E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori
Gambar 4. Kerangka Teori
Vektor DBD Aedes aegypti
Kimia Biologi
Pengendalian vektor Terpadu
PSN-DBD
Insektisida sintetik
Insektisida alami
Ekstrak ethanol rimpang kunyit Curcuma domestica Val
Minyak atsiri : Memiliki efek larvasida yaitu
dengan cara mengganggu susunan saraf pada larva
Curcumin : Suatu zat yang dapat
mengahambat pertumbuhan larva
Larva mati
Bunga
Batang Akar
Daun Ekstrak bunga krisan
Ekstrak daun legundi Ekstrak ethanol batang
kecombrang Pengendalian Vektor
2. Kerangka Konsep
= Variabel Bebas = Variabel terikat
Gambar 5. Kerangka konsep
Ekstrak ethanol rimpang kunyit Curcuma domestica Val
kematian larva Aedes aegypti
per satuan waktu
Minyak atsiri : Memiliki efek larvasida yaitu
dengan cara mengganggu susunan saraf pada larva
Curcumin : Suatu zat yang dapat
mengahambat pertumbuhan larva
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak ethanol rimpang kunyit Curcuma domestica Val efektif sebagai larvasida terhadap larva Aedes
aegypti instar III. Rumusan masalah 2, 3 dan 4 dijawab secara
deskriptif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Berdarah Dengue DBD
1. Etiologi
Demam berdarah dengue DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus Arboviroses yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae dan mempunyai empat jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4 Irianto, 2014. 2.
Cara Penularan
Tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus Dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus Dengue
ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti Irianto, 2014.
Nyamuk Aedes aegypti betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase
viremia yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari dan tetap infektif selama hidupnya.
Virus akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3-4 hari rata-rata selama
4-6 hari timbul gejala awal penyakit secara mendadak yaitu demam, pusing, myalgia nyeri otot, hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda
atau gejala lainnya Kemenkes RI, 2011. 3.
Diagnosa DBD Menurut WHO 2011, kriteria diagnosis DBD adalah sebagai berikut :
a.
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan test torniquet positif, ptekiae,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi serta hematemesis danatau melena.
3. Pembesaran hati hepatomegali.
4. Syok ditandai takikardi, perfusi jaringan yang buruk, hipotensi
dan gelisah b.
Kriteria laboratorium 1.
Trombositopenia 100.000mm
3
2. Hemokonsentrasi Hematokrit meningkat 20
Jika ditemukan dua kriteria klinik serta trombositopenia atau hemokonsentrasi, maka dapat ditegakkan diagnosis klinis DBD.
B. Nyamuk Aedes aegypti
1. Klasifikasi
Menurut Dzakaria 2008, klasifikasi nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia Phylum
: Arthropoda Subphylum : Uniramia
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Subordo : Nematosera
Familia : Culicidae
Sub famili : Culicenae Tribus
: Culicini Genus
: Aedes Spesies
: Aeges aegypti
2. Morfologi dan siklus hidup Aedes aegypti
Morfologi tahapan Aedes aegypti sebagai berikut Ditjen PP dan
PL RI, 2011:
a. Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran lebih kurang 0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air
yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampung air. Telur dapat bertahan sampai lebih kurang 6 bulan di tempat kering.
Gambar 1.Telur Aedes Aegypti. Larva mulai timbul,
telur pecah di dekat ujung anterior karena tekanan larva Zaman, 1997
b. Jentik larva
Ada 4 tingkat instar jentiklarva sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut Ditjen PP dan PL 2005, yaitu:
1. Instar I: larva usia 1-2 hari, berukuran paling kecil, yaitu 1-2
mm, duri-duri pada dada belum jelas dan corong pernafasan pada siphon juga belum jelas.
2. Instar II: larva usia 2-4 hari, berukuran 2,5-3,8 mm, duri-duri
dada belum jelas, corong kepala mulai menghitam. 3.
Instar III: lebih besar sedikit dari larva instar II,usia 4-6 hari, berukuran 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan corong
pernafasan berwarna coklat kehitaman. 4.
Instar IV: larva berusia 6-8 hari, berukuran paling besar 5-6 mm dengan warna kepala gelap.