Bulan : Juni 2005 Suhu Udara
o
C Kelembaban Udara
Curah Hujan
Kec. Angin
T gl Max
Min 07.30
13.30 17.30
07.30 13.30 17.30
mm Km
1 30.5
23.5 25
30.2 28
84 64
78 41.3
2 31.7
23.5 25
31.4 28.9
88 61
75 9.1
53.2 3
31 25
25.6 30.3
26 90
70 88
47.4 4
31.4 24
24 31
25.3 91
63 97
72.6 30.2
5 31.3
23.5 23.5
31 26.3
96 63
90 136.3
38.2 6
30.6 23.5
24.5 29.5
25.2 93
79 90
21.7 32.8
7 30.9
21.7 25.2
30.5 27.2
88 68
79 36.9
8 31.4
24.2 25
31 27
88 63
78 34
32.8 9
31.2 22.9
23.7 30.5
28.5 89
70 75
38.9 10
31.6 23.2
24 31
28.5 87
60 76
61.9 11
33 23
23.5 32.7
29 87
54 69
68.2 12
31.2 23.2
24 31
26.7 91
63 84
6.6 4.7
13 30.7
24 24.9
30.5 26
87 70
77 58.7
35.1 14
30 23.7
24 29.8
25.5 96
74 92
13.4 23.4
15 27.2
23.7 24.4
25.3 24.7
92 90
94 16.5
22.2 16
30.4 22.5
23.5 29.5
27.6 91
65 80
31.4 17
30.4 22.8
23.5 30
26.5 88
65 84
11.9 14
18 30.5
22.9 24
29.9 28.1
91 67
79 10.1
19 29.5
23.9 25
29 28
88 68
78 2
19.5 20
30.6 23.3
24.5 30.3
27 86
67 83
1.2 16.3
21 31.2
24.2 24.8
30.2 24
89 69
93 38.4
16.2 22
30.7 23.5
24.5 30.8
27.1 86
64 76
2.9 17.1
23 31.7
23 24
30.5 29.1
85 59
74 67.4
27.2 24
31.2 22.7
24.5 29.8
24 86
66 91
43.7 25
25 30.5
21.6 23
29 28.6
89 78
77 1
39.7 26
~ 23.8
23.5 ~
~ 87
~ ~
~ ~
Jmlh 537.4
Rata2 30.8
23.3 24.3
30.2 26.9
90.0 67.2
82.3 21.5
30.9
Lampiran 8 Hasil analisis uji-t student laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean Litsea spp.
3 772
820 473
Shorea spp. 3
156.8 88.2
51 Difference =
µ Litsea spp. -
µ Shorea spp.
Estimate for difference: 615 95 CI for difference: -1433, 2663
T -Test of difference = 0 vs not =: T -Value = 1.29 P-Value = 0.32
5 DF = 2
Dapat dijelaskan sebagai berikut: Hipotesis:
Ho: Litsea spp. = µ
Shorea spp. H1:
µ Litsea spp.
≠ µ
Shorea spp., dengan selang kepercayaan 95 α
= 5 Nilai P = 0.325
α , maka terima Ho
Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. d i PKT KRB pada tingkat kepercayaan 95
α = 5 tidak berbeda nyata.
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean Litsea spp.
3 772
820 473
Shorea spp. 3
156.8 88.2 51
Difference = µ
Litsea spp. - µ
Shorea spp. Estimate for difference: 615
67 CI for difference: 8, 1223 T -Test of difference = 0 vs not =: T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Litsea spp. =
µ Shorea spp.
H1: µ
Litsea spp. ≠
µ Shorea spp., dengan selang kepercayaan 67
α = 33
Nilai P = 0.325 α
, maka tolak Ho Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di
PKT KRB pada tingkat kepercayaan 67 α
= 33 berbeda nyata.
LAJU PRODUKTIVITAS SERASAH DAUN LEAF LITTER KOMUNITAS MEDANG Litsea spp. DAN MERANTI Shorea spp.
DI KEBUN RAYA BOGOR
Oleh: Eni Handayani
G04400022
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2006
A BSTR A K EN I H A N D A Y A N I. Laju Produktivitas Serasah D aun Leaf Litter K om unitas
M edang Litsea spp. dan M eranti Shorea spp. di K ebun Raya Bogor. D ibim bing oleh M U H A D IO N O dan Y O N SU G IA RTO .
Serasah m erupakan lapisan yang terdiri dari bagian tum buhan telah m ati yang m enyebar di perm ukaan tanah di baw ah hutan sebelum bahan tersebut
m engalam i dekom posisi. Perkiraan jum lah dan kom posisi jatuhan serasah penting diketahui untuk m em pelajari siklus nutrien dalam hutan dan m erupakan bagian
penting dalam ekologi hutan. Produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. koleksi K ebun Raya Bogor diteliti m enggunakan alat
penam pung serasah yang ditem patkan secara acak pada m asing-m asing kom unitas sebanyak 20 trap selam a 25 m inggu yaitu pada bulan Januari-Juni 2005. Serasah
dikum pulkan setiap m inggu dan dihitung berat kering daun gm
2
pada suhu 105
o
F selam a 24 jam . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m engetahui besar laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. serta
hubungannya dengan kondisi iklim lingkungan. Laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. yang dihasilkan selam a
25 m inggu sebesar 2316.1 gm
2
sedangkan kom unitas Shorea spp. m enghasilkan serasah daun sebesar 470.4 gm
2
. H al ini terkait dengan karakteristik m asing- m asing tegakan dalam kom unitas,
um ur pohon, tinggi pohon, diam eter pohon, dan kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan analisis koefisien korelasi didapatkan
bahw a laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. di K ebun Raya Bogor berkorelasi positif dengan tem peratur udara, curah hujan, dan
kecepatan angin.
A BSTR A C T EN I H A N D A Y A N I. Leaf Litter Productivity of M edang Litsea spp. and
M eranti Shorea spp. in Bogor Botanical G arden. U nder supervision of M U H A D IO N O and Y O N SU G IA RTO .
The dead organic m atter overlaying the forest floor, com m only know n as litter, is m ostly com posed of dead plants and shed organs. Estim ation of am ount and
com position of the litter-fall is im portant to the study of nutrient cycling and continues to be an im portant part of forest ecology. Leaf litter productivity of
Litsea spp. dan Shorea spp. w ere studied using forty litter traps, w hich installed at tw o types of com m unity. Tw enty litter traps each for 25 w eeks, from January-
June 2005. Litter w ere collected at a w eek intervals, dried to constant w eight at 105
o
F in a night and w e can determ ine the dry w eight of the leaf litter in gm
2
. The aim of this study w ere to determ ine leaf litter productivity of Litsea spp. and
Shorea spp. com m unity and to determ ine the relationship of seasonal pattern of litter fall.
Total leaf litter fall for Litsea spp. w as 2316.1 gm
2
and Shorea spp. w as 470.4 gm
2
for 25 w eeks. It w as depend on characterize of each com m unity, stand age, stand heigh, diam eter, and seasonal clim atic pattern. Based on coefficient
correlation analysis, leaf litter productivity of Litsea spp. and Shorea spp. in Bogor Botanical G arden positively correlated w ith tem perature, rainfall, and w ind
rate.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serasah merupakan lapisan yang terdiri dari bagian tumbuhan telah mati seperti
guguran daun, ranting, cabang, bunga, kulit kayu, buah serta bagian lain yang menyebar di
permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan tersebut mengalami dekomposisi
Dephut 1997. Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air sementara yang secara
berangsur akan melepaskannya ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk
zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan Arief
1994.
