Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III

MEDAN

PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

KERJA PEGAWAI PADA FAKULTAS EKONOMI USU

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

Irma Elviana

072102009

Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

Fakutlas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, Msi selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Khususnya yang teristimewa Kepada orangtuaku tercinta Ayahanda Irwansyah Hasibuan dan Ibunda Rosnani Ritonga yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, semangat dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

7. Halik Alrasyid Siregar yang telah memberikan perhatian, semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis. Meski jauh di mata tapi tetap dekat di hati.

8. Sahabatku Indah, Uci, Nita, Eka, Ilut yang selama ini bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Terima kasih ya my best friend... 9. Teman-teman kuliahku khususnya Group A stambuk ’07 Dewi, Mira, Vira,

Ica, Winda, Maya, Rinda, Citra, Gusti, Malina, Desi, Tika, Rahma yang telah memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini dan teman–teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu penulis.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2010

Penulis Irma Elviana


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas ... ...6

B. Jenis Usaha/Kegiatan ... .. 8

C. Struktur Organisasi ... .. 9

D. Job Description ... ..12

E. Kinerja Usaha Terkini ... ..17

F. Rencana Kegiatan ... ..18

BAB III PEMBAHASAN A. Kepemimpinan ... 19

1. Defenisi Kepemimpinan ... 19


(7)

4. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan ... 27

5. Jenis Pemimpin ... 28

6. Peran serta Fungsi Pemimpin ... 29

7. Kepribadian Pimpinan ... 33

8. Syarat-Syarat Pimpinan yang Ideal ... 36

9. Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan ... 37

B. Kedisiplinan ... 43

1. Defenisi Kedisiplinan ... 43

2. Pentingnya Kedisiplinan ... 44

3. Indikator - indikator Kedisiplinan ... 44

4. Cara/Teknik Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai ... 46

C. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Tingkat Absen Para Pegawai FE. USU ... ...51


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi FE. USU ... ...11


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi. Keberadaan pimpinan sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya. Pimpinan merupakan seseorang yang mengarahkan suatu aktivitas yang ada di organisasi dan mempunyai tanggung jawab yang besar atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, seorang pimpinan juga merupakan orang yang harus mampu dan memiliki keberanian dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.Pimpinan suatu organisasi di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, haruslah memahami arti dan sasaran yang hendak dicapai agar dapat memajukan organisasi yang dipimpinnya dan juga seorang pimpinan dituntut agar selalu dapat menjalankan tugas ataupun kewajibannya dengan baik.

Seorang pimpinan harus dapat memperhatikan dan mengawasi para pegawai agar dapat bekerja dengan disiplin tanpa bersifat otoriter. Pimpinan yang bersifat otoriter akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja para pegawai bahkan dapat menyebabkan stress dan frustasi pegawai.

Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi perilaku pegawainya. Seorang pimpinan harus mengenal sifat-sifat individual para pegawainya dan ia


(11)

maupun rasional para pegawainya. Selain itu, seorang pimpinan juga harus memberikan inspirasi dan memiliki wawasan yang luas serta memiliki bakat kepemimpinan misalnya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan, memperoleh saran, memudahkan pegawai baru untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menanamkan rasa disiplin kepada para pegawainya. Bakat ataupun kemampuan yang dimiliki pimpinan tersebut tidak saja berguna dalam melaksanakan pekerjaan di bidangnya, tetapi juga akan meningkatkan efisiensi tugas kepemimpinannya.

Seorang pimpinan juga harus dapat menjalankan fungsi manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan/Memimpin) dan Controlling (Pengawasan). Dalam fungsi manajemen ini, jelas terlihat bahwa pimpinan berkewajiban mempengaruhi orang-orang yang dibawahinya (pegawai) agar mereka senantiasa tetap melaksanakan tugas dengan baik dan memiliki rasa dedikasi/pengabdian yang tinggi terhadap perusahaan. Apabila fungsi manajemen ini dijalankan dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, pimpinan harus dapat memberi semangat kerja dan moral yang tinggi agar pegawai dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku untuk menaati segala peraturan organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Pentingnya disiplin kerja bagi pegawai didalam suatu organisasi adalah menciptakan semangat kerja yang tinggi. Pegawai yang


(12)

memiliki semangat kerja yang tinggi adalah mereka yang disiplin dalam bekerja. Sebaliknya, apabila semangat kerja rendah, akan mengakibatkan tingkat kedisiplinan menjadi rendah dan menyebabkan timbulnya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, seperti datang terlambat, tidak hadir maupun bersikap tidak sopan terhadap pimpinan atau pegawai lain. Apabila ini terjadi, tentu saja akan mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan penurunan kinerja organisasi. Dampak lain dari rendahnya kedisiplinan yaitu: visi dan misi perusahaan kurang tercapai, mutu atau kualitas pegawai menjadi rendah, program kerja menjadi tidak realistis, korupsi dan manipulasi waktu karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan pada akhirnya akan menyebabkan tujuan dari organisasi tersebut tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Untuk meningkatkan semangat kerja, membina kerja sama yang baik, mengarahkan dan mendorong bawahan, maka para pimpinan perlu memahami faktor-faktor perilaku manusia. Cara pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya salah satunya dengan mewujudkan serta menegakkan disiplin kerja. Dalam mewujudkan disiplin kerja para pegawai, diperlukan adanya pengenaan sanksi atau hukuman. Namun, tidak cukup dengan itu saja, melainkan juga pimpinan harus memperhatikan tingkat kesejahteraan para pegawainya seperti yang berkaitan dengan hubungan kerja ataupun fasilitas yang diberikan.


(13)

Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk meningkatkan disiplin kerja para pegawainya, maka penulis tertarik untuk meneliti pada Fakultas Ekonomi USU dengan memilih judul :

“ Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan mengingat begitu luasnya cakupan mengenai kepemimpinan, maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut :

“Bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi USU sudah berjalan dengan baik atau belum baik.


(14)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Organisasi

Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan dalam disiplin kerja pegawai pada masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya tentang peranan pimpinan, disiplin kerja sehingga penulis dapat membandingkan antara praktek dan teori-teori yang dipelajari.

