Ruang Lingkup Penelitian SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian pengembangan pembelajaran adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk
yang merupakan bagian penting dalam kegiatan pembelajaran berupa perangkat pembelajaran dimana perangkat pembeljaran tersebut akan
melewati uji validitas dan kefektifannya. Langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian pengembangan yang
dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk menurut Sugiyono 2013: 408 adalah:
1. Potensi dan masalah
2. Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
3. Desain Produk
4. Validasi Desain
5. Perbaikan Desain
6. Uji coba Produk
7. Revisi Produk
8. Uji Coba Pemakaian
9. Revisi Produk
10. Pembuatan Produk Masal
Prosedur pengembangan menurut Borg dan Gall 2003 1.
Melakukan penelitian pendahuluan . 2.
Melakukan perencanaan identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentu urutan pembelajaran, uji ahli atau uji
coba skala kecil. 3.
Mengembangkan bentukjenis produk awal. 4.
Melakukan uji coba lapangan tahap awal. 5.
Melakukan terhadap produk utama berdasarkan masukan dari hasil uji lapangan awal.
6. Melakukan uji lapangan .
7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan
masukan dari hasil uji lapangan. 8.
Melakukan uji lapangan. 9.
Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk,
Sedangkan menurut Suyanto dan Sartinem 2009: 1 tahapan prosedur
pengembangan produk dan uji produk yang perlu dilakukan, yaitu: 1.
Analisis kebutuhan, 2.
Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, 3.
Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4.
Pengembangan produk, 5.
Uji internal: uji kelayakan produk, 6.
Uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna, 7.
Produksi.
Berdasarkan penjelasan diatas, desain penelitian pengembangan yang telah digunakan mengadaptasi dari model pengembangan media menurut Suyanto
dan Sartinem 2009: 1. Pengembang memilih model tersebut karena model tersebut selalu meletakkan langkah revisi setelah tindakan uji dilakukan.
Selain itu, uji yang dilakukan pun bertahap sesuai dengan komponen yang telah diuji secara spesifik, sehingga revisi lebih terarah sesuai dengan
komponen yang diujikan.