Pemerintahan Yang Baik Good Governance

pendekatan dari satu tempat ke tempat yang lain tentu berbeda. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri pelaksana pengadaan tanah harus selalu bisa menciptakan sistem dan cara yang berbeda yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Tugas pelaksanaan pengadaan tanah dengan berlakunya UU Nomor 2 Tahun 2012 sudah diperringan, dengan berkurangnya untuk melakukan penaksiran atau penentuan harga ganti rugi, karena tugas ini sepenuhnya diserahkan kepada Juru Taksir Tim Appraisal Iskandar, 2015: 41.

2.4 Pemerintahan Yang Baik Good Governance

Good governance merupakan suatu sistem pemerintahan yang layak, tata pemerintahan yang baik dan berwibawa Thamrin, 2013:46. Good governance secara umum diartikan sebagai kualitas hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dilayani dan dilindungi Sedarmayanti, 2007:2 Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa good governance yaitu tata kelola pemerintahan yang baik yang diselenggarakan secara bertanggung jawab accountable. Good governance ditopang oleh tiga komponen utama yaitu, 1 Political governance, yakni proses keputusan kebijakan, 2 Economic governance, yakni proses pembuatan keputusan decision making process, 3 Administration governance, yakni sistem implementasi proses kebijakan. Berdasarkan ketiga komponen diatas maka governance dalam kerangka insitusi menjadi 3 domain variasi, yaitu state pemerintah atau negara, private sector sektor swasta atau dunia usaha, society masyarakat Thamrin, 2013:47. Dalam hal ini Negara memiliki peran sebagai pihak yang menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan masyarakat berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik, termasuk mengajak kelompok masyarakat untuk ikut terlibat dalam hal tersebut Thamrin, 2013:47. UNDP menyebutkan lebih jauh bahwa ciri Good governance yaitu mengikutsertakan semua, transparan yang bertanggung jawab, yang efektif dan adil, menjamin adanya supremasi hukum, menjamin bahwa prioritas politik, sosial dan ekonomi yang didasarkan pada masyarakat serta memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambikan keputusan menyangkut alokasi sumberdaya pembangunan. Terwujudnya good governance yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk terbuka, tanggap, mau mendengar, dan mau melibatkan masyarakat, namun juga oleh masyarakat yang memiliki peran untuk bertanggung jawab, aktif dan memiliki kesadaran Sedarmayanti, 2007:3. Good governance juga bersubstansikan adanya tata hubungan yang sinergis dengan masyarakat luas stake holder. Masyarakat turut serta secara aktif dalam proses pengambilan keputusan pemerintah dan pembangunan melalui instrumen- instrumen kelembagaan yang formal ataupun informal Sedarmayanti, 2007:47. Good governance memiliki beberapa prinsip-prinsip didalamnya yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Terhadap prinsip-prinsip yang terkandung dalam good governance United Nations Development Program UNDP merumuskannya ke dalam delapan prinsip, yaitu: 1. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan baik secara lagsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingan. 2. Rule of Law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak asasi manusia. 3. Transparancy. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Proses pembaruan informasi dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. 4. Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani setiap steakholders. 5. Consensus Orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan atau prosedur. 6. Efectiveness and efeciency. Proses dan lembaga memberikan hasil yang sesuai dengan sumber yang tersedia sebaik mungkin. 7. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintah, sektor swasta dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga steakholders, akuntabilitas bergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat. 8. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus memiliki perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan dan semacamnya.

2.5 Kerangka Berfikir