Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

(1)

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU

TERHADAP KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MEDAN

TESIS

Oleh

SAHATA MARLEN SITUNGKIR 077019054/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU

TERHADAP KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SAHATA MARLEN SITUNGKIR 077019054/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KUALITAS SUMBER DAYA

MANUSIA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MEDAN

Nama Mahasiswa : Sahata Marlen Situngkir Nomor Pokok : 077019054

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) (Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 30 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS

2. Dr. Sutarman, M.Sc

3. Ir. Harmein Nasution, MSIE 4. Drs. Syahyunan, M.Si


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DIRUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I MEDAN. ”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juni 2009 Yang membuat pernyataan,

Sahata Marlen Situngkir 077019054/IM


(6)

ABSTRAK

Manajemen Mutu Terpadu adalah system Manajemen yang menempatkan kualitas sebagai strategi untuk meningktkan kinerja petugas dengan melibatkan setiap fungsi dan anggota organisasi yakni melalui peran Pegawai, Pimpinan, Hubungan Pimpinan dan Pegawai serta Lingkungan Kerja dengan baik sesuai standard pelayanan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dalam upaya meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusianya, Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dengan pengaruh Penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia dengan melihat pengaruh dari factor-factor yakni peran Pegawai , peran Pimpinan, Hubungan Pimpinan dengan Pegawai serta Lingkungan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk (1), Mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu I Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, (2). Mengetahui dan menganalisa Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap kualitas Sumber Daya Manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

Teori yang digunakan yaitu Total Quality Manajemen dan teori kwalitas Sumber Daya Manusia dan didukung Undang-undang Tentang pemasyarakatan dan Peraturan-peraturan tentang Tugas dan Fungsi Rumah Tahanan Negara Klasi Medan.

Metodologi Penelitian, Penelitian di lakukan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, Tehnik pengumpulan data yakni data primer dan data sejunder dengan responden. Penarikan sample dengan metode proportional sederhana, Sifat penelitian ini adalah penelitian explantori yang didukung oleh metode survey, Pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif, dan variable yang diteliti diukur dengan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15,00 dengan analisa deskritif dan pengujian hipotesis menggunakan ananlisis regresi linear berganda.

Koefision Determinasi (R2) pada Hipotesis pertama adalah sebesar 0,560 hal ini menunjukkan bahwa variable-variable bebas yang teliti mampu menjelaskan 56 % terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu yang diteliti, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara serempak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara peran Pegawai, peran pimpinan,Hubungan Pimpinan dengan Pegawai dan Lingkungan Kerja terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (2) secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan peran pimpinan, peran pegawai, serta lingkungan kerja terhadap penerapan manajemen mutu terpadu , Dan Peran pimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominant terhadap penerapan manajemen mutu terpadu pada Rutan Klas I Medan di Medan, Dan pada Hipotesis kedua (R2) adalah sebesar 0,570 hal ini menunjukkan bahwa variable penerapan menejemen mutu terpadu mampu menjelaskan 57 % terhadap variable kwalitas sumber daya manusia. Dan Hasil Penelitian menunjukan bahwa penerapan Manajemen Mutu terpadu berpengaruh signifikan terhadap kwalitas Sumber Daya


(7)

Manusia dan adanya kenaikan Indeks Prestasi Kumulatif pelaksanaan tugas di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

Hasil Penelitian ini dapat dapat disimpulkan bahwa Peran Pimpinan, peran pegawai hubungan pimpinan dengan pegawai, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu. Dan penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh signifikan terhadap Kwalitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.


(8)

ABSTRACT

Total Quality Management is management system focused to the quality as strategy to increase the performance of officer in each function and members of organization such as the role of employee, management, a relationship between superior and subordinate in Rutan (detention center) class I Medan as effort to increase the human resource quality. The problem in this study is what the influence of the implementation of total quality standard to the human resource quqlity based any factors, i.e. the role of employee, the role of management, a relationship between superior and subordinate and the work environment.

This research aims (1) to study factors influence the implementation of total quality management in Rutan class I Medan, (2) to study and analyze the influence of implementation of total quality managen\ment to the human resource quality at Rutan claas I Medan.

The applied theories are Total Quality Management and Human Resoruce Quality that support by act on Penal System and the rule on task and function of Rutan (detention center) Class I Medan.

The research method. This research was conducted at Rutan Class I Medan. The collected data are primary and secondary data by questionnaire that support by interview .The ample in this research is 64 respondents. The applied sampling is a simplest proportional method. This research is an explanatory study support by survey method. The applied approach is quantitative descriptive study and variable is measured by likert scale . The data processed using the software SPSS version 15.00 with descriptive analysis and hypothesis tested using the multi linear regression analysis.

The determination coefficient (R2) in the first hypotesis is 0.560 that indicates that independent variable describe 56% of implementation of studied total quality management. The results of study indicates that (1) there is a positive and significant influence simultaneously of the role of employee, management, a relationship between superior and subordinates and the work environment to the implementation of total quality management. And the role of management has a dominant influence to the implementation of total quality management at Rutan class I Medan in Medan. And in second hypotesis (R2) is 0.570 indicated that variable of total quality management implementation describe 57% human resource quality variable. And the result of research indicates that the implementation of total quality management influence the human resource quality significantly and there is increasing of cumulative achievement index of the task implementation at Rutan Clas I Medan.

