Perubahan pH, P-tersedia, N-total, dan SiO
Tabel 3 Nilai pH, P-tersedia, dan SiO
2
-tersedia Tanah pada Perbandingan Beberapa Taraf Perlakuan
Perlakuan pH
P-tersedia SiO
2
-tersedia EFS – BFS
---------------ppm------------- Kontrol
3.50 a 49 a
53 a EF slag 2
3.73 b 81 abc
240 ab EF slag 4
4.03 c 87 bcd
294 abc EF slag 6
4.18 de 109 cd
278 abc EF slag 8
4.35 f 120 d
258 ab BF slag 2
4.07 cd 88 bcd
392 bc BF slag 4
4.28 ef 80 abc
468 bc BF slag 6
4.37 f 66 ab
312 bc BF slag 8
4.53 g 78 bc
739 c Unsur mikro
3.55 a 69 ab
43 a EFS - Dolomit setara EFS
Kontrol 3.50 a
49 a 53 a
EF slag 2 3.73 b
81 abc 240 b
EF slag 4 4.03 c
87 bc 294 b
EF slag 6 4.18 d
109 cd 278 b
EF slag 8 4.35 e
120 d 258 b
Dolomit setara EFS 2 4.22 d
60 ab 30 a
Dolomit setara EFS 4 4.63 f
56 ab 56 a
Dolomit setara EFS 6 4.77 g
52 a 49 a
Dolomit setara EFS 8 5.07 h
69 ab 31 a
Unsur mikro 3.55 a
69 ab 43 a
EFS - Silica gel setara EFS Kontrol
3.50 a 49 a
53 a EF slag 2
3.73 b 81 abc
240 b EF slag 4
4.03 c 87 bc
294 b EF slag 6
4.18 d 109 cd
278 b EF slag 8
4.35 e 120 d
258 b Silica gel
setara EFS 2 3.77 b 64 ab
67 a Silica gel
setara EFS 4 3.73 b 74 ab
75 a Silica gel
setara EFS 6 3.70 b 69 ab
74 a Silica gel
setara EFS 8 3.73 b 64 ab
55 a Unsur mikro
3.55 a 69 ab
43 a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda menurut uji DMRT
α=5.
Tabel 3 menunjukkan bahwa setelah inkubasi satu bulan, aplikasi dolomit dan steel slag EFS dan BFS dapat meningkatkan pH, P-tersedia, dan
SiO
2
-tersedia tanah gambut. Nilai pH tanah tertinggi terdapat pada perlakuan dolomit setara EFS 8 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya,
sedangkan terendah diperoleh pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan unsur mikro. Dolomit dapat meningkatkan pH tanah dengan
sumbangan kation basa seperti Ca dan Mg, sehingga Ca-dd dan Mg-dd meningkat. Reaksi pelarutan dolomit dalam tanah sebagai berikut:
CaMgCO
3 2
+ 2 H
2
O Ca
2+
+ Mg
2+
2 HCO
3 -
+ 2 OH
-
dimana unsur Ca dan Mg dalam dolomit akan terlarut dan menggantikan posisi H
+
yang berasal dari disosiasi asam-asam organik sehingga dapat menaikkan pH tanah gambut.
Steel slag juga berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah. Reaksi
pembentukan ligan antara asam-asam organik seperti asam karboksilat dan fenolat dengan gugus hidroksil dari Fe dan Al berasal dari steel slag membebaskan OH
-
sehingga pH meningkat. Selain itu, steel slag bereaksi dengan H
2
O dan CO
2
anaerob di tanah gambut menghasilkan kation basa Ca dan Mg dan basa konjugasi hidroksida, silikat, karbonat sehingga meningkat konsentrasinya
dalam larutan tanah. Ion Ca dan Mg menggantikan posisi H
+
yang berasal dari disosiasi asam-asam organik dalam tanah gambut. Pada saat yang bersamaan,
senyawa hidroksida OH
-
dan silikat H
3
SiO
3 -
bereaksi dengan H
+
yang akan menghasilkan H
2
O dan H
4
SiO
4
, proses ini akan mengurangi konsentrasi H
+
yang menyebabkan peningkatan pH tanah.
