Laju Produktivitas Serasah Daun (Leaf Litter) Komunitas Medang (Litsea Spp.) dan Meranti (Shorea Spp.) Di Kebun Raya Bogor
LAJU PRODUKTIVITAS SERASAH DAUN (
LEAF LITTER
)
KOMUNITAS MEDANG (
Litsea
spp.) DAN MERANTI (
Shorea
spp.)
DI KEBUN RAYA BOGOR
Oleh:
Eni Handayani
G04400022
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
(2)
ABSTRAK
ENI HANDAYANI. Laju Produktivitas Serasah Daun (
Leaf Litter
) Komunitas
Medang (
Litsea
spp.) dan Meranti (
Shorea
spp.) di Kebun Raya Bogor.
Dibimbing oleh MUHADIONO dan YON SUGIARTO.
Serasah merupakan lapisan ya ng terdiri dari bagian tumbuhan telah mati
yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut
mengalami dekomposisi. Perkiraan jumlah dan komposisi jatuhan serasah penting
diketahui untuk mempelajari siklus nutrien dalam hutan dan merupakan bagian
penting dalam ekologi hutan. Produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp.
dan
Shorea
spp. koleksi Kebun Raya Bogor diteliti menggunakan alat
penampung serasah yang ditempatkan secara acak pada masing-masing komunitas
sebanyak 20
trap
selama 25 minggu yaitu pada bulan Januari-Juni 2005. Serasah
dikumpulkan setiap minggu dan dihitung berat kering daun (g/m
2) pada suhu
105
oF selama 24 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar
laju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp. dan
Shorea
spp. serta
hubungannya dengan kondisi iklim lingkungan.
Laju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp. yang dihasilkan selama
25 minggu sebesar 2316.1 g/m
2sedangkan komunitas
Shorea
spp. menghasilkan
serasah daun sebesar 470.4 g/m
2. Hal ini terkait dengan karakteristik
masing-masing tegakan dalam komunitas, umur pohon, tinggi pohon, diameter pohon, dan
kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan analisis koefisien korelasi didapatkan
bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp. dan
Shorea
spp. di
Kebun Raya Bogor berkorelasi positif dengan temperatur udara, curah hujan, dan
kecepatan angin.
ABSTRACT
ENI HANDAYANI. Leaf Litter Productivity of Medang (
Litsea
spp.) and
Meranti (
Shorea
spp.) in Bogor Botanical Garden. Under supervision of
MUHADIONO and YON SUGIARTO.
The dead organic matter overlaying the forest floor, commonly known as litter,
is mostly composed of dead plants and shed organs. Estimation of amount and
composition of the litter-fall is important to the study of nutrient cycling and
continues to be an important part of forest ecology. Leaf litter productivity of
Litsea
spp. dan
Shorea
spp. were studied using forty litter traps, which installed at
two types of community. Twenty litter traps each for 25 weeks, from
January-June 2005. Litter were collected at a week intervals, dried to constant weight at
105
oF in a night and we can determine the dry weight of the leaf litter in g/m
2.
The aim of this study were to determine leaf litter productivity of
Litsea
spp. and
Shorea
spp. community and to determine the relationship of seasonal pattern of
litter fall.
Total leaf litter fall for
Litsea
spp. was 2316.1 g/m
2and
Shorea
spp. was 470.4
g/m
2for 25 weeks. It was depend on characterize of each community, stand age,
stand heigh, diameter , and seasonal climatic pattern. Based on coefficient
correlation analysis, leaf litter productivity of
Litsea
spp. and
Shorea
spp. in
Bogor Botanical Garden positively correlated with temperature, rainfall, and wind
rate.
(3)
LAJU PR ODUKTIVITAS SERASAH DAUN (
LEAF LITTER
)
KOMUNITAS MEDANG (
Litsea
spp.) DAN MERANTI (
Shorea
spp.)
DI KEBUN RAYA BOGOR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan IPA
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Eni Handayani
G04400022
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
(4)
Judul Skripsi
: Laju Produktivitas Serasah Daun (
Leaf Litter
)
Komunitas Medang (
Litsea
spp.) dan Meranti
(
Shorea
spp.) di Kebun Raya Bogor
Nama
: Eni Handayani
NRP
: G04400022
Menyetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing II
Dr. Ir. Muhadiono, M.Sc Yon Sugiarto , M.Sc
NIP 130607617 NIP 132215103
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono , MS
NIP 131473999
(5)
PRAKATA
Segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala nikmat, cahaya, dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga karya ilmiah dengan topik Laju Produktivitas
Serasah Daun (
Leaf Litter
) Komunitas Medang (
Litsea
spp.) dan Meranti (
Shorea
spp.) di Kebun Raya Bogor ini dapat selesai dibuat sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sains di Departemen Biologi Fakultas Matematika dan
IPA, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan ingin
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Muhadiono M.Sc dan Bapak Yon
Sugiarto M.Sc selaku pembimbing karya ilmiah serta kepada Ibu Dr. Ir. Lisdar A.
Manaf untuk saran dan kritik atas karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih atas
bantuan Pak Tisna (Laboratorium Ekologi), Teh Wiwi di Laboratorium
Standarisasi dan Manajemen Lingkungan Diploma, Ka Nandang atas data
iklimnya serta seluruh staf Kebun Raya Bogor di Lingkungan Lauraceae dan
Dipterocarpaceae.
Penghargaan setingginya ingin penulis sampaikan kepada keluarga tercinta,
Bapak, Ibu dan ade atas dukungan, cinta, kesabaran, dan doanya. Terima kasih
yang tak terhingga kepada seluruh sahabat dan teman yang membuat hidup ini
lebih berwarna: Wawat, dara DC9 khususnya Uci, Alfi, Mira, dan Ceu2, Mb
Andri (atas kebersamaan selama ini), Mb Gadi, Dede, Mb Endang, Mb Yati,
Hilma, Nia, rekan-rekan RISMA yang sempat aku tinggalkan, crew krunyuk, dan
Ria untuk keindahan persahabatan, bantuan, dan semangat yang selalu diberikan.
Buat Aa, terima kasih atas kesetiaan dan kesabaran dalam sedih dan bahagia.
Semoga Allah SWT membalas semuanya denga n kebaikan yang melimpah.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Januari 2006
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada ta nggal 20 Desember 1982 dari pasangan
Atma Wijaya dan Nurhayati. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Lulus dari SMUN 4 Tangerang, Banten pada tahun 2000 penulis melanjutkan
studinya di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Departemen Biologi pada tahun 2000 lewat jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI).
Selama kuliah, penulis pernah aktif di Asrama Putri IPB sebagai Ketua Panitia
Dies Natalis Asrama ke-42 (2001/2002) dan sebagai Sie Kerohanian pada
Pengurus Asrama (2002/2003). Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum
mata ajaran Biologi Tingkat Persiapan Bersama (2002/2003 dan 2003/2004),
Biologi Program D-3 Analisis Lingkungan (2003/2004), dan Ekologi Dasar
(2003/2004). Penulis pernah melakukan praktik lapangan di PT Indonesia Toray
Synthetic Tangerang (2003).
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...viii
PENDAHULUAN...1
BAHAN DAN METODE...2
HASIL DAN PEMBAHASAN...3
SIMPULAN DAN SARAN...8
DAFTAR PUSTAKA...8
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian... 2
2 Lokasi dan kode
trap
tegakan yang digunakan dalam penelitian... 2
3 Laju produktivitas serasah daun tegakan
Litsea
spp. selama 25 minggu
di PKT KRB... 3
4 Umur, diameter, dan tinggi tegakan
Litsea
spp... 4
5 Laju produktivitas serasah daun tegakan
Shorea
spp. selama 25 minggu
di PKT KRB... 4
6 Umur, diameter, dan tinggi tegakan
Shorea
spp... 5
7 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Litsea
spp.
dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005... 6
8 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Litsea
spp.
dengan iklim lingkungan pada bulan April-Juni 2005... 6
9 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Litsea
spp.
dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. ... 6
10 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Shorea
spp.
dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005... 7
11 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Shorea
spp.
dengan iklim lingkungan pada bulan April-Juni 2005... 7
12 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun
Shorea
spp.
dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. ... 7
13 Rata-rata temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin,
jumlah curah hujan, dan banyak hari hujan... 8
14 Laju produktivitas serasah daun
Litsea
spp. dan
Shorea
spp. pada bulan
Januari-Juni 2005... 8
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Laju produktivitas serasah daun tegakan
Litsea
spp. di PKT KRB ... 4
2 Tinggi pohon, diameter pohon, dan laju produktivitas serasah daun tegakan
Litsea
spp. di PKT KRB ... 4
3 Laju produktivitas serasah daun tegakan
Shorea
spp. di PKT KRB... 5
4 Produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp. dan
Shorea
spp. selama
bulan Januari-Juni 2005 di PKT KRB ... ... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Alur penelitian... 11
2 Dokumentasi penempatan
trap-trap
penelitian pada komunitas
Litsea
spp.
dan
Shorea
spp. di PKT KRB... 12
3 Gambar daun
Litsea
spp. di PKT KRB... 13
4 Gambar daun
Shorea
spp. di PKT KRB... 14
5
Hasil analisis regresi berganda pada tegakan
Litsea
spp. dan
Shorea
spp... 15
6 Hasil analisis koefis ien korelasi pada tegakan
Litsea
spp. dan
Shorea
spp... 16
7 Data iklim lingkungan selama bulan Januari-Juni 2005 ... 18
8 Hasil analisis uji-t
student
laju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea
spp. dan
Shore
a spp. di PKT KRB ... 24
(10)
PENDAHULUAN
Latar BelakangSerasah merupakan lapisan yang terdiri dari bagian tumbuhan telah mati seperti guguran daun, ranting, cabang, bunga, kulit kayu, buah serta bagian lain yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan tersebut mengalami dekomposisi (Dephut 1997). Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air sementara yang secara berangsur akan melepaskannya ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan (Arief 1994).
Produktivitas serasah penting diketahui dalam hubungannya dengan pemindahan energi dan unsur-unsur hara dari suatu ekosistem hutan. Adanya suplai hara berasal dari daun, buah, ranting, dan bunga yang banyak mengandung hara mineral akan dapat memperkaya tanah dengan membebaskan sejumlah mineral melalui dekomposisi (Darmanto 2003). Studi tentang aspek kuantitatif jatuhan serasah akan berlangsung sebagai bagian penting dari ekologi hutan (Kusmana 1993).