Produktivitas serasah penting diketahui dalam hubungannya dengan pemindahan
energi dan unsur-unsur hara dari suatu ekosistem hutan. Adanya suplai hara berasal
dari daun, buah, ranting, dan bunga yang banyak mengandung hara mineral akan dapat
memperkaya tanah dengan membebaskan sejumlah mineral melalui dekomposisi
Darmanto 2003. Studi tentang aspek kuantitatif jatuhan serasah akan berlangsung
sebagai bagian penting dari ekologi hutan Kusmana 1993.
Laju produktivitas serasah Litter fall merupakan perkiraan kuantitas biomassa
daun, ranting, dan material reproduksi tumbuhan bunga, biji yang jatuh dari spesies
pohon dalam tipe komunitas ekosistem yang berbeda Parmenter dan Schuster 1993. Daun
merupakan kategori serasah terbesar, diikuti ranting, buah, dan bunga Strojan et al. 1979.
Laju produktivitas serasah daun Leaf-fall mencapai 50 dari rata-rata tahunan litter fall
hutan Eucalyptus maculata Moore et al. 1997. Komponen serasah daun memiliki
proporsi tertinggi sebesar 76.9 dari total produksi serasah hutan hujan pegunungan
pada zona montana di Gunung Gede Budiarti 2004, dan JIRCAS 1997 mengemukakan
bahwa jumlah serasah daun sebesar 56-58 dari total biomassa
produksi serasah mengindikasikan bahwa daun merupakan
komponen utama dalam produktivitas serasah dari seluruh tipe hutan. Serasah daun lebih
sering gugur dibandingkan serasah lain karena bentuk daun yang lebar dan tipis sehingga
mudah digugurkan oleh angin dan curah hujan atau disebabkan sifat fisiologis daun
Nilamsari 2000.
Proses jatuhnya daun berhubungan erat dengan kondisi iklim dan unsurnya, yaitu
cahaya matahari, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, dan curah hujan. Iklim
berpengaruh kuat terhadap aktivitas tanaman Nasir 1999. Produksi serasah dari satu
tempat ke tempat lain terdapat perbedaan disebabkan pengaruh iklim yang berbeda dan
semakin ke ekuator produksi serasah yang dihasilkan semakin banyak. Sebagai contoh,
produksi serasah di hutan Erectic Alpin daerah kutub utara sebesar 1 tonhathn,
hutan di daerah dingin sebesar 3.5 tonhathn, dan hutan di daerah tropis ekuator sebesar
11 tonhathn. Perbandingan produksi serasah yang didapatkan di Pegunungan Alpin, daerah
dingin, daerah sedang, dan daerah tropis adalah 1 : 3 : 5 : 10 Cracc 1964 dalam
Soeroyo 1988.
Medang Litsea spp. termasuk famili Lauraceae. Daerah penyebaran di seluruh
Indonesia Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Tempat tumbuh pada dataran
kering di daerah cukup hujan pada ketinggian 100-120 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai
35 m, panjang batang bebas cabang 10-25 m, diameter mencapai 90 cm. Batang umumnya
berdiri tegak berbentuk silindris. Pohon medang memiliki banyak kegunaan dan
bernilai ekonomis tinggi. Kegunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, kayu lapis,
bahan baku mebel, lantai, kerangka pintu dan jendela.
Meranti Shorea spp. merupakan marga pohon utama yang terdapat dalam hutan hujan
tropika basah, term asuk famili Dipterocarpaceae. Pohon dapat mencapai
tinggi lebih dari 50 m dengan diameter lebih dari 120 cm, batang lurus, dan bulat. Tajuk
pohon bulat dengan daun-daun terkumpul di ujung ranting. Daun melanset hingga
menjorong atau membundar telur dengan permukaan bawah gundul Shorea seminis
dan berbentuk jorong sampai bulat telur terbalik, urat dan lateral halus tetapi menonjol
pada permukaan bawah dan rata pada permukaan atas Shorea selanica LIPI
1980. Meranti digolongkan menjadi meranti merah, meranti kuning, dan meranti putih.
Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada tahun 1997, daerah penyebaran meliputi
Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Riau, dan seluruh Kalimantan
meranti kuning, wilayah Sumatra, Kalimantan, dan M aluku meranti merah,
serta Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku meranti putih. Meranti paling
banyak anggota jenisnya, setidaknya 167 jenis meranti telah dikumpulkan Soerianegara
1990. Kayu meranti memiliki nilai perdagangan tinggi Sarajar 1974.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju produktivitas serasah daun Leaf litter
komunitas medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. di Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Bogor PKT KRB.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2005 bertempat di
Lingkungan Dipterocarpaceae dan Lauraceae PKT KRB,
Laboratorium Ekologi
Departemen Biologi FMIPA IPB, dan Laboratorium Standarisasi dan Manajemen
Lingkungan Program Diploma IPB.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan medang Litsea spp. dan
tegakan meranti Shorea spp. di PKT KRB Tabel 1 .
Tabel 1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian
Spesies Tahun
Tanam Umur
tahun Jumlah
pohon n Litsea umbellata
Merr. 1972
33 1
Litsea umbellata Merr.
1981 24
1 Litsea resinosa
Blume. 1930
75 1
Shorea selanica Lam. Blume.
1960 45
1 Shorea seminis
de. Vriese V. SI. 1961
44 1
Shorea multiflora Burck. Sym.
1961 44
1
Alat yang digunakan berupa litter-trap alat penampung serasah yang terbuat dari
karung beras berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah, patok kayu berukuran 30 cm, tali rapia,
wadah plastik, label, oven, timbangan, termometer, meteran, spiegel relaskop, dan
kamera.
Metode
Produktivitas serasah pada tegakan medang dan meranti diukur menggunakan
litter-trap method Metode alat penampung serasah. Adapun langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut Lampiran 1:
Penampungan serasah daun
Serasah daun medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. ditampung dengan
menggunakan litter trap berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah dan diletakkan secara acak
pada lokasi di bawah tegakan meranti dan medang masing-masing 20 buah. Penempatan
trap pada lokasi penelitian ditampilkan pada lampiran 2. Tinggi trap 30 cm dari permukaan
tanah. Setiap trap di beri kode untuk mengetahui jatuhan serasah masing-masing
spesies Tabel 2. Pemasangan litter trap dilakukan pada tanggal 03 Januari 2005.
Tabel 2 Lokasi dan kode tr ap tegakan yang digunakan dalam penelitian
Spesies Lokasi
Kode Trap
L. umbellata Merr. XX.B.63
D1 – D3 L. umbellata Merr.
XX.B.101
B
D4 - D8 L. resinosa Blume.
XX.A.422 D9 - D10
S. selanica Lam. Blume.
XXV.A.176 R1 - R5
S. seminis de. Vriese V. SI.
XXV.A.180 R6 - R10
S. multiflora Burck. Sym.
XXV.A.187 R11 - R20
Pengambilan serasah daun Serasah daun yang tertampung di ambil
setiap minggu sekali selama 25 minggu dimulai pada tanggal 09 Januari 2005 sampai
dengan tanggal 26 Juni 2005. Pengambilan serasah daun dilakukan dengan menempatkan
ke dalam plastik yang ditandai dengan kode untuk masing-masing
trap. Pengambilan serasah daun dilakukan setiap hari minggu
sekitar pukul 08.00-10.00 WIB. Daun yang dijadikan sebagai komponen bahan p enelitian
terdiri dari helaian daun lamina dan tangkai daun petiol.
Perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering BK daun
Pada setiap pengambilan daun, dilakukan perhitungan jumlah daun dan penimbangan
berat kering daun. Pengambilan daun hanya dilakukan pada daun untuk komunitas Litsea
spp. dan Shorea spp.. Untuk daun komunitas lain yang tertampung dalam trap tidak
dilakukan perhitungan dan penimbangan. Sampel daun yang didap atkan dalam kondisi
basah, dilakukan pengeringan udara air-dry terlebih dahulu selama 1 hingga 2 minggu.
Kemudian, sampel daun dibungkus dengan kertas untuk dimasukkan ke dalam oven
bersuhu 105
o
F 45.6
o
C selam a 24 jam sehingga didapatkan berat kering daun.
Perhitungan berat kering daun dihitung per satuan luas trap per waktu pengambilan
gm
2
minggu.
Pengamatan kondisi iklim
Selama penampungan serasah daun, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data
iklim lingkungan. Data iklim meliputi temperatur udara, kelembaban udara, curah
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju produktivitas serasah daun Leaf litter
komunitas medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. di Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Bogor PKT KRB.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2005 bertempat di
Lingkungan Dipterocarpaceae dan Lauraceae PKT KRB,
Laboratorium Ekologi
Departemen Biologi FMIPA IPB, dan Laboratorium Standarisasi dan Manajemen
Lingkungan Program Diploma IPB.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan medang Litsea spp. dan
tegakan meranti Shorea spp. di PKT KRB Tabel 1 .
Tabel 1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian
Spesies Tahun
Tanam Umur
tahun Jumlah
pohon n Litsea umbellata
Merr. 1972
33 1
Litsea umbellata Merr.
1981 24
1 Litsea resinosa
Blume. 1930
75 1
Shorea selanica Lam. Blume.
1960 45
1 Shorea seminis
de. Vriese V. SI. 1961
44 1
Shorea multiflora Burck. Sym.
1961 44
1
Alat yang digunakan berupa litter-trap alat penampung serasah yang terbuat dari
karung beras berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah, patok kayu berukuran 30 cm, tali rapia,
wadah plastik, label, oven, timbangan, termometer, meteran, spiegel relaskop, dan
kamera.
Metode
Produktivitas serasah pada tegakan medang dan meranti diukur menggunakan
litter-trap method Metode alat penampung serasah. Adapun langkah-langkah
pelaksanaannya adalah sebagai berikut Lampiran 1:
Penampungan serasah daun
Serasah daun medang Litsea spp. dan meranti Shorea spp. ditampung dengan
menggunakan litter trap berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah dan diletakkan secara acak
pada lokasi di bawah tegakan meranti dan medang masing-masing 20 buah. Penempatan
trap pada lokasi penelitian ditampilkan pada lampiran 2. Tinggi trap 30 cm dari permukaan
tanah. Setiap trap di beri kode untuk mengetahui jatuhan serasah masing-masing
spesies Tabel 2. Pemasangan litter trap dilakukan pada tanggal 03 Januari 2005.
Tabel 2 Lokasi dan kode tr ap tegakan yang digunakan dalam penelitian
Spesies Lokasi
Kode Trap
L. umbellata Merr. XX.B.63
D1 – D3 L. umbellata Merr.
XX.B.101
B
D4 - D8 L. resinosa Blume.
XX.A.422 D9 - D10
S. selanica Lam. Blume.
XXV.A.176 R1 - R5
S. seminis de. Vriese V. SI.
XXV.A.180 R6 - R10
S. multiflora Burck. Sym.
XXV.A.187 R11 - R20
Pengambilan serasah daun Serasah daun yang tertampung di ambil
setiap minggu sekali selama 25 minggu dimulai pada tanggal 09 Januari 2005 sampai
dengan tanggal 26 Juni 2005. Pengambilan serasah daun dilakukan dengan menempatkan
ke dalam plastik yang ditandai dengan kode untuk masing-masing
trap. Pengambilan serasah daun dilakukan setiap hari minggu
sekitar pukul 08.00-10.00 WIB. Daun yang dijadikan sebagai komponen bahan p enelitian
terdiri dari helaian daun lamina dan tangkai daun petiol.
Perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering BK daun
Pada setiap pengambilan daun, dilakukan perhitungan jumlah daun dan penimbangan
berat kering daun. Pengambilan daun hanya dilakukan pada daun untuk komunitas Litsea
spp. dan Shorea spp.. Untuk daun komunitas lain yang tertampung dalam trap tidak
dilakukan perhitungan dan penimbangan. Sampel daun yang didap atkan dalam kondisi
basah, dilakukan pengeringan udara air-dry terlebih dahulu selama 1 hingga 2 minggu.
Kemudian, sampel daun dibungkus dengan kertas untuk dimasukkan ke dalam oven
bersuhu 105
o
F 45.6
o
C selam a 24 jam sehingga didapatkan berat kering daun.
Perhitungan berat kering daun dihitung per satuan luas trap per waktu pengambilan
gm
2
minggu.
Pengamatan kondisi iklim
Selama penampungan serasah daun, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data
iklim lingkungan. Data iklim meliputi temperatur udara, kelembaban udara, curah
hujan, banyak hari hujan, dan kecepatan angin. Data yang digunakan merupakan data
sekunder Stasiun Klimatologi Pendidikan di IPB Baranangsiang, Bogor.
Pengukuran tinggi dan diameter pohon
Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran tinggi masing-masing tegakan
menggunakan spiegel relaskop dan pen gukuran diameter pohon menggunakan
meteran. Analisis data
Untuk melihat hubungan antara produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. dilakukan analisis regresi berganda, analisis koefisien korelasi, dan
analisis uji t -student.
Analisis regresi dilakukan pada laju produktivitas serasah daun dan kondisi iklim
lingkungan setiap bulan selama 6 bulan dengan satu peubah tak bebas dependent
variable Y yaitu laju produktivitas serasah daun dan tiga peubah bebasindependent
variable X yaitu temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. Hubungan antara
peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:
Yi = ßo + ß
1
X
1
i + ß
2
X
2
i +
...
+ ßpXpi + ei dimana: Y = Peubah tak bebas,
X = Peubah bebas, ? = kemiringangradien,
e = simpangan Sedangkan analisis koefisien korelasi
dilakukan untuk melihat hubungan antara laju produktivitas serasah daun pada akhir musim
hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2006.
Dianalisis juga hubungan antara laju produktivitas serasah daun dengan umur,
diameter, dan tinggi pohon. Analisis uji t- student digunakan untuk mengetahui
hubungan laju produktivitas serasah daun antara komunitas Litsea spp. dengan Shorea
spp. Data di analisis dengan menggunakan program Minitab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PKT KRB-LIPI adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan
konservasi tumbuhan mencakup usaha melestarikan,
mendayagunakan, dan menggabungkan potensi tumbuhan secara
berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan, rekreasi,
serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan
hidup. KRB mempunyai areal seluas 87 hektar
dengan jumlah koleksi tanaman sekitar 13563 spesimen berdasarkan data tahun 2004 LIPI
2004. Terletak pada 6
o
37’LS dan 106
o
32’BT dan ketinggian 235-260 meter di atas
permukaan laut m dpl. Secara administratif terletak dalam wilayah kecamatan Bogor
Tengah, kota Bogor. Keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan 3-5.
