METODOLOGI PENELITIAN A. LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI MENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

1. Studi pendahuluan Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan

adalah tahap awal atau persiapan terhadap suatu penelitian dan pengembangan. Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang susunan dan kondisi LKS yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan referensi untuk produk yang dikembangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi literatur

Studi ini dilakukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang larutan elektrolit dan non-elektrolit dengan cara mengkaji sumber-sumber yang terkait. Mengkaji literatur tentang penyusunan LKS dan kriteria LKS yang baik.

b. Analisis kurikulum

Analisis ini dilakukan dengan mengkaji kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD, indikator pencapaian kompetensi, analisis konsep, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.

c. Studi lapangan

Studi lapangan merupakan penelitian guna menganalisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait LKS yang mendukung proses pembelajaran. Studi lapangan dilakukan di tiga SMA di Bandar Lampung yaitu SMA Perintis 1 Bandar Lampung, SMA Perintis 2 Bandar Lampung, dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket analisis kebutuhan guru dan siswa. Angket analisis kebutuhan diberikan terhadap satu orang guru bidang studi khususnya kimia yang mengajar di kelas X dan tiga orang siswa kelas XI MIA, perwakilan dari masing-masing sekolah tersebut. Angket analisis kebutuhan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui LKS seperti apa yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Angket analisis kebutuhan juga digunakan untuk mengidentifikasi LKS kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan non-elektrolit yang digunakan di SMA tersebut.

2. Perencanaan dan pengembangan produk a.

Penyusunan LKS kimia Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis multipel representasi pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit adalah hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Penyusunan LKS ini didasarkan pada literatur yang diperoleh terkait penyusunan LKS. Hal yang dilakukan dalam perencanaan dan pengembangan produk ini adalah: 1. Menganalisis materi atau kompetensi inti yang akan dijadikan bahan pengembangan LKS berbasis multipel representasi. 2. Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan LKS berbasis multipel representasi. 3. Mengembangkan LKS hal yang pertama dilakukan yaitu mendesain cover luar LKS yang dapat menarik minat pembaca untuk melihat dan membacanya. Desain cover disertai gambar-gambar yang mengacu pada materi yang akan dipelajari. 4. Menyusun LKS yang berisikan konsep-konsep yang akan dipelajari. LKS disusun berbasis multipel representasi. 5. LKS disusun menjadi beberapa kegiatan. Setiap kegiatan, berisi fase-fase model pembelajaran SiMaYang Tipe II, yaitu fase orientasi, eksplorasi- imajinasi, internalisasi dan evaluasi.

b. Validasi produk dan revisi produk

Setelah selesai dilakukan penyusunan draft LKS 1 kimia berbasis multipel representasi, kemudian draft LKS 1 tersebut divalidasi oleh 3 validator ahli yaitu 3 dosen pendidikan kimia yang memiliki jenjang pendidikan minimal Strata 2 S2. Validasi ini merupakan proses penilaian kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan LKS. Setelah divalidasi ahli, kemudian draft LKS 1 tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, kemudian mengonsultasikan hasil revisi dan dihasilkan draft LKS 2, setelah itu draft LKS 2 hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pelaksanaan uji ahli adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli. 2. Melakukan perbaikanrevisi berdasarkan analisis hasil uji ahli. 3. Mengonsultasikan hasil perbaikan.

3. Evaluasi produk untuk uji kepraktisan dan keefektivan

Evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji coba produk secara terbatas.

Dokumen yang terkait

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI DENGAN MODEL SiMaYang TIPE II UNTUK MENUMBUHKAN MODEL MENTAL DAN PENGUASAAN KONSEP ASAM-BASA

5 49 73

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang TIPE II BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI DALAM MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

7 29 72

LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI MENGGUNAKAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP ASAM BASA

0 15 73

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN MODEL MENTAL DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI IKATAN KIMIA

0 19 53

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II DENGAN PBL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN EFIKASI DIRI PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

0 17 78

PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON-ELEKTROLIT

1 8 72

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROIT

2 9 71

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II DENGAN DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

0 20 76

PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II DALAM MENINGKATKAN MODEL MENTAL DAN EFIKASI DIRI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELKETROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

2 23 67

Pengaruh Scaffolding dalam Pembelajaran SiMaYang untuk Meningkatkan Efikasi diri dan Penguasaan Konsep

0 0 12