24.3 21.5 Laju Produktivitas Serasah Daun (Leaf Litter) Komunitas Medang (Litsea Spp.) dan Meranti (Shorea Spp.) Di Kebun Raya Bogor

Bulan : Juni 2005 Suhu Udara o C Kelembaban Udara Curah Hujan Kec. Angin T gl Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 mm Km 1 30.5 23.5 25 30.2 28 84 64 78 41.3 2 31.7 23.5 25 31.4 28.9 88 61 75 9.1 53.2 3 31 25 25.6 30.3 26 90 70 88 47.4 4 31.4 24 24 31 25.3 91 63 97 72.6 30.2 5 31.3 23.5 23.5 31 26.3 96 63 90 136.3 38.2 6 30.6 23.5 24.5 29.5 25.2 93 79 90 21.7 32.8 7 30.9 21.7 25.2 30.5 27.2 88 68 79 36.9 8 31.4 24.2 25 31 27 88 63 78 34 32.8 9 31.2 22.9 23.7 30.5 28.5 89 70 75 38.9 10 31.6 23.2 24 31 28.5 87 60 76 61.9 11 33 23 23.5 32.7 29 87 54 69 68.2 12 31.2 23.2 24 31 26.7 91 63 84 6.6 4.7 13 30.7 24 24.9 30.5 26 87 70 77 58.7 35.1 14 30 23.7 24 29.8 25.5 96 74 92 13.4 23.4 15 27.2 23.7 24.4 25.3 24.7 92 90 94 16.5 22.2 16 30.4 22.5 23.5 29.5 27.6 91 65 80 31.4 17 30.4 22.8 23.5 30 26.5 88 65 84 11.9 14 18 30.5 22.9 24 29.9 28.1 91 67 79 10.1 19 29.5 23.9 25 29 28 88 68 78 2 19.5 20 30.6 23.3 24.5 30.3 27 86 67 83 1.2 16.3 21 31.2 24.2 24.8 30.2 24 89 69 93 38.4 16.2 22 30.7 23.5 24.5 30.8 27.1 86 64 76 2.9 17.1 23 31.7 23 24 30.5 29.1 85 59 74 67.4 27.2 24 31.2 22.7 24.5 29.8 24 86 66 91 43.7 25 25 30.5 21.6 23 29 28.6 89 78 77 1 39.7 26 ~ 23.8 23.5 ~ ~ 87 ~ ~ ~ ~ Jmlh 537.4 Rata2 30.8

23.3 24.3

30.2 26.9

90.0 67.2

82.3 21.5

30.9 Lampiran 8 Hasil analisis uji-t student laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp. N Mean StDev SE Mean Litsea spp. 3 772 820 473 Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µ Litsea spp. - µ Shorea spp. Estimate for difference: 615 95 CI for difference: -1433, 2663 T -Test of difference = 0 vs not =: T -Value = 1.29 P-Value = 0.32 5 DF = 2 Dapat dijelaskan sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µ Shorea spp. H1: µ Litsea spp. ≠ µ Shorea spp., dengan selang kepercayaan 95 α = 5 Nilai P = 0.325 α , maka terima Ho Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. d i PKT KRB pada tingkat kepercayaan 95 α = 5 tidak berbeda nyata. Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp. N Mean StDev SE Mean Litsea spp. 3 772 820 473 Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µ Litsea spp. - µ Shorea spp. Estimate for difference: 615 67 CI for difference: 8, 1223 T -Test of difference = 0 vs not =: T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2 Dapat dijelaskan sebagai berikut: Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µ Shorea spp. H1: µ Litsea spp. ≠ µ Shorea spp., dengan selang kepercayaan 67 α = 33 Nilai P = 0.325 α , maka tolak Ho Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB pada tingkat kepercayaan 67 α = 33 berbeda nyata. LAJU PRODUKTIVITAS SERASAH DAUN LEAF LITTER KOMUNITAS MEDANG Litsea spp. DAN MERANTI Shorea spp. DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh: Eni Handayani G04400022 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 A BSTR A K EN I H A N D A Y A N I. Laju Produktivitas Serasah D aun Leaf Litter K om unitas M edang Litsea spp. dan M eranti Shorea spp. di K ebun Raya Bogor. D ibim bing oleh M U H A D IO N O dan Y O N SU G IA RTO . Serasah m erupakan lapisan yang terdiri dari bagian tum buhan telah m ati yang m enyebar di perm ukaan tanah di baw ah hutan sebelum bahan tersebut m engalam i dekom posisi. Perkiraan jum lah dan kom posisi jatuhan serasah penting diketahui untuk m em pelajari siklus nutrien dalam hutan dan m erupakan bagian penting dalam ekologi hutan. Produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. koleksi K ebun Raya Bogor diteliti m enggunakan alat penam pung serasah yang ditem patkan secara acak pada m asing-m asing kom unitas sebanyak 20 trap selam a 25 m inggu yaitu pada bulan Januari-Juni 2005. Serasah dikum pulkan setiap m inggu dan dihitung berat kering daun gm 2 pada suhu 105 o F selam a 24 jam . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m engetahui besar laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. serta hubungannya dengan kondisi iklim lingkungan. Laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. yang dihasilkan selam a 25 m inggu sebesar 2316.1 gm 2 sedangkan kom unitas Shorea spp. m enghasilkan serasah daun sebesar 470.4 gm 2 . H al ini terkait dengan karakteristik m asing- m asing tegakan dalam kom unitas, um ur pohon, tinggi pohon, diam eter pohon, dan kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan analisis koefisien korelasi didapatkan bahw a laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. di K ebun Raya Bogor berkorelasi positif dengan tem peratur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. A BSTR A C T EN I H A N D A Y A N I. Leaf Litter Productivity of M edang Litsea spp. and M eranti Shorea spp. in Bogor Botanical G arden. U nder supervision of M U H A D IO N O and Y O N SU G IA RTO . The dead organic m atter overlaying the forest floor, com m only know n as litter, is m ostly com posed of dead plants and shed organs. Estim ation of am ount and com position of the litter-fall is im portant to the study of nutrient cycling and continues to be an im portant part of forest ecology. Leaf litter productivity of Litsea spp. dan Shorea spp. w ere studied using forty litter traps, w hich installed at tw o types of com m unity. Tw enty litter traps each for 25 w eeks, from January- June 2005. Litter w ere collected at a w eek intervals, dried to constant w eight at 105 o F in a night and w e can determ ine the dry w eight of the leaf litter in gm 2 . The aim of this study w ere to determ ine leaf litter productivity of Litsea spp. and Shorea spp. com m unity and to determ ine the relationship of seasonal pattern of litter fall. Total leaf litter fall for Litsea spp. w as 2316.1 gm 2 and Shorea spp. w as 470.4 gm 2 for 25 w eeks. It w as depend on characterize of each com m unity, stand age, stand heigh, diam eter, and seasonal clim atic pattern. Based on coefficient correlation analysis, leaf litter productivity of Litsea spp. and Shorea spp. in Bogor Botanical G arden positively correlated w ith tem perature, rainfall, and w ind rate. PENDAHULUAN Latar Belakang Serasah merupakan lapisan yang terdiri dari bagian tumbuhan telah mati seperti guguran daun, ranting, cabang, bunga, kulit kayu, buah serta bagian lain yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan tersebut mengalami dekomposisi Dephut 1997. Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air sementara yang secara berangsur akan melepaskannya ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan Arief 1994. Produktivitas serasah penting diketahui dalam hubungannya dengan pemindahan energi dan unsur-unsur hara dari suatu ekosistem hutan. Adanya suplai hara berasal dari daun, buah, ranting, dan bunga yang banyak mengandung hara mineral akan dapat memperkaya tanah dengan membebaskan sejumlah mineral melalui dekomposisi Darmanto 2003. Studi tentang aspek kuantitatif jatuhan serasah akan berlangsung sebagai bagian penting dari ekologi hutan Kusmana 1993. Laju produktivitas serasah Litter fall merupakan perkiraan kuantitas biomassa daun, ranting, dan material reproduksi tumbuhan bunga, biji yang jatuh dari spesies pohon dalam tipe komunitas ekosistem yang berbeda Parmenter dan Schuster 1993. Daun merupakan kategori serasah terbesar, diikuti ranting, buah, dan bunga Strojan et al. 1979. Laju produktivitas serasah daun Leaf-fall mencapai 50 dari rata-rata tahunan litter fall hutan Eucalyptus maculata Moore et al. 1997. Komponen serasah daun memiliki proporsi tertinggi sebesar 76.9 dari total produksi serasah hutan hujan pegunungan pada zona montana di Gunung Gede Budiarti 2004, dan JIRCAS 1997 mengemukakan bahwa jumlah serasah daun sebesar 56-58 dari total biomassa produksi serasah mengindikasikan bahwa daun merupakan komponen utama dalam produktivitas serasah dari seluruh tipe hutan. Serasah daun lebih sering gugur dibandingkan serasah lain karena bentuk daun yang lebar dan tipis sehingga mudah digugurkan oleh angin dan curah hujan atau disebabkan sifat fisiologis daun Nilamsari 2000. Proses jatuhnya daun berhubungan erat dengan kondisi iklim dan unsurnya, yaitu cahaya matahari, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, dan curah hujan. Iklim berpengaruh kuat terhadap aktivitas tanaman Nasir 1999. Produksi serasah dari satu tempat ke tempat lain terdapat perbedaan disebabkan pengaruh iklim yang berbeda dan semakin ke ekuator produksi serasah yang dihasilkan semakin banyak. Sebagai contoh, produksi serasah di hutan Erectic Alpin daerah kutub utara sebesar 1 tonhathn, hutan di daerah dingin sebesar 3.5 tonhathn, dan hutan di daerah tropis ekuator sebesar 11 tonhathn. Perbandingan produksi serasah yang didapatkan di Pegunungan Alpin, daerah dingin, daerah sedang, dan daerah tropis adalah 1 : 3 : 5 : 10 Cracc 1964 dalam Soeroyo 1988. Medang Litsea spp. termasuk famili Lauraceae. Daerah penyebaran di seluruh Indonesia Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Tempat tumbuh pada dataran kering di daerah cukup hujan pada ketinggian 100-120 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai 35 m, panjang batang bebas cabang 10-25 m, diameter mencapai 90 cm. Batang umumnya berdiri tegak berbentuk silindris. Pohon medang memiliki banyak kegunaan dan bernilai ekonomis tinggi. Kegunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, kayu lapis, bahan baku mebel, lantai, kerangka pintu dan jendela. Meranti Shorea spp. merupakan marga pohon utama yang terdapat dalam hutan hujan tropika basah, term asuk famili Dipterocarpaceae. Pohon dapat mencapai tinggi lebih dari 50 m dengan diameter lebih dari 120 cm, batang lurus, dan bulat. Tajuk pohon bulat dengan daun-daun terkumpul di ujung ranting. Daun melanset hingga menjorong atau membundar telur dengan permukaan bawah gundul Shorea seminis dan berbentuk jorong sampai bulat telur terbalik, urat dan lateral halus tetapi menonjol pada permukaan bawah dan rata pada permukaan atas Shorea selanica LIPI 1980. Meranti digolongkan menjadi meranti merah, meranti kuning, dan meranti putih. Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada tahun 1997, daerah penyebaran meliputi Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Riau, dan seluruh Kalimantan meranti kuning, wilayah Sumatra, Kalimantan, dan M aluku meranti merah, serta Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku meranti putih. Meranti paling banyak anggota jenisnya, setidaknya 167 jenis meranti telah dikumpulkan Soerianegara 1990. Kayu meranti memiliki nilai perdagangan tinggi Sarajar 1974. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju produktivitas serasah daun Leaf litter komunitas medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor PKT KRB. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2005 bertempat di Lingkungan Dipterocarpaceae dan Lauraceae PKT KRB, Laboratorium Ekologi Departemen Biologi FMIPA IPB, dan Laboratorium Standarisasi dan Manajemen Lingkungan Program Diploma IPB. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan medang Litsea spp. dan tegakan meranti Shorea spp. di PKT KRB Tabel 1 . Tabel 1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian Spesies Tahun Tanam Umur tahun Jumlah pohon n Litsea umbellata Merr. 1972 33 1 Litsea umbellata Merr. 1981 24 1 Litsea resinosa Blume. 1930 75 1 Shorea selanica Lam. Blume. 1960 45 1 Shorea seminis de. Vriese V. SI. 1961 44 1 Shorea multiflora Burck. Sym. 1961 44 1 Alat yang digunakan berupa litter-trap alat penampung serasah yang terbuat dari karung beras berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah, patok kayu berukuran 30 cm, tali rapia, wadah plastik, label, oven, timbangan, termometer, meteran, spiegel relaskop, dan kamera. Metode Produktivitas serasah pada tegakan medang dan meranti diukur menggunakan litter-trap method Metode alat penampung serasah. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut Lampiran 1: Penampungan serasah daun Serasah daun medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. ditampung dengan menggunakan litter trap berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah dan diletakkan secara acak pada lokasi di bawah tegakan meranti dan medang masing-masing 20 buah. Penempatan trap pada lokasi penelitian ditampilkan pada lampiran 2. Tinggi trap 30 cm dari permukaan tanah. Setiap trap di beri kode untuk mengetahui jatuhan serasah masing-masing spesies Tabel 2. Pemasangan litter trap dilakukan pada tanggal 03 Januari 2005. Tabel 2 Lokasi dan kode tr ap tegakan yang digunakan dalam penelitian Spesies Lokasi Kode Trap L. umbellata Merr. XX.B.63 D1 – D3 L. umbellata Merr. XX.B.101 B D4 - D8 L. resinosa Blume. XX.A.422 D9 - D10 S. selanica Lam. Blume. XXV.A.176 R1 - R5 S. seminis de. Vriese V. SI. XXV.A.180 R6 - R10 S. multiflora Burck. Sym. XXV.A.187 R11 - R20 Pengambilan serasah daun Serasah daun yang