Laju produktivitas serasah (Litter fall) merupakan perkiraan kuantitas biomassa daun, ranting, dan material reproduksi tumbuhan (bunga, biji) yang jatuh dari spesies pohon dalam tipe komunitas ekosistem yang berbeda (Parmenter dan Schuster 1993). Daun merupakan kategori serasah terbesar, diikuti ranting, buah, dan bunga (Strojan et al. 1979). Laju produktivitas serasah daun (Leaf-fall) mencapai 50% dari rata-rata tahunan litter fall
hutan Eucalyptus maculata (Moore et al. 1997). Komponen serasah daun memiliki proporsi tertinggi sebesar 76.9% dari total produksi serasah hutan hujan pegunungan pada zona montana di Gunung Gede (Budiarti 2004), dan JIRCAS (1997) mengemukakan bahwa jumlah serasah daun sebesar 56-58% dari total biomassa produksi serasah mengindikasikan bahwa daun merupakan komponen utama dalam produktivitas serasah dari seluruh tipe hutan. Serasah daun lebih sering gugur dibandingkan serasah lain karena bentuk daun yang lebar dan tipis sehingga mudah digugurkan oleh angin dan curah hujan atau disebabkan sifat fisiologis daun (Nilamsari 2000).
Proses jatuhnya daun berhubungan erat dengan kondisi iklim dan unsurnya, yaitu cahaya matahari, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara, dan curah hujan. Iklim
berpengaruh kuat terhadap aktivitas tanaman (Nasir 1999). Produksi serasah dari satu tempat ke tempat lain terdapat perbedaan disebabkan pengaruh iklim yang berbeda dan semakin ke ekuator produksi serasah yang dihasilkan semakin banyak. Sebagai contoh, produksi serasah di hutan Erectic Alpin (daerah kutub utara) sebesar 1 ton/ha/thn, hutan di daerah dingin sebesar 3.5 ton/ha/thn, dan hutan di daerah tropis (ekuator) sebesar 11 ton/ha/thn. Perbandingan produksi serasah yang didapatkan di Pegunungan Alpin, daerah dingin, daerah sedang, dan daerah tropis adalah 1 : 3 : 5 : 10 (Cracc 1964 dalam Soeroyo 1988).
Medang (Litsea spp.) termasuk famili Lauraceae. Daerah penyebaran di seluruh Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi). Tempat tumbuh pada dataran kering di daerah cukup hujan pada ketinggian 100-120 m dpl. Tinggi pohon dapat mencapai 35 m, panjang batang bebas cabang 10-25 m, diameter mencapai 90 cm. Batang umumnya berdiri tegak berbentuk silindris. Pohon medang memiliki banyak kegunaan dan bernilai ekonomis tinggi. Kegunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, kayu lapis, bahan baku mebel, lantai, kerangka pintu dan jendela.
Meranti (Shorea spp.) merupakan marga pohon utama yang terdapat dalam hutan hujan tropika basah, term asuk famili Dipterocarpaceae. Pohon dapat mencapai tinggi lebih dari 50 m dengan diameter lebih dari 120 cm, batang lurus, dan bulat. Tajuk pohon bulat dengan daun-daun terkumpul di ujung ranting. Daun melanset hingga menjorong atau membundar telur dengan permukaan bawah gundul (Shorea seminis) dan berbentuk jorong sampai bulat telur terbalik, urat dan lateral halus tetapi menonjol pada permukaan bawah dan rata pada permukaan atas (Shorea selanica) (LIPI 1980). Meranti digolongkan menjadi meranti merah, meranti kuning, dan meranti putih. Berdasarkan data Departemen Kehutanan pada tahun 1997, daerah penyebaran meliputi Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Riau, dan seluruh Kalimantan (meranti kuning), wilayah Sumatra, Kalimantan, dan M aluku (meranti merah), serta Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku (meranti putih). Meranti paling banyak anggota jenisnya, setidaknya 167 jenis meranti telah dikumpulkan (Soerianegara 1990). Kayu meranti memiliki nilai perdagangan tinggi (Sarajar 1974).
(11)
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju produktivitas serasah daun (Leaf litter) komunitas medang (Litsea spp.) dan meranti (Shorea spp.) di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT KRB).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2005 bertempat di Lingkungan Dipterocarpaceae dan Lauraceae PKT KRB, Laboratorium Ekologi Departemen Biologi FMIPA IPB, dan Laboratorium Standarisasi dan Manajemen Lingkungan Program Diploma IPB.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tegakan medang (Litsea spp.) dan tegakan meranti (Shorea spp.) di PKT KRB (Tabel 1) .
Tabel 1 Tegakan medang dan meranti yang digunakan dalam penelitian
Spesies Tanam Tahun (tahun) Umur pohon (n) Jumlah
Litsea umbellata
Merr. 1972 33 1
Litsea umbellata
Merr. 1981 24 1
Litsea resinosa
Blume. 1930 75 1
Shorea selanica
(Lam.) Blume. 1960 45 1
Shorea seminis
(de. Vriese) V. SI. 1961 44 1
Shorea multiflora
(Burck. Sym.) 1961 44 1
Alat yang digunakan berupa litter-trap
(alat penampung serasah) yang terbuat dari karung beras berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah, patok kayu berukuran 30 cm, tali rapia, wadah plastik, label, oven, timbangan, termometer, meteran, spiegel relaskop, dan kamera.
Metode
Produktivitas serasah pada tegakan medang dan meranti diukur menggunakan
litter-trap method (Metode alat penampung serasah). Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut (Lampiran 1):
Penampungan serasah daun
Serasah daun medang (Litsea spp.) dan meranti (Shorea spp.) ditampung dengan menggunakan litter trap berukuran 1m x 1m sebanyak 40 buah dan diletakkan secara acak
pada lokasi di bawah tegakan meranti dan medang masing-masing 20 buah. Penempatan
trap pada lokasi penelitian ditampilkan pada lampiran 2. Tinggi trap 30 cm dari permukaan tanah. Setiap trap di beri kode untuk mengetahui jatuhan serasah masing-masing spesies (Tabel 2). Pemasangan litter trap
dilakukan pada tanggal 03 Januari 2005. Tabel 2 Lokasi dan kode tr ap tegakan yang digunakan dalam penelitian
Spesies Lokasi Kode Trap
L. umbellata Merr. XX.B.63 D1 – D3
L. umbellata Merr. XX.B.101B D4 - D8
L. resinosa Blume. XX.A.422 D9 - D10
S. selanica (Lam.)
Blume. XXV.A.176 R1 - R5
S. seminis (de.
Vriese) V. SI. XXV.A.180 R6 - R10
S. multiflora (Burck.
Sym.) XXV.A.187 R11 - R20
Pengambilan serasah daun
Serasah daun yang tertampung di ambil setiap minggu sekali selama 25 minggu dimulai pada tanggal 09 Januari 2005 sampai dengan tanggal 26 Juni 2005. Pengambilan serasah daun dilakukan dengan menempatkan ke dalam plastik yang ditandai dengan kode untuk masing-masing trap. Pengambilan serasah daun dilakukan setiap hari minggu sekitar pukul 08.00-10.00 WIB. Daun yang dijadikan sebagai komponen bahan p enelitian terdiri dari helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiol).
Perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering (BK) daun
Pada setiap pengambilan daun, dilakukan perhitungan jumlah daun dan penimbangan berat kering daun. Pengambilan daun hanya dilakukan pada daun untuk komunitas Litsea
spp. dan Shorea spp.. Untuk daun komunitas lain yang tertampung dalam trap tidak dilakukan perhitungan dan penimbangan. Sampel daun yang didap atkan dalam kondisi basah, dilakukan pengeringan udara (air-dry) terlebih dahulu selama 1 hingga 2 minggu. Kemudian, sampel daun dibungkus dengan kertas untuk dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105oF (45.6oC) selam a 24 jam sehingga didapatkan berat kering daun. Perhitungan berat kering daun dihitung per satuan luas trap per waktu pengambilan (g/m2/minggu).
Pengamatan kondisi iklim
Selama penampungan serasah daun, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data iklim lingkungan. Data iklim meliputi temperatur udara, kelembaban udara, curah
(12)
hujan, banyak hari hujan, dan kecepatan angin. Data yang digunakan merupakan data sekunder Stasiun Klimatologi Pendidikan di IPB Baranangsiang, Bogor.
Pengukuran tinggi dan diameter pohon Sebagai data penunjang dilakukan pengukuran tinggi masing-masing tegakan menggunakan spiegel relaskop dan pen gukuran diameter pohon menggunakan meteran.
Analisis data
Untuk melihat hubungan antara produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. dilakukan analisis regresi berganda, analisis koefisien korelasi, dan analisis uji t -student.
Analisis regresi dilakukan pada laju produktivitas serasah daun dan kondisi iklim lingkungan setiap bulan selama 6 bulan dengan satu peubah tak bebas / dependent variable (Y) yaitu laju produktivitas serasah daun dan tiga peubah bebas/independent variable (X) yaitu temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin. Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:
Yi = ßo + ß1X1i + ß2X2i + ... + ßpXpi + ei dimana: Y = Peubah tak bebas,
X = Peubah bebas, ? = kemiringan/gradien, e = simpangan
Sedangkan analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara laju produktivitas serasah daun pada akhir musim hujan (bulan Januari-Maret 2005) dan pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2006). Dianalisis juga hubungan antara laju produktivitas serasah daun dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Analisis uji
t-student digunakan untuk mengetahui hubungan laju produktivitas serasah daun antara komunitas Litsea spp. dengan Shorea
spp. Data di analisis dengan menggunakan program Minitab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum LokasiPusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT KRB-LIPI) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan konservasi tumbuhan mencakup usaha melestarikan, mendayagunakan, dan menggabungkan potensi tumbuhan secara berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan, rekreasi, serta peningkatan apresiasi masyarakat
terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan hidup.
KRB mempunyai areal seluas 87 hektar dengan jumlah koleksi tanaman sekitar 13563 spesimen berdasarkan data tahun 2004 (LIPI 2004). Terletak pada 6o37’LS dan 106o32’BT dan ketinggian 235-260 meter di atas permukaan laut (m dpl). Secara administratif terletak dalam wilayah kecamatan Bogor Tengah, kota Bogor. Keadaan topografi secara umum datar dengan kemiringan 3-5%. Temperatur udara rata-rata harian minimum 25oC pada pagi hari dan maksimum 34oC pada siang hari. Kelembaban udara tinggi mencapai 96% dan hanya sedikit terjadi perubahan suhu musiman. Data tahun 2004 menunjukkan jumlah curah hujan sebesar 3719 mm dengan hari hujan 118 hari.
