Seleksi Metode EOR Metode Max

dengan viskositas minyak relatif rendah. Chemical flooding terdiri atas pendesakan dengan polymer, surfactant-polymer, dan pendesakan dengan alkaline. Parameter yang paling berpengaruh dalam proses ini adalah parameter yang mempengaruhi stabilitas kimiawi, seperti temperatur, komposisi batuan reservoar, salinitas air reservoar. Pemanfaatan mikroba untuk pendesakan minyak tingkat lanjut relatif baru. Proses ini dilakukan dengan menginjeksikan nutrisi atau media yang dapat memacu pertumbuhan bakteri yang ada untuk menghasilkan bioproduk yang dapat bermanfaat untuk proses pendesakan minyak. Jenis mikroba yang digunakan adalah mikroba indigenus eksogenus. Metode microbial tidak memiliki subkategori. Keempat kategori utama dan metode-metode EOR yang berasosiasi pada masing-masing kategori ditampilkan dalam Gambar 2.1. EOR Chemical Flooding Thermal Gas Injection Microbial In-situ Combustion Steam Flooding Polymer Surfactant Polymer Alkaline Hydro carbon Nitrogen Flue gas Carbon Dioxide Gambar 2.1 Diagram kategorisasi EOR

2.2. Seleksi Metode EOR

Seleksi metode EOR berdasarkan pada data geologi atau reservoar, sifat minyak dan sifat batuan. Sejumlah tabel dan grafik telah disusun berdasarkan data-data tersebut untuk mempermudah dan mempercepat proses seleksi ini. Tabel 2.1 menampilkan secara umum data yang diperlukan. Tabel ini disusun berdasarkan studi literatur. Tabel 2.1 Data seleksi metode EOR Sifat Reservoar Sifat Minyak Jenis Formasi Gravity Ketebalan Viskositas Permeabilitas Komposisi Kedalaman Salinitas Temperatur Saturasi Porositas Taber, dkk. telah menyusun kriteria seleksi metode EOR berdasarakan data sifat minyak dan karaktersitik reservoar. Kriteria tersebut disusun dalam suatu matriks seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2. Pengembangan fuzzy inferensi sistem untuk seleksi metode EOR yang akan dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kriteria Taber, dkk. Gambar 2.2 Metode EOR berdasarkan selang gravity minyak Ukuran grafik menunjukkan kontribusi masing-masing metode terhadap total tambahan produksi minyak dari metode EOR [9]. Gambar 2.2 menunjukkan suatu 10 20 30 40 50 60 Gravity minyak, o API 5 15 25 35 45 55 In-situ combustion CO 2 - Miscible Hydrocarbon N 2 Flue gas Alkaline; Surfactant dan polymer Immiscible gas Polymer flooding Gel treatments Steam Mining metode seleksi EOR yang didasarkan hanya pada data densitas minyak yang dinyatakan dalam unit o API, yaitu perbandingan densitas minyak relatif terhadap densitas air reservoar. Grafik ini hasil kompilasi data proyek-proyek EOR dari berbagai lokasi di seluruh dunia. Ukuran masing-masing metode menunjukkan kontribusi metode tersebut terhadap tambahan perolehan produksi minyak.

