Bentuk, Jenis, dan Bidang Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan

56 C. Crystal Report Dalam merancang sebuah sistem diperlukan program khusus yang digunakan untuk membuat laporan dan memudahkan program aplikasi yang digunakan. Menurut Madcoms dalam bukunya yang berjudul Program Aplikasi Terintegrasi Inventory Hutang Dan Piutang Dengan Visual Basic 6.0 Dan Crystal Report, mendefinisikan Crystal Report sebagai berikut: ”Crystal report merupakan program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dari program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan linkage”.2005:535 Menurut Kusrini dalam bukunya yang berjudul Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan VB SQL Server, mendefinisikan Crystal Report sebagai berikut: “Crystal Report merupakan program yang dapat digunakan untuk membuat, menganalisis dan menterjemahkan informasi yang terkandung dalam database atau program ke dalam berbagai jenis laporan yang sangat fleksibel. ” 2007:14 Penulis menggunakan Crystal Report karena dalam merancang SIA laporan keuangan ini membutuhkan sebuah software khusus yang digunakan untuk membuat laporan yang terpisah dari program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan.

2.2 Bentuk, Jenis, dan Bidang Perusahaan

Bentuk perusahaan yang penulis teliti yaitu Perseroan Terbatas. Definisi Perseroan Terbatas menurut Soemarso dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar, menyebutkan bahwa: “Perseroan Terbatas yaitu perusahaan yang merupakan badan hukum dimana pemilikannya dibagi dalam saham- saham”.2004:23 Jenis perusahaan tempat penulis melakukan penelitian adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa sekuriti. Definisi perusahaan jasa menurut Soemarso dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar adalah “perusahaan yang kegiatannya menjual jasa”.2004:22 57 2.3 Alat Penge mbangan Sistem 2.3.1 Diagram Konteks Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa diagram konteks, karena diagram konteks ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan diagram konteks sebagai berikut: ”Diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem”.2005:64 Menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mendefinisikan diagram konteks sebagai berikut: ”Sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem”.2003:63 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang terdiri dari suatu proses yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sebuah ruang lingkup suatu sistem.

2.3.2 DFD

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa DFD Data flow Diagram, karena DFD ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan DFD Data Flow Diagram sebagai berikut: ”Diagram Alir DataData Flow Diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil”.2005:64 Menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa: ”DFD Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.”2003:55 58 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DFD Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, dan menggambarkan arus sistem tersebut.

2.3.2.1 DFD Level 0

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa diagram nol, diagram nol ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem Informasi, mendefinisikan DFD Level 0 sebagai berikut: “Diagram yang dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks yang penjabarannya lebih terperinci”.2004:166 Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan diagram level 0 sebagai berikut: ”Diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram”.2005:64 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DFD Level 0 adalah diagram yang menggambarkan tahapan proses dalam diagram konteks sehingga lebih terperinci.

2.3.2.2 DFD Detail

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa diagram detail, karena diagram detail ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem Informasi, mendefinisikan DFD Detail sebagai berikut: ”Diagram yang dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol”.2004:166 Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan Diagram Rinci Level Diagram sebagai berikut: ”Diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level di atasnya”.2005:64 59 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DFD detail atau diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam diagram level 0 dengan menggambarkan arus data lebih detail lagi.

2.3.3 Kamus Data

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa kamus data, karena kamus data ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mendefinisikan kamus data sebagai berikut: “Kumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file di dalam sistem”.2003:66 Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan kamus data sebagai berikut: “Katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi”.2005:70 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kamus data adalah kumpulan elemen, simbol atau katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi untuk memudahkan dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file dalam sistem tersebut. Tahapan pembuatan kamus data menurut Al- Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi antara lain: “a. Nama Arus Data b. Alias c. Bentuk Data d. Arus Data e. Penjelasan.”2005:71 60 Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahapan pembuatan kamus data diatas: a. Nama Arus Data Nama Arus Data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data. b. Alias Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila ada. Untuk menyatakan nama lain dari suatu data element atau data store yang sebenarnya sama dengan data element atau data store yang telah ada. c. Bentuk Data Bentuk data perlu dicatat di kamus data, karena dapat dipergunakan untuk mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem. d. Arus Data Arus Data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD. e. Penjelasan Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

2.3.4 Bagan Alir Flowchart

Menurut Jogiyanto H.M dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan bagan alir flowchart adalah “bagan chart yang menunjukkan alir flow di dalam program atau prosedur sistem secara logika”.2005:795 Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, mendefinisikan bagan alir flowchart adalah “teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis”.2005:71 61 Berdasarkan kedua definisi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa bagan alir flowchart adalah bagan yang menunjukkan alir di dalam program atau prosedur sistem guna menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara logika.