3. Bagi Pihak Yang Berkepentingan

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut sebagai bahan referensi.


(15)

BAB II

PROFIL ORGANISASI

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.


(16)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma III. Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu :

a. Departemen Ekonomi Pembangunan b. Departemen Manajemen

c. Departemen Akuntansi

Sedangka n Program Diploma III terdiri dari : a. Jurusan Kesekretariatan

b. Jurusan Keuangan c. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :


(17)

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar. b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional. b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat dan responsive terhadap perkembangan/ perubahan.

B. Jenis Usaha/Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/ pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(18)

merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui


(19)

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :


(20)

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Sumber : Buku Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2007

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Departemen

Kelapa Sub Bagian Tata Usaha Fakultas Kepala lab/Studio/

bengkel Ketua Program

Studi Intra Departemen Ketua Program

Studi Inter Departemen

Unit Penunjang Fakultas Kepala bagian Tata

Usaha Fakultas Ketua dan Sekretaris

Departemen

Kepala bagian Tata Usaha Fakultas Dekan dan

Pembantu Dekan Rektor dan Pembantu Rektor


(21)

D. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :

a. Bagian Tata Usaha

Tugas bagian tata usaha adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

3. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

4. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan.

5. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas. 6. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian /

pelayanan kepada masyarakat.

7. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas. 8. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas. 9. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.

10. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.


(22)

11. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

b. Sub Bagian Akademik

Tugas sub bagian akademik adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.

3. Melakukan administrasi akademik.

4. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.

5. Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum. 6. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

7. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.

8. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan laporan Bagian.

c. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Tugas sub bagian umum dan keuangan adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengelolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan. 3. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas.


(23)

4. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

5. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

6. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

7. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan, dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

8. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.

9. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.

10. Menyusun laporan kerja sebagian dan mempersiapkan laporan bagian.

d. Sub Bagian Kepegawaian

Tugas sub bagian kepegawaian adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Menyusun konsep juklak / juknis di bidang kepegawaian. 3. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. 4. Melaksanakan urusan mutasi pegawai.

5. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

6. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar tetap/tidak tetap/emiritus, ijin dan cuti.


(24)

8. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. 9. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

10. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

e. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

Tugas sub bagian kemahasiswaan dan alumni adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni. 3. Melakukan administrasi kemahasiswaan.

4. Melakukan urusan pemberian uzin / rekomendasi kegiatan kemahasiswaan. 5. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.

6. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas. 7. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan

mahasiswa.

8. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan. 9. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni.

10. Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni.

11. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.


(25)

f. Sub Bagian Perlengkapan

Tugas sub bagian perlengkapan adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

3. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan. 4. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan

perlengkapan.

5. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan. 6. Melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan.

7. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

g. Jaringan Usaha / Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian / pelayanan masyarakat dan pembinaan sivitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma


(26)

Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.


(27)

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Idul Fitri, Isr’aMi’raj, Natal, dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Fakultas antara lain adalah sebagai berikut :Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil b. Perkuliahan semester genap / ganjil

c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil d. Wisuda mahasiswa


(28)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

1. Defenisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai prilaku individu apabila dia mengarahkan kegiatan – kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Sutarto, 2001 : 14 ).

Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut dalam rangka mencapai tujuan, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Pimpinan adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.

Dari defenisi tersebut dapat diambil implikasi sebagai berikut:

a. Kepemimpinan menyangkut orang lain dan memiliki hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan dengan orang lain yaitu bawahan atau pengikut, artinya adalah tanpa adanya bawahan, semua kualitas kepemimpinan menjadi tidak relevan.


(29)

seorang pimpinan memiliki posisi yang lebih tinggi serta mempunyai wewenang dalam mengarahkan pekerjaan dan tercapainya tujuan.

c. Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya serta mampu mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka dapat sesuai dengan perilaku yang diinginkan pimpinan.

d. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mewujudkan tujuan tidak hanya tergantung pada keterampilan teknis (Technical Skill), tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain agar bekerja dengan baik (Managerial Skill).

2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan

Teori kepemimpinan ada 8 macam yaitu sebagai berikut :

a. Teori Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Pimpinan disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan. Ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.

b. Teori Psikologis

Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.


(30)

Tipe kepemimpinan ini sangat memperhatikan hal-hal misalnya pengakuan, kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.

c. Teori Sosiologis

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir. Pemimpin juga diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni serta usahausaha kooperatif antara para pengikutnya apabila terjadi konflik.

d. Teori Suportif

Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan baik melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Dapat diartikan, pada teori ini pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.

e. Teori “Laissez Faire”

Berdasarkan teori ini, seorang pemmpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Ia tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka partisipasi


(31)

dari teori otokratis. Kelompok-kelompok “LAISSEZ-FAIRE” cenderung membentuk pemimpin-pemimpin informal.

f. Teori Perilaku Pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang dilakukan oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu sumbangsih penting teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya.

g. Teori Sosial/Sifat

Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan kesuksesan dalam bidang pemimpin. Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:

1. Intelegensi

Orang umumnya beranggapan bahwa tingkat intelegensi seorang individu memberikan petunjuk tentang kemungkinan-kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai seorang pemimpin (hingga suatu tingkat intelegensi tertentu).

2. Inisiatif

Hal ini terdiri dari dua bagian:


(32)

b. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak lain.

3. Energi atau Rangsangan

Banyak orang berpendapat bahwa salah satu di antara ciri pemimpin yang menonjol adalah bahwa ia adalah lebih energik dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Energi mental dan fisik diperlukan.

4. Kedewasaan Emosional

Di dalam sifat ini tercakup : dapat diandalkan (Dependability) persistensi dan objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya mengenai apa yang akan dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja lama dan menyebarluaskan sikap “enthusiasme” di antara para pengikutnya. Ia mengetahui apa yang ingin dicapainya hari ini, tahun depan atau 5 tahun yang akan datang.

5. Persuasif

Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus menggunakan persuasi.

6. Kemampuan Berkomunikasi

Seorang pemimpin pandai berbicara dan dapat menulis dengan jelas serta tegas. Ia memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat pendapat-pendapat orang lain dan mengambil intisari dari pernyataan


(33)

pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan komunikasi dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimulatif.

7. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill kepemimpinannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang cukup matang dan ia tidak banyak memiliki sifat anti-sosial. Ia berkeyakinan bahwa ia dapat menghadapi segala situasi yang dihadapinya.

8. Perseptif

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut juga mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dan emosional ke dalam posisi orang lain.

9. Kreativitas

Sifat ini sangat didambakan pada seorang pemimpin, guna memecahkan suatu masalah dan untuk memikirkan cara ataupun ide baru.

10.Partisipasi Sosial

Seorang pemimpin “mengerti” manusia dan ia mengetahui pula kekuatan serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari kalangan manapun juga.

h. Teori Situasi

Teori ini untuk menerangkan bahwa dalam kepemimpinan harus terdapat fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi.


(34)

3. Keterbatasan Kepemimpinan

Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan kepemimpinannya, harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya, adalah manusia. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat dalam hakikat penciptaannya. Kelemahan - kelemahan itu mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan - keterbatasan itu antara lain:

1. Keterbatasan Manusiawi

Manusia lahir ke muka bumi sebagai makhluk yang tidak sempurna. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat di dalam hakekat penciptaannya. Tidak ada seorang pun manusia yang berkesempatan menjadi pemimpin dapat melepaskan diri dari kelemahan yang bersifat universal dan kodrati. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan-keterbatasan itu terdiri dari: a. Keterbatasan Normatif/Spiritual

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud jika seorang pemimpin mampu menyesuaikan diri dengan berbagai norma yang berlaku di lingkungan masyarakat, khususnya yang tumbuh dan berkembang di dalam organisasinya sendiri. Penyesuaian diri itu berarti juga setiap pemimpin memiliki keterbatasan normatif/spititual dalam mewujudkan kepemmpinannya. Setiap perilakunya dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar tidak menyimpang atau bertentangan dengan semua norma-norma tersebut.


(35)

b. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)

Keterbatasan ini dikarenakan kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Energi fisik itu mengalami kondisi stabil dalam jangka waktu tertentu. Fisik seorang pemimpin yang masih muda dan yang sudah tua jelas berbeda. Selain itu, fisik manusia dapat letih, sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Kondisi fisik yang seperti itu adalah gejala wajar dan bersifat manusiawi. Dengan kata lain, secara manusiawi kondisi tubuh manusia sejak diciptakan telah dibekali dengan berbagai kelemahan, yang membatasi kegiatan kepemimpinan. Kondisi diri dan anggota kelompoknya sebagai manusia yang memiliki berbagai kelemahan, harus mendapat perhatian dan diperhitungkan oleh setiap pemimpin dan kesadaran bahwa keterbatasan fisik itu pasti datang, seharusnya memberikan dorongan yang besar untuk berkarya semasa organ tubuh berada dalam kondisi normal.

2. Keterbatasan Administratif

Keterbatasan ini bersumber dari dalam kelompok/organisasi sebagai wadah kerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama yang disebut tujuan organisasi. Keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk mewujudkan kepemimpinan, karena berbagai kondisi organisasi yang demi kebersamaan tidak boleh dan tidak dapat dilampaui. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan, kehendak, gagasan, pendapat, rencana, kreativitas dari seorang pimpinan dapat dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, kepemimpinan dibatasi oleh berbagai kondisi yang terdapat di dalam pengendalian proses kerja sama untuk


(36)

mencapai tujuan bersama. Oleh karena kegiatan pengendalian itu disebut administrasi, maka keterbatasan ini disebut juga keterbatasan administratif.

4. Hak-hak asasi manusia dalam kepemimpinan

Hak-hak asasi adalah kehendak untuk dilindungi dan dan diperlakukan sesuai dengan harkat manusia, baik berdasarkan norma-norma yang dibuat oleh manusia itu sendiri maupun sesuai dengan norma-norma dari Tuhan Yang Maha Esa. Harkat manusia itu menyangkut tiga aspek antara lain:

a. Harkat individu sebagai suatu pribadi

Setiap individu sebagai pribadi memiliki hak asasi untuk hidup bebas, merdeka, bukan sebagai individu yang terjajah, tertindas, diperbudak dan sejenisnya. Dalam hal berorganisasi, setiap individu memiliki hak-hak yang harus dihormati dan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya harus senantiasa dapat memahami dan mengerti akan hak -hak bawahannya sehingga kepemimpinan dapat berjalan efektif.

b. Harkat Individu Sebagai Makhluk Sosial

Dalam hal ini, kita harus senantiasa saling menghormati dan menyayangi, seperti dalam urusan keagamaan serta kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat. Selain itu, sebagai makhluk sosial yang aktif, mempunyai hak asasi untuk bekerja dan memperoleh hasil dari pekerjaannya. Seseorang yang bekerja memiliki hak asasi untuk memperoleh hasil berupa upah yang wajar dan manusiawi.


(37)

c. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa

Dalam hubungan ini, yang penting bagi perwujudan hak asasi berupa harkat hidup sebagai makhluk yang mulia.

5. Jenis Pemimpin

Menurut Kartono (2008;9) ada 2 jenis pemimpin yaitu Pemimpin Formal dan Pemimpin Informal. Pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangan pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki sejumlah kualitas yang unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat.

Pemimpin yang ada dalam Fakultas Ekonomi USU adalah pemimpin formal. Pemimpin tersebut antara lain Dekan, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I (Pimpinan Bagian Akademik), Pembantu Dekan II (Pimpinan Bagian Keuangan dan Kepegawaian), Pembantu Dekan III (Pimpinan Bagian Kemahasiswaan), Ketua dan Sekretaris Departemen (Akuntansi,Manajemen,Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III (Akuntansi,Keuangan,Sekretaris).


(38)

6. Peran serta Fungsi Pimpinan Peran pimpinan terdiri dari : a. Peran Antarpersonal

Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi, peran antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan pejabat-pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri. Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja. Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat kerja pegawai.

b. Peran Informasional

Dalam peran ini, pimpinan bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan informasi kepada pegawainya. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pimpinan mempunyai kontak jaringan yang sangat luas, sehingga memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber. Pimpinan melaksanakan peran ini dengan cara memberikan informasi terkini kepada pegawai mengenai pendidikan serta memberikan gambaran dan arahan kepada pegawai mengenai hal–hal yang sebaiknya dilakukan. Dari


(39)

bertindak sebagai penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara nasional maupun internasional.

c. Peran Pengambilan Keputusan

Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada unit (Bagian) kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara tepat.

