3. Studi Kelayakan
Adapun pemberian kredit dengan studi kelayakan meliputi [12]: 1. Aspek Hukum merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian
dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris, izin usaha SIUP, dan sertifikat tanah.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran merupakan penilaian terhadap prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang.
3. Aspek Keuangan merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya, sehingga diketahui berapa besar
biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. 4. Aspek OperasiTeknis merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan,
lokasi usaha, dan kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
5. Aspek Manajemen merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas.
6. Aspek EkonomiSosial merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap
masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost-nya. 7. Aspek AMDAL merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan
timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
2.2.1.12 Kredit Macet
Kredit Macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank atau lembaga
pembiayaan yang telah dijanjikan [13].
1. Gejala-Gejala Kredit Macet
Gejala-gejala kredit macet antara lain disebabkan oleh [13]: a. Menurunnya Pendapatan Bersih dapat disebabkan oleh menurunnya
penerimaan atau naiknya biaya.
b. Menurunnya Penjualan Secara Tajam merupakan penurunan penjualan secara tajam sehingga menjadi tanda perusahaan akan menemui titik kritis.
c. Menurunnya Perputaran Persediaan memberikan kelancaran bagi perusahaan, tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti banyak barang
yang tidak laku sehingga perusahaan diambang kesulitan. d. Meningkatnya Penjualan Secara Tajam yaitu naiknya penjualan secara tajam
disebabkan perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat guna melakukan penjualan sehingga harga jual dibawah harga pokok.
e. Menurunnya Perputaran Piutang yaitu perputaran piutang yang cepat juga akan memberikan bagi perusahaan untuk segera melikuiditas. Tetapi jika
piutang sulit ditagih akan menimbulkan bagi perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya.
f. Menurunnya Modal Lancar yaitu menurunnya modal lancar yang disebabkan karena melakukan pembelian, membekaknya hutang kepada pihak ketiga dan
mungkin karena pemborosan. g. Nasabah Mulai Ingkar Janji.
h. Nasabah Membuat Laporan Fiktif. i. Nasabah Tidak Terbuka yaitu merahasiakan suatu hal yang erat kaitannya
dengan penggunaan kredit.
2. Penyebab Kredit Macet
Penyebab macetnya kredit dapat berupa hal-hal yang bersifat teknis perusahaan
maupun kejadian
diluar kemampuan
perusahaan faktor
eksternalforse majeure sebagai berikut [13]: 1. Faktor Internal
a. Aspek Pemasaran merupakan penyebab kesulitan yang sering sulit diatasi. Ada satu ungkapan yang mengatakan “menjual lebih sulit dari pada membuat”. Jadi
kurang lakunya produk yang dihasilkan dapat disebabkan karena kondisi perusahaan.
b. Aspek Pengaturan Keuangan merupakan kebijaksanaan yang kurang serasi dalam mengatur alat likuiditas perusahaan dan permodalan, khususnya modal
pihak ketiga dapat menimbulkan kesulitan yang dapat mengganggu likuiditas ataupun rentabilitas.
c. Aspek Dana yaitu kesulitan keuangan mungkin disebabkan kekurangan dana untuk skala perusahaan tersebut baik dana untuk keperluan modal kerja
maupun tambahan investasi. d. Aspek Teknis yang menyebabkan kesulitan di dalam kaitan dengan teknis ini
dapat merupakan kondisi intern, misalnya : desain model, dan sebagainya yang tidak menarik lagi dan ketuaan mesin. Di samping itu ada pula sebab-sebab
ekstern, misalnya perkembangan teknologi, seperti penciptaan mesin-mesin baru sehingga operasi perusahaan tidak efisien lagi dan produknya sudah
ketinggalan dan kesulitan bahan baku. e. Aspek Manajemen yaitu kesulitan yang diakibatkan oleh organisasi dan
manajemen, antara lain konflik diantara pimpinan, tenaga yang kurang terampil dan kurang berpengalaman, itikad yang tidak baik, seperti manipulasi dan
korupsi serta tidak efisien pemborosan bahan dan kelebihan tenaga kerja. 2. Faktor Eksternal
a. Kebijakan Pemerintah devaluasi atau menurunnya nilai rupiah, revaluasi atau menaiknya nilai rupiah, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku, peraturan
pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat. b. Perkembangan Teknologi.
c. Persaingan. d. Bencana Alam.
2.2.2 Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi UMKMK
2.2.2.1 Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria serta memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- [18].
2.2.2.2 Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- sd Rp. 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- sd Rp. 2.500.000.000,- [18].
2.2.2.3 Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar. Memiliki jumlah kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-sd Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp. 2.500.000.000,- sd Rp. 50.000.000.000,- [18].
2.2.2.4 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan perorangan atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat dengan asas kekeluargaan [18].
2.2.3 Forecast Peramalan
Peramalan forecast adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa
lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Dikatakan juga sebagai prediksi intuisi yang bersifat subjektif atau
menggunakan kombinasi
model matematis
yang disesuaikan
dengan pertimbangan yang baik.