Laju produktivitas serasah daun Litsea
spp.
Komunitas Litsea spp. yang digunakan sebanyak 3 (tiga) tegakan, terdiri atas 2 (dua) tegakan Litsea umbellata Merr. berumur masing-masing 33 dan 24 tahun dan tegakan
Litsea resinosa Blume. berumur 75 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang dihasilkan komunitas Litsea spp. sebesar 2316.1 g/m2/25 minggu.
Tabel 3 Laju Produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. selama 25 minggu di PKT KRB
Minggu L. umbellata Merr. (g/m2)
L umbellata
Merr. (g/m2)
L. resinosa
Blume. (g/m2) 1 4.2 10.5 26.2 2 7.6 6.9 22.3 3 20.6 19.2 156.9 4 8.8 10.8 54.7 5 2.5 5.9 44.2 6 15.3 17.6 128.6 7 9.5 13.0 54.1 8 10.0 12.4 7.0 9 7.3 8.2 8.4 10 9.3 7.8 4.8 11 10.0 9.9 15.9 12 11.5 13.5 12.6 13 2.0 17.4 11.7 14 7.3 2.1 44.4 15 26.4 10.7 34.0 16 17.8 22.7 77.4 17 3.6 8.0 34.3 18 12.5 21.2 72.3 19 14.6 16.9 45.6 20 8.4 17.2 126.5 21 14.1 20.6 148.0 22 11.7 25.4 239.0 23 7.9 21.3 169.2 24 2.5 11.1 74.0 25 9.2 14.1 105.2
(13)
Laju produktivitas serasah daun terbesar dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1 yaitu dihasilkan oleh tegakan L. resinosa Blume. sebanyak 1717.1 g/m2., diikuti oleh tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 254.6 g/m2 dan 344.4 g/m2.
0 50 100 150 200 250 300
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Minggu
Produktivitas serasah daun
(g/m
2) L. resinosa
Blume. L umbellata Merr. L. umbellata Merr.
Gambar 1 Laju produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. di PKT KRB
Produktivitas serasah daun L. resinosa
Blume. menyumbangkan sekitar 75 % dari total produktivitas serasah daun komunitas
Litsea spp.. Hal ini disebabkan umur tegakan
L. resinosa Blume. jauh lebih tua dari tegakan
L. umbellata Merr.. Umur tegakan L. resinosa
Blume. adalah 75 tahun, sedangkan umur tegakan L. umbellata Merr. masing-masing 33 dan 24 tahun. Bray dan Gorham (1964) mengemukakan bahwa rata-rata produksi serasah dari hutan di seluruh dunia dipengaruhi oleh umur pohon.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa antar spesies L. Umbellata Merr., diameter pohon dan tinggi pohon yang lebih besar menyebabkan laju produktivitas serasah daun lebih banyak.
Tabel 4 Umur, diameter, dan tinggi tegakan Litsea spp.
Spesies Umur (tahun) Diameter (cm) Tinggi pohon (m) Produk- tivitas serasah daun (g/m2)
L. umbellata
Merr.
33 70 7.5 254.6
L. umbellata
Merr.
24 78 8 344.4
L. resinosa
Blume.
75 293 17.5 1717.1
L. umbellata Merr. yang berumur 24 tahun, diameter 78 cm, dan tinggi 8 m menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 344.4 g/m2 sedangkan L. umbellata
Merr. berumur 33 tahun, diameter 70 cm, dan tinggi 7.5 m menghasilkan produktivitas serasah daun sebesar 254.6 g/m2 (Gambar 2).
Cuevas & Sajise (1978) menyatakan bahwa tegakan dengan diameter lebih besar akan mempengaruhi produksi serasah menjadi lebih banyak.
7.570 8 7 8 17.5
293 1717.1 254.6 344.4 0 50 100 150 200 250 300 350
1 2 3
Spesies Tinggi pohon (m) dan diameter pohon (cm)
0 500 1000 1500 2000 Produktivitas
serasah daun (g/m
2) Tinggi pohon
( m )
Diameter pohon (cm)
Produktivitas serasah daun (g/m2)
Gambar 2 Tinggi pohon, diameter pohon, dan laju produktivitas serasah daun tegakan Litsea spp. di PKT KRB Laju produktivitas serasah daun Shorea
spp.
Komunitas Shorea spp. yang digunakan sebanyak 3 (tiga) tegakan, terdiri atas tegakan
Shorea selanica (Lam.) Blume. berumur 45 tahun, Shorea seminis (de. Vriese) V. SI. dan
Shorea multiflora (Burck. Sym.) berumur sama yaitu 44 tahun. Laju produktivitas serasah daun yang dihasilkan komunitas
Shorea spp. s ebesar 470.4 g/m2/25 minggu. Tabel 5 Laju produktivitas serasah daun tegakan Shorea spp. selama 25 minggu di PKT KRB
Minggu
S. selanica
(Lam.) Blume.
(g/m2)
S. seminis
(de. Vriese) V. SI. (g/m2)
S. multiflora
(Burck. Sym.) (g/m2)
1 5.0 11.4 2.0 2 0.5 0.0 0.8 3 0.9 0.1 0.6 4 3.0 0.3 1.9 5 1.0 0.0 1.6 6 11.3 1.0 7.8 7 4.4 0.5 3.5 8 6.7 5.3 4.9 9 5.1 0.6 4.9 10 1.1 2.1 2.6 11 6.6 5.3 16.8 12 7.9 5.3 37.8 13 0.3 1.1 3.1 14 0.0 4.4 5.9 15 6.7 13.2 18.1 16 6.7 5.2 18.5 17 1.0 0.6 6.4 18 12.3 0.0 16.3 19 10.9 1.5 6.0 20 13.2 1.8 8.8 21 15.5 8.9 50.4 22 5.0 7.1 22.2 23 2.3 2.8 3.7 24 3.9 0.6 1.9 25 6.7 0.4 6.5 Jumlah 138.1 79.4 252.9
Produktivitas serasah daun terbesar dihasilkan tegakan S. multiflora (Burck. Sym.)
(14)
sebanyak 252. 9 g/m2 atau sekitar 50% dari total produktivitas serasah daun komunitas
Shorea spp., diikuti tegakan S. selanica
(Lam.) Blume. 138.1 g/m2 dan S. seminis
(de.Vriese) V. SI . 79.4 g/m2 (Tabel 5 dan gambar 3). 0 10 20 30 40 50 60 70 80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Minggu
Produktivitas serasah daun
(g/m
2)
S. multiflora (Burck. Symington) S. seminis (de. Vriese) V. SI. S. selanica (Lam) Blume.
Gambar 3 Laju produktivitas serasah daun
tegakan Shorea spp. di PKT KRBShorea selanica (Lam.) Blume. memiliki tinggi dan diameter lebih besar namun menghasilkan laju produktivitas serasah daun yang lebih rendah dibandingkan laju produktivitas serasah daun Shorea multiflora (Burck. Sym.) (Tabel 6) karena tingginya pohon menyebabkan wilayah jatuhan daun lebih luas, sehingga daun yang tertampung ke dalam trap lebih sedikit. Tabel 6 Umur, diameter, dan tinggi tegakan Shorea spp.
Species (tahun) Umur Diameter (cm) Tinggi pohon (m) Produk- tivitas serasah daun (g/m2) Shora
selanica (Lam.)
Blume.
45 186 23 138.1
Shorea seminis (de. Vriese)
V.SI.
44 98 11 79.4
Shorea multiflora
(Burck. Sym .)
44 125 17 252.9
Jatuhan serasah daun komunitas Litsea
s pp. dan Shorea spp.
Komunitas Litsea spp. di PKT KRB selama bulan Januari-Juni 2005 menghasilkan laju produktivitas serasah daun sebesar 2316.1 g/m2/25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 254.6-1717.1 g/m2/25 minggu (Gambar 4). Nilai ini jauh lebih tinggi dari produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp. yaitu hanya sebesar 470.4 g/m2/25 minggu dengan kisaran nilai sebesar 79.4-252.9 g/m2/25 minggu (Gambar 4).
254.6 344.4 1717.1
138.1 79.4 252.9
0 500 1000 1500 2000
1 2 3 4 5 6
Spesies
Produktivitas serasah daun
(g/m
2 )
Keterangan:
sp1 = Litsea umbellata Merr. (33 tahun) sp2= Litsea umbellata Merr. (24 tahun) sp3= Litsea resinosa Blume. (75 tahun) sp4= Shorea serlanica (Lam.) Blume. (45 tahun) sp5= Shorea seminis (de Vriese) V. SI. (44 tahun) sp6= Shorea multiflora (Burck. Symi.) (44 tahun)
Gambar 4 Produktivitas serasah daun
komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. selama bulan Januari-Juni 2005 di PKT KRB
Setiap jenis tumbuhan mempunyai bentuk dan ukuran daun yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk dan ukuran daun akan berpengaruh terhadap produktivitas serasah (Bray dan Gorham 1964). Helaian daun Litsea
spp. berbentuk lanset dengan tulang daun menyirip dan ujung daun acute (runcing) hingga acuminate (meruncing) memiliki panjang 10-26 cm dan lebar 4-7.5 cm (Lampiran 3) lebih besar dibandingkan helaian daun Shorea spp. yang memiliki bentuk lanset hingga menjorong atau membundar telur, tulang daun menyirip, ujung daun acuminate (meruncing), memiliki panjang 9-18 cm dan lebar 2.5-8 cm (Lampiran 4) (LIPI 1980).
Komunitas tegakan Litsea spp. di PKT KRB memiliki kerapatan lebih besar dan lebih banyak dibandingkan komunitas tegakan
Shorea spp.. Nilamsari (2000) mengemukakan bahwa adanya perbedaan produktivitas serasah dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas tersebut. Rata-rata produksi serasah dari hutan di seluruh dunia bervariasi bergantung perbedaan struktur vegetasi, usia, situasi geografik (ketinggian), dan perbedaan iklim musiman (Bray dan Gorham 1964).
