Tanah STUDI PENGARUH LAMA WAKTU PROSES PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BATU BATA SETELAH PENAMBAHAN BAHAN ADDITIVE ISS 2500 (IONIC SOIL STABILIZER)

a. Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dan 50 bahanya tertahan pada ayakan No. 200. Tanah butir kasar terbagi atas kerikil dengan simbol G gravel, dan pasir dengan simbol S sand. b. Tanah butir halus adalah tanah yang lebih dan 50 bahannya lewat pada saringan No. 200. Tanah butir halus terbagi atas lanau dengan simbol M silt, lempung dengan simbol C clay, serta lanau dan lempung organik dengan symbol O, bergantung pada tanah itu terletak pada grafik plastisitas. Tanda L untuk plastisitas rendah dan tanda H untuk plastisitas tinggi. Adapun simbol simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi tanah ini adalah : W = well graded tanah dengan gradasi baik P = poorly graded tanah dengan gradasi buruk L = low plasticity plastisitas rendah LL 50 H = high plasticity plastisitas tinggi LL50 Gambar 1. Grafik Plastisitas USCS Lanau adalah tanah berbutir halus yang mempunyai batas cair dan indeks plastisitas terletak dibawah garis A dan lempung berada diatas garis A. Lempung organis adalah pengecualian dari peraturan diatas karena batas cair dan indeks plastisitasnnya berada dibawah garis A. Lanau, lempung dan tanah organis dibagi lagimenjadi batas cair yang rendah L dan tinggi H. Garis pembagi antara batas cair yang rendah dan tinggi ditentukan pada angka 50 seperti: 1. Kelompok ML dan MH adalah tanah yang diklasifikasikan sebagai lanau pasir, lanau lempung atau lanau organis dengan plastisitas relatif rendah. Juga termasuk tanah jenis butiran lepas, tanah yang mengandung mika juga beberapa jenis lempung kaolinite dan illite . 2. Kelompok CH dan CL terutama adalah lempung organik. Kelompok CH adalah lempung dengan plastisitas sedang sampai tinggi mencakup lempung gemuk. Lempung dengan plastisitas rendah yang dikalsifikasikan CL biasanya adalah lempung kurus, lempung kepasiran atau lempung lanau. 3. Kelompok OL dan OH adalah tanah yang ditunjukkan sifat- sifatnya dengan adanya bahan organik. Lempung dan lanau organik termasuk dalam kelompok ini dan mereka mempunyai plastisitas pada kelompok ML dan MH. Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Unified DivisiUtama Simbol NamaUmum KriteriaKlasifikasi Ta n ah b er b u ti r k as ar ≥ 5 b u ti ra n T er ta h an s ar in g an N o . 2 K er ik il 50 ≥ fra ksi k asar te rt ah an sari n g an N o . 4 K er ik il b er si h h an y a k er ik il GW Kerikil bergradasi - baik dan campuran kerikil - pasir, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus K la si fi k asi b er d asar k an p ro se n ta se b u ti ra n h al u s ;K u ra n g d ar i 5 l o lo s sa ri n g an N o .2 : G M , G P , S W , S P . L eb ih d ar i 1 2 l o lo s sari n g an N o .2 : G M , G C , S M , S C . 5 - 1 2 l o lo s sari n g an N o .2 : B at as an k la si fi k asi y an g mem p u n y ai s im b o l d o b el Cu = D 60 4 D 10 Cc = D 30 2 Antara 1 dan 3 D10 x D60 GP Kerikil bergradasi - buruk dan campuran kerikil - pasir, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW K er ik il d en g an B u ti ra n h al u s GM Kerikil berlanau, campuran kerikil – pasir – lanau Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari diagram plastisitas, maka dipakai dobel simbol GC Kerikil berlempung, campuran kerikil – pasir – lempung Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI 7 Pa si r≥ 5 fr ak si ka sar lo lo s sari n g an N o . 4 P asi rb er si h h an y ap as ir SW Pasir bergradasi - baik , pasir berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus Cu = D 60 6 D 10 Cc = D 30 2 Antara 1 dan 3 D10 x D60 SP Pasir bergradasi - buruk, pasir berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus Tidak memenuhi kedua kriteria untuk SW P asi r d en g an b u ti ra n h al u s SM Pasir berlanau, campuran pasir – lanau Batas - batas Atterberg di bawah garis A atau PI 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari diagram plastisitas, maka dipakai dobel simbol SC Pasir berlempung, campuran pasir – lempung Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI 7 Ta n ah b er b u ti r h al u s 5 at au l eb ih l o lo s ay ak an N o . 2 La na u da n le m pu ng b at as ca ir ≤ 50 ML Lanau anorganik, pasir halus sekali, serbuk batuan, pasir halus berlanau atauberlempung Diagram Plastisitas: Untuk mengklasifikasi kadar butiran halus yang terkandung dalam tanah berbutir halus dan kasar. Batas Atterberg yang termasuk dalam daerah yang di arsir berarti batasan klasifikasinya menggunakan dua simbol. 60 50 CH 40 CL 30 Garis A CL-ML 20 4 ML MLatau OH 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Batas Cair LL Garis A : PI = 0.73 LL-20 CL Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai dengan sedang lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung “kurus” lean clays OL Lanau-organik dan lempung berlanau organik dengan plastisitas rendah La na u da n le m pu ng b at as ca ir ≥ 50 MH Lanau anorganik atau pasir halus diatomae, atau lanau diatomae, lanau yang elastis CH Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung “gemuk” fat clays OH Lempung organik dengan plastisitas sedang sampai dengan tinggi Tanah-tanah dengan kandungan organik sangat tinggi PT Peat gambut, muck, dan tanah- tanah lain dengan kandungan organik tinggi Manual untukidentifikasisecara visual dapatdilihat di ASTM Designation D-2488 Sumber :HaryChristady, 1992.