Fungsi Pimpinan (Siagian,2003) terdiri dari: a. Pimpinan sebagai penentu arah

Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan pihak luar. Kebijakan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada


(40)

pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta memberikan kepercayaan kepada organisasi.

c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif

Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal. d. Pimpinan sebagai mediator

Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik terbagi menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian tujuan dan meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik disfungsional. Konflik


(41)

prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:

1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif 2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain

3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi

4. Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya

Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan pimpinan dalam mengatasi konflik adalah :

a. Kompetisi

Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan inovasi.

b. Kompromi

Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan pegawai.


(42)

e. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator

Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai, pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.

7. Kepribadian pimpinan

Sebagai seorang pimpinan, harus senantiasa memiliki kepribadian yang baik, karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para bawahannya.

Aspek – aspek dari kepribadian pimpinan adalah :

a. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa

Pemimpin yang mencintai kebenaran berarti selalu berpihak pada obyektivitas, sehingga dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada kepentingan kelompok / organisasi dan terarah pada pencapaian tujuan. Kebenaran yang obyektif itu tidak saja disandarkan pada fakta yang bersifat empiris, tetapi juga berdasarkan petunjuk dan norma – norma dari ajaran agama.


(43)

b. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain

Sifat adil dan jujur akan menumbuhkan kepercayaan orang – orang yang dipimpin pada pimpinannya. Saling mempercayai sangat penting dalam hubungan manusiawi yang efektif, sehingga penting pula dalam proses kepemimpinan. Pemimpin yang dipercaya dan mampu memimpin yang dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang menjadi percaya diri. Setiap pemimpin harus memiliki perasaan percaya diri yang besar. Pemimpin tersebut harus yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan membimbing orang yang dipimpinnya.

c. Mampu bekerja sama dengan orang lain

Pemimpin yang dipercaya, mempercayai orang lain dan percaya diri selalu bersedia dan mampu memelihara kebersamaan. Dalam kebersamaan itu selalu mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok / organisasinya. Pemimpin harus berusaha menjadi orang yang dekat dengan anggota lainnya. Kemampuan bekerja sama dan membina kerja sama antar anggota organisasi sangat penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif.

d. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan (intelegensi) yang memadai

Seorang pemimpin harus mengetahui tentang seluk beluk bidang yang dijelajahi. Perkataan mengetahui berarti pemimpin perlu memiliki keterampilan dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola organisasinya. Dengan pengetahuan, pengalaman dan intelegensi yang memadai, seorang


(44)

pemimpin akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi berbagai masalah.

e. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain

Pemimpin merupakan tokoh utama di dalam organisasinya. Pemimpin menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua anggotanya, baik dalam menghadapi masalah – masalah organisasi maupun masalah – masalah pribadi. Untuk itu, setiap pemimpin harus menampilkan kepribadian senang bergaul, ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif.

f. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,kreatif, dan penuh inisiatif

Seorang pemimpin menempati posisi utama di lingkungan organisasi, yang sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangannya sebagai satu kesatuan. Pemimpin merupakan tumpuan harapan dalam menciptakan kegiatan - kegiatan yang bermanfaat, baik bagi perseorangan

maupun dalam kebersamaan, sebagai pelaksanaan tugas – tugas pokok kelompok / organisasinya. Harapan – harapan itu hanya mungkin dipenuhi bilamana pemimpin merupakan orang yang kreatif dan penuh inisiatif, yang selalu aktif untuk berkarya sebagai wujud dari semangat untuk maju. Hasrat dan kemauan untuk maju yang akan menjadikan pemimpin sebagai orang yang tidak takut menghadapi hambatan, risiko, masalah dan kesulitan.


(45)

selalu kreatif dan penuh inisiatif semata – mata untuk kemajuan dan perkembangan kelompok/organisasi, atas dasar kepentingan bersama.

g. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan bijaksana

Pemimpin harus bertanggung jawab pada keputusan yang ditetapkan dan diperintahkan pelaksanaannya pada anggota kelompok/organisasi. Tanggung jawab itu tidak saja terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan dalam waktu yang relatif cukup lama, tetapi juga mengenai keputusan – keputusan yang mendesak. Selain itu, seorang pemimpin harus disiplin dan disiplin yang terbaik adalah yang didasari oleh kesadaran dari diri sendiri atau tidak dipaksakan.

8. Syarat – syarat Pimpinan yang Ideal

Aspek – aspek kepribadian yang disebutkan di atas, apabila sudah terpenuhi dengan baik maka layaklah pimpinan tersebut dikatakan pimpinan yang ideal. Selain itu, menurut Siagian (2003;74), seorang pimpinan dapat dikatakan ideal apabila telah memenuhi syarat – syarat berikut ini :

a. Memiliki pendidikan umum yang luas. b. Kemampuan berkembang secara mental. c. Memiliki sifat ingin tahu.

d. Memiliki kemampuan analistis. e. Memiliki daya ingat yang kuat. f. Percaya diri.


(46)

h. Mempunyai naluri untuk prioritas.

i. Memiliki stamina atau daya kerja dan antuasiasisme yang besar. j. Berani mengambil keputusan.

k. Memiliki sikap tegas atau kemampuan dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

Sebagai seorang pimpinan, sangatlah penting untuk menganalisa diri sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui syarat – syarat kepemimpinan yang dimilkinya dan syarat – syarat apa yang masih perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik formal maupun informal.

9. Tugas dan tanggung jawab pimpinan

Menurut Pancasila, seorang pimpinan haruslah bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing.

Beberapa asas utama dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a) Ingarso Sungtulodo yaitu dimuka harus memberi tauladan, bahwa seorang

pimpinan haruslah melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya.

b) Ingmadyo mangunkarso yaitu ditengan membanguin prakarsa, bahwa seorang

pimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

c) Tutwuri Handayani yaitu mengikuti dari belakang dengan berwibawa, bahwa

seorang pimpinan harus mendorong orang – orang yang dipimpinnya agar berani bejalan di depan dan bertanggung jawab.