Laju produktivitas serasah yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi ekosistem hutan karena sebagian pengembalian unsur hara ke lantai hutan berasal dari serasah. Semakin besar laju produktivitas serasah, maka akan menyumbangkan unsur hara yang
(15)
semakin besar pula. Nugraha (2003) berdasarkan penelitiannya pada lahan
agroforestry, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi menjelaskan bahwa laju produktivitas serasah tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 87.3 ton/ha/tahun akan menyumbangkan unsur hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 65.0 kg/ha/tahun unsur N, 8.6 kg/ha/tahun unsur P, 388.1 kg/ha/tahun unsur K, 73.1 kg/ha/tahun unsur Ca, dan 19.2 kg/ha/tahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah tanaman kehutanan dan pertanian sebesar 33.5 ton/ha/tahun akan menyumbangkan unsur hara ke tanah melalui jatuhan serasah sebesar 18.8 kg/ha/tahun unsur N, 3.1 kg/ha/tahun unsur P, 116.8 kg/ha/tahun unsur K, 24.9 kg/ha/tahun unsur Ca, dan 6.7 kg/ha/tahun unsur Mg.
Dari hasil analisis unsur hara di atas, dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. di PKT KRB sebesar 2316.1 g/m2/25 minggu atau 4.6x10- 7 ton/ha/tahun menghasilkan unsur hara sekitar 3.4x10-7 kg/ha/tahun unsur N, 0.5x10- 7 kg/ha/tahun unsur P, 20.4x10-7 kg/ha/tahun unsur K, 3.9x10-7 kg/ha/tahun unsur Ca, dan 1.0x10-7 kg/ha/tahun unsur Mg. Sedangkan, laju produktivitas serasah daun komunitas
Shorea spp. di PKT KRB sebesar 470.4 g/m2/25 minggu atau 9.4x10-8 ton/ha/tahun diperkirakan dapat menghasilkan unsur hara sekitar 5.2x10- 8 kg/ha/tahun unsur N, 0.9x10- 8 kg/ha/tahun unsur P, 32.8x10-8 kg/ha/tahun unsur K, 7.0x10-8 kg/ha/tahun unsur Ca, dan 1.9x10-8 kg/ha/tahun unsur Mg.
Analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp.
Hasil analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan (Temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. = -4022 + 123 temperatur udara + 1.87 curah hujan + 18.4 kecepatan angin
Dengan nilai R2 = 34.2% dan nilai P = 0.800 Hasil analisis regresi berganda laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan (Temperatur udara, curah hujan, dan kecepatan angin) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. = -1361 + 45.8 temperatur udara + 0.149 curah hujan + 13.6 kecepatan angin Dengan nilai R2 = 91.3% dan nilai P = 0.128 Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan iklim lingkungan
Laju produktivitas serasah daun Litsea
spp. pada akhir musim hujan (bulan Januari-Maret 2005) menunjukkan hubungan linier yang erat dengan temperatur ud ara karena nilai korelasinya mendekati satu yaitu 0.857 (Tabel 7). Sedangkan, tabel 8 menunjukkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2005) memiliki hubungan linier yang sangat erat dengan curah hujan dengan nilai korelasi 0.997.
Tabel 7 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daunLitsea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005
Litsea spp. Temperat-ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara -0.857
Curah hujan 0.280 0.254
Kecepatan angin -0.268 -0.266 -1.000
Tabel 8 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daunLitsea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April -Juni 2005
Litsea spp. Temperat-ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.220
Curah hujan 0.997 0.151
Kecepatan angin -0.331 0.847 -0.397
Laju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea spp. memiliki hubungan linier yang erat dengan umur, diameter, dan tinggi pohon. Hal ini terlihat pada tabel 9 dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati atau sama dengan satu.
Tabel 9 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daunLitsea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon
Litsea spp. Umur Diameter
Umur 0.98 Diameter 1.00 0.98
(16)
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan iklim lingkungan
Laju produktivitas serasah daun Shorea
spp. pada akhir musim hujan (bulan Januari-Maret 2005) menunjukkan hubungan linier yang sangat erat dengan temperatur udara karena nilai korelasinya mendekati satu yaitu 0.939 (Tabel 10) dan tabel 11 menunjukkan hubungan linier yang sangat erat antara laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan temperatur udara dan kecepatan angin pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2005) dengan nilai korelasi 0.976 dan 0.942. Tabel 10 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daunShorea
spp. dengan iklim lingkungan pada bulan Januari-Maret 2005
Shorea spp. Temperat- ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.939
Curah hujan -0.095 0.254
Kecepatan angin 0.083 -0.266 -1.000
Tabel 11 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daunShorea spp. dengan iklim lingkungan pada bulan April-Juni 2005
Shorea spp. Temperat-ur udara Kecepatan Angin Temperatur udara 0.976
Curah hujan -0.067 0.151
Kecepatan angin 0.942 0.847 -0.397
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi pada tabel 12, laju produktivitas serasah daun komunitas Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon menunjukkan hubungan yang tidak linier karena nilai korelasinya mendekati nol. Tabel 12 Hasil analisis koefisien korelasi laju produktivitas serasah daun Shorea spp. dengan umur, diameter, dan tinggi pohon
Shorea spp. Umur Diameter
Umur -0.184 Diameter 0.119 0.954
Tinggi 0.333 0.866 0.976
Koefisien korelasi menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Nilai dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi hanya menggambarkan keterkaitan linier antar peubah (Mattjik & Sumertajaya 2002). Data selengkapnya mengenai hasil analisis
koefisien korelasi dapat dilihat pada lampiran 6.
Iklim Lingkungan yang Mempengaruhi Produktivitas Serasah Daun
Kondisi iklim lingkungan selama 6 bulan mulai bulan Januari hingga Juni 2005 berdasarkan data iklim Stasiun Klimatologi IPB disajikan pada lampiran 7. Untuk memudahkan pembahasan, data ditampilkan dalam 2 kondisi iklim, yaitu pada akhir musim hujan (bulan Januari-Maret 2005) dan pada awal musim kemarau (bulan April -Juni 2005) (Tabel 13).
Pada akhir musim hujan, rata-rata temperatur udara harian 26.3oC, rata-rata kelembaban udara harian 83.1%, rata-rata kecepatan angin harian 9.6 m/s, jumlah curah hujan 1525.6 mm, dan banyak hari hujan 71 hari. Pada awal musim kemarau, rata-rata temperatur udara harian 27.4oC, rata-rata kelembaban udara harian 79.5%, rata-rata kecepatan angin harian 10.3 m/s, jumlah curah hujan 1404.8 mm, dan banyak hari hujan 46 hari. Temperatur udara dan kelembaban yang tinggi menurut Jordan (1995) dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan akan berlangsung lama dan selanjutnya akan meningkatkan produktivitas vegetasi hutan. Lamanya musim tumbuh merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas vegetasi hutan (Walter 1981).
Pada akhir musim hujan yaitu bulan Januari-Maret 2005, curah hujan 1525.6 mm dan kelembaban udara 83.1% (Tabel 13) menyebabkan pertumbuhan lebih tinggi dengan tercukupinya kebutuhan air, sehingga laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. yang dihasilkan lebih sedikit (Tabel 14) dibandingkan pada awal musim kemarau. Temperatur udara lebih tinggi yaitu 27.4oC, curah hujan 1404.8 mm dan kelembaban udara lebih rendah yaitu 79.5% (Tabel 13) akan menyebabkan masa tumbuh relatif lebih singkat sehingga terjadi gugur daun. Gugurnya daun akan meningkatkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp.. Hal ini yang menyebabkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan
Shorea spp. meningkat pada awal musim kemarau dibandingkan laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan (Tabel 14). Di daerah tropis, produktivitas serasah selalu terjadi sepanjang tahun dengan laju produktivitas serasah tertinggi terjadi pada musim kemarau (Williams & Gray 1974). Hasil analisis uji t-statistik menunjukkan bahwa laju
(17)
produktivitas serasah daun komunitas Litsea
spp. dan Shorea spp. di PKT KRB tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%) dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 67% (α=33%) (Lampiran 8). Tingkat kepercayaan hanya 67% pada penelitian ini dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu 3 tegakan untuk masing-masing komunitas.
Tabel 13 Rata-rata temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, jumlah curah hujan, dan banyak hari hujan
Bulan A B C D E 1 26.3 83.1 9.6 1525.6 71 2 27.4 79.5 10.3 1404.8 46 Keterangan:
1 = Bulan Januari-Maret 2005 (Akhir musim hujan) 2 = Bulan April-Juni 2005 (Awal musim kemarau) A = Temperatur udara (oC),
B = Kelembaban udara (%), C = Kecepatan angin (m/s), D = Curah hujan (mm), dan E = Banyak hari hujan (hari).
Tabel 14 Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dan Shorea spp. pada bulan Januari-Juni 2005
Bulan Laju produktivitas serasah daun
Litsea spp. (g/m2)
Laju produktivitas serasah daun
Shorea spp. (g/m2)
1 788.1 170.6
2 1528.1 299.8 Keterangan:
1 = Bulan Januari-Maret 2005 (Akhir musim hujan) 2 = Bulan April-Juni 2005 (Awal musim kemarau)
SIMPULAN DAN SARAN
S impulanLaju produktivitas serasah daun komunitas
Litsea spp. dan komunitas Shorea spp. selama 25 minggu sejak Januari hingga Juni 2005 masing-masing sebesar 2316. 1 g/m2 dan 470.4 g/m2. Komunitas Litsea spp. memiliki laju produktivitas serasah daun yang lebih besar dibandingkan komunitas Shorea spp. karena dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik dari masing-masing tegakan dalam komunitas seperti umur pohon, diameter pohon, dan tinggi pohon.
Laju p roduktivitas serasah daun dipengaruhi juga oleh kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi didapatkan hubungan linier antara laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB terhadap temperatur udara pada bulan Januari-Maret 2005 dan menunjukkan hubungan linier terhadap temperatur udara,
curah hujan, dan kecepatan angin pada bulan April-Juni 2005. Sedangkan, berdasarkan data rataan kondisi iklim lingkungan didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun Litsea
spp. dan Shorea spp. pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2005) meningkat dibandingkan laju produktivitas serasah daun
Litsea spp. dan Shorea spp. pada akhir musim hujan (bulan Januari-Maret 2005). Namun, berdasarkan analisis uji t-statistik didapatkan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan berbeda nyata pada tingkat kepercayaan hanya 67%.
Saran
Disarankan dilakukan penelitian pada komunitas yang lebih representatif agar diperoleh hubungan regresi yang lebih baik dan nilai koefisien korelasi serta tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, dilakukan penelitian tentang dekomposisi serta kandungan hara yang terdapat pada serasah sehingga dapat diketahui kandungan hara pada komunitas Litsea spp. dan Shorea
spp..
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Budiarti W. 2004. Pendugaan produktivitas
serasah zona montana di hutan hujan pegunungan, Gunung Gede, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Bray JR and E Gorham. 1964. Litter production in forest of the world. Dalam J B Cragg (Ed.) Advances in Ecological Research Vol 2. London: Academic Press London.
