BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasidata secara jarak jauh. Antar kota
antar wilayah antar negara bahkan antar benua, bukan merupakan suatu kendala lagi dalam melakukan komunikasi dan pertukaran data. Seiring dengan itu
tuntutan akan sekuritas keamanan terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Begitu banyak pengguna seperti
departemen pertahanan, suatu perusahaan atau bahkan individu-individu tidak ingin informasi yang disampaikannya diketahui oleh orang lain atau
kompetitornya atau negara lain. Oleh karena itu dikembangkanlah cabang ilmu yang mempelajari tentang cara pengamanan data atau dikenal dengan istilah
Kriptografi. Menurut Mollin, 2007 kriptografi adalah sebuah metode mengirimkan pesan
secara rahasia dan disamarkan, sehingga hanya penerima pesan yang dituju yang dapat merubah, menghapus dan membaca pesan tersebut. Dalam bahasa Yunani Kriptografi
berarti kryptos yang artinya yang tersembunyi dan graphein yang artinya menulis. Pesan asli disebut plaintext, dan pesan yang disamarkan disebut ciphertext. pesan
yang terakhir, dikemas dan dikirim, disebut kriptogram. Proses membalikkan dan mengubah plaintext ke ciphertext disebut enkripsi, encryption, atau enciphering.
proses untuk mengubah ciphertext menjadi plaintext, yang disampaikan oleh penerima disebut dekripsi atau menguraikan. Orang yang mendesain dan
merancang sistem kriptografi disebut kriptografer. Sedangkan orang yang menggunakan teknik matematika dan statistika tanpa ia harus mengetahui kunci
secara legal dalam rangka memecahkan ciphertext menjadi plaintext disebut kriptoanalis.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk membahas tentang kriptografi kunci
publik RSA serta bagaimana merancang aplikasinya. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Arifin, 2009 disimpulkan bahwa, RSA merupakan salah satu solusi yang baik
untuk mengatasi masalah keamanan dan kerahasiaan data yang pada umumnya diterapkan dalam pengiriman dan penyimpanan data melalui media elektronik.
Dan dianggap sebagai algoritma kriptografi yang paling aman saat ini. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya algoritma yang mangkus efisien untuk
memecahkan sistem keamanan yang diberikan oleh sistem RSA. Dalam kriptografi kunci publik terdapat dua konsep utama yakni enkripsi
dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasidata yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya
dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi informasi awal,
prosesnya dapat dilihat pada gambar 1.1. Munir, 2006
Gambar 1.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi Kunci Publik
Pembangkitan bilangan prima adalah sebuah permasalahan yang esensial di dalam ilmu komputer dan teori bilangan, terutama dalam bidang kriptografi.
Hal ini dikarenakan protokol-protokol enkripsi kunci publik didasarkan pada penggunaan dari bilangan prima dengan ukuran besar. Sedangkan keamanan
sistem kriptografi kunci publik sering didasarkan pada kesulitan untuk mendapatkan faktor-faktor prima dari suatu bilangan prima yang sangat besar.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana yang telah disimpulkan oleh Siang, 2002 bahwa semakin pesat perkembangan komputer, semakin terasalah pentingnya peranan bilangan
prima. Bilangan prima yang dulunya dianggap sebagai sesuatu yang tidak memiliki manfaat, kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam keamanan
data. Kriptografi dewasa ini lebih dari sekedar enkripsi dan dekripsi. Tanda tangan digital digital signature mulai banyak dipakai untuk mencegah pemalsuan
dokumen elektronik. Semuanya itu membutuhkan bilangan prima. Dalam hal ini penulis menggunakan algoritma The Sieve of Eratosthenes.
Pada hasil penelitian Oni, 2011 disimpulkan bahwa algoritma Linear Congruential Generators LCG
, algoritma Well Equidistributed Long-period Linear WELL
dan SIMD-oriented Fast Mersenne Twister SFMT dapat digunakan untuk menghasilkan bilangan acak semu pseudorandom. Dari segi
kecepatan LCG membutuhkan waktu yang paling pendek dalam menghasilkan bilangan acak. Sedangkan dari sisi periode WELL mempunyai periode yang paling
panjang hal ini membuat WELL mempunyai tingkat keamanan paling tinggi
.
Meningkatnya tingkat keamanan akan berbanding terbalik dengan kecepatan. Sehingga bila diingiinkan keamanan yang lebih tinggi maka kecepatan akan
berkurang dan bila menginginkan kecepatan yang tinggi maka keamanan akan berkurang. Karena mempunyai tingkat keamanan yang cukup tinggi dan
kecepatan yang cukup cepat, memungkinkan Algoritma Well Equidistributed Long-period Linear WELL
dan SIMD-oriented Fast Mersenne Twister SFMT untuk digunakan dalam berbagai algoritma untuk fungsi-fungsi kriptografi. Selain
itu algoritma Algoritma Well Equidistributed Long-period Linear WELL dan SIMD-oriented Fast Mersenne Twister SFMT
tergolong cryptographically secure pseudorandom generator
CSPRNG. Untuk pembangkit bilangan acak penulis menggunakan algoritma Linear
Congruential Generator LCG . LCG adalah salah satu pembangkit bilangan acak
tertua dan sangat terkenal. LCG adalah algoritma yang sering diimplementasikan pada beberapa bahasa pemrograman untuk membangkitkan bilangan acak. Namun
jika dilihat dari angka yang dihasilkan, algoritma Linear Congruential Generator LCG memiliki kelemahan. Sebab angka bilangan acak yang dihasilkan dapat
Universitas Sumatera Utara
diprediksi urutan kemunculannya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisa bagaimana cara mendapatkan bilangan yang cukup acak dengan LCG
yang nantinya bilangan tersebut digunakan sebagai kunci dalam aplikasi RSA.
1.2. Perumusan Masalah