2.3.4.1 Flowchart Dokumen

Menurut Jogiyanto H.M dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan bagan alir dokumen document flowchart adalah “bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya”.2005:800 Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, mendefinisikan bagan alir dokumen document flowchart adalah “bagan alir yang menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi”.2005:75 Berdasarkan kedua definisi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa flowchart dokumen adalah bagan alir yang menunjukkan aliran dokumen, laporan dan formulir dalam sebuah organisasi sehingga jelas darimana dan kemana aliran dokumen, laporan, dan formulir tersebut.

2.3.4.2 Flowchart Sistem

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa bagan alir Flowchart, karena bagan alir Flowchart ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan flowchart sistem sebagai berikut: “Sistem Flowchart bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem”.2005:796 Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Flowchart Sistem bagan alir sistem adalah menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan, dan output sebuah sistem informasi akuntansi”.2005:75 62 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa flowchart sistem bagan alir sistem adalah bagan yang menunjukkan atau menggambarkan arus dari sebuah sistem secara keseluruhan, mulai dari input, pemrosesan dan output sistem tersebut berupa sistem informasi akuntansi.

2.3.5 Normalisasi

Menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mendefinisikan normalisasi adalah “suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel- tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity tersebut”.2003:76 Normalisasi menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi adalah “proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi”.2004:169 Berdasarkan kedua definisi normalisasi, penulis menyimpulkan bahwa normalisasi adalah proses mengelompokkan data ke dalam bentuk tabel dimana dalam tabel tersebut terdapat entitas dan relasi antar entitas sehingga terbentuk database yang mudah dimodifikasi. Berikut ini adalah tahap-tahap normalisasi menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, adalah sebagai berikut: 63 “1. Bentuk tidak normal Bentuk tidak normal adalah suatu bentuk dimana semua data dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikasi data. 2. Bentuk normal pertama Bentuk normal pertama adalah suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian. 3. Bentuk normal kedua Bentuk normal kedua adalah suatu bentuk yang memenuhi syarat-syarat yaitu: a. Sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal pertama b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer 4. Bentuk normal ketiga Bentuk normal ketiga adalah suatu bentuk yang memenuhi syarat-syarat yaitu: a. Relasi antar file sudah merupakan bentuk normal kedua b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.”2003:77

