Ada hari ada nasi, tidak bergerak bekerja tidak makan. Orang hidup senantiasa bekerja keras setiap hari agar memperoleh nafkah
yang halal bagi kehidupan keluarganya. g. Mulat sarira, hangrasa wani
Mawas diri dan berani menyatakan apa yang dirasakan dengan jujur dan terbuka. Sikap ini sangat diharapkan bagi seorang
pemimpin di Jawa, sehingga mampu memperbaiki dirinya sendiri tanpa harus dikritik oleh bawahannya.
h. Curiga manjing warangka, warangka manjing curiga Keris menyatu dengan sarungnya, sarung menyatu dengan
kerisnya. Melambangkan persatuan antara pemimpin dengan bawahanrakyatnya. Pemimpin memahami aspirasai rakyat, rakyat
mengabdi dengan ikhlas Samani dan Hariyanto, 2011:70-71.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Pusat Pengembangan
Kurikulum dan
Perbukuan PUSKURBUK telah mengembangkan konsep pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Dalam dokumen tersebut, telah dirumuskan tujuan pendidikan karakter bangsa yang sebagaimana berikut:
a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai penerus bangsa
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e. Mengembangkan lingkungan
kehidupan sekolah
sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan dignity. sumber: Puskur, Balitbang, 2010.
4. Nilai-Nilai Karakter
Pada masa orde baru, Direktorat jenderal Kebudayaan menerbitkan buku saku Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur
1997. Dalam buku itu dijelaskan bahwa budi pekerti dapat dikatakan identik dengan morality moralitas. Selain itu juga ditegaskan bahwa
sesungguhnya pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang
dicerminkan oleh perilaku. Sikap dan perilaku budi pekerti
mengandung lima jangkauan sebagai berikut: a. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan.
b. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri. c. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga.
d. sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat, bangsa dan negara.
e. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar Samani dan Hariyanto, 2011:46.
Draft Grand Desain Pendidikan Karakter dalam Samani dan
Hariyanto 2011 menjelaskan nilai-nilai yang akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonformal sebagai
berikut: a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang
dikatakan dan dilakukan berintegrasi, berani karena benar, dapat dipercaya amanah, trustworthiness, dan tidak curang no
cheating. b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan
etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik giving the best, mampu mengontrol diri dan mengatasi
stress, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
c. Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan
empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan, mencintai Tuhan dan Lingkungan.
d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup
yang seimbang.
e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau
mendengar orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat,
menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.
f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat,
menampilkan sesuatu secara luar biasa unik, memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca situasi dan memanfaatkan
peluang baru. g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa
tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk berbagi
dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistis
Samani dan Hariyanto, 2011:51. Ada beberapa nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil
kajian empirik Pusat Kurikulum Puskur. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut
adalah: 1 religius, 2 jujur, 3 toleransi, 4 disiplin, 5 kerja keras, 6 kreatif, 7 mandiri, 8 demokratis, 9 rasa ingin tahu, 10
semangat kebangsaan, 11 cinta tanah air, 12 menghargai prestasi,
13 bersahabatkomunikatif, 14 cinta damai, 15 gemar membaca, 16 peduli lingkungan, 17 peduli sosial, dan 18 tanggung jawab
Samani dan Hariyanto, 2011:52.
5. Implementasi Nilai Karakter