Cuevas VC and PE Sajise. 1978. Litter fall and leaf litter decomposition in a Philippine secondary forest. Kalikasan, The Philippine Journal of Biology. Phillippine: University of the Phillip ine at Los banos College, Lagunan. Darmanto D. 2003. Produktivitas dan model
pendugaan dekomposisi serasah pada tegakan Agathis (Agathis loranthifolia
Salibs.), P uspa (Schima wallichii (D.C.) Korth), dan Pinus (Pinus merkusii
(18)
Jungh et de Vries.) di Sub Das Cipeureu hutan pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1997. Ensiklopedia Kehutanan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Jakarta. [JIRCAS] The Forestry Division of Research
Institute Malaysia, the University of Malaya. 1997. Vegetation and litter fall in Matang Forest Reserve, Malaysia. Jordan CF. 1995. Nutrient Cycling in Tropical
Ecosystem. New York: John Wiley and Sons.
Kusmana C. 1993. A Study on mangrove forest management based on ecological data in East Sumatra Indonesia. [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
2004. Laporan Tahunan Pusat konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia. Bogor: LIPI PKT KRB. [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
1980. Pohon Hutan Indonesia. Bogor: LIPI.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002.
Perancangan Percobaan Jilid I. Ed ke-2. Bogor: IPB Press.
Moore PHR, Gill AM, Pook EW. 1997. Long-term variation of litter fall, canopy leaf area and flowering in a Eucalyptus maculata forest on the South Coast of New South Wales. Austr J Botany 45(5): 737-755 (19).
Nasir AA. 1999. Klimatologi Pertanian. Di dalam: Pelatihan Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Barat dalam bidang agroklimatologi; 1-2 Februari 1999. Bogor: Biotrop.
Nilamsari D. 2000. Produktivitas, penghancuran, dan kandungan hara serasah pada tegakan Pinus (Pinus merkusii), Puspa (Schima wallichii) dan Agathis (Agathis loranthifolia) di DAS Cipereu hutan pendidikan Gunung
Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Nugraha IE. 2003. Produktivitas serasah pada lahan agroforestry Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Parmenter R and R Schuster J. 1993. Sevilleta Long-Term Ecological Research Program. Http: //sevilleta. unm.edu/ data/contents/SEV022/1992-93/. html [25 Agustus 2004].
Sarajar CG. 1974. Anatomi kayu meranti merah dan meranti putih (Shorea sp.) di Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soerianegara I. 1990. Usaha p eningkatan kualitas s emai Shorea selanica BI. melalui p engaturan intensitas cahaya dan p emupukan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soeroyo. 1988. Faktor iklim terhadap produksi serasah mangrove.
Meningkatkan prakiraan dan pemanfaatan iklim yang mendukung pengembangan pertanian tahun 2000.
Prosiding Simposium II Meteoreologi Pertanian; Bogor, 27-28 Juli 1988. Bogor: Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia. H lm 536-541.
Strojan CL, Turner FB, Castetter R. 1979. Litter fall from shrubs in the Northern Majove Desert. J Artcl Ecol: 60/5. Walter H. 1981. Ecology of Tropical and Sub
Tropical Ecology. New York: Van Nostrand Reinhold Co.
Williams ST, Gray TRG. 19 74. Decomposition of litter on the soil surface. Di dalam: Tyne U, Pugh GJF, Dickinson CH, editor. Biology of Plant Litter Decomposition. Volume ke-2. London: Academic Press.
(19)
(20)
Lampiran 1 Alur penelitian
Penampungan serasah daun
Komunitas
Litsea
spp.
Komunitas
Shorea
spp.
Pengambilan dan
penimbangan berat kering
daun
Pengamatan
kondisi iklim
lingkungan
Analisis data
Laju produktivitas serasah daun
komunitas
Litsea
spp. dan
Shorea
spp.
(21)
Lampiran 2 Dokumentasi penempatan trap-trap penelitian pada komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB
Komunitas Litsea spp. Di PK T KRB (D1-D20)
(22)
Lampiran 3 Gambar daun Litsea spp. Di PKT KRB
Daun Litsea umbellata Merr. (D1-D3 dan D4-D8)
(23)
Lampiran 4 Gambar daun Shorea spp. Di PKT KRB
Daun Shorea selanica (Lam.) Blume. (R1-R5)
Daun Shorea seminis (de. Vriese.)V.SI (R6-R10)
(24)
Lampiran 5 Hasil analisis regresi berganda pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp.
Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara ,
Curah hujan, dan Kecepatan angin The regression equation is
Laju produktivitas serasah daunLitsea spp. = - 4022 + 123 Temperatur udara + 1.87 Curah hujan + 18.4 Kec. Angin
Predictor Coef SE Coef T P Constant -4022 4704 -0.85 0.483 Temperatur udara 123.3 161.0 0.77 0.524 Curah hujan 1.872 2.551 0.73 0.539 Kec. Angin 18.37 92.72 0.20 0.861 S = 265.3 R -Sq = 34.2% R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P Regression 3 73091 24364 0.35 0.800 Residual Error 2 140728 70364
Total 5 213819
Source DF Seq SS Temperatur udara 1 30636 Curah hujan 1 39693 Kec. Angin 1 2762 Unusual Observations
Obs Temperatur udara Litsea spp. Fit SE Fit Residual St Resid 4 27.2 274 245 264 29 1.41 X
Regression Analysis: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin
The regression equation is
Laju produktivitas serasah daunShorea spp. = - 1361 + 45.8 Temperatur udara + 0.149 Curah hujan + 13.6 Kec. Angin
Predictor Coef SE Coef T P Constant -1360.6 367.6 -3.70 0.066 Temperatur udara 45.83 12.58 3.64 0.068 Curah hujan 0.1493 0.1993 0.75 0.532 Kec. Angin 13.597 7.244 1.88 0.201 S = 20.72 R -Sq = 91.3% R-Sq(adj) = 78.2%
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P Regression 3 8991.1 2997.0 6.98 0.128 Residual Error 2 859.0 429.5
Total 5 9850.2 Source DF Seq SS Temperatur udara 1 7422.1 Curah hujan 1 55.9 Kec. Angin 1 1513.1 Unusual Observations
Obs Temperat ur udara Shorea spp. Fit SE Fit Residual St Resid 4 27.2 83.40 85.02 20.66 -1.62 -1.02 X
(25)
Lampiran 6 Hasil analisis koefisien korelasi pada tegakan Litsea spp. dan Shorea spp.
Koefisien kore lasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan (bulan Januari -Maret 2005) Litsea spp. Temperat ur udara Curah hu jan
Temperat ur udara -0.857 0.344
Curah hu jan 0.280 0.254 0.819 0.836
Kec. Angin -0.268 -0.266 -1.000 0.827 0.829 0.008 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. versus Temperatur udara, Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2005) Litsea spp. Temperatur udara Curah hujan
Temperat ur udara 0.220 0.859
Curah hu jan 0.997 0.151 0.045 0.904
Kec. Angin -0.331 0.847 -0.397 0.785 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin pada akhir musim hujan (bulan Januari -Maret 2005) Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan
Temperat ur udara 0.939 0.224
Curah hu jan -0.095 0.25 4 0.939 0.836
Kec. Angin 0.083 -0.266 -1.000 0.947 0.829 0.008 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Temperatur udara , Curah hujan, dan Kecepatan angin pada awal musim kemarau (bulan April-Juni 2005) Shorea spp. Temperatur udara Curah hujan
Temperat ur udara 0.976 0.139
Curah hu jan -0.067 0.151 0.957 0.904
Kec. Angin 0.942 0.847 -0.397 0.217 0.356 0.740 Cell Contents: Pearson correlation
(26)
Koefisien Korelasi:Laju produktivitas serasah daun Litsea spp. dengan Umur, diameter,
dan tinggi pohon
Litsea spp. Umur diameter tinggi Umur 0.976
0.141
diameter 1.000 0.981 0.015 0.126
tinggi 1.000 0.978 1.000 0.007 0.134 0.008 Cell Contents: Pearson correlation
P -Value
Koefisien Korelasi: Laju produktivitas serasah daun Shorea spp. versus Umur, diameter, dan tinggi pohon
Shorea spp. Umur diameter tinggi Umur -0.184
0.883
diameter 0.119 0.954 0.924 0.194
tinggi 0.333 0.866 0.976 0.784 0.333 0.140 Cell Contents: Pearson correlation
(27)
Lampiran 7 Kondisi iklim lingkungan selama bulan Januari-Juni 2005 DATA IKLIM
Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang Bulan : Januari 2005
Suhu Udara (oC ) Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin Tgl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 30 23 25 29.5 26.5 80 67 84 0 78.9
2 30.5 24.2 25 30 28 77 65 75 0 79.6
3 28.2 23.3 23.6 26.5 27 78 80 77 0 44.1
4 28.5 23.5 25 27.5 27.6 88 78 80 4.5 32.9
5 26.2 23.5 24 26 25.5 93 88 84 2 48.5
6 27.2 23.8 24.9 24.4 25.3 85 93 96 32.9 27
7 26.4 23.2 24.1 26 25.2 90 84 82 0 43.2
8 30.1 23.2 24.5 28 23 85 75 94 7.4 47.5
9 28.3 22.8 23.4 28 24.3 91 75 95 1 44.1
10 29.8 23.5 25 25.3 26.3 84 96 85 37.2 72.2
11 32.4 23.1 24.9 32 27 80 55 83 0 61.2
12 30.7 22.6 24.4 30.4 28 79 65 77 53.9 49.9
13 29.5 23.5 24 28.2 27.2 91 77 79 19.9 46.6
14 30.8 22.4 23.7 30.5 27 89 66 84 0 46.3
15 31.4 23.3 24.2 31 26.3 89 60 86 18.7 40.4