2.3.6 ERD

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa Entity Relationship Diagram ERD, karena bagan Entity Relationship Diagram ERD ini membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Fatansyah dalam bukunya yang berjudul Basis Data, mendefinisikan ERD Entity Relationship Diagram sebagai berikut: “Gambar yang sistematis dari Mode Entity Relationship yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing- masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau”.2002:79 Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan ERD Entity Relationship Diagram sebagai berikut: “Suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak”.2005:142 Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan ERD adalah diagram suatu model data atau model jaringan yang disusun dan dikembangkan berdasarkan obyek, disimpan dalam sistem secara abstrak. 64 Adapun elemen-elemen ERD, yang dijelaskan oleh Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, adalah sebagai berikut: “a. Entity b. Relationship c. Relationship Degree d. Atribut e. Kardinalitas Cardinality.”2005:143 Berikut ini adalah penjelasan mengenai elemen-elemen ERD diatas: a. Entity Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian terdapat unsur waktu di dalamnya b. Relationship Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya kalimat aktif atau kalimat pasif. c. Relationship Degree Relationship degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat relationship yang sering digunakan dalam ERD adalah sebagai berikut: 1 Unary Relationship, yaitu model relationship yang terjadi diantara entity yang berasal dari entity set yang sama. Contoh Diagram Relationship Unary dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Diagram Relationship Unary 65 2 Binary Relationship, yaitu model relationship antara instance-instance dari suatu tipe entitas dua entity yang berasal dari entity yang sama. Contoh Diagram Relationship Binary dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Diagram Relationship Binary 3 Ternary Relationship, yaitu relationship antara instance-instance dari tiga tipe entitas secara sepihak. Contoh Diagram Relationship Ternary dapat dilihat pada gambar 2.5. SKS Gambar 2.5 Diagram Relationship Ternary Relationship Degree atau derajat relationship yang penulis gunakan adalah Binary Relationship karena di dalam ERD yang penulis rancang terdapat satu relasi dengan dua entity yang berbeda. d. Atribut Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship. Atribut value atau nilai atribut adalah suatu occurrence tertentu dari sebuah attribute di dalam suatu entity atau relationship. e. Kardinalitas Cardinality Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu: 66 1 One to One Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya. Contoh Diagram Kardinalitas One to One dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Diagram Kardinalitas One to One 2 One to Many atau Many to One Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Contoh Diagram Kardinalitas One to Many dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar 2.7 Diagram Kardinalitas One to Many 3 Many to Many Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun yang kedua. Contoh Diagram Kardinalitas Many to Many dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8 Diagram Kardinalitas Many to Many 67 Penulis menggunakan kardinalitas relasi one to many atau many to one, karena pada hubungan satu ke banyak atau banyak ke satu dinyatakan satu entitas mempunyai hubungan dengan banyak kejadian, dan sebaliknya dengan hubungan banyak ke satu. 2.3.6.1 Partisipasi Participation Menurut Sikha Bagui Richard Earp dalam bukunya yang berjudul Data Design Using Entity-Relationship Diagram, membagi participation menjadi dua yaitu sebagai berikut: “A. Full Participation is the double line. Some designers prefer to call this participation mandatory. The point is that is that if part of a relationship is mandatory or full, you cannot have a null value a missing value for that attribute in relationship. B. Part Participation is the single line, is also called optional. The sense of partial, optional participation is that there could be student who don’t have a relationship to automobile.” 2003:77 Berikut adalah contoh dari Full Participation dan Part Participation yang terlihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Partisipasi Full Participation dan Part Participation 68 Berdasarkan penjelasan dan gambar di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Full Participation dilambangkan dengan dua garis diantara belah ketupat yang berarti pasti, yaitu sepeda pasti akan dikendarai. Sedangkan Part Participation dilambangkan dengan satu garis diantara belah ketupat yang berarti tidak pasti, yaitu tidak semua siswa mengendarai sepeda.

2.3.6.2 Kunci Elemen Data Key

Key merupakan satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data row dalam tabel secara unik Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, mendefinisikan key sebagai berikut: “Elemen record yang dipakai untuk menemukan record tersebut pada waktu akses, atau bisa juga digunakan untuk mengidentifikasi setiap entityrecordbaris”.2005:138 Jenis-jenis key menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, yaitu terdiri dari: “a. Superkey b. Candidate Key c. Primary Key d. Alternate Key e. Foreign Key f. External Key Identifier.”2005:138 Berikut uraian dari jenis-jenis key tersebut diatas: a. Superkey, merupakan satu atau lebih atribut kumpulan atribut dari suatu tabel yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi entityrecord dari tabel tersebut secara unik tidak semua atribut dapat menjadi superkey. b. Candidate Key, merupakan superkey dengan jumlah atribut minimal. Candidate key tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain, sehingga candidate key sudah pasti superkey namun belum tentu sebaliknya. c. Primary Key, salah satu atribut dari candidate key dapat dipilih ditentukan menjadi primary key dengan tiga kriteria sebagai berikut: - Key tersebut lebih natural untuk digunakan sebagai acuan. - Key tersebut lebih sederhana. - Key tersebut terjamin keunikannya. 69 d. Alternate Key, setiap atribut dari candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key, maka atribut-atribut tersebut dinamakan alternate key. e. Foreign Key, merupakan sembarang atribut yang menunjuk kepada primary key pada tabel yang lain. f. External Key Identifier, merupakan suatu lexical attribute atau himpunan lexical attribute yang nilai- nilainya selalu mengidentifikasi satu object instance. Penulis menggunakan primary key, karena primary key merupakan salah satu atribut dari candidate key yang dipilih dengan kriteria lebih natural untuk digunakan sebagai acuan, lebih sederhana, dan terjamin keunikannya.