Temperatur udara rata-rata harian minimum 25
o
C pada pagi hari dan maksimum 34
o
C pada siang hari. Kelembaban udara tinggi mencapai
96 dan hanya sedikit terjadi perubahan suhu musiman. Data tahun 2004 menunjukkan
jumlah curah hujan sebesar 3719 mm dengan hari hujan 118 hari.
Laju produktivitas serasah daun Litsea spp.
Komunitas Litsea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas 2 dua
tegakan Litsea umbellata Merr. berumur masing-masing 33 dan 24 tahun dan tegakan
Litsea resinosa Blume. berumur 75 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang
dihasilkan komunitas Litsea spp. sebesar 2316.1 gm
2
25 minggu. Tabel 3 Laju Produktivitas serasah daun
tegakan Litsea spp. selama 25 minggu di PKT KRB
Minggu L. umbellata
Merr. gm
2
L umbellata Merr. gm
2
L. resinosa Blume.
gm
2
1 4.2
10.5 26.2
2 7.6
6.9 22.3
3 20.6
19.2 156.9
4 8.8
10.8 54.7
5 2.5
5.9 44.2
6 15.3
17.6 128.6
7 9.5
13.0 54.1
8 10.0
12.4 7.0
9 7.3
8.2 8.4
10 9.3
7.8 4.8
11 10.0
9.9 15.9
12 11.5
13.5 12.6
13 2.0
17.4 11.7
14 7.3
2.1 44.4
15 26.4
10.7 34.0
16 17.8
22.7 77.4
17 3.6
8.0 34.3
18 12.5
21.2 72.3
19 14.6
16.9 45.6
20 8.4
17.2 126.5
21 14.1
20.6 148.0
22 11.7
25.4 239.0
23 7.9
21.3 169.2
24 2.5
11.1 74.0
25 9.2
14.1 105.2
Jumlah 254.6
344.4 1717.1
hujan, banyak hari hujan, dan kecepatan angin. Data yang digunakan merupakan data
sekunder Stasiun Klimatologi Pendidikan di IPB Baranangsiang, Bogor.
Pengukuran tinggi dan diameter pohon
Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran tinggi masing-masing tegakan
menggunakan spiegel relaskop dan pen gukuran diameter pohon menggunakan
meteran. Analisis data
Untuk melihat hubungan antara produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. dilakukan analisis regresi berganda, analisis koefisien korelasi, dan
analisis uji t -student.
Analisis regresi dilakukan pada laju produktivitas serasah daun dan kondisi iklim
lingkungan setiap bulan selama 6 bulan dengan satu peubah tak bebas dependent
variable Y yaitu laju produktivitas serasah daun dan tiga peubah bebasindependent
variable X yaitu temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. Hubungan antara
peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:
Yi = ßo + ß
1
X
1
i + ß
2
X
2
i +
...
+ ßpXpi + ei dimana: Y = Peubah tak bebas,
X = Peubah bebas, ? = kemiringangradien,
e = simpangan Sedangkan analisis koefisien korelasi
dilakukan untuk melihat hubungan antara laju produktivitas serasah daun pada akhir musim
hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2006.
Dianalisis juga hubungan antara laju produktivitas serasah daun dengan umur,
diameter, dan tinggi pohon. Analisis uji t- student digunakan untuk mengetahui
hubungan laju produktivitas serasah daun antara komunitas Litsea spp. dengan Shorea
spp. Data di analisis dengan menggunakan program Minitab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PKT KRB-LIPI adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan
konservasi tumbuhan mencakup usaha melestarikan,
mendayagunakan, dan menggabungkan potensi tumbuhan secara
berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan, rekreasi,
serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan
hidup. KRB mempunyai areal seluas 87 hektar
dengan jumlah koleksi tanaman sekitar 13563 spesimen berdasarkan data tahun 2004 LIPI
2004. Terletak pada 6
o
37’LS dan 106
o
32’BT dan ketinggian 235-260 meter di atas
permukaan laut m dpl. Secara administratif terletak dalam wilayah kecamatan Bogor
Tengah, kota Bogor. Keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan 3-5.
Temperatur udara rata-rata harian minimum 25
o
C pada pagi hari dan maksimum 34
o
C pada siang hari. Kelembaban udara tinggi mencapai
96 dan hanya sedikit terjadi perubahan suhu musiman. Data tahun 2004 menunjukkan
jumlah curah hujan sebesar 3719 mm dengan hari hujan 118 hari.
Laju produktivitas serasah daun Litsea spp.
Komunitas Litsea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas 2 dua
tegakan Litsea umbellata Merr. berumur masing-masing 33 dan 24 tahun dan tegakan
Litsea resinosa Blume. berumur 75 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang
dihasilkan komunitas Litsea spp. sebesar 2316.1 gm
2
25 minggu. Tabel 3 Laju Produktivitas serasah daun
tegakan Litsea spp. selama 25 minggu di PKT KRB
Minggu L. umbellata
Merr. gm
2
L umbellata Merr. gm
2
L. resinosa Blume.
gm
2
1 4.2
10.5 26.2
2 7.6
6.9 22.3
3 20.6
19.2 156.9
4 8.8
10.8 54.7
5 2.5
5.9 44.2
6 15.3
17.6 128.6
7 9.5
13.0 54.1
8 10.0
12.4 7.0
9 7.3
8.2 8.4
10 9.3
7.8 4.8
11 10.0
9.9 15.9
12 11.5
13.5 12.6
13 2.0
17.4 11.7
14 7.3
2.1 44.4
15 26.4
10.7 34.0
16 17.8
22.7 77.4
17 3.6
8.0 34.3
18 12.5
21.2 72.3
19 14.6
16.9 45.6
20 8.4
17.2 126.5
21 14.1
20.6 148.0
22 11.7
25.4 239.0
23 7.9
21.3 169.2
24 2.5
11.1 74.0
25 9.2
14.1 105.2
Jumlah 254.6
344.4 1717.1
Laju produktivitas serasah daun terbesar dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1 yaitu
dihasilkan oleh tegakan L. resinosa Blume. sebanyak 1717.1 gm
2
., diikuti oleh tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 254.6 gm
2
dan 344.4 gm
2
.
50 100
150 200
250 300
1 3 5
7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Minggu Produktivitas serasah daun
gm
2
L. resinosa Blume.
L umbellata Merr.
L. umbellata Merr.
Gambar 1 Laju produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. di PKT KRB
Produktivitas serasah daun L. resinosa Blume. menyumbangkan sekitar 75 dari
total produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp.. Hal ini disebabkan umur tegakan
L. resinosa Blume. jauh lebih tua dari tegakan L. umbellata Merr.. Umur tegakan L. resinosa
Blume. adalah 75 tahun, sedangkan umur tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 33
dan 24 tahun. Bray dan Gorham 1964 mengemukakan bahwa rata-rata produksi
serasah dari hutan di seluruh dunia dipengaruhi oleh umur pohon.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa antar spesies L. Umbellata Merr., diameter pohon
dan tinggi pohon yang lebih besar menyebabkan laju produktivitas serasah daun
lebih banyak. Tabel 4 Umur, diameter, dan tinggi tegakan
Litsea spp.