(47)

Tugas – Tugas Kepemimpinan (Malayu,2000) : 1. Memulai (Iniating)

Usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu. Misalnya, mengajukan masalah kepada kelompok dan mengajak para anggota kelompok mulai memikirkan dan mencari jalan pemecahannya.

2. Mengatur (Regulating)

Tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.

3. Memberitahu (Informating)

Kegiatan memberikan informasi, data, fakta, pendapat karena para anggota memberi informasi tersebit untuk kepentingan organisasi.

4. Mendukung (Supporting)

Usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dan menyempurnakannya dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.

5. Menilai (Valuating)

Tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya.

6. Mengumpulkan (Summarizing)

Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul yang muncul.


(48)

7. Mendorong (Encouraging)

Bersikap hangat, bersahabat dapat memberikan dorongan kepada bawahan sebagai motivasi kerja dan dapat menerima orang – orang.

8. Mengungkapkan perasaan (Expression Feeling)

Tindakan yang menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok.

9. Mendamaikan (Harmonizing)

Tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat – pendapat yang berbeda di dalam organisasi tersebut.

10. Mengalah (Comproming)

Kemampuan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dan perasaan sendiri dengan pendapat dan perasaan orang yang dipimpinnya.

11. Memperlancar (Gate Keeping)

Kesediaan membantu, mempermudah, keikutsertaan para anggota dalam kelompok.

Tanggung Jawab Pimpinan

1. Menunjukkan tujuan pelaksanaan kerja yang realitas, dalam arti kuantitas, kualitas, keamanan.

2. Melengkapi para karyawan dengan sumber – sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

3. Memberikan kompensasi yang sepadan untuk mendorong prestasi.


(49)

5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif. 6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya. 7. Menunjukkan perhatian kepada karyawan.

Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya perhatian seorang pimpinan kepada para pegawai.

Tugas dan Wewenang Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Mengkoordinir dan membawahi Pembantu Dekan dalam masalah kegiatan dan kinerja pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Menjadi dewan pengukuhan wisuda mahasiswa program diploma,sarjana dan pascasarjana.

4. Menjadi pimpinan rapat, baik itu rapat pegawai maupun rapat dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Mengatasnamakan fakultas dalam kegiatan seminar, baik itu seminar yang berhubungan universitas maupun diluar universitas.

6. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, baik itu pemerintah, perusahaan lain, maupun dengan instansi pendidikan lainnya.

7. Menandatangani transkrip nilai dan ijasah mahasiswa 8. Menandatangani surat masuk dan surat keluar.

9. Menandatangani surat yang berhubungan dengan fakultas ekonomi baik dari bagian pendidikan, kepegawaian dan kemahasiswaan.


(50)

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Akademik. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang akademik dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian akademik pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Mengeluarkan SK mengajar dosen serta menandatanganinya. 5. Menandatangani surat pemberitahuan ujian mahasiswa (UTS/UAS) 6. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan. 7. Menandatangani legalisasi mahasiswa/alumni baik ijasah maupun

transkrip nilai.

8. Menandatangani laporan kerja sub bagian Akademik.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan II pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kepegawaian. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang kepegawaian dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepegawaian pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan kepegawaian, misalnya cuti pegawai, mutasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan


(51)

5. Menandatangani surat-surat yang berhubungan keuangan misalnya gaji, lembur dan honor pegawai maupun dosen.

6. Memproses SK jabatan structural dan fungsional. 7. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan III pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/ menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kemahasiswaan. 2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang Kemahasiswaan dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian Kemahasiswaan pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan kemahasiswaan. 5. Menandatangani surat keterangan mahasiswa.

6. Menandatangani surat keterangan beasiswa.

7. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan keagamaan seperti Natal, Idul Adha, dan kegiatan lainnya.

8. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan kemahasiswaan seperti OSPEK, HMJ, dan lain-lain.

Dalam menjalankan / melaksanakan tugas dan wewenangnya, pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran dan fungsi sebagai seorang pemimpin yang telah dilaksanakan seperti pemberian motivasi pada pegawai, pelatihan, memberikan informasi dan mengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan


(52)

organisasi, serta mengambil keputusan-keputusan baik keputusan jangka pendek maupun jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan, pimpinan memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan kepadanya. Dengan adanya keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan, diharapkan terwujud keharmonisan dan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawai dan tentunya akan berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai.

Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah menetapkan rencana, arah, strategi, dan menempatkan para pegawai sesuai dengan kemampuannya masing-masing (The right man in the right place). Hal ini terlihat dari struktur organisasi yang ada pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pimpinan juga telah berhasil menjadi penggerak bagi pegawai agar pegawai senantiasa tetap memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, pimpinan juga berhasil menjadi mediator, Hal ini terbukti dari kemampuan pimpinan dalam menyelesaikan konflik yang ada dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

B. Kedisiplinan

1. Defenisi Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. Kesadaran merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas serta tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah


(53)

laku dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan organisasi baik yang tertulis maupun tidak.

2. Pentingnya kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif di dalam suatu organisasi yang sangat berperan penting, Hal ini disebabkan, karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi pula prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi, karena tanpa dukungan disiplin pegawai yang baik, maka organisasi sulit untuk mencapai tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan

3. Indikator – indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator – indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi (Fathoni,2006), diantaranya adalah:

a. Tujuan dan kemampuan

Kedisiplinan harus dapat menunjang tujuan organisasi. Selain harus dapat menunjang tujuan organisasi, maka kedisiplinan yang hendak ditegakkan haruslah sesuai dengan kemampuan dari para pegawai. Sebagai seorang pemimpin, tidak boleh memerintah para pegawai untuk melakukan hal yang sulit dilakukan apalagi hal tersebut disertai dengan ancaman, karena ini akan mengurangi kewibawaan dari pimpinan yang bersangkutan.