Based on this result it concluded that the role of management, employee, relationship between superior and subordinate, work environment influence the total quality management implementation significantly. And the implementation of total


(9)

quality management influence the human resource quality at Rutan class I Medan significantly.


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan dapat menyelesaikan pendidikan pada pada program studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Terhadap Kualitas Sumber Daya

Manusia Di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan “

Selama melaksanakan pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan moril dan material dari berbagai pihak, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof..Chairuddin P Lubis DTM&H., Sp(Ak), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., M,Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani ,SE, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku ketua komisi Pembimbing dan Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan pemikirannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr.Sutarman , M,Sc masing-masing sebagai komisi Pembanding.

6. Bapak Drs. Mashudi, BcIP. MAP selaku Kepala Kantor Wilayah Departemen Huku dan Ham Sumatera Utara.

7. Bapak Amran Silalahi, BcIP.SH selaku Kepala Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

8. Seluruh Dosen, Staf pengajar dan Staf adminitrasi di Program studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(11)

9. Rekan-rekan mahasiswa/ I di program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, pada kelas kekhususan Departemen Hukum dan Ham RI.

10.Istri Desny Lusiana Purba, anak Winston Lord situngkir, Yos Sam Krisbiantoro Situngkir, Kardo Agusman Situngkir, Orang Tua Alm. P. R. Situngkir / R.Br.Simarmata, Mertua R.A.Purba,SH / R.S.Br. Saragih serta seluruh keluarga penulis.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna oleh karenanya Penulis mohon maklum dan saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2009. Penulis,


(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Sahata Marlen Situngkir lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 22 Juni 1971 anak ke tiga dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Pio Raja Situngkir ( alm ) dengan ibu Randainim br. Simarmata ( Alm ).

Pendidikan SD Inpres 0604013 lulus Tahun 1984 di Medan, SMP Tunas Harapan lulus tahun 1987 di Medan, SMEA Negeri 2 lulus Tahun 1990 di Medan, Sarjana ( S1 ) fakultas Hukum Universitas Sisingamangaraja XII lulus tahun 1999 di Tapanuli .

Bekerja : Sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Depertemen Hukum dan Ham RI sejak Tahun 1992 bertugas Pada UPT Rumah Tahanan Negara KLas I Medan.

Diklat/ Khursus : Diklat Prajabatan TK II Tahun 1993 Kepemimpinan TK IV Tahun 2004 Penyuluhan Hukum Tahun 2005 Pendidikan HAM Tahun 2009 Penghargaan : Pembrantasan Narkoba Tahun 2007 Status Kawin dengan 3 Orang Anak


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... v

RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang... 1

1.2. Perumusan masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Kerangka Berfikir ... 5

1.6. Hipotesis... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Penelitian terdahulu... 9

2.2. Teori Tentang Manajemen Mutu Terpadu ... 11

2.2.1. Pengertian dan Manfaat Manajemen Mutu Terpadu... 11

2.2.2. Manfaat Manajemen Mutu Terpadu... 14

2.2.3. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ... 16

2.2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia... 19


(14)

2.2.4.2. Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia... 21

2.2.4.3. Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia ... 23

2.2.4.4. Ruang Lingkup Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1. Tempat dan Waktu ... 26

3.2. Metode Penelitian ... 26

3.3. Populasi dan Sampel ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 28

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 28

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasinal Variabel... 29

3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis pertama... 29

3.6.2. Model analisis data Hipotesis pertama... 30

3.6.3. Identifikasi variabel Hipotesis Kedua ... 32

3.6.4. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 33

3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen... 34

3.7.1. Uji Validitas ... 34

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Hasil Penelitian ... 36

4.1.1. Gambaran Umum Rumah Tahanan Negara Klas I Medan... 36

4.1.1.1. Sejarah Rumah Tahanan Negara Klas I Medan 36 4.1.1.2. Visi dan Misi Rumah Tahanan Negara Klas I Medan... 37

4.1.2. Bulan Tertib Pemasyarakatan (Buterpas)... 37


(15)

4.13.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis

Kelamin ... 44

4.1.3.2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45

4.1.3.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan... 46

4.1.3.4. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja... 47

4.1.4. Analisis Diskriptif Variabel ... 47

4.1.4.1. Penjelasan Responden atas Peran Pimpinan ... 47

4.1.4.2. Penjelasan Responden atas Peran Pegawai ... 50

4.1.4.3. Penjelasan Responden atas Hubungan Pegawai Dan Pimpinan ... 52

4.1.4.4. Penjelasan Responden Atas Lingkungan Kerja 54

4.1.4.5. Penjelasan Responden Atas Manajemen Mutu Terpadu ... 57

4.1.4.6. Penjelasan Responden atas Kualitas Sumber Daya Manusia ... 60

4.2. Evaluasi Model Analisis Hipotesa Pertama ... 63

4.2.1. Uji Determinasi ... 64

4.2.2. Uji Normalitas Data ... 64

4.2.3. Uji Multikolinieritas... 65

4.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 67

4.3. Pembahasan Hipotesis Pertama... 68

4.3.1. Uji Serempak (UJI F) ... 68

4.3.2. Uji Parsial (Uji t)... 69

4.3.2.1. Pengaruh Peran Pimpinan Terhadap Manajemen Mutu Terpadu... 70

4.3.2.2. Pengaruh Peran Pegawai Terhadap Penerapan Manejemen Mutu Terpadu ... 71

4.3.2.3. Pengaruh Hubungan Pegawai dan Pimpinan Terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ... 72


(16)