2.3.6.3 Basis Data

Dalam merancang sebuah sistem diperlukan alat kelengkapan sistem yaitu berupa basis data, karena basis data ini sangat membantu penulis memudahkan dalam merancang sebuah sistem. Menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, mendefinisikan basis data sebagai berikut: “Kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi”.2003:73 Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa: “basis data database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya.”2005:217 Berdasarkan definisi basis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data atau fakta yang mewakili suatu objek manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dsb yang digambarkan dalam bentuk angka, simbol, teks, dan lain- lain sebagai suatu aktifitas objek tertentu. 70

2.4 Software

Definisi software menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer adalah “instruksi- instruksi yang ditulis oleh manusia untuk mengaktipkan fungsi dari perangkat keras komputer”.2002:359 Menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi, mendefinisikan software sebagai berikut: “Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.” [2004:234] Menurut Jogiyanto perangkat lunak software dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian,yaitu: “1. Perangkat lunak sistem operasi operating system 2. Perangkat lunak bahasa language software 3. Perangkat lunak aplikasi application software.”2002:360 Berdasarkan definisi software di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa software adalah kumpulan dari program-program untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer dan mengaktipkan fungsi perangkat keras computer. 2.4.1 Software Sistem Ope rasi Definisi Operating system menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Operating System sistem operasi berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen- komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lain- lain”.2004:235 Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, mendefinisikan sistem operasi operating system adalah “program yang ditulis mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari sistem komputer”.2002:360 Penulis menggunakan Microsoft Windows XP sebagai sistem operasi karena Microsoft Windows XP adalah sistem operasi yang dilengkapi berbagai fasilitas serta mudah dalam pengoprasiannya. 71

2.4.2 Software Interpreter

Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, mendefinisikan Software Interpreter adalah sebagai berikut: “Software Interpreter merupakan program untuk menterjemahkan program yang ditulis dengan bahasa tingkat tinggi menjadi bahasa mesin, Interpreter menterjemahkan instruksi per instruksi dan langsung dikerjakan sehingga source program tidak harus ditulis secara lengkap terlebih dahulu.”2002:394 Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa software interpreter adalah program penterjemah bahasa tingkat tinggi menjadi bahasa mesin dan menterjemahkan instruksi per instruksi.

2.4.3 Software Compiler

Menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, mendefinisikan software compiler sebagai berikut: “Kompiler berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami oleh manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung satu file”. 2004:241 Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, mendefinisikan software compiler sebagai berikut: “Software Compiler merupakan suatu program penterjemah yang menterjemahkan source program yang ditulis dengan bahasa tingkat tinggi menjadi program bahasa mesin. Compiler menterjemahkan secara keseluruhan dari source program yang ditulis dengan lengkap terlebih dahulu”.2002:392 Untuk software interpreter penulis menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 karena Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang dapat memudahkan dalam pembuatan program-program aplikasi berbasis windows.

2.4.4 Software Aplikasi

Definisi Software Aplikasi Application Software menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, menyebutkan bahwa: “Perangkat lunak aplikasi Application Software adalah program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu”.2002:360 72 Menurut Edhy Sutanta dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teknologi Informasi, menyebutkan bahwa: “Application Software merupakan perangkat lunak yang dikembangkan untuk digunakan pada aplikasi tertentu”.2005:21 Untuk software aplikasi penulis menggunakan Microsoft Access 2003 sebagai database dan Crystal Report sebagai program aplikasi untuk membuat laporanreport. 73