(54)

b. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan, sebab pimpinan merupakan panutan bagi para pegawai.

c. Balas jasa

Balas jasa merupakan wujud kesejahteraan yang diberikan dari suatu organisasi. Balas jasa berupa upah dan gaji. Apabila organisasi ingin meningkatkan kedisiplinan, maka kesejahteraan pegawai juga perlu diperhatikan karena kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan yang sangat erat. Apabila organisasi memaksakan kedisiplinan yang tinggi tanpa peningkatan kesejahteraan, maka kemungkinan hal ini dapat dilaksanakan hanya untuk jangka pendek.

d. Keadilan

Keadilan merupakan suatu sikap yang tidak membeda-bedakan ataupun tidak memihak.

e. Waskat (Pengawasan melekat)

Adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai, karena dengan waskat ini, pimpinan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya, hal ini berarti bahwa pimpinan harus selalu ada/hadir di tempat pekerjannya, agar pimpinan dapat mengawasi dan memberukan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan


(55)

atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat.

f. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan organisasi. Sanksi hukuman bertujuan untuk mendidik pegawai agar mereka bertingkah laku sesuai dengan peraturan.

g. Ketegasan

Ketegasan perlu dijaga dalam pelaksanaan kedisiplinan. Seorang pimpinan harus dapat bertindak tegas kepada pegawai yang melanggar peraturan, sehingga pegawai tersebut tidak berani lagi untuk mengulangi apa yang telah dilakukannya.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan ini merupakan kepedulian terhadap sesama, misalnya, sifat tolong-menolong dalam organisasi seperti memberikan sumbangan kepada keluarga yang sakit atau mengalami musibah, sehingga dengan adanya hubungan kemanusiaan ini para pegawai merasa dihargai dan tentunya akan meningkatkan semangat kerja. Semangat kerja yang tinggi akan meningkatkan kedisiplinan pegawai.

4. Cara/ Teknik Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai

Untuk memotivasi bawahan agar bekerja sesuai dengan harapan, pimpinan harus mempunyai kemauan dalam memotivasi bawahannya yang disebut dengan motivasi bawahan.


(56)

Usaha – usaha yang mungkin dilakukan pimpinan dalam memotivasi bawahan agar kedisiplinannya meningkat, dapat dilakukan seperti di bawah ini:

a. Teknik Pengayaan Pekerjaan

Pimpinan dapat merangsang kepuasan pekerjaan bawahan dengan cara mengubah karakteristik pekerjaan menjadi tugas – tugas yang lebih menarik dengan cara menyediakan tugas – tugas dalam pekerjaan yang lebih bervariasi, lebih menuntut tanggung jawab dan memungkinkan memberikan umpan balik secara jelas dari prestasi yang telah diperoleh bawahan. Teknik ini digunakan untuk mengatasi faktor penyebab lemahnya produktivitas kerja yang disebabkan kebosanan pegawai karena selalu mengerjakan tugas tertentu secara rutin.

b. Spesialisasi Pekerjaan

Menciptakan produktivitas kerja juga dapat dilkukan dengan cara menetapkan spesialis-spesialis pekerjaan, dengan ini spesialisasi akan meningkatkan produktivitas kerja serta menetapkan disiplin kerja.

c. Teknik Penambahan Pekerjaan

Penambahan pekerjaan merupakan teknik untuk meningkatkan disiplin kerja, dimana dengan menambah tugas yang sama juga menyediakn kemungkinan diperluasnya tanggung jawab bagi bawahan tertentu terhadap tugas yang sama.

d. Rotasi pekerjaan

Melalui rotasi pekerjaan memungkinkan pemberian kesempatan sejumlah pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan.


(57)

e. Keluwesan Waktu

Keluwesan waktu merupakan penjadwalan waktu personil yang mana masing –masing pegawai diberi kebebasan dan tanggung jawab untuk menetapkan waktu kerja mereka.

Cara yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah spesialisasi pekerjaan dan rotasi pekerjaan. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, spesialisasi pekerjaan dilakukan dengan cara mengelompokkan pegawai ke dalam bagian atau sub bagiannya masing-masing

(Job Description) dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh

pegawai. Job description pada Fakultas Ekonomi USU terdiri dari: 1. Bagian Tata Usaha

2. Sub Bagian Akademik

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni 6. Sub Bagian Perlengkapan

Setiap pegawai pada bagian ataupun sub bagian tersebut mempunyai tugasnya masing-masing, dan diharapkan dengan adanya spesialisasi pekerjaan, pegawai dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat sehingga kedisiplinan pegawai dapat meningkat dan tujuan organisasi tercapai.

Pada Fakultas Ekonomi USU, rotasi pekerjaan dilakukan dengan memberikan kesempatan sejumlah pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan. Misalnya, pegawai


(58)

pada bagian parkir dirotasi ke bagian piket, pegawai pada bagian pendidikan dirotasi ke bagian perlengkapan dan lain sebagainya. Rotasi pekerjaan ini diharapkan dapat memotivasi para pegawai, sehingga dengan adanya motivasi maka semangat kerja pegawai menjadi tinggi dan disiplin kerja pegawai juga dapat meningkat.

C. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada

Fakultas Ekonomi USU Medan

Pimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Pimpinan merupakan seseorang yang menjadi panutan bagi para pegawainya. Begitu juga, dengan pimpinan yang ada di Fakultas Ekonomi USU. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi USU adalah Dekan dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan III. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi USU ini mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Pimpinan juga sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja para pegawainya. Pimpinan bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi.

Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para pegawai dan agar para pegawai dapat bekerja secara disiplin. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan


(59)

berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari bawahannya.

Dalam hal meningkatkan disiplin kerja,sudah banyak usaha yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, salah satunya yaitu dengan cara mengeluarkan tata tertib dan peraturan-peraturan yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tata tertib dan peraturan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Jam kerja pegawai

a Pada hari Senin s/d Kamis, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi , pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 21.00 WIB.

b Pada hari Jumat, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, dan pulang pada pukul 11.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi, pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 20.00 WIB.

c Pada hari Sabtu, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB dan pulang pada pukul 13.00 WIB.

2. Setiap hari kerja pegawai harus hadir tepat waktu dan mengisi daftar absen pegawai pada bagian kepegawaian.

3. Apabila pegawai yang bersangkutan sakit dan tidak dapat masuk kerja maka harus ada surat keterangan sakit/ surat dokter.


