a. Dilakukan anestesi terhadap tikus dengan memasukkannya ke dalam tabung yang berisi eter 99,5 sehingga tikus pingsan.
b. Dilakukan pembedahan pada tiap-tiap kelompok perlakuan. c. Diambil organ lambung hewan percobaan diamati morfologi dan warnanya,
difoto dengan camera digital di atas kertas milimeter, dikeluarkan isinya kemudian dimasukkan dalam sampel cup yang berisi larutan buffer formalin
10 untuk pembuatan sediaan histopatologi.
3.4.7. Pembuatan Preparat Histologi Lambung dengan Metode Parafin
Pembuatan preparat yang dilakukan dengan metode parafin Suntoro, 1983 dengan modifikasi sebagai berikut:
a. Fiksasi Setelah organ lambung tikus diambil, organ dicuci dengan larutan NaCl
0,9 kemudian difiksasi selama 1 malam dengan larutan buffer formalin 10.
b. Washing Pencucian Setelah difiksasi, organ dicuci dengan alkohol 70 minimal 7 kali
pengulangan dan direndam selama 1 malam.
c. Dehidrasi Dehidrasi dilakukan dengan merendam organ dengan alkohol 70, 80,
90, 96 dan alkohol absolut selama 1 jam.
d. Clearing Penjernihan Setelah dehidrasi dilakukan clearing dengan merendam organ ke dalam
perbandingan alkohol : xylol yaitu: 3:1, 1:1 dan 1:3 selama masing-masing 1 jam serta merendam organ ke dalam xylol selama 1 malam.
e. Infiltrasi Organ direndam dalam xylol yang berada di dalam oven pada suhu 56
C selama 1 jam. Kemudian direndam ke dalam parafin murni I, II, III masing-
masing selama 1 jam pada suhu 56 C.
f. Embedding Penanaman Organ dimasukkan dalam kotak cetakan. Setelah itu, dituang parafin yang
telah cair ke dalam kotak tersebut, dan diberi label. Dibiarkan sampai dingin
Universitas Sumatera Utara
sehingga membentuk blok parafin. Kemudian dilakukan penempelan blok- blok parafin pada holder yang terbuat dari kayu yang berbentuk persegi.
g. Cutting Pemotongan Blok-blok parafin yang telah ditempel pada holder dipotong dengan
menggunakan mikrotom sehingga membentuk pita-pita parafin dengan ukuran ketebalan 6 µm.
h. Attaching Penempelan Attaching dilakukan dengan menempelkan pita parafin yang telah
dipotong dengan mikrotom pada object glass, yang sebelumnya pita parafin dicelupkan pada air dingin dan air hangat.
i. Pewarnaan Pewarnaan sediaan dan lambung dengan Hematoxylin Eosin adalah
sebagai berikut: - Deparafinasi, dilakukan dengan cara mencelupkan objek pada xylol
sampai parafin habis kira-kira selama ± 15 menit sebanyak 2-3 kali. - Dealkoholisasi, dilakukan secara bertingkat dimulai dari konsentrasi
alkohol absolut, 96, 80, 70, 50, 30 dan akuades. - Pewarnaan, dilakukan dengan cara object glass dimasukkan ke dalam
larutan pewarna Hematoxylin selama 3-5 menit, dibilas dengan dengan air mengalir. Selanjutnya dicelupkan dalam alkohol 30, 50, 70, lalu
dicelupkan dalam larutan pewarna Eosin 0,5 selama 1-3 menit, kemudian dicelupkan berturut-turut ke dalam alkohol 70, 80, 96,
alkohol absolut dan ke dalam xylol.
j. Mounting Mounting dilakukan dengan menutup preparat dengan canada balsam.
Diusahakan supaya tidak terdapat gelembung udara. Diberi label dan diamati di bawah mikroskop.
3.5. Parameter Pengamatan 3.5.1. Pengamatan Morfologi Lambung