tertampung di ambil setiap minggu sekali selama 25 minggu dimulai pada tanggal 09 Januari 2005 sampai dengan tanggal 26 Juni 2005. Pengambilan serasah daun dilakukan dengan menempatkan ke dalam plastik yang ditandai dengan kode untuk masing-masing trap. Pengambilan serasah daun dilakukan setiap hari minggu sekitar pukul 08.00-10.00 WIB. Daun yang dijadikan sebagai komponen bahan p enelitian terdiri dari helaian daun lamina dan tangkai daun petiol. Perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering BK daun Pada setiap pengambilan daun, dilakukan perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering daun. Pengambilan daun hanya dilakukan pada daun untuk komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.. Untuk daun komunitas lain yang tertampung dalam trap tidak dilakukan perhitungan dan penimbangan. Sampel daun yang didap atkan dalam kondisi basah, dilakukan pengeringan udara air-dry terlebih dahulu selama 1 hingga 2 minggu. Kemudian, sampel daun dibungkus dengan kertas untuk dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105 o F 45.6 o C selam a 24 jam sehingga didapatkan berat kering daun. Perhitungan berat kering daun dihitung per satuan luas trap per waktu pengambilan gm 2 minggu. Pengamatan kondisi iklim Selama penampungan serasah daun, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data iklim lingkungan. Data iklim meliputi temperatur udara, kelembaban udara, curah Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju produktivitas serasah daun Leaf litter komunitas medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor PKT KRB. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2005 bertempat di Lingkungan Dipterocarpaceae dan Lauraceae PKT KRB, Laboratorium Ekologi Departemen Biologi FMIPA IPB, dan Laboratorium Standarisasi dan Manajemen Lingkungan Program Diploma IPB. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan medang Litsea spp. dan tegakan meranti Shorea spp. di PKT KRB Tabel 1 . Tabel 1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian Spesies Tahun Tanam Umur tahun Jumlah pohon n Litsea umbellata Merr. 1972 33 1 Litsea umbellata Merr. 1981 24 1 Litsea resinosa Blume. 1930 75 1 Shorea selanica Lam. Blume. 1960 45 1 Shorea seminis de. Vriese V. SI. 1961 44 1 Shorea multiflora Burck. Sym. 1961 44 1 Alat yang digunakan berupa litter-trap alat penampung serasah yang terbuat dari karung beras berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah, patok kayu berukuran 30 cm, tali rapia, wadah plastik, label, oven, timbangan, termometer, meteran, spiegel relaskop, dan kamera. Metode Produktivitas serasah pada tegakan medang dan meranti diukur menggunakan litter-trap method Metode alat penampung serasah. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut Lampiran 1: Penampungan serasah daun Serasah daun medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. ditampung dengan menggunakan litter trap berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah dan diletakkan secara acak pada lokasi di bawah tegakan meranti dan medang masing-masing 20 buah. Penempatan trap pada lokasi penelitian ditampilkan pada lampiran 2. Tinggi trap 30 cm dari permukaan tanah. Setiap trap di beri kode untuk mengetahui jatuhan serasah masing-masing spesies Tabel 2. Pemasangan litter trap dilakukan pada tanggal 03 Januari 2005. Tabel 2 Lokasi dan kode tr ap tegakan yang digunakan dalam penelitian Spesies Lokasi Kode Trap L. umbellata Merr. XX.B.63 D1 – D3 L. umbellata Merr. XX.B.101 B D4 - D8 L. resinosa Blume. XX.A.422 D9 - D10 S. selanica Lam. Blume. XXV.A.176 R1 - R5 S. seminis de. Vriese V. SI. XXV.A.180 R6 - R10 S. multiflora Burck. Sym. XXV.A.187 R11 - R20 Pengambilan serasah daun Serasah daun yang tertampung di ambil setiap minggu sekali selama 25 minggu dimulai pada tanggal 09 Januari 2005 sampai dengan tanggal 26 Juni 2005. Pengambilan serasah daun dilakukan dengan menempatkan ke dalam plastik yang ditandai dengan kode untuk masing-masing trap. Pengambilan serasah daun dilakukan setiap hari minggu sekitar pukul 08.00-10.00 WIB. Daun yang dijadikan sebagai komponen bahan p enelitian terdiri dari helaian daun lamina dan tangkai daun petiol. Perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering BK daun Pada setiap pengambilan daun, dilakukan perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering daun. Pengambilan daun hanya dilakukan pada daun untuk komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.. Untuk daun komunitas lain yang tertampung dalam trap tidak dilakukan perhitungan dan penimbangan. Sampel daun yang didap atkan dalam kondisi basah, dilakukan pengeringan udara air-dry terlebih dahulu selama 1 hingga 2 minggu. Kemudian, sampel daun dibungkus dengan kertas untuk dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105 o F 45.6 o C selam a 24 jam sehingga didapatkan berat kering daun. Perhitungan berat kering daun dihitung per satuan luas trap per waktu pengambilan gm 2 minggu. Pengamatan kondisi iklim Selama penampungan serasah daun, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data iklim lingkungan. Data iklim meliputi temperatur udara, kelembaban udara, curah hujan, banyak hari hujan, dan kecepatan angin. Data yang digunakan merupakan data sekunder Stasiun Klimatologi Pendidikan di IPB Baranangsiang, Bogor. Pengukuran tinggi dan diameter pohon Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran tinggi masing-masing tegakan menggunakan spiegel relaskop dan pen gukuran diameter pohon menggunakan meteran. Analisis data Untuk melihat hubungan antara produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. dilakukan analisis regresi berganda, analisis koefisien korelasi, dan analisis uji t -student. Analisis regresi dilakukan pada laju produktivitas serasah daun dan kondisi iklim lingkungan setiap bulan selama 6 bulan dengan satu peubah tak bebas dependent variable Y yaitu laju produktivitas serasah daun dan tiga peubah bebasindependent variable X yaitu temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan: Yi = ßo + ß 1 X 1 i + ß 2 X 2 i + ... + ßpXpi + ei dimana: Y = Peubah tak bebas, X = Peubah bebas, ? = kemiringangradien, e = simpangan Sedangkan analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara laju produktivitas serasah daun pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2006. Dianalisis juga hubungan antara laju produktivitas serasah daun dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Analisis uji t- student digunakan untuk mengetahui hubungan laju produktivitas serasah daun antara komunitas Litsea spp. dengan Shorea spp. Data di analisis dengan menggunakan program Minitab. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PKT KRB-LIPI adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan konservasi tumbuhan mencakup usaha melestarikan, mendayagunakan, dan menggabungkan potensi tumbuhan secara berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan, rekreasi, serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan hidup. KRB mempunyai areal seluas 87 hektar dengan jumlah koleksi tanaman sekitar 13563 spesimen berdasarkan data tahun 2004 LIPI 2004. Terletak pada 6 o 37’LS dan 106 o 32’BT dan ketinggian 235-260 meter di atas permukaan laut m dpl. Secara administratif terletak dalam wilayah kecamatan Bogor Tengah, kota Bogor. Keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan 3-5. Temperatur udara rata-rata harian minimum 25 o C pada pagi hari dan maksimum 34 o C pada siang hari. Kelembaban udara tinggi mencapai 96 dan hanya sedikit terjadi perubahan suhu musiman. Data tahun 2004 menunjukkan jumlah curah hujan sebesar 3719 mm dengan hari hujan 118 hari. Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. Komunitas Litsea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas 2 dua tegakan Litsea umbellata Merr. berumur masing-masing 33 dan 24 tahun dan tegakan Litsea resinosa Blume. berumur 75 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang dihasilkan komunitas Litsea spp. sebesar 2316.1 gm 2 25 minggu. Tabel 3 Laju Produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. selama 25 minggu di PKT KRB Minggu L. umbellata Merr. gm 2 L umbellata Merr. gm 2 L. resinosa Blume. gm 2 1 4.2 10.5 26.2 2 7.6 6.9 22.3 3 20.6 19.2 156.9 4 8.8 10.8 54.7 5 2.5 5.9 44.2 6 15.3 17.6 128.6 7 9.5 13.0 54.1 8 10.0 12.4 7.0 9 7.3 8.2 8.4 10 9.3 7.8 4.8 11 10.0 9.9 15.9 12 11.5 13.5 12.6 13 2.0 17.4 11.7 14 7.3 2.1 44.4 15 26.4 10.7 34.0 16 17.8 22.7 77.4 17 3.6 8.0 34.3 18 12.5 21.2 72.3 19 14.6 16.9 45.6 20 8.4 17.2 126.5 21 14.1 20.6 148.0 22 11.7 25.4 239.0 23 7.9 21.3 169.2 24 2.5 11.1 74.0 25 9.2 14.1 105.2 Jumlah 254.6 344.4 1717.1 hujan, banyak hari hujan, dan kecepatan angin. Data yang digunakan merupakan data sekunder Stasiun Klimatologi Pendidikan di IPB Baranangsiang, Bogor. Pengukuran tinggi dan diameter pohon Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran tinggi masing-masing tegakan menggunakan spiegel relaskop dan pen gukuran diameter pohon menggunakan meteran. Analisis data Untuk melihat hubungan antara produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. dilakukan analisis regresi berganda, analisis koefisien korelasi, dan analisis uji t -student. Analisis regresi dilakukan pada laju produktivitas serasah daun dan kondisi iklim lingkungan setiap bulan selama 6 bulan dengan satu peubah tak bebas dependent variable Y yaitu laju produktivitas serasah daun dan tiga peubah bebasindependent variable X yaitu temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan: Yi = ßo + ß 1 X 1 i + ß 2 X 2 i + ... + ßpXpi + ei dimana: Y = Peubah tak bebas, X = Peubah bebas, ? = kemiringangradien, e = simpangan Sedangkan analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara laju produktivitas serasah daun pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2006. Dianalisis juga hubungan antara laju produktivitas serasah daun dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Analisis uji t- student digunakan untuk mengetahui hubungan laju produktivitas serasah daun antara komunitas Litsea spp. dengan Shorea spp. Data di analisis dengan menggunakan program Minitab. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PKT KRB-LIPI adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan konservasi tumbuhan mencakup usaha melestarikan, mendayagunakan, dan menggabungkan potensi tumbuhan secara berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan, rekreasi, serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan hidup. KRB mempunyai areal seluas 87 hektar dengan jumlah koleksi tanaman sekitar 13563 spesimen berdasarkan data tahun 2004 LIPI 2004. Terletak pada 6 o 37’LS dan 106 o 32’BT dan ketinggian 235-260 meter di atas permukaan laut m dpl. Secara administratif terletak dalam wilayah kecamatan Bogor Tengah, kota Bogor. Keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan 3-5. Temperatur udara rata-rata harian minimum 25 o C pada pagi hari dan maksimum 34 o C pada siang hari. Kelembaban udara tinggi mencapai 96 dan hanya sedikit terjadi perubahan suhu musiman. Data tahun 2004 menunjukkan jumlah curah hujan sebesar 3719 mm dengan hari hujan 118 hari. Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. Komunitas Litsea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas 2 dua tegakan Litsea umbellata Merr. berumur masing-masing 33 dan 24 tahun dan tegakan Litsea resinosa Blume. berumur 75 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang dihasilkan komunitas Litsea spp. sebesar 2316.1 gm 2 25 minggu. Tabel 3 Laju Produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. selama 25 minggu di PKT KRB Minggu L. umbellata Merr. gm 2 L umbellata Merr. gm 2 L. resinosa Blume. gm 2 1 4.2 10.5 26.2 2 7.6 6.9 22.3 3 20.6 19.2 156.9 4 8.8 10.8 54.7 5 2.5 5.9 44.2 6 15.3 17.6 128.6 7 9.5 13.0 54.1 8 10.0 12.4 7.0 9 7.3 8.2 8.4 10 9.3 7.8 4.8 11 10.0 9.9 15.9 12 11.5 13.5 12.6 13 2.0 17.4 11.7 14 7.3 2.1 44.4 15 26.4 10.7 34.0 16 17.8 22.7 77.4 17 3.6 8.0 34.3 18 12.5 21.2 72.3 19 14.6 16.9 45.6 20 8.4 17.2 126.5 21 14.1 20.6 148.0 22 11.7 25.4 239.0 23 7.9 21.3 169.2 24 2.5 11.1 74.0 25 9.2 14.1 105.2 Jumlah 254.6 344.4 1717.1 Laju produktivitas serasah daun terbesar dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1 yaitu dihasilkan oleh tegakan L. resinosa Blume. sebanyak 1717.1 gm 2 ., diikuti oleh tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 254.6 gm 2 dan 344.4 gm 2 . 50 100 150 200 250 300 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Minggu Produktivitas serasah daun gm 2 L. resinosa Blume. L umbellata Merr. L. umbellata Merr. Gambar 1 Laju produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. di PKT KRB Produktivitas serasah daun L. resinosa Blume. menyumbangkan sekitar 75 dari total produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp.. Hal ini disebabkan umur tegakan L. resinosa Blume. jauh lebih tua dari tegakan L. umbellata Merr.. Umur tegakan L. resinosa Blume. adalah 75 tahun, sedangkan umur tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 33 dan 24 tahun. Bray dan Gorham 1964 mengemukakan bahwa rata-rata produksi serasah dari hutan di seluruh dunia dipengaruhi oleh umur pohon. Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa antar spesies L. Umbellata Merr., diameter pohon dan tinggi pohon yang lebih besar menyebabkan laju produktivitas serasah daun lebih banyak. Tabel 4 Umur, diameter, dan tinggi tegakan Litsea spp. Spesies Umur tahun Diameter cm Tinggi pohon m Produk- tivitas serasah daun gm 2 L. umbellata Merr. 33 70 7.5 254.6 L. umbellata Merr. 24 78 8 344.4 L. resinosa Blume. 75 293 17.5 1717.1 L. umbellata Merr. yang berumur 24 tahun, diameter 78 cm, dan tinggi 8 m menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 344.4 gm 2 sedangkan L. umbellata Merr. berumur 33 tahun, diameter 70 cm, dan tinggi 7.5 m menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 254.6 gm 2 Gambar 2. Cuevas Sajise 1978 menyatakan bahwa tegakan dengan diameter lebih besar akan mempengaruhi produksi serasah menjadi lebih banyak. 7.5 8 17.5 70 7 8 293 1717.1 254.6 344.4 50 100 150 200 250 300 350 1 2 3 Spesies Tinggi pohon m dan diameter pohon cm 500 1000 1500 2000 Produktivitas serasah daun gm 2 Tinggi pohon m Diameter pohon cm Produktivitas serasah daun gm2 Gambar 2 Tinggi pohon, diameter pohon, dan laju produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. di PKT KRB Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. Komunitas Shorea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas tegakan Shorea selanica Lam. Blume. berumur 45 tahun, Shorea seminis de. Vriese V. SI. dan Shorea multiflora Burck. Sym. berumur sama yaitu 44 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang dihasilkan komunitas Shorea spp. s ebesar 470.4 gm 2 25 minggu. Tabel 5 Laju produktivitas serasah daun tegakan Shorea spp. selama 25 minggu di PKT KRB Minggu S. selanica Lam. Blume. gm 2 S. seminis de. Vriese V. SI. gm 2 S. multiflora Burck. Sym. gm 2 1 5.0 11.4 2.0 2 0.5 0.0 0.8 3 0.9 0.1 0.6 4 3.0 0.3 1.9 5 1.0 0.0 1.6 6 11.3 1.0 7.8 7 4.4 0.5 3.5 8 6.7 5.3 4.9 9 5.1 0.6 4.9 10 1.1 2.1 2.6 11 6.6 5.3 16.8 12 7.9 5.3 37.8 13 0.3 1.1 3.1 14 0.0 4.4 5.9 15 6.7 13.2 18.1 16 6.7 5.2 18.5 17 1.0 0.6 6.4 18 12.3 0.0 16.3 19 10.9 1.5 6.0 20 13.2 1.8 8.8 21 15.5 8.9 50.4 22 5.0 7.1 22.2 23 2.3 2.8 3.7 24 3.9 0.6 1.9 25 6.7 0.4 6.5 Jumlah 138.1 79.4 252.9 Produktivitas serasah daun terbesar dihasilkan tegakan S. multiflora Burck. Sym. sebanyak 252. 9 gm 2 atau sekitar 50 dari total produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp., diikuti tegakan S. selanica Lam. Blume. 138.1 gm 2 dan S. seminis de.Vriese V. SI . 79.4 gm 2 Tabel 5 dan gambar 3. 10 20 30 40 50 60 70 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Minggu Produktivitas serasah daun gm 2 S. multiflora Burck. Symington S. seminis de. Vriese V. SI. S. selanica Lam Blume. Gambar 3 Laju produktivitas serasah daun tegakan Shorea spp. di PKT KRB Shorea selanica Lam. Blume. memiliki tinggi dan diameter lebih besar namun menghasilkan laju produktivitas serasah daun yang lebih rendah dibandingkan laju produktivitas serasah daun Shorea multiflora Burck. Sym. Tabel 6 karena tingginya pohon menyebabkan wilayah jatuhan daun lebih luas, sehingga daun yang tertampung ke dalam trap lebih sedikit. Tabel 6 Umur, diameter, dan tinggi tegakan Shorea spp. Species Umur tahun Diameter cm Tinggi pohon m Produk- tivitas serasah daun gm 2 Shora selanica Lam . Blume. 45 186 23 138.1 Shorea seminis de. Vriese V.SI. 44 98 11 79.4 Shorea multiflora Burck. Sym . 44 125 17 252.9 Jatuhan serasah daun komunitas Litsea s pp. dan Shorea spp. Komunitas Litsea spp. di PKT KRB selama bulan Januari-Juni 2005 menghasilkan laju produktivitas serasah daun sebesar 2316.1 gm 2 25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 254.6-1717.1 gm 2 25 minggu Gambar 4. Nilai ini jauh lebih tinggi dari produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp. yaitu hanya sebesar 470.4 gm 2 25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 79.4-252.9 gm 2 25 minggu Gambar 4. 254.6 344.4 1717.1 138.1 79.4 252.9 500 1000 1500 2000 1 2 3 4 5 6 Spesies Produktivitas serasah daun gm 2 Keterangan: sp1 = Litsea umbellata Merr. 33 tahun sp2= Litsea umbellata Merr. 24 tahun sp3= Litsea resinosa Blume. 75 tahun sp4= Shorea serlanica Lam. Blume. 45 tahun sp5= Shorea seminis de Vriese V. SI. 44 tahun sp6= Shorea multiflora Burck. Symi. 44 tahun Gambar 4 Produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. selama bulan Januari-Juni 2005 di PKT KRB Setiap jenis tumbuhan mempunyai bentuk dan ukuran daun yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk dan ukuran daun akan berpengaruh terhadap produktivitas serasah Bray dan Gorham 1964. Helaian daun Litsea spp. berbentuk lanset dengan tulang daun menyirip dan ujung daun acute runcing hingga acuminate meruncing memiliki panjang 10-26 cm dan lebar 4-7.5 cm Lampiran 3 lebih besar dibandingkan helaian daun Shorea spp. yang memiliki bentuk lanset hingga menjorong atau membundar telur, tulang daun menyirip, ujung daun acuminate meruncing, memiliki panjang 9-18 cm dan lebar 2.5-8 cm Lampiran 4 LIPI 1980. Komunitas tegakan Litsea spp. di PKT KRB memiliki kerapatan lebih besar dan lebih banyak dibandingkan komunitas tegakan Shorea spp.. Nilamsari 2000 mengemukakan bahwa adanya perbedaan produktivitas serasah dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas tersebut. Rata-rata produksi serasah dari hutan di seluruh dunia bervariasi bergantung perbedaan struktur vegetasi, usia, situasi geografik ketinggian, dan perbedaan iklim musiman Bray dan Gorham 1964. Laju produktivitas serasah yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi ekosistem hutan karena sebagian pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari serasah. Semakin besar laju produktivitas serasah, maka akan menyumbangkan unsur hara yang semakin besar pula. Nugraha 2003 berdasarkan penelitiannya pada lahan agroforestry, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi menjelaskan bahwa laju produktivitas serasah tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 87.3 tonhatahun akan menyumbangkan unsur hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 65.0 kghatahun unsur N, 8.6 kghatahun unsur P, 388.1 kghatahun unsur K, 73.1 kghatahun unsur