(60)

Pada Fakultas Ekonomi USU, pimpinan sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingkat disiplin kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang ada. Contohnya saja, dalam hal absen, dapat dikatakan bahwa kehadiran para pegawai sudah cukup baik. Apabila para pegawai berhalangan untuk hadir, maka mereka menulis surat yang menyatakan keterangan bahwa mereka berhalangan untuk masuk. Dan dapat kita lihat dari persentase yang ada pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Tingkat Absensi Para Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tahun 2009

Bulan

Jumlah Pegawai FE

USU

Tingkat Kehadiran Pegawai Alpa % Izin % Sakit % Aktif

(%)

Tidak Aktif (%) Sept. 56 10 17,8 5 8,9 1 1,7 71,6 28,4 Okt. 56 8 14,2 5 8,9 4 7,1 69,8 30,2 Nov. 54 5 8,9 1 1,7 4 7,1 82,3 17,7

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian FE USU (2009)

Dari tabel di atas dapat dilihat, walaupun terjadi fluktuasi atau perubahan, tetapi keadaan ini dapat dikatakan sudah cukup baik, persentase para pegawai yang aktif lebih besar daripada yang tidak aktif. Terjadinya penurunan pegawai yang aktif pada bulan Oktober 2009 dapat disebabkan karena menurunnya semangat kerja para pegawai dan sebagai seorang pemimpin, harus dapat mengendalikan tingkat kehadiran pegawai serta mengatasi penurunan pada tingkat kehadiran pegawai tersebut.


(61)

terlambat masuk kerja 15 menit, lebih dari pukul 08.15 WIB, maka pegawai tersebut akan diperingati oleh pimpinan bagian kepegawaian yaitu Pembantu Dekan II, bahkan pimpinan tak segan-segan mencoret absen pegawai tersebut. Begitu juga dengan pegawai yang tidak hadir lima kali secara berturut-turut tanpa pemberitahuan ataupun surat keterangan, maka Pembantu dekan II berkewajiban untuk memperingati pegawai tersebut agar tidak mengulangi tingkah lakunya.

Tindakan ini dapat dikatakan cukup baik, karena dengan adanya sanksi tersebut, maka setiap pegawai akan berpikir kembali untuk mangkir dari pekerjaan. Apabila kebiasaan ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama, maka hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik, dimana disiplin akan dapat ditegakkan.

Selain dari tingkat kehadiran pegawai, disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dikatakan sudah cukup baik dilihat dari pegawai yang datang dan pulang tepat waktu, pegawai yang berpakaian rapi dan bertingkah laku dengan sopan, ketepatan pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, serta mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada Fakultas Ekonomi USU juga diberikan balas jasa ataupun kompensasi bagi para pegawainya. Kompensasi ini seperti uang lembur dan bonus yang diterima oleh para pegawai. Dengan adanya kompensasi tersebut, diharapkan semangat kerja para pegawai menjadi tinggi dan para pegawai semakin disiplin dalam bekerja.

Dalam hal meningkatkan disiplin kerja, pimpinan juga harus memperhatikan kesejahteraan para pegawainya. Antara disiplin dan kesejahteraan


(62)

mempunyai hubungan yang erat. Dengan kata lain, apabila organisasi dan juga pimpinan yang ada di dalam organisasi tersebut memaksakan kedisiplinan yang tinggi tapi tanpa menghiraukan kesejahteraan dari para pegawainya, maka hal ini menyebabkan timbulnya kemungkinan bahwa disiplin itu hanya bisa terwujud untuk waktu jangka pendek. Dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksud adalah upah/gaji yang layak, sebab dengan gaji yang layak maka akan memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan lebih giat.

Pimpinan juga selalu bersikap hangat kepada para bawahannya, serta selalu mengungkapkan rasa puasnya terhadap hasil kerja pegawai apabila hasil kerja tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan yang ingin dicapai, juga tidak secara langsung melakukan tindakan yang menyinggung perasaan orang – orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kegagalan. Sistem komunikasi di Fakultas Ekonomi USU antara pimpinan dan bawahan atau para pegawainya juga sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari sikap para pegawai yang tidak takut dalam memberikan pendapatnya kepada pimpinan. Selain itu, dalam meningkatkan disiplin, pimpinan juga telah melakukan waskat, yaitu tindakan secara nyata dan langsung seperti pengawasan langsung yang dilakukan pimpinan dan bimbingan yang diberikan pimpinan, sehingga terjalin kebersamaan aktif antara atasan dan bawahan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.


(63)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab – bab terdahulu yang bersumber pada Fakultas Ekonomi USU, maupun dari teori – teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Pimpinan Fakultas Ekonomi USU memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta di dalam meningkatkan efektivitas dan disiplin kerja pegawai.

2. Fakultas Ekonomi USU menjalankan struktur organisasi yang dipimpin langsung oleh Dekan, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Ketua dan Sekretaris Departemen (Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III (Akuntansi, Keuangan, Sekretaris) serta terdapat beberapa bagian ataupun divisi di dalamnya beserta uraian tugas, wewenang dan fungsinya. 3. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya

dalam meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

4. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi USU adalah pimpinan yang tidak bersifat otoriter, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap menghargai bawahannya.

5. Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, diberikan sanksi terhadap para pegawai yang melanggar peraturan ataupun tata tertib yang ada.


(64)

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi USU Medan. Adapun saran –saran penulis antara lain:

1. Pimpinan harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya.

2. Pimpinan harus senantiasa tetap bersifat tegas dan bijaksana (tidak bersifat otoriter), agar disiplin kerja yang dimiliki oleh para pegawai tetap dapat dipertahankan.

3. Agar keharmonisan ataupun kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para pegawainya.

4. Disiplin kerja yang telah ada hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi dan diharapkan lebih memotivasi bagian – bagian yang tingkat disiplinnya perlu ditingkatkan.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni Abdurrahmat, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Bandung, 2006.

Hadari, Namawi,Martini, Kepemimpinan Yang Efektif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2003.

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Cetakan Kesembilan, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta 2008.

Malayu,S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Siagian, P.S. Teori dan Praktek Kepemimpinan, Cetakan Kelima,PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.