C. Tanah Lempung

1. Definisi Tanah Lempung

Mineral lempung berasal dari proses pelapukan secara kimiawi yang menghasilkan pembentukan kelompok – kelompok partikel yang berukuran koloid 0,002 mm. Tanah lempung terdiri dari butir – butir yang sangat kecil 0,002 mm dan menunjukkan sifat – sifat plastisitas dan kohesi. Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian – bagian itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah – rubah tanpa perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk aslinya dan tanpa terjadi retakan –retakan atau terpecah – pecah Wesley , 1977 Lempung atau tanah lempung adalah patikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silica danatau aluminium yang halus. Unsur – unsur ini, silicon, oksigen, aluminium adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktifitas panas bumi Wikipedia. Tanah lempung merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan batu bata, dimana kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahan yang mudah didapat dan pemakaian hasil yang sangat luas. Kira-kira 70 atau 80 dari kulit bumi terdiri dari batuan yang merupakan sumber tanah lempung. Tanah lempung banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Tanah lempung memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah akan mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat.

2. Jenis Tanah Lempung

Berdasarkan atas tempat pengendapan dan asalnya tanah lempung dapat dibagi dalam beberapa jenis, sebagai berikut : Suwardono , 2002 a. Lempung Residual Lempung residual adalah lempung yang terdapat pada tempat di mana lempung tersebut terjadi, atau dengan kata lain lempung tersebut belum berpindah tempat sejak terbentuknya. b. Lempung Illuvial Lempung illuvial adalah lempung yang telah tersangkut dan mengendap pada suatu tempat tidak jauh dari tempat asalnya, misalnya di kaki bukit. Lempung illuvial sifatnya mirip lempung residual, hanya saja pada lempung illuvial bagian dasarnya tidak diketemukan batuan asalnya. c. Lempung Alluvial Lempung alluvial adalah lempung yang diendapkan oleh air sungai di sekitar atau sepanjang sungai. Pada waktu banjir sungai akan meluap. Sehingga lempung dan pasir yang dibawanya akan mengendap di sekitar atau sepanjang sungai. Pasir akan mengendap di tempat dekat sungai, sedangkan lempung akan mengendap jauh dari tempat asalnya. Oleh karena itu endapan lempung alluvial dicirikan dengan selang – seling antara pasir dan lempung, baik vertikal maupun horizontal. Bentuk endapan alluvial muda, lapisan pasirnya terlihat masih segar, sedangkan pada endapan alluvial tua, lapisan pasirnya telah melapuk sebagian atau seluruhnya telah menjadi lempung. d. Lempung Marin Lempung marin adalah lempung yang endapannya berada di laut. Lempung yang dibawa oleh sungai sebagian besar diendapkan di laut, hanya sebagian kecil saja yang diendapkan sebagai lempung alluvial. Lempung marin sangat halus dan biasanya tercampur dengan cangkang – cangkang foraminifera kapur. Lempung marin dapat menjadi padat karena pengaruh beban di atasnya, oleh gaya geologi. e. Lempung Rawa Lempung rawa adalah lempung yang diendapkan di rawa – rawa. Jenis lempung ini dicirikan oleh warna yang hitam. Apabila terdapat dekat laut akan mengandung garam. f. Lempung Danau Lempung danau adalah lempung yang diendapkan di danau. Sifat lempung ini tidak tebal seperti lempung marin dan mempunyai sifat seperti lempung rawa air tawar. Di Indonesia dalam pembuatan bata merah dan genteng pada umumnya mempergunakan lempung alluvial.

3. Sifat Tanah Lempung