Menurut Green 2000 sikap merupakan faktor predisposisi yang akan membentuk suatu tindakan atau perilaku. Ketidaksesuaian perilaku seseorang
dengan sikapnya akan menimbulkan masalah psikologis bagi individu – individu
yang bersangkutan, sehingga mereka akan berusaha merubah sikap atau perilakunya.
Dari hasil penelitian diatas peneliti berasumsi sikap masyarakat Tambak Lorok rata-rata buruk dalam pemanfaatan jamban yang dapat dilihat dari 92
responden yang dijadikan sampel, 63 responden memiliki sikap buruk dalam pemanfaatan jamban. Maka dari itu perlu adanya upaya peningkatan sikap ke arah
yang benar. Dalam mengarahkan sikap yang benar, perlu dilakukan contoh bagaimana menggunakan jamban yang benar, sehingga masyarakat akan
merespon dengan baik. Hal ini dapat dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga, kemudian dilanjutkan oleh pemerintah serta petugas kesehatan melalui program-
program penyuluhan dengan melibatkan masyarakat sebagai objek sasaran sebuah program mulai dari penyusunan hingga pelaksanaan program.
5.1.4 Hubungan Antara Pendidikan dengan
Perilaku KK
dalam Pemanfaatan Jamban
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi – square didapatkan hasil p-
– value 0,009 RP= 3,646 ; 95 CI = 1,598 - 8,318. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku Kepala Keluarga dalam
Pemanfaatan Jamban. Nilai Risk Prevalens RP sebesar 3,646yang berarti responden
yang berpendidikan
tinggi akan
berpeluang3,6kali untuk
memanfaatkan jamban daripada responden yang berpendidikan rendah .
Hasil analisis ini berbeda dengan penelitian Sutedjo 2003 yang menyebutkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan praktek responden
dalam menggunakan jamban. Perbedaan ini dikarenakan menurut Sutedjo pendidikan formal seseorang tidak bisa dijadikan patokan untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat terutama dalam menggunakan jamban, sedangkan menurut Suherman 2009 ada hubungan antara pendidikan dengan ketidakmauan
menggunakan jamban pada keluarga, dimana responden yang berpendidikan rendah memiliki resiko untuk tidak mau menggunakan jamban pada waktu buang
air besar BAB dibandingkan yang berpendidikan tinggi. Sejalan dengan penelitian Erlinawati 2009 yang membuktikan bahwa pendidikan ibu memiliki
hubungan yang erat dengan perilaku keluarga terhadap penggunaan jamban, dimana ibu dengan pendidikan tinggi memiliki peluang untuk menggunakan
jamban 17,4 kali dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Variabel pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang
ditempuh oleh responden mulai dari tingkat sekolah dasar, tingkat SMP, tingkat SMA hingga perguruan tinggi. Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak
13responden dari kategori pendidikan tinggi6 2,3 diantaranya memanfaatkan jamban dan sebanyak 79 responden yang berpendidikan dasar, 10 respoden
13,7 memanfaatkan jamban. Dari data-data diatas dapat dikatakan pendidikan di pemukiman nelayan Tambak Lorok masih tergolong rendah, karena mayoritas
kepala keluarga tidak sekolah 20,7 atau sekolah hanya sampai tingkat SD 47,8 yang menyebabkan kepala keluarga kesulitan menerima informasi
tentang pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat yang berujung tidak adanya
perubahan perilaku dari setiap kepala keluarga atau adanya perubahan perilaku namun tidak berlangsung lama.
Pendidikan yang rendah menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui fungsi dari memanfaatkan jamban. Sehingga menurut penelitian
Widowati, Nilansari Nur 2015 menyebutkan masyarakat yang berpendidikan dasar rendah yang tidak memiliki jamban dan yang sudah memiliki jamban perlu
dilakukan suatu pendekatan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat dengan cara door to door dari petugas kesehatan untuk memberikan pengertian terkait
perilaku BABS, pemanfaatan jamban serta menjaga kondisi rumah untuk tetap bersih dan sehat.
Sesuai dengan pendapat Soekidjo 2007 yang menyebutkan menurut Green 2000 pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh dalam membentuk
pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan penialaian seseorang terhadap kesehatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang makan semakin tinggi pula kesadarannya untuk tetap menjaga kebersihan dan lingkungannya.
5.1.5 Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan Perilaku KK dalam