Ca, dan 19.2 kghatahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 33.5 tonhatahun akan menyumbangkan unsur hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 18.8 kghatahun unsur N, 3.1 kghatahun unsur P, 116.8 kghatahun unsur K, 24.9 kghatahun unsur Ca, dan 6.7 kghatahun unsur Mg. Dari hasil analisis unsur hara di atas, dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. di PKT KRB sebesar 2316.1 gm 2 25 minggu atau 4.6x10 - 7 tonhatahun menghasilkan unsur hara sekitar 3.4x10 -7 kghatahun unsur N, 0.5x10 - 7 kghatahun unsur P, 20.4x10 -7 kghatahun unsur K, 3.9x10 -7 kghatahun unsur Ca, dan 1.0x10 -7 kghatahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp. di PKT KRB sebesar 470.4 gm 2 25 minggu atau 9.4x10 -8 tonhatahun diperkirakan dapat menghasilkan unsur hara sekitar 5.2x10 - 8 kghatahun unsur N, 0.9x10 - 8 kghatahun unsur P, 32.8x10 -8 kghatahun unsur K, 7.0x10 -8 kghatahun unsur Ca, dan 1.9x10 -8 kghatahun unsur Mg. Analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. Hasil analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan Temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. = -4022 + 123 temperatur udara + 1.87 curah hujan + 18.4 kecepatan angin Dengan nilai R 2 = 34.2 dan nilai P = 0.800 Hasil analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan Temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. = -1361 + 45.8 temperatur udara + 0.149 curah hujan + 13.6 kecepatan angin Dengan nilai R 2 = 91.3 dan nilai P = 0.128 Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari- Maret 2005 menunjukkan hubungan linier yang erat dengan temperatur ud ara karena nilai korelasinya mendekati satu yaitu 0.857 Tabel 7. Sedangkan, tabel 8 menunjukkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 memiliki hubungan linier yang sangat erat dengan curah hujan dengan nilai korelasi 0.997. Tabel 7 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005 Litsea spp. Temperat- ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara -0.857 Curah hujan 0.280 0.254 Kecepatan angin -0.268 -0.266 -1.000 Tabel 8 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April -Juni 2005 Litsea spp. Temperat- ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.220 Curah hujan 0.997 0.151 Kecepatan angin -0.331 0.847 -0.397 Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. memiliki hubungan linier yang erat dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Hal ini terlihat pada tabel 9 dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati atau sama dengan satu. Tabel 9 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon Litsea spp. Umur Diameter Umur 0.98 Diameter 1.00 0.98 Tinggi 1.00 0.98 1.00 Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari- Maret 2005 menunjukkan hubungan linier yang sangat erat dengan temperatur udara karena nilai korelasinya mendekati satu yaitu 0.939 Tabel 10 dan tabel 11 menunjukkan hubungan linier yang sangat erat antara laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan temperatur udara dan kecepatan angin pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 dengan nilai korelasi 0.976 dan 0.942. Tabel 10 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005 Shorea spp. Temperat- ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.939 Curah hujan -0.095 0.254 Kecepatan angin 0.083 -0.266 -1.000 Tabel 11 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April-Juni 2005 Shorea spp. Temperat- ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.976 Curah hujan -0.067 0.151 Kecepatan angin 0.942 0.847 -0.397 Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi pada tabel 12, laju produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon menunjukkan hubungan yang tidak linier karena nilai korelasinya mendekati nol. Tabel 12 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon Shorea spp. Umur Diameter Umur -0.184 Diameter 0.119 0.954 Tinggi 0.333 0.866 0.976 Koefisien korelasi menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Nilai dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi hanya menggambarkan keterkaitan linier antar peubah Mattjik Sumertajaya 2002. Data selengkapnya mengenai hasil analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada lampiran 6. Iklim Lingkungan yang Mempengaruhi Produktivitas Serasah Daun Kondisi iklim lingkungan selama 6 bulan mulai bulan Januari hingga Juni 2005 berdasarkan data iklim Stasiun Klimatologi IPB disajikan pada lampiran 7. Untuk memudahkan pembahasan, data ditampilkan dalam 2 kondisi iklim, yaitu pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April -Juni 2005 Tabel 13. Pada akhir musim hujan, rata-rata temperatur udara harian 26.3 o C, rata-rata kelembaban udara harian 83.1, rata-rata kecepatan angin harian 9.6 ms, jumlah curah hujan 1525.6 mm, dan banyak hari hujan 71 hari. Pada awal musim kemarau, rata-rata temperatur udara harian 27.4 o C, rata-rata kelembaban udara harian 79.5, rata-rata kecepatan angin harian 10.3 ms, jumlah curah hujan 1404.8 mm, dan banyak hari hujan 46 hari. Temperatur udara dan kelembaban yang tinggi menurut Jordan 1995 dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan akan berlangsung lama dan selanjutnya akan meningkatkan produktivitas vegetasi hutan. Lamanya musim tumbuh merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas vegetasi hutan Walter 1981. Pada akhir musim hujan yaitu bulan Januari-Maret 2005, curah hujan 1525.6 mm dan kelembaban udara 83.1 Tabel 13 menyebabkan pertumbuhan lebih tinggi dengan tercukupinya kebutuhan air, sehingga laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. yang dihasilkan lebih sedikit Tabel 14 dibandingkan pada awal musim kemarau. Temperatur udara lebih tinggi yaitu 27.4 o C, curah hujan 1404.8 mm dan kelembaban udara lebih rendah yaitu 79.5 Tabel 13 akan menyebabkan masa tumbuh relatif lebih singkat sehingga terjadi gugur daun. Gugurnya daun akan meningkatkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp.. Hal ini yang menyebabkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. meningkat pada awal musim kemarau dibandingkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan Tabel 14. Di daerah tropis, produktivitas serasah selalu terjadi sepanjang tahun dengan laju produktivitas serasah tertinggi terjadi pada musim kemarau Williams Gray 1974. Hasil analisis uji t- statistik menunjukkan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α =5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67 α =33 Lampiran 8. Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan banyak hari hujan Bulan A B C D E 1 26.3 83.1 9.6 1525.6 71 2 27.4 79.5 10.3 1404.8 46 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara o C, B = Kelembaban udara , C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan E = Banyak hari hujan hari. Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada bulan Januari-Juni 2005 Bulan Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. gm 2 Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. gm 2 1 788.1 170.6 2 1528.1 299.8 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau SIMPULAN DAN SARAN S impulan Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama 25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm 2 dan 470.4 gm 2 . Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan tinggi pohon. Laju p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun, berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67. Saran Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.. DAFTAR PUSTAKA Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world. Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London: Academic Press London. Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology. Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan. Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C. Korth, dan Pinus Pinus merkusii produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α =5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67 α =33 Lampiran 8. Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan banyak hari hujan Bulan A B C D E 1 26.3 83.1 9.6 1525.6 71 2 27.4 79.5 10.3 1404.8 46 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara o C, B = Kelembaban udara , C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan E = Banyak hari hujan hari. Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada bulan Januari-Juni 2005 Bulan Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. gm 2 Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. gm 2 1 788.1 170.6 2 1528.1 299.8 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau SIMPULAN DAN SARAN S impulan Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama 25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm 2 dan 470.4 gm 2 . Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan tinggi pohon. Laju p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun, berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67. Saran Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.. DAFTAR PUSTAKA Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world. Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London: Academic Press London. Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology. Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan. Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C. Korth, dan Pinus Pinus merkusii produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α =5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67 α =33 Lampiran 8. Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan banyak hari hujan Bulan A B C D E 1 26.3 83.1 9.6 1525.6 71 2 27.4 79.5 10.3 1404.8 46 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara o C, B = Kelembaban udara , C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan E = Banyak hari hujan hari. Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada bulan Januari-Juni 2005 Bulan Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. gm 2 Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. gm 2 1 788.1 170.6 2 1528.1 299.8 Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan 2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau SIMPULAN DAN SARAN S impulan Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama 25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm 2 dan 470.4 gm 2 . Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan tinggi pohon. Laju p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun, berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67. Saran Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.. DAFTAR PUSTAKA Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world. Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London: Academic Press London. Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology. Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan. Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C. Korth, dan Pinus Pinus merkusii Jungh et de Vries. di Sub Das Cipeureu hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. [Dephut] Departemen Kehutanan. 1997. Ensiklopedia Kehutanan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jakarta. [JIRCAS] The Forestry Division of Research Institute Malaysia, the University of Malaya. 1997. Vegetation and litter fall in Matang Forest Reserve, Malaysia. Jordan CF. 1995. Nutrient Cycling in Tropical Ecosystem. New York: John Wiley and Sons. Kusmana C. 1993. A Study on mangrove forest management based on ecological data in East Sumatra Indonesia. [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2004. Laporan Tahunan Pusat konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia. Bogor: LIPI PKT KRB. [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1980. Pohon Hutan Indonesia. Bogor: LIPI. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan Jilid I. Ed ke-2. Bogor: IPB Press. Moore PHR, Gill AM, Pook EW. 1997. Long- term variation of litter fall, canopy leaf area and flowering in a Eucalyptus maculata forest on the South Coast of New South Wales. Austr J Botany 455: 737-755 19. Nasir AA. 1999. Klimatologi Pertanian. Di dalam: Pelatihan Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Barat dalam bidang agroklimatologi; 1-2 Februari 1999. Bogor: Biotrop. Nilamsari D. 2000. Produktivitas, penghancuran, dan kandungan hara serasah pada tegakan Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii dan Agathis Agathis loranthifolia di DAS Cipereu hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Nugraha IE. 2003. Produktivitas serasah pada lahan agroforestry Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Parmenter R and R Schuster J. 1993. Sevilleta Long-Term Ecological Research Program. Http: sevilleta. unm.edu datacontentsSEV0221992- 93. html [25 Agustus 2004]. Sarajar CG. 1974. Anatomi kayu meranti merah dan meranti putih Shorea sp. di Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Soerianegara I. 1990. Usaha p eningkatan kualitas s emai Shorea selanica BI. melalui p engaturan intensitas cahaya dan p emupukan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Soeroyo. 