2.3. Teori Fuzzy

Teori fuzzy menyediakan konsep matematis untuk mendasari penalaran terhadap data dan informasi yang tidak pasti atau fuzzy. Komputasi numerik dilakukan dengan menggunakan variabel linguistik misalnya “Gravity35”, “Viscosity10”, dan lain-lain yang dinyatakan dalam bilangan fuzzy. Bentuk suatu bilangan fuzzy, A, senantiasa diekspresikan dengan himpunan fuzzy, { } , X x x x A A ∈ = µ dimana x A µ adalah fungsi keanggotaan merepresentasikan derajat keanggotaan x dalam A dan x adalah bagian dari semesta pembicaraan X. Nilai x A µ dalam himpunan fuzzy berada pada selang [ ] 1 , . Ini berbeda dengan himpunan klasik crispt set dimana nilai keanggotaan adalah 1 atau 0. Tabel 2.2 Kriteria seleksi metode EOR berdasarkan Taber, dkk. Sifat minyak Sifat reservoar Tebal Permeabilitas Tempe- Gravity Viskositas Salinitas Saturasi Jenis Net Rata-rata Kedalaman ratur Poroasitas o API cP Komposisi ppm Minyak Formasi ft mD ft o F Metode EOR x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x 10 x 11 Injeksi gas 35 10 NC 30 Tipis NC 2000 NC NC Hydrocarbon M 1 C 2 -C 7 tinggi Batupasir, Karbonat tebal ke 5000 24 Tipis N 2 Flue gas M2 35 N 2 10 C 1 -C 7 tinggi NC 30 Batupasir, Karbonat tebal NC 4500 NC NC Tipis Carbon dioxide M 3 26 15 C 5 -C 12 tinggi NC 30 Batupasir, Karbonat tebal NC 2000 NC NC Chemical flooding Light Surfactant Polymer M 4 Interme- 25 30 diate 140.000 30 Batupasir 10 20 8000 175 ≥20 10 Batupasir a , Mobile karbonate b Polymer M 5 25 100 NC 100.100 oil NC 10 9000 200 ≥20 Organik res. sat. Batupasir a Alkaline M 6 13-35 35 asam 100.000 air NC 20 9000 200 ≥20 Thermal In-situ 10-25 1000 Asphaltic NC 40-50 PasirBatu 10 100 500 150 a ≥20 Combustion M 7 komponen pasir c PasirBatu Steamflood M 8 25 20 NC NC 40-50 pasir c 20 200 300-5000 NC ≥20 Microbial Microbial Batupasir, drive M 9 No toxic metal Karbonat 25 No biocide 100.000 NC 150 8000 140 - 9

2.3.1 Metode Mamdani

Metode Mamdani sering dikenal sebagai metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output menurut Kusumadewi 2004, diperlukan 4 tahapan, yaitu: 1. Pembentukan Himpunan Fuzzy 2. Aplikasi Fungsi Implikasi 3. Komposisi Aturan Metode Max, Metode Additive, Metode Probabilistik OR

4. Penegasan

1. Pembentukan Himpunan Fuzzy

Pada Metode Mamdani, baik variabel input maupun variable output dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Himpunan fuzzy digunakan untuk mengekspresikan ketidaktentuan yang disebabkan oleh suatu ekspresi kekaburan. Sebagai contoh, Gambar 2.2 merepresentasikan bilangan fuzzy “sekitar 10”. Gambar tersebut menunjukkan selang bilangan fuzzy antara 8 dan 12, dimana 10 adalah pusat kurva. Dari gambar dapat diketahui kemungkinan bilangan fuzzy 9 atau 11 relatif terhadap 10 adalah 0.5. Jadi suatu himpunan fuzzy dicirikan dengan suatu fungsi keanggotan. Berikut adalah contoh kurva yang didefinisikan dalam fungsi keanggotaan. 0. 0. 2 0. 4 0. 6 0. 8 1. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 N i l ai De ra ja t k e an gg o ta an Gambar 2.2 Fungsi keanggotaan untuk bilangan fuzzy “Sekitar 10”

2. Aplikasi Fungsi Implikasi

Pada Metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min. Berdasarkan himpunan fuzzy yang telah terbentuk mencari kurva minimum. 10

3. Komposisi Aturan

Apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem dalam fuzzy, yaitu max, additive dan probabilistik OR.

a. Metode Max

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR. Jika semua proposisi yang telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan kontribusi dari tiap-tiap proposisi. b. Metode Additive Pada metode ini, solusi himpunan diperoleh dengan cara melakukan bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan: µsf[xi] = min 1, µsf[xi] + µkf[xi]

c. Metode Probabilistik OR