Pemberian dolomit menghasilkan pH tanah lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian steel slag. Hal ini disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg
dalam dolomit lebih cepat larut dan tersedia, serta daya netralisasi dolomit yang lebih tinggi. Kondisi ini tidak berarti bahwa dolomit lebih baik dalam
memperbaiki sifat kimia tanah gambut dibandingkan dengan steel slag. Nilai P-tersedia tertinggi setelah inkubasi satu bulan terdapat pada
perlakuan EFS 8 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan terendah diperoleh pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan unsur mikro dan silica gel setara EFS. Pemberian steel slag
dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Peningkatan P-tersedia tanah kemungkinan disebabkan oleh sumbangan P
2
O
5
yang cukup tinggi dari EFS P
2
O
5
= 0.05 dan pH tanah yang meningkat setelah aplikasi EFS. Peningkatan pH tanah mendukung
peningkatan aktivitas mikrob yang dapat membantu mineralisasi P organik menjadi bentuk tersedia dalam tanah.
Ketersediaan SiO
2
tertinggi dalam tanah setelah inkubasi satu bulan, terdapat pada perlakuan BFS 8 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan
lainnya, kecuali EFS dan terendah pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan dolomit setara EFS, silica gel setara EFS dan unsur
mikro. Steel slag dapat meningkatkan SiO
2
-tersedia tanah gambut disebabkan oleh sumbangan dari kandungan SiO
2
yang tinggi dalam steel slag. Kadar SiO
2
BFS = 34.4 sedangkan EFS = 12.7, sehingga BFS lebih baik dalam meningkatkan Si
tersedia tanah. Unsur Si menjadi benefecial element yang diserap tanaman akumulator Si seperti padi dalam jumlah banyak sehingga steel slag dapat
dijadikan sebagai pupuk Si. Pemberian BFS lebih baik dalam meningkatkan SiO
2
-tersedia tanah dibandingkan perlakuan lainnya, namun tidak hanya Si saja sebagai faktor
pembatas pertumbuhan padi di tanah gambut. Permasalahan gambut lainnya seperti pH tanah masam, kahat unsur hara makro Ca dan Mg dan mikro Cu dan
Zn serta kandungan asam-asam organik yang dapat bersifat racun bagi tanaman. Komposisi hara beberapa amelioran tanah di tanah gambut diharapkan dapat
memperbaiki sifat kimia tanah secara keseluruhan. Berdasarkan pada hasil analisis awal EFS dan BFS Lampiran 4, diharapkan secara keseluruhan dari komposisi
EFS dapat memperbaiki sifat kimia tanah gambut sehingga mendukung pertumbuhan dan produksi padi.
Tanah gambut pada penelitian ini memiliki rasio CN = 14.92 dengan tingkat kematangan gambut saprik dan N-total tanah cukup tinggi. Unsur hara N
di tanah gambut umumnya tinggi, tetapi tanaman sering mengalami kahat N sehingga pertumbuhannya jelek. Hal ini berkaitan dengan bentuk N-total tanah
gambut didominasi oleh N-organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Aplikasi perlakuan setelah inkubasi satu bulan tidak berpengaruh nyata terhadap N total
tanah, bahkan cenderung menurun. Hal ini diduga karena pH tanah meningkat
setelah aplikasi perlakuan yang sejalan dengan terjadinya dekomposisi bahan organik, menyebabkan kandungan bahan organik menurun. Selama proses
dekomposisi terjadi mineralisasi N-organik menjadi N-anorganik. Namun, pada tingkat kematangan gambut saprik N-total tanah akan konstan selama proses
dekomposisi jika tidak ada bentuk gas nitrogen yang lepas ke atmosfer volatilisasi. Pada proses inkubasi diduga terjadi volatilasasi dimana N dalam
bentuk gas terlepas ke atmosfer, sehingga terjadi penurunan N-total tanah jika dibandingkan dengan N-total tanah sebelum diinkubasi.