Spesies Umur
tahun Diameter
cm Tinggi
pohon m
Produk- tivitas
serasah daun
gm
2
L. umbellata
Merr. 33
70 7.5
254.6 L.
umbellata Merr.
24 78
8 344.4
L. resinosa
Blume. 75
293 17.5
1717.1
L. umbellata Merr. yang berumur 24 tahun, diameter 78 cm, dan tinggi 8 m
menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 344.4 gm
2
sedangkan L. umbellata Merr. berumur 33 tahun, diameter 70 cm, dan
tinggi 7.5 m menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 254.6 gm
2
Gambar 2. Cuevas Sajise 1978 menyatakan bahwa
tegakan dengan diameter lebih besar akan mempengaruhi produksi serasah menjadi lebih
banyak.
7.5 8
17.5 70
7 8 293
1717.1 254.6
344.4 50
100 150
200 250
300 350
1 2
3
Spesies Tinggi pohon m dan
diameter pohon cm
500 1000
1500 2000
Produktivitas serasah daun gm
2
Tinggi pohon m
Diameter pohon cm
Produktivitas serasah daun
gm2
Gambar 2 Tinggi pohon, diameter pohon, dan laju produktivitas serasah daun
tegakan Litsea spp. di PKT KRB Laju produktivitas serasah daun Shorea
spp.
Komunitas Shorea spp. yang digunakan sebanyak 3 tiga tegakan, terdiri atas tegakan
Shorea selanica Lam. Blume. berumur 45 tahun, Shorea seminis de. Vriese V. SI. dan
Shorea multiflora Burck. Sym. berumur sama yaitu 44 tahun. Laju produktivitas
serasah daun yang dihasilkan komunitas Shorea spp. s ebesar 470.4 gm
2
25 minggu. Tabel 5 Laju produktivitas serasah daun
tegakan Shorea spp. selama 25 minggu di PKT KRB
Minggu S. selanica
Lam. Blume.
gm
2
S. seminis de.
Vriese V. SI. gm
2
S. multiflora Burck. Sym.
gm
2
1 5.0
11.4 2.0
2 0.5
0.0 0.8
3 0.9
0.1 0.6
4 3.0
0.3 1.9
5 1.0
0.0 1.6
6 11.3
1.0 7.8
7 4.4
0.5 3.5
8 6.7
5.3 4.9
9 5.1
0.6 4.9
10 1.1
2.1 2.6
11 6.6
5.3 16.8
12 7.9
5.3 37.8
13 0.3
1.1 3.1
14 0.0
4.4 5.9
15 6.7
13.2 18.1
16 6.7
5.2 18.5
17 1.0
0.6 6.4
18 12.3
0.0 16.3
19 10.9
1.5 6.0
20 13.2
1.8 8.8
21 15.5
8.9 50.4
22 5.0
7.1 22.2
23 2.3
2.8 3.7
24 3.9
0.6 1.9
25 6.7
0.4 6.5
Jumlah 138.1
79.4 252.9
Produktivitas serasah daun terbesar dihasilkan tegakan S. multiflora Burck. Sym.
sebanyak 252. 9 gm
2
atau sekitar 50 dari total produktivitas serasah daun komunitas
Shorea spp., diikuti tegakan S. selanica Lam. Blume. 138.1 gm
2
dan S. seminis de.Vriese V. SI . 79.4 gm
2
Tabel 5 dan gambar 3.
10 20
30 40
50 60
70 80
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25
Minggu Produktivitas serasah daun
gm
2
S. multiflora Burck.
Symington S. seminis de.
Vriese V. SI. S. selanica
Lam Blume.
Gambar 3 Laju produktivitas serasah daun tegakan Shorea spp. di PKT KRB
Shorea selanica Lam. Blume. memiliki tinggi dan diameter lebih besar
namun menghasilkan laju produktivitas serasah daun yang lebih rendah dibandingkan
laju produktivitas serasah daun Shorea multiflora Burck. Sym. Tabel 6 karena
tingginya pohon menyebabkan wilayah jatuhan daun lebih luas, sehingga daun yang
tertampung ke dalam trap lebih sedikit. Tabel 6 Umur, diameter, dan tinggi tegakan
Shorea spp.
Species Umur
tahun Diameter
cm Tinggi
pohon m
Produk- tivitas
serasah daun
gm
2
Shora selanica
Lam . Blume.
45 186
23 138.1
Shorea seminis
de. Vriese
V.SI. 44
98 11
79.4 Shorea
multiflora Burck.
Sym . 44
125 17
252.9
Jatuhan serasah daun komunitas Litsea s pp. dan Shorea spp.
Komunitas Litsea spp. di PKT KRB selama bulan Januari-Juni 2005 menghasilkan
laju produktivitas serasah daun sebesar 2316.1 gm
2
25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 254.6-1717.1 gm
2
25 minggu Gambar 4. Nilai ini jauh lebih tinggi dari produktivitas
serasah daun komunitas Shorea spp. yaitu hanya sebesar 470.4 gm
2
25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 79.4-252.9 gm
2
25 minggu Gambar 4.
254.6 344.4
1717.1
138.1 79.4
252.9 500
1000 1500
2000
1 2
3 4
5 6
Spesies Produktivitas serasah daun
gm
2
Keterangan: sp1 = Litsea umbellata Merr. 33 tahun
sp2= Litsea umbellata Merr. 24 tahun sp3= Litsea resinosa Blume. 75 tahun
sp4= Shorea serlanica Lam. Blume. 45 tahun sp5= Shorea seminis de Vriese V. SI. 44 tahun
sp6= Shorea multiflora Burck. Symi. 44 tahun
Gambar 4 Produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea
spp. selama bulan Januari-Juni 2005 di PKT KRB
Setiap jenis tumbuhan mempunyai bentuk dan ukuran daun yang berbeda-beda.
Perbedaan bentuk dan ukuran daun akan berpengaruh terhadap produktivitas serasah
Bray dan Gorham 1964. Helaian daun Litsea spp. berbentuk lanset dengan tulang daun
menyirip dan ujung daun acute runcing hingga acuminate meruncing memiliki
panjang 10-26 cm dan lebar 4-7.5 cm Lampiran 3 lebih besar
dibandingkan helaian daun Shorea spp. yang memiliki
bentuk lanset hingga menjorong atau membundar telur, tulang daun menyirip, ujung
daun acuminate meruncing, memiliki
panjang 9-18 cm dan lebar 2.5-8 cm Lampiran 4 LIPI 1980.
Komunitas tegakan Litsea spp. di PKT KRB memiliki kerapatan lebih besar dan lebih
banyak dibandingkan komunitas tegakan Shorea spp.. Nilamsari 2000 mengemukakan
bahwa adanya perbedaan produktivitas serasah dipengaruhi oleh sifat dan
karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas tersebut. Rata-rata produksi
serasah dari hutan di seluruh dunia bervariasi bergantung perbedaan struktur vegetasi, usia,
situasi geografik ketinggian, dan perbedaan iklim musiman Bray dan Gorham 1964.
Laju produktivitas serasah yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi ekosistem
hutan karena sebagian pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari serasah.