16 28.6 23.4 24 27.9 25 91 79 88 46 40.8
17 25.3 22.7 22.7 25 25 97 92 88 35.7 24
18 24.7 22.6 23.5 24.5 23.1 96 98 97 90.2 24.6
19 26.8 22.6 23 25.5 26 98 81 82 14.5 27
20 25.8 22.8 23.6 25.6 24 95 89 96 31.2 35.8
21 27.2 23.4 23.5 26.5 25.5 96 84 92 10.2 19.6
22 28.2 22 24.4 28 26.3 92 76 83 0 47.7
23 28.8 22.5 23.5 28.5 26 91 71 84 41.9 34.9
24 26.2 22.2 22.3 24.5 26 95 92 84 6.3 17.2
25 26 22 23.2 25 25 93 88 92 0.2 31.6
26 28.6 21.7 23.2 27.5 27.2 89 80 79 0 36
27 30.7 23.2 24.2 30.5 25.5 89 68 91 5.1 38.8
28 30 23 24 26.5 25.3 91 83 86 14.1 36.9
29 28.4 22.7 24.6 24.4 24.5 87 93 93 12.1 38.3
30 28.5 22.6 23.5 28.2 26.1 91 73 83 0 18.2
31 30.1 23 23 30 28.5 90 65 71 0 50.7
Jmlh 485
Rata 2 28.5 22.9 23.9 27.5 25.9 89.0 78.6 85.5 15.6 41.4
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(28)
Bulan : Februari 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 31.8 23.1 25.8 31.5 28.5 80 58 71 1.8 64
2 31.2 23.8 25 31 26 82 63 88 17.2 42.5
3 31.3 22.3 24.5 31 25.3 88 63 89 82.3 38.2
4 31.6 22.2 24.5 31 26.5 82 57 83 22 65.4
5 31.4 22 22.8 31.5 28.5 90 55 79 14.4 37.7
6 28.7 23.6 24 28 26.3 96 75 82 4.4 47.8
7 30.1 22.5 23.1 30 24 90 65 92 32.5 32.1
8 26.7 23 24 26.5 25.2 96 77 90 3.5 21.4
9 29 23.5 24.5 29 24.5 92 71 92 0 32.5
10 28.8 23.3 24.1 28.5 23.4 93 79 96 39.1 32.3
11 25.3 22.5 23 23.6 24 98 94 93 24.2 19.8
12 25.4 22.5 23.5 23.5 23.5 96 96 96 28.7 13.6
13 26.7 23.2 23.5 24.5 23.5 96 90 96 27 24.2
14 29.4 22.3 23.5 29 25.5 96 75 90 0.1 36.6
15 31.2 22.2 23 30.8 27.2 90 64 81 3.5 46.7
16 30 23 24.5 30 26.5 91 69 88 49.4 32.8
17 30.7 23 23.5 30 27 92 70 85 0.5 29.9
18 30.4 24 25.4 27.2 23.9 91 79 94 12.7 38.3
19 30.9 22 23.6 30.5 26.6 90 63 87 32.4 43
20 29.9 23.6 23.5 29 23.5 96 71 96 78.5 44.7
21 26.6 23.1 23.8 25 25.6 95 92 91 4.1 16.2
22 27.8 23.6 24 26.8 27 95 82 81 2.7 26.2
23 30.2 23.7 24.9 29 28.5 89 69 73 0 61.1
24 31.2 23.7 25 30.5 26 80 66 88 3.2 35
25 30.3 24.5 25 30.1 25.5 90 76 91 5.1 39.5
26 30.7 24.1 25.1 30.2 27.8 87 71 76 5.3 40.9
27 31.3 23.8 24 31 26 94 60 92 42.7 49.5
28 29.6 23.2 24 26.6 26.9 88 83 84 9.9 28.4
Jmlh 547.2
Rata2 29.6 23.1 24.1 28.7 25.8 90.8 72.6 87.3 19.5 37.1
(29)
Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang Bulan : Maret 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km) 1 31.9 22.5 23.3 31.7 28.5 92 57 71 19.4 46.3
2 31.4 23 24.6 30.5 26 87 67 88 13.1 46.2
3 31.8 24.5 25 31.5 27 85 64 84 0.5 43.7
4 31 24.1 24.6 29.7 27.5 91 71 84 3.4 32.7
5 29.5 24 24.5 29.5 24.4 92 72 92 39.2 37.4
6 25.6 22.5 22 23.5 24.2 95 96 92 95.9 30.2
7 29.9 21.3 23.1 29 28.5 95 68 75 13.7 39.2
8 28.7 23.2 24.5 28.5 27.5 88 75 82 0.5 35.5
9 27.8 23.8 24.5 27.2 26.5 91 79 81 0 40.4
10 30.5 21.9 23.3 30 24.5 86 59 88 6.5 45.8
11 31.3 22.5 24 31 27 87 63 84 5 55.5
12 32.4 23.4 25 32 28.5 81 61 78 0 45.4
13 32.2 23.5 24 31.6 28.5 83 63 75 0.5 54.4
14 31.8 24.2 25.7 31.5 28 83 61 78 48.6 53.4
15 30.2 22.1 24 29.5 28 89 67 75 0 51
16 31.8 24.3 25.4 31.5 29.8 84 64 70 63.7 48.4
17 31.4 24 25.2 31 24 87 63 87 3 40.5
18 28.6 23.8 24.8 26.5 26 92 63 86 0 38.4
19 31 23.6 24.5 31 24.2 87 63 94 39 23.9
20 29.7 123.7 24.4 29 26.5 89 75 84 0 43.3
21 31.8 23.7 24.5 31.5 28 81 65 78 5.2 30.6
22 30.8 24.4 25 28.6 27 88 75 82 0 31.1
23 27.9 24.5 25.5 27.2 24.3 86 87 96 54 15.8
24 30.4 22.9 24.6 29.5 24.4 84 69 92 23.9 9.6
25 31.2 23 23.9 31 25.5 88 63 94 57.3 11.1
26 28.7 23.6 25 27.8 27 95 76 84 1 12.4
27 30 23.5 24 29.5 26.3 96 65 85 46.7 13.4
28 31.4 23.5 24.3 31 24.8 89 64 97 34.5 26.3
29 30.8 23.4 24.2 29.8 27 89 70 88 14.8 14.5
30 29.9 23.5 24.4 29 28.5 89 75 75 0 11.5
31 30.6 24.2 25.5 29.5 25.7 88 66 79 4.5 30.4
Jmlh 593.9
Rata 2 30.4 26.6 24.4 29.7 26.6 88.3 68.6 83.8 19.2 34.1
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(30)
Bulan : April 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 31 23.6 24.6 29.5 28.3 88 69 72 0 33.4
2 31.2 24.6 25.5 30.4 29.4 84 63 65 0 22.2
3 31.1 23.5 24.5 31 27.3 88 60 75 7.1 14.5
4 29.7 23.8 24.3 29.3 26.6 93 72 78 5.9 18.7
5 30 23.9 25.4 28.9 28.8 84 66 63 0 53.9
6 31.9 24 25 31 29 78 61 76 2.8 57.6
7 32 24.2 27 26 26.3 64 81 82 16 100.3
8 33.3 24.6 26.1 32.6 28.2 73 51 77 0 67.7
9 32 23.5 25 31.5 27 78 53 76 0.2 42.1
10 31.2 23 23.5 31 24.5 91 63 95 28.3 37.8
11 31.2 23 23.9 30.5 23.5 84 59 91 15 46.4
12 31.2 23.2 25.6 30.4 24.5 80 64 88 5 34.7
13 31.3 23.6 24.4 31 27 85 60 81 0 35.7
14 31.1 24 24 30.8 28.2 87 64 80 19.3 41.5
15 30.8 23.2 25.8 25.1 25 78 89 92 20.5 33.6
16 30.4 23.6 24.8 29.5 26 86 76 74 0 46.7
17 30.8 23.5 24.5 30 25.3 88 69 96 42 46.3
18 31.2 22.6 25 29.5 25.5 88 73 86 51.3 41.9
19 31.8 22 24.5 31.5 27 96 61 84 40.8 52.8
20 29.4 23.5 24 29 27.4 91 72 82 2 28.3
21 29.9 22.5 24 28.5 26.5 87 75 86 29 37.5
22 30.4 20.9 23.3 30 28.5 92 65 71 0 50.9
23 30.7 23 24 30.2 28 83 64 77 0 20.1
24 31.2 23.5 24.5 31 27 88 63 81 0.1 9.9
25 32 24.4 25.5 31.5 28.7 86 64 70 0 36
26 32.3 24.6 26.3 31.7 28.8 82 60 76 64 25.9
27 31.8 23.8 24.7 31.3 29 90 61 78 0 31.4
28 32.1 24.4 25.2 31.5 28.5 86 58 78 0 32.3
29 33.2 24.2 24.7 32.8 29.5 84 54 76 0 43.9
30 33.2 24.7 25.8 33.2 28.5 82 55 80 0 52.7
Jmlh 349.3
Rata2 31.3 23.6 24.8 30.3 27.3 84.8 64.8 79.5 11.6 39.9
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(31)
Bulan : Mei 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 32.9 24 25.5 32.5 28.5 81 56 75 0 48.1
2 31.8 24.5 26 30.5 29 83 68 75 0 44.7
3 30.1 24.9 26 28 28 82 75 82 0.1 47
4 31.3 25 25.7 30.5 28 83 66 82 36 31.8
5 30.5 24.5 24.3 29.5 24.3 89 72 96 36 23.8
6 30.7 23.5 24 30 27.6 95 71 81 4 20.6
7 31 24.2 25.1 31 26.5 91 60 83 0 31.7
8 31.7 23.5 24 31.5 26.5 87 61 88 68.5 36.9
9 31.5 23 24.5 30 29 90 67 78 2 46.1
10 31.4 24.4 25 31.1 28.4 78 63 70 15 56.3
11 30.1 22.6 24.1 30.5 25.5 85 63 87 28.2 31.2
12 30.4 23.3 24.5 30 24.8 90 69 94 53 28.5
13 31.9 23.2 24 31.4 28.5 91 64 79 0 49.1
14 32.2 23.8 25.5 31.9 28.4 84 59 82 0 56.4
15 30 24 24 29.5 23.4 91 72 96 157 64.7
16 31.6 21.6 23.2 31.5 23.4 85 58 96 11.3 38
17 31 23.2 24.4 30.5 27.9 86 66 77 0 38.8
18 30.5 24 24 30 27.8 87 64 79 0 43.1
19 31.8 23 24 31.5 29 85 57 75 0 51.7
20 31 23 24 30.5 28 80 61 74 0 48.3
21 32.4 22.9 24 32 29.4 83 55 63 0 53.3
22 32.4 24.2 25.2 32 29 82 58 71 0 50.1
23 32.6 22.7 25 32.3 28 84 59 78 0 79.9
24 32.3 24.2 25 32 28.5 80 61 75 0 48.2
25 31.4 24 25.5 26.5 25 81 84 84 6.5 37.4
26 30 24 25.1 29.8 27.2 87 69 79 0 35.6
27 31.2 23.2 24 31 28 81 57 71 0 38.1
28 31.4 23 24 30.5 29.2 83 61 70 0 49.3
29 31.6 23 24.5 31.5 27.5 80 61 82 0 51.6
30 31.2 23.8 25.5 31 28 84 57 78 0 48.7
31 31.6 25.3 25.5 31.1 28.5 88 62 75 0 61.4
Jmlh 417.6
Rata 2 31.3 23.7 24.7 30.7 27.4 85.0 63.7 79.8 26.1 44.9
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(32)
Bulan : Juni 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 30.5 23.5 25 30.2 28 84 64 78 0 41.3
2 31.7 23.5 25 31.4 28.9 88 61 75 9.1 53.2
3 31 25 25.6 30.3 26 90 70 88 0 47.4
4 31.4 24 24 31 25.3 91 63 97 72.6 30.2
5 31.3 23.5 23.5 31 26.3 96 63 90 136.3 38.2
6 30.6 23.5 24.5 29.5 25.2 93 79 90 21.7 32.8
7 30.9 21.7 25.2 30.5 27.2 88 68 79 0 36.9
8 31.4 24.2 25 31 27 88 63 78 34 32.8
9 31.2 22.9 23.7 30.5 28.5 89 70 75 0 38.9
10 31.6 23.2 24 31 28.5 87 60 76 0 61.9
11 33 23 23.5 32.7 29 87 54 69 0 68.2
12 31.2 23.2 24 31 26.7 91 63 84 6.6 4.7
13 30.7 24 24.9 30.5 26 87 70 77 58.7 35.1
14 30 23.7 24 29.8 25.5 96 74 92 13.4 23.4
15 27.2 23.7 24.4 25.3 24.7 92 90 94 16.5 22.2
16 30.4 22.5 23.5 29.5 27.6 91 65 80 0 31.4
17 30.4 22.8 23.5 30 26.5 88 65 84 11.9 14
18 30.5 22.9 24 29.9 28.1 91 67 79 0 10.1
19 29.5 23.9 25 29 28 88 68 78 2 19.5
20 30.6 23.3 24.5 30.3 27 86 67 83 1.2 16.3
21 31.2 24.2 24.8 30.2 24 89 69 93 38.4 16.2
22 30.7 23.5 24.5 30.8 27.1 86 64 76 2.9 17.1
23 31.7 23 24 30.5 29.1 85 59 74 67.4 27.2
24 31.2 22.7 24.5 29.8 24 86 66 91 43.7 25
25 30.5 21.6 23 29 28.6 89 78 77 1 39.7
26 ~ 23.8 23.5 ~ ~ 87 ~ ~ ~ ~
Jmlh 537.4
Rata2 30.8 23.3 24.3 30.2 26.9 90.0 67.2 82.3 21.5 30.9
Lampiran 8 Hasil analisis uji-t student laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB
(33)
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean
Litsea spp. 3 772 820 473
Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µLitsea spp. - µShorea spp. Estimate for difference: 615
95% CI for difference: (-1433, 2663)
T -Test of difference = 0 (vs not =): T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µShorea spp.