Sutarto, Dasar - dasar Kepemimpinan Administrasi, Cetakan Keenam, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2001.

Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.


(1)

Pada Fakultas Ekonomi USU, pimpinan sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingkat disiplin kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang ada. Contohnya saja, dalam hal absen, dapat dikatakan bahwa kehadiran para pegawai sudah cukup baik. Apabila para pegawai berhalangan untuk hadir, maka mereka menulis surat yang menyatakan keterangan bahwa mereka berhalangan untuk masuk. Dan dapat kita lihat dari persentase yang ada pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Tingkat Absensi Para Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Tahun 2009

Bulan

Jumlah Pegawai FE

USU

Tingkat Kehadiran Pegawai Alpa % Izin % Sakit % Aktif

(%)

Tidak Aktif (%) Sept. 56 10 17,8 5 8,9 1 1,7 71,6 28,4

Okt. 56 8 14,2 5 8,9 4 7,1 69,8 30,2

Nov. 54 5 8,9 1 1,7 4 7,1 82,3 17,7

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian FE USU (2009)

Dari tabel di atas dapat dilihat, walaupun terjadi fluktuasi atau perubahan, tetapi keadaan ini dapat dikatakan sudah cukup baik, persentase para pegawai yang aktif lebih besar daripada yang tidak aktif. Terjadinya penurunan pegawai yang aktif pada bulan Oktober 2009 dapat disebabkan karena menurunnya semangat kerja para pegawai dan sebagai seorang pemimpin, harus dapat mengendalikan tingkat kehadiran pegawai serta mengatasi penurunan pada tingkat kehadiran pegawai tersebut.

Untuk meningkatkan disiplin kerja, diberikan sanksi ataupun hukuman bagi pegawai yang melanggar peraturan, dimana apabila ada pegawai yang


(2)

terlambat masuk kerja 15 menit, lebih dari pukul 08.15 WIB, maka pegawai tersebut akan diperingati oleh pimpinan bagian kepegawaian yaitu Pembantu Dekan II, bahkan pimpinan tak segan-segan mencoret absen pegawai tersebut. Begitu juga dengan pegawai yang tidak hadir lima kali secara berturut-turut tanpa pemberitahuan ataupun surat keterangan, maka Pembantu dekan II berkewajiban untuk memperingati pegawai tersebut agar tidak mengulangi tingkah lakunya.

Tindakan ini dapat dikatakan cukup baik, karena dengan adanya sanksi tersebut, maka setiap pegawai akan berpikir kembali untuk mangkir dari pekerjaan. Apabila kebiasaan ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama, maka hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik, dimana disiplin akan dapat ditegakkan.

Selain dari tingkat kehadiran pegawai, disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dikatakan sudah cukup baik dilihat dari pegawai yang datang dan pulang tepat waktu, pegawai yang berpakaian rapi dan bertingkah laku dengan sopan, ketepatan pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, serta mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada Fakultas Ekonomi USU juga diberikan balas jasa ataupun kompensasi bagi para pegawainya. Kompensasi ini seperti uang lembur dan bonus yang diterima oleh para pegawai. Dengan adanya kompensasi tersebut, diharapkan


(3)

mempunyai hubungan yang erat. Dengan kata lain, apabila organisasi dan juga pimpinan yang ada di dalam organisasi tersebut memaksakan kedisiplinan yang tinggi tapi tanpa menghiraukan kesejahteraan dari para pegawainya, maka hal ini menyebabkan timbulnya kemungkinan bahwa disiplin itu hanya bisa terwujud untuk waktu jangka pendek. Dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksud adalah upah/gaji yang layak, sebab dengan gaji yang layak maka akan memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan lebih giat.

Pimpinan juga selalu bersikap hangat kepada para bawahannya, serta selalu mengungkapkan rasa puasnya terhadap hasil kerja pegawai apabila hasil kerja tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan yang ingin dicapai, juga tidak secara langsung melakukan tindakan yang menyinggung perasaan orang – orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kegagalan. Sistem komunikasi di Fakultas Ekonomi USU antara pimpinan dan bawahan atau para pegawainya juga sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari sikap para pegawai yang tidak takut dalam memberikan pendapatnya kepada pimpinan. Selain itu, dalam meningkatkan disiplin, pimpinan juga telah melakukan waskat, yaitu tindakan secara nyata dan langsung seperti pengawasan langsung yang dilakukan pimpinan dan bimbingan yang diberikan pimpinan, sehingga terjalin kebersamaan aktif antara atasan dan bawahan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab – bab terdahulu yang bersumber pada Fakultas Ekonomi USU, maupun dari teori – teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Pimpinan Fakultas Ekonomi USU memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta di dalam meningkatkan efektivitas dan disiplin kerja pegawai.

2. Fakultas Ekonomi USU menjalankan struktur organisasi yang dipimpin langsung oleh Dekan, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Ketua dan Sekretaris Departemen (Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III (Akuntansi, Keuangan, Sekretaris) serta terdapat beberapa bagian ataupun divisi di dalamnya beserta uraian tugas, wewenang dan fungsinya. 3. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya

dalam meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

4. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi USU adalah pimpinan yang tidak bersifat otoriter, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan


(5)

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi USU Medan. Adapun saran –saran penulis antara lain:

1. Pimpinan harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya.

2. Pimpinan harus senantiasa tetap bersifat tegas dan bijaksana (tidak bersifat otoriter), agar disiplin kerja yang dimiliki oleh para pegawai tetap dapat dipertahankan.

3. Agar keharmonisan ataupun kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para pegawainya.

4. Disiplin kerja yang telah ada hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi dan diharapkan lebih memotivasi bagian – bagian yang tingkat disiplinnya perlu ditingkatkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni Abdurrahmat, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Bandung, 2006.

Hadari, Namawi,Martini, Kepemimpinan Yang Efektif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2003.

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Cetakan Kesembilan, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta 2008.

Malayu,S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Siagian, P.S. Teori dan Praktek Kepemimpinan, Cetakan Kelima,PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.

Sutarto, Dasar - dasar Kepemimpinan Administrasi, Cetakan Keenam, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2001.

Winardi, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.