Semakin besar laju produktivitas serasah, maka akan menyumbangkan unsur hara yang
semakin besar pula. Nugraha 2003 berdasarkan penelitiannya pada lahan
agroforestry, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi menjelaskan bahwa laju
produktivitas serasah tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 87.3 tonhatahun akan
menyumbangkan unsur hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 65.0 kghatahun
unsur N, 8.6 kghatahun unsur P, 388.1 kghatahun unsur K, 73.1 kghatahun unsur
Ca, dan 19.2 kghatahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah
tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 33.5 tonhatahun akan menyumbangkan unsur
hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 18.8 kghatahun unsur N, 3.1 kghatahun
unsur P, 116.8 kghatahun unsur K, 24.9 kghatahun unsur Ca, dan 6.7 kghatahun
unsur Mg.
Dari hasil analisis unsur hara di atas, dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah
daun komunitas Litsea spp. di PKT KRB sebesar 2316.1 gm
2
25 minggu atau 4.6x10
- 7
tonhatahun menghasilkan unsur hara sekitar 3.4x10
-7
kghatahun unsur N, 0.5x10
- 7
kghatahun unsur P, 20.4x10
-7
kghatahun unsur K, 3.9x10
-7
kghatahun unsur Ca, dan 1.0x10
-7
kghatahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah daun komunitas
Shorea spp. di PKT KRB sebesar 470.4 gm
2
25 minggu atau 9.4x10
-8
tonhatahun diperkirakan dapat menghasilkan unsur hara
sekitar 5.2x10
- 8
kghatahun unsur N, 0.9x10
- 8
kghatahun unsur P, 32.8x10
-8
kghatahun unsur K, 7.0x10
-8
kghatahun unsur Ca, dan 1.9x10
-8
kghatahun unsur Mg.
Analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp.
Hasil analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan
iklim lingkungan Temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. = -4022 + 123 temperatur udara + 1.87 curah
hujan + 18.4 kecepatan angin Dengan nilai R
2
= 34.2 dan nilai P = 0.800 Hasil analisis regresi berganda laju
produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan Temperatur udara,
curah hujan,
dan kecepatan angin
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. = -1361 + 45.8 temperatur udara + 0.149
curah hujan + 13.6 kecepatan angin Dengan nilai R
2
= 91.3 dan nilai P = 0.128
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim
lingkungan
Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-
Maret 2005 menunjukkan hubungan linier yang erat dengan temperatur ud ara karena
nilai korelasinya mendekati satu yaitu 0.857 Tabel 7. Sedangkan, tabel 8 menunjukkan
laju produktivitas serasah daun Litsea spp. pada awal musim kemarau bulan April-Juni
2005 memiliki hubungan linier yang sangat erat dengan curah hujan dengan nilai korelasi
0.997. Tabel 7 Hasil analisis koefisien korelasi laju
produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan pada
bulan Januari-Maret 2005
Litsea spp.
Temperat- ur udara
Kecepatan Angin
Temperatur udara -0.857
Curah hujan 0.280
0.254 Kecepatan angin
-0.268 -0.266
-1.000
Tabel 8 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Litsea
spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April -Juni 2005
Litsea spp.
Temperat- ur udara
Kecepatan Angin
Temperatur udara 0.220
Curah hujan 0.997
0.151 Kecepatan angin
-0.331 0.847
-0.397
Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. memiliki hubungan linier yang erat
dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Hal ini terlihat pada tabel 9 dengan nilai koefisien
korelasi yang mendekati atau sama dengan satu.
Tabel 9 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Litsea
spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon
Litsea spp. Umur
Diameter Umur
0.98 Diameter
1.00 0.98
Tinggi 1.00
0.98 1.00
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim
lingkungan Laju produktivitas serasah daun Shorea
spp. pada akhir musim hujan bulan Januari- Maret 2005 menunjukkan hubungan linier
yang sangat erat dengan temperatur udara karena nilai korelasinya mendekati satu yaitu
0.939 Tabel 10 dan tabel 11 menunjukkan hubungan linier yang sangat erat antara laju
produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan temperatur udara dan kecepatan angin
pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005 dengan nilai korelasi 0.976 dan 0.942.
Tabel 10 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea
spp. dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005
Shorea spp.
Temperat- ur udara
Kecepatan Angin
Temperatur udara
0.939 Curah hujan
-0.095 0.254
Kecepatan angin 0.083
-0.266 -1.000
Tabel 11 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea
spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April-Juni 2005
Shorea spp.
Temperat- ur udara
Kecepatan Angin
Temperatur udara
0.976 Curah hujan
-0.067 0.151
Kecepatan angin 0.942
0.847 -0.397
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi pada tabel 12, laju produktivitas
serasah daun komunitas Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon
menunjukkan hubungan yang tidak linier karena nilai korelasinya mendekati nol.
Tabel 12 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon
Shorea spp. Umur
Diameter Umur
-0.184 Diameter
0.119 0.954
Tinggi 0.333
0.866 0.976
Koefisien korelasi menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua
peubah atau lebih. Nilai dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat
antara dua peubah atau lebih, tetapi hanya menggambarkan keterkaitan linier antar
peubah Mattjik Sumertajaya 2002. Data selengkapnya mengenai hasil analisis
koefisien korelasi dapat dilihat pada lampiran 6.
Iklim Lingkungan yang Mempengaruhi Produktivitas Serasah Daun
Kondisi iklim lingkungan selama 6 bulan mulai bulan Januari hingga Juni 2005
berdasarkan data iklim Stasiun Klimatologi IPB disajikan pada lampiran 7. Untuk
memudahkan pembahasan, data ditampilkan dalam 2 kondisi iklim, yaitu pada akhir musim
hujan bulan Januari-Maret 2005 dan pada awal musim kemarau bulan April -Juni 2005
Tabel 13.
Pada akhir musim hujan, rata-rata temperatur udara harian 26.3
o
C, rata-rata kelembaban udara harian 83.1, rata-rata
kecepatan angin harian 9.6 ms, jumlah curah hujan 1525.6 mm, dan banyak hari hujan 71
hari. Pada awal musim kemarau, rata-rata temperatur udara harian 27.4
o
C, rata-rata kelembaban udara harian 79.5, rata-rata
kecepatan angin harian 10.3 ms, jumlah curah hujan 1404.8 mm, dan banyak hari hujan 46
hari. Temperatur udara dan kelembaban yang tinggi menurut Jordan 1995 dapat bermakna
musim tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan akan berlangsung lama dan selanjutnya akan
meningkatkan produktivitas vegetasi hutan. Lamanya musim tumbuh merupakan salah
satu faktor yang menentukan produktivitas vegetasi hutan Walter 1981.
Pada akhir musim hujan yaitu bulan Januari-Maret 2005, curah hujan 1525.6 mm
dan kelembaban udara 83.1 Tabel 13
menyebabkan pertumbuhan lebih tinggi dengan tercukupinya kebutuhan air, sehingga
laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. yang dihasilkan lebih sedikit
Tabel 14 dibandingkan pada awal musim kemarau. Temperatur udara lebih tinggi yaitu
27.4
o
C, curah hujan 1404.8 mm dan kelembaban udara lebih rendah yaitu 79.5
Tabel 13 akan menyebabkan masa tumbuh relatif lebih singkat sehingga terjadi gugur
daun. Gugurnya daun akan meningkatkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp.. Hal ini yang menyebabkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. meningkat pada awal musim kemarau dibandingkan laju produktivitas
serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan Tabel 14. Di daerah
tropis, produktivitas serasah selalu terjadi sepanjang tahun dengan laju produktivitas
serasah tertinggi terjadi pada musim kemarau Williams Gray 1974. Hasil analisis uji t-
statistik menunjukkan bahwa laju
produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak
berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α
=5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67
α =33 Lampiran 8.
Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang
digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing
komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan
banyak hari hujan
Bulan A
B C
D E
1 26.3
83.1 9.6
1525.6 71
2 27.4
79.5 10.3
1404.8 46
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara
o
C, B = Kelembaban udara ,
C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan
E = Banyak hari hujan hari.
Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp.
pada bulan Januari-Juni 2005
Bulan Laju produktivitas
serasah daun Litsea spp. gm
2
Laju produktivitas serasah daun
Shorea spp. gm
2
1 788.1
170.6 2
1528.1 299.8
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau
SIMPULAN DAN SARAN
S impulan
Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama
25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm
2
dan 470.4 gm
2
. Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar
dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari
masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan
tinggi pohon. Laju
p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim
lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier
antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT
KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan
hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan
April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan
bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim
kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun
Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun,
berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun
komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95
dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67.
Saran
Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar
diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi
serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan
hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp..
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan
pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world.
Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London:
Academic Press London.
Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a
Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology.
Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan.
Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada
tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C.
Korth, dan Pinus Pinus merkusii
produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak
berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α
=5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67
α =33 Lampiran 8.
Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang
digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing
komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan
banyak hari hujan
Bulan A
B C
D E
1 26.3
83.1 9.6
1525.6 71
2 27.4
79.5 10.3
1404.8 46
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara
o
C, B = Kelembaban udara ,
C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan
E = Banyak hari hujan hari.
Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp.
pada bulan Januari-Juni 2005
Bulan Laju produktivitas
serasah daun Litsea spp. gm
2
Laju produktivitas serasah daun
Shorea spp. gm
2
1 788.1
170.6 2
1528.1 299.8
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau
SIMPULAN DAN SARAN
S impulan
Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama
25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm
2
dan 470.4 gm
2
. Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar
dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari
masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan
tinggi pohon. Laju
p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim
lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier
antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT
KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan
hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan
April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan
bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim
kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun
Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun,
berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun
komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95
dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67.
Saran
Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar
diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi
serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan
hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp..
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan
pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world.
Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London:
Academic Press London.
Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a
Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology.
Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan.
Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada
tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C.
Korth, dan Pinus Pinus merkusii
produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak
berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95 α
=5 dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67
α =33 Lampiran 8.
Tingkat kepercayaan hanya 67 pada penelitian ini dikarenakan sampel yang
digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing
komunitas. Tabel 13 Rata-rata temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan
banyak hari hujan
Bulan A
B C
D E
1 26.3
83.1 9.6
1525.6 71
2 27.4
79.5 10.3
1404.8 46
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau A = Temperatur udara
o
C, B = Kelembaban udara ,
C = Kecepatan angin ms, D = Curah hujan mm, dan
E = Banyak hari hujan hari.
Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp.
pada bulan Januari-Juni 2005
Bulan Laju produktivitas
serasah daun Litsea spp. gm
2
Laju produktivitas serasah daun
Shorea spp. gm
2
1 788.1
170.6 2
1528.1 299.8
Keterangan: 1 = Bulan Januari-Maret 2005 Akhir musim hujan
2 = Bulan April-Juni 2005 Awal musim kemarau
SIMPULAN DAN SARAN
S impulan
Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama
25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 gm
2
dan 470.4 gm
2
. Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar
dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari
masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan
tinggi pohon. Laju
p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim
lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier
antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT
KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan
hubungan linier terhadap temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan
April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan
bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada awal musim
kemarau bulan April-Juni 2005 meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun
Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan bulan Januari-Maret 2005. Namun,
berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun
komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95
dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67.
Saran
Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar
diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi
serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan
hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp..
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas serasah zona montana di hutan hujan
pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world.
Dalam J B Cragg Ed. Advances in Ecological Research Vol 2. London:
Academic Press London.
Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a
Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology.
Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan.
Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model pendugaan dekomposisi serasah pada
tegakan Agathis Agathis loranthifolia Salibs., P uspa Schima wallichii D.C.
Korth, dan Pinus Pinus merkusii
Jungh et de Vries. di Sub Das Cipeureu hutan pendidikan Gunung
Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1997. Ensiklopedia Kehutanan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jakarta.
[JIRCAS] The Forestry Division of Research Institute Malaysia, the University of
Malaya. 1997. Vegetation and litter fall in Matang Forest Reserve, Malaysia.
Jordan CF. 1995. Nutrient Cycling in Tropical Ecosystem. New York: John Wiley and
Sons. Kusmana C. 1993. A Study on mangrove
forest management based on ecological data in East Sumatra Indonesia.
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2004. Laporan Tahunan Pusat
konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu pengetahuan
Indonesia. Bogor: LIPI PKT KRB.
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1980. Pohon Hutan Indonesia. Bogor:
LIPI. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002.
Perancangan Percobaan Jilid I. Ed ke-2. Bogor: IPB Press.
Moore PHR, Gill AM, Pook EW. 1997. Long- term variation of litter fall, canopy leaf
area and flowering in a Eucalyptus maculata forest on the South Coast of
New South Wales. Austr J Botany 455: 737-755 19.
Nasir AA. 1999. Klimatologi Pertanian. Di dalam: Pelatihan Dosen-Dosen
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Barat dalam bidang
agroklimatologi; 1-2 Februari 1999. Bogor: Biotrop.
Nilamsari D. 2000. Produktivitas, penghancuran, dan kandungan hara
serasah pada tegakan Pinus Pinus merkusii, Puspa Schima wallichii dan
Agathis Agathis loranthifolia di DAS Cipereu hutan pendidikan Gunung
Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor. Nugraha IE. 2003. Produktivitas serasah pada
lahan agroforestry Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi].
Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Parmenter R and R Schuster J. 1993. Sevilleta Long-Term Ecological
Research Program. Http: sevilleta. unm.edu datacontentsSEV0221992-
93. html [25 Agustus 2004].
Sarajar CG. 1974. Anatomi kayu meranti merah dan meranti putih Shorea sp. di
Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soerianegara I. 1990. Usaha p eningkatan kualitas s emai Shorea selanica BI.
melalui p engaturan intensitas cahaya dan
p emupukan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soeroyo. 1988. Faktor iklim terhadap produksi serasah mangrove.
Meningkatkan prakiraan dan pemanfaatan iklim yang mendukung
pengembangan pertanian tahun 2000. Prosiding Simposium II Meteoreologi
Pertanian ; Bogor, 27-28 Juli 1988. Bogor: Perhimpunan Meteorologi
Pertanian Indonesia. H lm 536-541.
Strojan CL, Turner FB, Castetter R. 1979. Litter fall from shrubs in the Northern
Majove Desert. J Artcl Ecol : 605. Walter H. 1981. Ecology of Tropical and Sub
Tropical Ecology. New York: Van Nostrand Reinhold Co.
Williams ST, Gray TRG. 19 74. Decomposition of litter on the soil
surface. Di dalam: Tyne U, Pugh GJF, Dickinson CH, editor . Biology of Plant
Litter Decomposition . Volume ke-2. London: Academic Press.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Alur penelitian
Penampungan serasah daun
Komunitas Litsea spp.