H1: µLitsea spp. ≠µShorea spp., dengan selang kepercayaan 95% (α = 5%) Nilai P = 0.325 > α, maka terima Ho
Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. d i PKT KRB pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) tidak berbeda nyata.
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean
Litsea spp. 3 772 820 473
Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µLitsea spp. - µShorea spp. Estimate for difference: 615
67% CI for difference: (8, 1223)
T -Test of difference = 0 (vs not =): T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2 Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µShorea spp.
H1: µLitsea spp. ≠µShorea spp., dengan selang kepercayaan 67% (α = 33%) Nilai P = 0.325 < α, maka tolak Ho
Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB pada tingkat kepercayaan 67% (α = 33%) berbeda nyata.
(34)
LAJU PRODUKTIVITAS SERASAH DAUN (
LEAF LITTER
)
KOMUNITAS MEDANG (
Litsea
spp.) DAN MERANTI (
Shorea
spp.)
DI KEBUN RAYA BOGOR
Oleh:
Eni Handayani
G04400022
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
(35)
A BSTR A K
EN I H A N D A Y A N I. Laju Produktivitas Serasah D aun (Leaf Litter) K om unitas
M edang (Litsea spp.) dan M eranti (Shorea spp.) di K ebun Raya Bogor.
D ibim bing oleh M U H A D IO N O dan Y O N SU G IA RTO .
Serasah m erupakan lapisan yang terdiri dari bagian tum buhan telah m ati
yang m enyebar di perm ukaan tanah di baw ah hutan sebelum bahan tersebut
m engalam i dekom posisi. Perkiraan jum lah dan kom posisi jatuhan serasah penting
diketahui untuk m em pelajari siklus nutrien dalam hutan dan m erupakan bagian
penting dalam ekologi hutan. Produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp.
dan Shorea spp. koleksi K ebun Raya Bogor diteliti m enggunakan alat
penam pung serasah yang ditem patkan secara acak pada m asing-m asing kom unitas
sebanyak 20 trap selam a 25 m inggu yaitu pada bulan Januari-Juni 2005. Serasah
dikum pulkan setiap m inggu dan dihitung berat kering daun (g/m
2) pada suhu
105
oF selam a 24 jam . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m engetahui besar
laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. serta
hubungannya dengan kondisi iklim lingkungan.
Laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. yang dihasilkan selam a
25 m inggu sebesar 2316.1 g/m
2sedangkan kom unitas Shorea spp. m enghasilkan
serasah daun sebesar 470.4 g/m
2. H al ini terkait dengan karakteristik m
asing-m asing tegakan dalaasing-m koasing-m unitas,
um ur pohon, tinggi pohon, diam eter pohon, dan
kondisi iklim lingkungan. Berdasarkan analisis koefisien korelasi didapatkan
bahw a laju produktivitas serasah daun kom unitas Litsea spp. dan Shorea spp. di
K ebun Raya Bogor berkorelasi positif dengan tem peratur udara, curah hujan, dan
kecepatan angin.
A BSTR A C T
EN I H A N D A Y A N I. Leaf Litter Productivity of M edang (Litsea spp.) and
M eranti (Shorea spp.) in Bogor Botanical G arden. U nder supervision of
M U H A D IO N O and Y O N SU G IA RTO .
The dead organic m atter overlaying the forest floor, com m only know n as litter,
is m ostly com posed of dead plants and shed organs. Estim ation of am ount and
com position of the litter-fall is im portant to the study of nutrient cycling and
continues to be an im portant part of forest ecology. Leaf litter productivity of
Litsea spp. dan Shorea spp. w ere studied using forty litter traps, w hich installed at
tw o types of com m unity. Tw enty litter traps each for 25 w eeks, from
January-June 2005. Litter w ere collected at a w eek intervals, dried to constant w eight at
105
oF in a night and w e can determ ine the dry w eight of the leaf litter in g/m
2.
The aim of this study w ere to determ ine leaf litter productivity of Litsea spp. and
Shorea spp. com m unity and to determ ine the relationship of seasonal pattern of
litter fall.
Total leaf litter fall for Litsea spp. w as 2316.1 g/m
2and Shorea spp. w as 470.4
g/m
2for 25 w eeks. It w as depend on characterize of each com m unity, stand age,
stand heigh, diam eter, and seasonal clim atic pattern. Based on coefficient
correlation analysis, leaf litter productivity of Litsea spp. and Shorea spp. in
Bogor Botanical G arden positively correlated w ith tem perature, rainfall, and w ind
rate.
(1)
Bulan : Februari 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 31.8 23.1 25.8 31.5 28.5 80 58 71 1.8 64
2 31.2 23.8 25 31 26 82 63 88 17.2 42.5
3 31.3 22.3 24.5 31 25.3 88 63 89 82.3 38.2
4 31.6 22.2 24.5 31 26.5 82 57 83 22 65.4
5 31.4 22 22.8 31.5 28.5 90 55 79 14.4 37.7
6 28.7 23.6 24 28 26.3 96 75 82 4.4 47.8
7 30.1 22.5 23.1 30 24 90 65 92 32.5 32.1
8 26.7 23 24 26.5 25.2 96 77 90 3.5 21.4
9 29 23.5 24.5 29 24.5 92 71 92 0 32.5
10 28.8 23.3 24.1 28.5 23.4 93 79 96 39.1 32.3
11 25.3 22.5 23 23.6 24 98 94 93 24.2 19.8
12 25.4 22.5 23.5 23.5 23.5 96 96 96 28.7 13.6
13 26.7 23.2 23.5 24.5 23.5 96 90 96 27 24.2
14 29.4 22.3 23.5 29 25.5 96 75 90 0.1 36.6
15 31.2 22.2 23 30.8 27.2 90 64 81 3.5 46.7
16 30 23 24.5 30 26.5 91 69 88 49.4 32.8
17 30.7 23 23.5 30 27 92 70 85 0.5 29.9
18 30.4 24 25.4 27.2 23.9 91 79 94 12.7 38.3
19 30.9 22 23.6 30.5 26.6 90 63 87 32.4 43
20 29.9 23.6 23.5 29 23.5 96 71 96 78.5 44.7
21 26.6 23.1 23.8 25 25.6 95 92 91 4.1 16.2
22 27.8 23.6 24 26.8 27 95 82 81 2.7 26.2
23 30.2 23.7 24.9 29 28.5 89 69 73 0 61.1
24 31.2 23.7 25 30.5 26 80 66 88 3.2 35
25 30.3 24.5 25 30.1 25.5 90 76 91 5.1 39.5
26 30.7 24.1 25.1 30.2 27.8 87 71 76 5.3 40.9
27 31.3 23.8 24 31 26 94 60 92 42.7 49.5
28 29.6 23.2 24 26.6 26.9 88 83 84 9.9 28.4
Jmlh 547.2
(2)
Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang Bulan : Maret 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 31.9 22.5 23.3 31.7 28.5 92 57 71 19.4 46.3
2 31.4 23 24.6 30.5 26 87 67 88 13.1 46.2
3 31.8 24.5 25 31.5 27 85 64 84 0.5 43.7
4 31 24.1 24.6 29.7 27.5 91 71 84 3.4 32.7
5 29.5 24 24.5 29.5 24.4 92 72 92 39.2 37.4
6 25.6 22.5 22 23.5 24.2 95 96 92 95.9 30.2
7 29.9 21.3 23.1 29 28.5 95 68 75 13.7 39.2
8 28.7 23.2 24.5 28.5 27.5 88 75 82 0.5 35.5
9 27.8 23.8 24.5 27.2 26.5 91 79 81 0 40.4
10 30.5 21.9 23.3 30 24.5 86 59 88 6.5 45.8
11 31.3 22.5 24 31 27 87 63 84 5 55.5
12 32.4 23.4 25 32 28.5 81 61 78 0 45.4
13 32.2 23.5 24 31.6 28.5 83 63 75 0.5 54.4