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Kehidupan manusia dari masa ke masa sejak zaman purbakala, apalagi dalam abad modern ini penuh dengan resiko yang tidak selalu dapat diperkirakan sebelumnya. Untuk menangani resiko tersebut perlu adanya upaya, yang dalam hal ini hampir tidak mungkin upaya- upaya menanggulangi resiko dilakukan sendiri, oleh karena itu PT Pelayanan Sekuriti Nusantara PSN yang didirikan dan dikelola oleh para Purnawirawan Polri merasa terpanggil dan siap untuk membantu mengatasi setiap resiko tersebut. Modus operandi kejahatan, kecelakaan rumah tangga dan kejadian-kejadian darurat lainnya merupakan kemungkinan yang selalu tidak menyenangkan. Pencegahan dan reaksi cepat dalam menghadapi kondisi tersebut sangat diperlukan, guna mengurangi resiko kehilangan harta benda, cedera badan bahkan mungkin kehilangan nyawa. PT Pelayanan Sekuriti Nusantara didirikan pada tanggal 19 Desember 1998, berdasarkan akta pendirian nomor 14 dari notaris Ny. H. Mommy H. Soeria Soemantri, SH. PT Pelayanan Sekuriti Nusantara bergerak dibidang usaha jasa pengamanan pada umumnya, khususnya di dunia usaha dan industri, yang meliputi manajemen sekuriti, penyiapan tenaga sekuriti, pelatihan tenaga sekuriti, pelatihan manajer sekuriti, konsultan dan pemasangan peralatan sekuriti, perlindungan diri untuk para eksekutif, penyelidikan atas klaim asuransi, dan seminar dan lokakarya sekitar pengembangan sekuriti. Legalitas perusahaan berdasarkan keterangan-keterangan di bawah ini: a. Akta Pendirian dari Notaris Ny. H. Mommy H. Soeria Soemantri, SH di Bandung Nomor 14 tanggal 19 Desember 1998. b. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor C. 20049. HT.01.01. TH.99 tanggal 14 Desember 1999. c. Perubahan Anggaran Dasar PT Pelayanan Sekuriti Nusantara di depan Notaris dan PPAT DR. H. Soegito, SH Nomor 05 tanggal 25 Februari 2003. d. Lembaran Negara RI No. 5561 tanggal 15 Desember 2003. 74 e. SK Kapolri No. Pol : Skep241II1999 tanggal 26 Februari 1999 Bidang Usaha Jasa, Bidang Konsultasi Keamanan. f. SK Kapolri No. Pol : S125I2006 tanggal 4 Januarai 2006 Bidang Usaha Konsultasi Keamanan. g. SK Kapolri No. Pol : S126I2006 tanggal 4 Januari 2006 Bidang Usaha Penyediaan Tenaga Pengamanan. h. SK Kapolri No. Pol : S127I2006 tanggal 4 Januari 2006 Bidang Usaha Penerapan Peralatan Keamanan. PT Pelayanan Sekuriti Nusantara memiliki filosofi dan karakterisitik yang menunjukkan bagaimana PT Pelayanan Sekuriti Nusantara bekerja adalah sama pentingnya dengan kemampuan dan jasa yang diberikan. PT Pelayanan Sekuriti Nusantara selalu meletakkan kepentingan klien sebagai sasaran utama serta percaya bahwa filosofi ini akan membantu untuk mengetahui kebutuhan klien dan memenuhinya, dengan senatiasa memperhatikan: a. Kualitas, yang menilai kualitas jasa PT Pelayanan Sekuriti Nusantara adalah klien, oleh karena itu mutu pelayanan jasa sekuriti selalu ditingkatkan dengan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan teknologi yang dimiliki perusahaan serta menerima masukan dari klien. b. Profesional, Team Work PT Pelayanan Sekuriti Nusantara terdiri dari tenaga- tenaga profesional yang memiliki kemampuan teknik, pengalaman, kreativitas, dan motivasi yang tinggi, sehingga mampu bekerjasama dengan klien untuk menghasilkan solusi secara praktis dan inovatif c. Netral dan Independen, PT Pelayanan Sekuriti Nusantara bebas dari interest tertentu dan bertindak netral untuk kepentingan sekuriti, sehingga lebih mampu mengidentifikasikan masalah secara akurat dan menghasilkan solusi yang tepat.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Dokumen yang terkait

Perancangan Web Browser Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0

3 59 54

Server 2000 Berbasis Client Server (Studi Kasus Pada Yayasan Budi Bakti Utama) Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Posisi Keuangan Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Microsoft

0 9 65

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Job Order Costing Pada CV Selaparang Menggunakan Microsoft Visual Basic

0 5 2

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Simpan Pinjam Pada Koperasi Purnawirawan ABRI Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0

9 73 148

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada PT. Liana Swalayan Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 2008 Dan Database MYSQL

4 12 137

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada SMA Negeri 4 Cimahi Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Microsoft SQL Server 2000 Berbasis Client Server

0 11 79

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Laba Rugi Pada PT.Travalink Indonesia Tours & Travel Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Microsoft SQL Server 2000 Berbasis Client Server

0 4 18

Analisis sistem informasi pelayanan kesehatan KBI Bandung dengan menggunakan microsoft visual basic 6.0 : laporan hasil kerja praktek

0 3 1

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Pada Bina Siswa SMA Plus Cisarua Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 Berbasis Client Server

0 3 1

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Pada Kelurahan Cibeureum Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan Microsoft SQL Server 2000 Berbasis Client Server

0 14 322