Subyek dan Sumber Informasi

37 Untuk menganalisis data, digunakan analisis data deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang yang dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa pengolahan data dan membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah yang ditujukan kepada pemecahan masalah yang ada sekarang melalui suatu pendeskripsian atau menuturkan dan menafsirkan data-data yang ada.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Arikunto 1998:132 menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen penulisan data berdasar kepada keabsahan data yang diperoleh di lapangan. Ada beberapa kriteria teknik keabsahan data pada peneltian yang dilakukan, yaitu: 1. Derajat kepercayaan data Penetapan kriteria derajat kepercayaan berfungsi: pertama, melaksanakan penyelidikan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan membuktikan oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 38 2. Keteralihan data Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggungjawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. 3. Kebergantungan data Kebergantungan dalam hal ini, seseorang mungkin melukiskan pengalamannya dengan suatu cara tertentu dan demikian pula halnya orang lain. Boleh jadi keduanya sama-sama mengakui akan kebenaran cerita dirinya menurut perspektif mereka masing-masing, yakni menurut penafsiran mereka sendiri, rasionalisasi mereka, susunan prejudis, dan pemjelasan mereka. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterdekatan penelitian satu dengan yang lain pada lokasi yang sama tergantung berbagai hal. 4. Kepastian data Kepastian berasal dari konsep objektifitas. Jadi dalam hal ini objektifitas- subjektifitasnya bergantung pada perorangan. Hal yang perlu digali dari pengertian bahwa sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Pengertian inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektifitas-subjektifitas menjadi kepastian.

Dokumen yang terkait

PERAN LEMBAGA ADAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN GAMPONG (Studi Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Gampong Gegarang, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

2 25 29

ANALISIS TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA CAMAT DALAM PEMERINTAHAN DAERAH (Studi di Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan)

3 22 42

PERGESERAN KEDUDUKAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Perspektif Normatif)

0 3 31

Tugas dan Fungsi Camat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 (Studi Kecamatan Medan Johor)

2 16 93

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 10

KEDUDUKAN KECAMATAN BERDASARKAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG AKUNTABEL MELALUI OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMERINTAHAN (STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KECAMATAN DI KECAMATAN GIRITONTRO KABUPATEN WONOGIRI).

0 0 17

PERAN CAMAT DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAHAN DESA (Suatu Studi di Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) | Manengkey | JURNAL EKSEKUTIF 16326 32730 1 SM

0 2 11

104 Implementasi Fungsi Koordinasi Camat dalam Penyelenggaraan Kegiatan Pemerintahan di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru

0 0 20

KEDUDUKAN PERATURAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA RYAN APRILIANTO AMINUDDIN KASIM LELI TIBAKA Abstrak - KEDUDUKAN PERATURAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

0 0 18

KEDUDUKAN DAN PERAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 (Studi Kasus Kantor Camat Pallangga, Kabupaten Gowa)

0 0 81