Komunitas Shorea spp.
Pengambilan dan penimbangan berat kering
daun Pengamatan
kondisi iklim lingkungan
Analisis data
Laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp.
Lampiran 2 Dokumentasi penempatan trap-trap penelitian pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB
Komunitas Litsea spp. Di PK T KRB D1-D20
Komunitas Shorea spp. Di PKT KRB R1-R20
Lampiran 3 Gambar daun Litsea spp. Di PKT KRB
Daun Litsea umbellata Merr. D1-D3 dan D4-D8
Daun Litsea resinosa Blume. D9-D20
Lampiran 4 Gambar daun Shorea spp. Di PKT KRB
Daun Shorea selanica Lam. Blume. R1-R5
Daun Shorea seminis de. Vriese.V.SI R6-R10
Daun Shorea multiflora Burck. Symington R11-R20
Lampiran 5 Hasil analisis regresi berganda pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp.
Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin
The regression equation is Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. = - 4022 + 123 Temperatur udara + 1.87 Curah hujan
+ 18.4 Kec. Angin Predictor Coef SE Coef T P
Constant -4022 4704 -0.85 0.483 Temperatur udara 123.3 161.0 0.77 0.524
Curah hujan 1.872 2.551 0.73 0.539 Kec. Angin 18.37 92.72 0.20 0.861
S = 265.3 R -Sq = 34.2 R-Sqadj = 0.0 Analysis of Variance
Source DF SS MS F P Regression 3 73091 24364 0.35 0.800
Residual Error 2 140728 70364 Total 5 213819
Source DF Seq SS Temperatur udara 1 30636
Curah hujan 1 39693 Kec. Angin 1 2762
Unusual Observations Obs Temperatur udara Litsea spp. Fit SE Fit Residual St Resid
4 27.2 274 245 264 29 1.41 X Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur
udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin
The regression equation is Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. = - 1361 + 45.8 Temperatur udara + 0.149 Curah
hujan + 13.6 Kec. Angin Predictor Coef SE Coef T P
Constant -1360.6 367.6 -3.70 0.066 Temperatur udara 45.83 12.58 3.64 0.068
Curah hujan 0.1493 0.1993 0.75 0.532 Kec. Angin 13.597 7.244 1.88 0.201
S = 20.72 R -Sq = 91.3 R-Sqadj = 78.2 Analysis of Variance
Source DF SS MS F P Regression 3 8991.1 2997.0 6.98 0.128
Residual Error 2 859.0 429.5 Total 5 9850.2
Source DF Seq SS Temperatur udara 1 7422.1
Curah hujan 1 55.9 Kec. Angin 1 1513.1
Unusual Observations Obs Temperat ur udara Shorea spp. Fit SE Fit Residual St Resid
4 27.2 83.40 85.02 20.66 -1.62 -1.02 X
Lampiran 6 Hasil analisis koefisien korelasi pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp. Koefisien kore lasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara,
Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan bulan Januari -Maret 2005 Litsea spp. Temperat ur udara Curah hu jan
Temperat ur udara -0.857 0.344
Curah hu jan 0.280 0.254 0.819 0.836
Kec. Angin -0.268 -0.266 -1.000 0.827 0.829 0.008
Cell Contents: Pearson correlation P -Value
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005
Litsea spp. Temperatur udara Curah hujan Temperat ur udara 0.220
0.859 Curah hu jan 0.997 0.151
0.045 0.904 Kec. Angin -0.331 0.847 -0.397
0.785 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara ,
Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan bulan Januari -Maret 2005 Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan
Temperat ur udara 0.939 0.224
Curah hu jan -0.095 0.25 4 0.939 0.836
Kec. Angin 0.083 -0.266 -1.000 0.947 0.829 0.008
Cell Contents: Pearson correlation P -Value
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau bulan April-Juni 2005
Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan Temperat ur udara 0.976
0.139 Curah hu jan -0.067 0.151
0.957 0.904 Kec. Angin 0.942 0.847 -0.397
0.217 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien Korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan Umur, diameter,
dan tinggi pohon
Litsea spp. Umur diameter tinggi Umur 0.976
0.141 diameter 1.000 0.981
0.015 0.126 tinggi 1.000 0.978 1.000
0.007 0.134 0.008 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien Korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Umur, diameter,
dan tinggi pohon
Shorea spp. Umur diameter tinggi Umur -0.184
0.883 diameter 0.119 0.954
0.924 0.194 tinggi 0.333 0.866 0.976
0.784 0.333 0.140 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Lampiran 7 Kondisi iklim lingkungan selama bulan Januari-Juni 2005 DATA IKLIM
Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang Bulan : Januari 2005
Suhu Udara
o
C Kelembaban Udara
Curah Hujan
Kec. Angin
Tgl Max
Min 07.30
13.30 17.30
07.30 13.30
17.30 mm
Km 1
30 23
25 29.5
26.5 80
67 84
78.9 2
30.5 24.2
25 30
28 77
65 75
79.6 3
28.2 23.3
23.6 26.5
27 78
80 77
44.1 4
28.5 23.5
25 27.5
27.6 88
78 80
4.5 32.9
5 26.2
23.5 24
26 25.5
93 88
84 2
48.5 6
27.2 23.8
24.9 24.4
25.3 85
93 96
32.9 27
7 26.4
23.2 24.1
26 25.2
90 84
82 43.2
8 30.1
23.2 24.5
28 23
85 75
94 7.4
47.5 9
28.3 22.8
23.4 28
24.3 91
75 95
1 44.1
10 29.8
23.5 25
25.3 26.3
84 96
85 37.2
72.2 11
32.4 23.1
24.9 32
27 80
55 83
61.2 12
30.7 22.6
24.4 30.4
28 79
65 77
53.9 49.9
13 29.5
23.5 24
28.2 27.2
91 77
79 19.9
46.6 14
30.8 22.4
23.7 30.5
27 89
66 84
46.3 15
31.4 23.3
24.2 31
26.3 89
60 86
18.7 40.4
16 28.6
23.4 24
27.9 25
91 79
88 46
40.8 17
25.3 22.7
22.7 25
25 97
92 88
35.7 24
18 24.7
22.6 23.5
24.5 23.1
96 98
97 90.2
24.6 19
26.8 22.6
23 25.5
26 98
81 82
14.5 27
20 25.8
22.8 23.6
25.6 24
95 89
96 31.2
35.8 21
27.2 23.4
23.5 26.5
25.5 96
84 92
10.2 19.6
22 28.2
22 24.4
28 26.3
92 76
83 47.7
23 28.8
22.5 23.5
28.5 26
91 71
84 41.9
34.9 24
26.2 22.2
22.3 24.5
26 95
92 84
6.3 17.2
25 26
22 23.2
25 25
93 88
92 0.2
31.6 26
28.6 21.7
23.2 27.5
27.2 89
80 79
36 27
30.7 23.2
24.2 30.5
25.5 89
68 91
5.1 38.8
28 30
23 24
26.5 25.3
91 83
86 14.1
36.9 29
28.4 22.7
24.6 24.4
24.5 87
93 93
12.1 38.3
30 28.5
22.6 23.5
28.2 26.1
91 73
83 18.2
31 30.1
23 23
30 28.5
90 65
71 50.7
Jmlh 485
Rata 2 28.5
22.9 23.9