat nilai

perusahaan juga tinggi

�= (EMV + D)

(EBV + D) Rasio

CSR

Data yang diungkap perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya

jumlah skor pengungkapan sosial jumlah skor maksimal

Indek s


(57)

Sumber : diolah Penulis, 2015

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 17.Tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu uji asumsi klasik.Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Untuk pengujian hipotesis, dilakukan analisis uji t dan uji F.

3.6.1. Pengujian asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi asumsi klasik.Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2006 : 110). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Histogram atau pola distribusi data normal dapat digunakan untuk melihat normalitas data. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal, b. jika nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi data normal.


(58)

Menurut Ghozali (2006 : 112),“pada prinsipnya normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusan :

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arahgaris diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Erlina dan Mulyani (2007 : 107), menyatakan “Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terjadi korelasi antar variabel - variabel independen suatu penelitian atau dengan kata lain bersifat ortogonal”. Variabel - variabel independen yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel independen, maka konsekuensinya adalah:


(59)

(b) nilaistandar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga

Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas.Pengujian dilakukan dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian, jika nilai VIF di atas 2 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Di samping itu, “suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0.9” (Ghozali, 2005 : 91).

Menurut Ghozali (2005), cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu:

1. mengeluarkan salah satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan indentifikasi variabel independen lainnya untuk membantu prediksi

2. menggabungkan data cross section dan time series (pooling data) 3. menambah data penelitian.

3. Uji heteroskedastisitas

Menurut Situmorang et al. (2009 : 63), “Heteroskedastisitas dapat dikatakan sebagai suatu situasi dimana dalam sebuah grup terdapat varians yang tidak sama diantara sesama anggota grup tersebut”. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual diantara pengamatan tersebut tetap, maka disebut


(60)

homokedastisitas.Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Menurut Situmorang, et.al. (2009 : 76), ada dua cara perbaikan heteroskedastisitas, yaitu :

1. Bila varians �2� diketahui, maka metode yang digunakan adalah dengan cara kuadrat terkecil tertimbang yang meminimumkan pentingnya observasi yang penting dengan memberikan bobot pada observasi tadi secara proporsional dengan kebalikan dari variansnya.

2. Bila varians �2� tidak diketahui, dimana pengetahuan mengenai �2� biasanya merupakan hal yang jarang dimiliki. Sebagai akibatnya, orang biasanya membuat suatu asumsi yang masuk akal & mentransformasikan data atau membuat gangguan (disturbance)


(61)

data yang telah ditransformasikan bersifat homokesdastisitas. Misal model persamaannya:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4Z ditransformasikan menjadi:

LogY = b0 + b1logX1 + b2logX2 + b3logX3 + b4logZ 4. Uji autokorelasi

“Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2006 : 95). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.Hal ini sering ditemukan dalam time series.Ada beberapa cara untuk menguji adanya autokorelasi seperti metode grafik, uji LM, Uji Runs dan lain-lain. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel dependen. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1) angka D-Wdi bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) angka D-Wdi antara-2 sampai+2 berarti tidak ada autokorelasi 3) angka D-Wdi atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Menurut Situmorang et al.(2009 : 78), Autokorelasi dapat di definisikan sebagai suatu keadaan dimana adanya korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang


(62)

(crosssection). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin- Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.

3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji sgnifikansi t-test serta uji signifikansi f-test. Menurut Rochaety, dkk (2007 : 107) “ …dengan uji hipotesis kita memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah. Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkandung dalam sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi”.

3.7.1 Analisis regresiberganda

Model persamaan regresi yang akan diuji adalah sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4Z + b5X1.Z + b6X2.Z + b7X3.Z + e Keterangan :

Y : CSR a : Konstanta


(1)

7.

Moderat7

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .787 3 .262 7.815 .000a

Residual 1.544 46 .034

Total 2.331 49

a. Predictors: (Constant), Moderat7, FV, UDK b. Dependent Variable: CSR

8.

Moderat8

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .580 3 .193 5.080 .004a

Residual 1.751 46 .038

Total 2.331 49

a. Predictors: (Constant), Moderat8, FV, Direksi b. Dependent Variable: CSR

9.

Moderat9

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .317 3 .106 2.417 .078a


(2)

1.

Moderat1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.339 2.935 1.479 .146

SIZE -.133 .093 -.783 -1.432 .159

UDK -.803 .476 -6.542 -1.689 .098

Moderat1 .027 .015 7.463 1.811 .077

a. Dependent Variable: CSR

2.

Moderat2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.699 3.683 .461 .647

SIZE -.053 .119 -.310 -.441 .661

Direksi -.130 .400 -1.327 -.326 .746

Moderat2 .006 .013 2.056 .445 .658


(3)

3.

Moderat3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.197 3.057 -.391 .697

SIZE .049 .095 .286 .512 .611

KA .039 .801 .204 .048 .962

Moderat3 .000 .025 -.033 -.007 .994

a. Dependent Variable: CSR

4.

Moderat4

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .193 .119 1.629 .110

ROA -8.217 5.523 -1.027 -1.488 .144

UDK .043 .021 .348 2.031 .048

Moderat4 1.595 1.019 1.136 1.565 .124


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .083 .144 .580 .565

ROA -2.525 4.494 -.316 -.562 .577

Direksi .043 .018 .440 2.431 .019

Moderat5 .322 .656 .301 .491 .626

a. Dependent Variable: CSR

6.

Moderat6

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .189 .178 1.066 .292

ROA 3.277 6.190 .410 .529 .599

KA .075 .049 .394 1.516 .136

Moderat6 -.840 1.952 -.367 -.430 .669


(5)

7.

Moderat7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .180 .541 .333 .741

FV -.103 .544 -.071 -.190 .850

UDK .000 .094 -.007 -.009 .993

Moderat7 .071 .096 .609 .744 .461

a. Dependent Variable: CSR

8.

Moderat8

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.014 .889 -1.140 .260

FV 1.211 .988 .827 1.225 .227

Direksi .166 .101 1.686 1.645 .107

Moderat8 -.132 .110 -1.616 -1.200 .236


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.042 .736 -.056 .955

FV .279 .777 .190 .358 .722

KA .068 .182 .357 .372 .712

Moderat9 -.003 .195 -.017 -.016 .987


Dokumen yang terkait

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

1 14 119

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,GOOD CORPORATE Pengaruh Ukuran Perusahaan,Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,GOOD CORPORATE Pengaruh Ukuran Perusahaan,Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 2 18

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan dan Jumlah Dewan Komisaris sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia)

0 0 15