1988. Faktor iklim terhadap produksi serasah mangrove. Meningkatkan prakiraan dan pemanfaatan iklim yang mendukung pengembangan pertanian tahun 2000. Prosiding Simposium II Meteoreologi Pertanian ; Bogor, 27-28 Juli 1988. Bogor: Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia. H lm 536-541. Strojan CL, Turner FB, Castetter R. 1979. Litter fall from shrubs in the Northern Majove Desert. J Artcl Ecol : 605. Walter H. 1981. Ecology of Tropical and Sub Tropical Ecology. New York: Van Nostrand Reinhold Co. Williams ST, Gray TRG. 19 74. Decomposition of litter on the soil surface. Di dalam: Tyne U, Pugh GJF, Dickinson CH, editor . Biology of Plant Litter Decomposition . Volume ke-2. London: Academic Press. LAMPIRAN Lampiran 1 Alur penelitian Penampungan serasah daun Komunitas Litsea spp. Komunitas Shorea spp. Pengambilan dan penimbangan berat kering daun Pengamatan kondisi iklim lingkungan Analisis data Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. Lampiran 2 Dokumentasi penempatan trap-trap penelitian pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB Komunitas Litsea spp. Di PK T KRB D1-D20 Komunitas Shorea spp. Di PKT KRB R1-R20 Lampiran 3 Gambar daun Litsea spp. Di PKT KRB Daun Litsea umbellata Merr. D1-D3 dan D4-D8 Daun Litsea resinosa Blume. D9-D20 Lampiran 4 Gambar daun Shorea spp. Di PKT KRB Daun Shorea selanica Lam. Blume. R1-R5 Daun Shorea seminis de. Vriese.V.SI R6-R10 Daun Shorea multiflora Burck. Symington R11-R20 Lampiran 5 Hasil analisis regresi berganda pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp. Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin The regression equation is Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. = - 4022 + 123 Temperatur udara + 1.87 Curah hujan + 18.4 Kec. Angin Predictor Coef SE Coef T P Constant -4022 4704 -0.85 0.483 Temperatur udara 123.3 161.0 0.77 0.524 Curah hujan 1.872 2.551 0.73 0.539 Kec. Angin 18.37 92.72 0.20 0.861 S = 265.3 R -Sq = 34.2 R-Sqadj = 0.0 Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 3 73091 24364 0.35 0.800 Residual Error 2 140728 70364 Total 5 213819 Source DF Seq SS Temperatur udara 1 30636 Curah hujan 1 39693 Kec. Angin 1 2762 Unusual Observations Obs Temperatur udara Litsea spp. Fit SE Fit Residual St Resid 4 27.2 274 245 264 29 1.41 X Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin The regression equation is Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. = - 1361 + 45.8 Temperatur udara + 0.149 Curah hujan + 13.6 Kec. Angin Predictor Coef SE Coef T P Constant -1360.6 367.6 -3.70 0.066 Temperatur udara 45.83 12.58 3.64 0.068 Curah hujan 0.1493 0.1993 0.75 0.532 Kec. Angin 13.597 7.244 1.88 0.201 S = 20.72 R -Sq = 91.3 R-Sqadj = 78.2 Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 3 8991.1 2997.0 6.98 0.128 Residual Error 2 859.0 429.5 Total 5 9850.2 Source DF Seq SS Temperatur udara 1 7422.1 Curah hujan 1 55.9 Kec. Angin 1 1513.1 Unusual Observations Obs Temperat ur udara Shorea spp. Fit SE Fit Residual St Resid 4 27.2 83.40 85.02 20.66 -1.62 -1.02 X Lampiran 6 Hasil analisis koefisien korelasi pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp. Koefisien kore lasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan bulan Januari -Maret 2005 Litsea spp. Temperat ur udara Curah hu jan Temperat ur udara -0.857 0.344 Curah hu jan 0.280 0.254 0.819 0.836 Kec. Angin -0.268 -0.266 -1.000 0.827 0.829 0.008 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 Litsea spp. Temperatur udara Curah hujan Temperat ur udara 0.220 0.859 Curah hu jan 0.997 0.151 0.045 0.904 Kec. Angin -0.331 0.847 -0.397 0.785 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan bulan Januari -Maret 2005 Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan Temperat ur udara 0.939 0.224 Curah hu jan -0.095 0.25 4 0.939 0.836 Kec. Angin 0.083 -0.266 -1.000 0.947 0.829 0.008 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan Temperat ur udara 0.976 0.139 Curah hu jan -0.067 0.151 0.957 0.904 Kec. Angin 0.942 0.847 -0.397 0.217 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Koefisien Korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan Umur, diameter, dan tinggi pohon Litsea spp. Umur diameter tinggi Umur 0.976 0.141 diameter 1.000 0.981 0.015 0.126 tinggi 1.000 0.978 1.000 0.007 0.134 0.008 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Koefisien Korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Umur, diameter, dan tinggi pohon Shorea spp. Umur diameter tinggi Umur -0.184 0.883 diameter 0.119 0.954 0.924 0.194 tinggi 0.333 0.866 0.976 0.784 0.333 0.140 Cell Contents: Pearson correlation P -Value Lampiran 7 Kondisi iklim lingkungan selama bulan Januari-Juni 2005 DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang Bulan : Januari 2005 Suhu Udara o C Kelembaban Udara Curah Hujan Kec. Angin Tgl Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 mm Km 1 30 23 25 29.5 26.5 80 67 84 78.9 2 30.5 24.2 25 30 28 77 65 75 79.6 3 28.2 23.3 23.6 26.5 27 78 80 77 44.1 4 28.5 23.5 25 27.5 27.6 88 78 80 4.5 32.9 5 26.2 23.5 24 26 25.5 93 88 84 2 48.5 6 27.2 23.8 24.9 24.4 25.3 85 93 96 32.9 27 7 26.4 23.2 24.1 26 25.2 90 84 82 43.2 8 30.1 23.2 24.5 28 23 85 75 94 7.4 47.5 9 28.3 22.8 23.4 28 24.3 91 75 95 1 44.1 10 29.8 23.5 25 25.3 26.3 84 96 85 37.2 72.2 11 32.4 23.1 24.9 32 27 80 55 83 61.2 12 30.7 22.6 24.4 30.4 28 79 65 77 53.9 49.9 13 29.5 23.5 24 28.2 27.2 91 77 79 19.9 46.6 14 30.8 22.4 23.7 30.5 27 89 66 84 46.3 15 31.4 23.3 24.2 31 26.3 89 60 86 18.7 40.4 16 28.6 23.4 24 27.9 25 91 79 88 46 40.8 17 25.3 22.7 22.7 25 25 97 92 88 35.7 24 18 24.7 22.6 23.5 24.5 23.1 96 98 97 90.2 24.6 19 26.8 22.6 23 25.5 26 98 81 82 14.5 27 20 25.8 22.8 23.6 25.6 24 95 89 96 31.2 35.8 21 27.2 23.4 23.5 26.5 25.5 96 84 92 10.2 19.6 22 28.2 22 24.4 28 26.3 92 76 83 47.7 23 28.8 22.5 23.5 28.5 26 91 71 84 41.9 34.9 24 26.2 22.2 22.3 24.5 26 95 92 84 6.3 17.2 25 26 22 23.2 25 25 93 88 92 0.2 31.6 26 28.6 21.7 23.2 27.5 27.2 89 80 79 36 27 30.7 23.2 24.2 30.5 25.5 89 68 91 5.1 38.8 28 30 23 24 26.5 25.3 91 83 86 14.1 36.9 29 28.4 22.7 24.6 24.4 24.5 87 93 93 12.1 38.3 30 28.5 22.6 23.5 28.2 26.1 91 73 83 18.2 31 30.1 23 23 30 28.5 90 65 71 50.7 Jmlh 485 Rata 2 28.5

22.9 23.9