14 31.8 24.2 25.7 31.5 28 83 61 78 48.6 53.4
15 30.2 22.1 24 29.5 28 89 67 75 0 51
16 31.8 24.3 25.4 31.5 29.8 84 64 70 63.7 48.4
17 31.4 24 25.2 31 24 87 63 87 3 40.5
18 28.6 23.8 24.8 26.5 26 92 63 86 0 38.4
19 31 23.6 24.5 31 24.2 87 63 94 39 23.9
20 29.7 123.7 24.4 29 26.5 89 75 84 0 43.3
21 31.8 23.7 24.5 31.5 28 81 65 78 5.2 30.6
22 30.8 24.4 25 28.6 27 88 75 82 0 31.1
23 27.9 24.5 25.5 27.2 24.3 86 87 96 54 15.8
24 30.4 22.9 24.6 29.5 24.4 84 69 92 23.9 9.6
25 31.2 23 23.9 31 25.5 88 63 94 57.3 11.1
26 28.7 23.6 25 27.8 27 95 76 84 1 12.4
27 30 23.5 24 29.5 26.3 96 65 85 46.7 13.4
28 31.4 23.5 24.3 31 24.8 89 64 97 34.5 26.3
29 30.8 23.4 24.2 29.8 27 89 70 88 14.8 14.5
30 29.9 23.5 24.4 29 28.5 89 75 75 0 11.5
31 30.6 24.2 25.5 29.5 25.7 88 66 79 4.5 30.4
Jmlh 593.9
Rata 2 30.4 26.6 24.4 29.7 26.6 88.3 68.6 83.8 19.2 34.1
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(3)
Bulan : April 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 31 23.6 24.6 29.5 28.3 88 69 72 0 33.4
2 31.2 24.6 25.5 30.4 29.4 84 63 65 0 22.2
3 31.1 23.5 24.5 31 27.3 88 60 75 7.1 14.5
4 29.7 23.8 24.3 29.3 26.6 93 72 78 5.9 18.7
5 30 23.9 25.4 28.9 28.8 84 66 63 0 53.9
6 31.9 24 25 31 29 78 61 76 2.8 57.6
7 32 24.2 27 26 26.3 64 81 82 16 100.3
8 33.3 24.6 26.1 32.6 28.2 73 51 77 0 67.7
9 32 23.5 25 31.5 27 78 53 76 0.2 42.1
10 31.2 23 23.5 31 24.5 91 63 95 28.3 37.8
11 31.2 23 23.9 30.5 23.5 84 59 91 15 46.4
12 31.2 23.2 25.6 30.4 24.5 80 64 88 5 34.7
13 31.3 23.6 24.4 31 27 85 60 81 0 35.7
14 31.1 24 24 30.8 28.2 87 64 80 19.3 41.5
15 30.8 23.2 25.8 25.1 25 78 89 92 20.5 33.6
16 30.4 23.6 24.8 29.5 26 86 76 74 0 46.7
17 30.8 23.5 24.5 30 25.3 88 69 96 42 46.3
18 31.2 22.6 25 29.5 25.5 88 73 86 51.3 41.9
19 31.8 22 24.5 31.5 27 96 61 84 40.8 52.8
20 29.4 23.5 24 29 27.4 91 72 82 2 28.3
21 29.9 22.5 24 28.5 26.5 87 75 86 29 37.5
22 30.4 20.9 23.3 30 28.5 92 65 71 0 50.9
23 30.7 23 24 30.2 28 83 64 77 0 20.1
24 31.2 23.5 24.5 31 27 88 63 81 0.1 9.9
25 32 24.4 25.5 31.5 28.7 86 64 70 0 36
26 32.3 24.6 26.3 31.7 28.8 82 60 76 64 25.9
27 31.8 23.8 24.7 31.3 29 90 61 78 0 31.4
28 32.1 24.4 25.2 31.5 28.5 86 58 78 0 32.3
29 33.2 24.2 24.7 32.8 29.5 84 54 76 0 43.9
30 33.2 24.7 25.8 33.2 28.5 82 55 80 0 52.7
Jmlh 349.3
(4)
Bulan : Mei 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 32.9 24 25.5 32.5 28.5 81 56 75 0 48.1
2 31.8 24.5 26 30.5 29 83 68 75 0 44.7
3 30.1 24.9 26 28 28 82 75 82 0.1 47
4 31.3 25 25.7 30.5 28 83 66 82 36 31.8
5 30.5 24.5 24.3 29.5 24.3 89 72 96 36 23.8
6 30.7 23.5 24 30 27.6 95 71 81 4 20.6
7 31 24.2 25.1 31 26.5 91 60 83 0 31.7
8 31.7 23.5 24 31.5 26.5 87 61 88 68.5 36.9
9 31.5 23 24.5 30 29 90 67 78 2 46.1
10 31.4 24.4 25 31.1 28.4 78 63 70 15 56.3
11 30.1 22.6 24.1 30.5 25.5 85 63 87 28.2 31.2
12 30.4 23.3 24.5 30 24.8 90 69 94 53 28.5
13 31.9 23.2 24 31.4 28.5 91 64 79 0 49.1
14 32.2 23.8 25.5 31.9 28.4 84 59 82 0 56.4
15 30 24 24 29.5 23.4 91 72 96 157 64.7
16 31.6 21.6 23.2 31.5 23.4 85 58 96 11.3 38
17 31 23.2 24.4 30.5 27.9 86 66 77 0 38.8
18 30.5 24 24 30 27.8 87 64 79 0 43.1
19 31.8 23 24 31.5 29 85 57 75 0 51.7
20 31 23 24 30.5 28 80 61 74 0 48.3
21 32.4 22.9 24 32 29.4 83 55 63 0 53.3
22 32.4 24.2 25.2 32 29 82 58 71 0 50.1
23 32.6 22.7 25 32.3 28 84 59 78 0 79.9
24 32.3 24.2 25 32 28.5 80 61 75 0 48.2
25 31.4 24 25.5 26.5 25 81 84 84 6.5 37.4
26 30 24 25.1 29.8 27.2 87 69 79 0 35.6
27 31.2 23.2 24 31 28 81 57 71 0 38.1
28 31.4 23 24 30.5 29.2 83 61 70 0 49.3
29 31.6 23 24.5 31.5 27.5 80 61 82 0 51.6
30 31.2 23.8 25.5 31 28 84 57 78 0 48.7
31 31.6 25.3 25.5 31.1 28.5 88 62 75 0 61.4
Jmlh 417.6
Rata 2 31.3 23.7 24.7 30.7 27.4 85.0 63.7 79.8 26.1 44.9
DATA IKLIM Stasiun Klimatologi IPB Baranangsiang
(5)
Bulan : Juni 2005
Suhu Udara (oC)
Kelembaban Udara (%)
Curah Hujan
Kec. Angin T gl
Max Min 07.30 13.30 17.30 07.30 13.30 17.30 (mm) (Km)
1 30.5 23.5 25 30.2 28 84 64 78 0 41.3
2 31.7 23.5 25 31.4 28.9 88 61 75 9.1 53.2
3 31 25 25.6 30.3 26 90 70 88 0 47.4
4 31.4 24 24 31 25.3 91 63 97 72.6 30.2
5 31.3 23.5 23.5 31 26.3 96 63 90 136.3 38.2
6 30.6 23.5 24.5 29.5 25.2 93 79 90 21.7 32.8
7 30.9 21.7 25.2 30.5 27.2 88 68 79 0 36.9
8 31.4 24.2 25 31 27 88 63 78 34 32.8
9 31.2 22.9 23.7 30.5 28.5 89 70 75 0 38.9
10 31.6 23.2 24 31 28.5 87 60 76 0 61.9
11 33 23 23.5 32.7 29 87 54 69 0 68.2
12 31.2 23.2 24 31 26.7 91 63 84 6.6 4.7
13 30.7 24 24.9 30.5 26 87 70 77 58.7 35.1
14 30 23.7 24 29.8 25.5 96 74 92 13.4 23.4
15 27.2 23.7 24.4 25.3 24.7 92 90 94 16.5 22.2
16 30.4 22.5 23.5 29.5 27.6 91 65 80 0 31.4
17 30.4 22.8 23.5 30 26.5 88 65 84 11.9 14
18 30.5 22.9 24 29.9 28.1 91 67 79 0 10.1
19 29.5 23.9 25 29 28 88 68 78 2 19.5
20 30.6 23.3 24.5 30.3 27 86 67 83 1.2 16.3
21 31.2 24.2 24.8 30.2 24 89 69 93 38.4 16.2
22 30.7 23.5 24.5 30.8 27.1 86 64 76 2.9 17.1
23 31.7 23 24 30.5 29.1 85 59 74 67.4 27.2
24 31.2 22.7 24.5 29.8 24 86 66 91 43.7 25
25 30.5 21.6 23 29 28.6 89 78 77 1 39.7
26 ~ 23.8 23.5 ~ ~ 87 ~ ~ ~ ~
Jmlh 537.4
(6)
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean Litsea spp. 3 772 820 473 Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µLitsea spp. - µ Shorea spp. Estimate for difference: 615
95% CI for difference: (-1433, 2663)
T -Test of difference = 0 (vs not =): T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2
Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µ Shorea spp.
H1: µ Litsea spp. ≠µ Shorea spp., dengan selang kepercayaan 95% (α = 5%) Nilai P = 0.325 > α, maka terima Ho
Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. d i PKT KRB pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) tidak berbeda nyata.
Two -Sample T -Test and CI: Litsea spp., Shorea spp. Two-sample T for Litsea spp. vs Shorea spp.
N Mean StDev SE Mean Litsea spp. 3 772 820 473 Shorea spp. 3 156.8 88.2 51 Difference = µLitsea spp. - µ Shorea spp. Estimate for difference: 615
67% CI for difference: (8, 1223)
T -Test of difference = 0 (vs not =): T -Value = 1.29 P-Value = 0.325 DF = 2 Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis: Ho: Litsea spp. = µ Shorea spp.
H1: µ Litsea spp. ≠µ Shorea spp., dengan selang kepercayaan 67% (α = 33%) Nilai P = 0.325 < α, maka tolak Ho
Dapat dikatakan bahwa laju produktivitas serasah daun komunitas Litsea spp. dan Shorea spp. di PKT KRB pada tingkat kepercayaan 67% (α = 33%) berbeda nyata.