4.3.2.4. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap

Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ... 73

4.3.3. Uji Variabel Yang Paling Dominan ... 75

4.4. Pembahasan Model Analisis Hipotesa Kedua... 76

4.4.1. Uji Determinasi ... 77

4.4.2. Uji Normalitas data ... 77

4.4.3. Uji Multikolinieritas... 78

4.4.4. Uji Heterokedastistas ... 80

4.5. Pembahasan Hipotesis Kedua... 81

4.5.1. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Mutu Terpadu... 81

4.5.1.1. Peran Pimpinan ... 83

4.5.1.2. Peran Pegawai ... 84

4.5.1.3. Hubungan Pimpinan dan Pegawai ... 85

4.5.1.4. Lingkungan Kerja ... 86

4.6. Gambaran Hasil Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan ... 87

4.7. Uji Parsial (Uji t)... 90

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1. Kesimpulan ... 91

5.2. Saran... 92


(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Populasi dan Sampel dalam Penelitian ... 28

3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 29

3.3. Definisi Operasional Variabel... 32

4.1. Jumlah Pegawai Rutan Klas I Medan ... 43

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.3. Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45

4.4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 46

4.5. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja ... 47

4.6. Penjelasan Responden atas Peran Pimpinan ... 48

4.7. Penjelasan Responden atas Peran Pegawai ... 50

4.8. Penjelasan Responden atas Hubungan Pegawai dan Pimpinan ... 52

4.9. Penjelasan Responden atas Lingkungan Kerja ... 55

4.10. Penjelasan Responden atas Penerapan Manajemen Mutu Terpadu .... 58

4.11. Penjelasan Responden atas Kualitas Sumber Daya Manusia... 60

4.12. Hasil Regresi ... 63

4.13. Hasil Uji Determinasi... 64

4.14. Uji Multikolinieritas... 66

4.15. Uji Serempak (Uji F)... 68

4.16. Hasil Regresi ... 70

4.17. Hasil Regresi ... 76

4.18. Hasil Uji Determinasi... 77

4.19. Uji Multikolinieritas... 79

4.20. Sebelum Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ... 81

4.21. Sesudah Penerapan Manajemen Mutu Terpadu... 82


(18)

4.23. Descriptive Statistics... 84 4.24. Descriptive Statistics... 85 4.25. Descriptive Statistics... 86 4.26. Kondisi Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ... 87 4.27. Nilai Indek Prestasi Komulatif... 88 4.28. Hasil Regresi ... 90


(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka Berpikir... 7

2.1. Manfaat Total Quality Management... 14

4.1. Jabatan Struktural Rutan Klas I Medan ... 40

4.2. Hasil Uji Normalitas ... 65

4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.4. Hasil Uji Normalitas ... 78


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Pertanyaan... 95

2. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 110

3. Komitmen Pemimpin ... 111

4. Hubungan Pimpinan Dengan Pegawai... 112

5. Lingkungan Kerja... 113

6. Manajemen Mutu Terpadu... 114


(21)

ABSTRAK

Manajemen Mutu Terpadu adalah system Manajemen yang menempatkan kualitas sebagai strategi untuk meningktkan kinerja petugas dengan melibatkan setiap fungsi dan anggota organisasi yakni melalui peran Pegawai, Pimpinan, Hubungan Pimpinan dan Pegawai serta Lingkungan Kerja dengan baik sesuai standard pelayanan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dalam upaya meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusianya, Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dengan pengaruh Penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia dengan melihat pengaruh dari factor-factor yakni peran Pegawai , peran Pimpinan, Hubungan Pimpinan dengan Pegawai serta Lingkungan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk (1), Mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu I Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, (2). Mengetahui dan menganalisa Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap kualitas Sumber Daya Manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

Teori yang digunakan yaitu Total Quality Manajemen dan teori kwalitas Sumber Daya Manusia dan didukung Undang-undang Tentang pemasyarakatan dan Peraturan-peraturan tentang Tugas dan Fungsi Rumah Tahanan Negara Klasi Medan.

Metodologi Penelitian, Penelitian di lakukan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, Tehnik pengumpulan data yakni data primer dan data sejunder dengan responden. Penarikan sample dengan metode proportional sederhana, Sifat penelitian ini adalah penelitian explantori yang didukung oleh metode survey, Pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif, dan variable yang diteliti diukur dengan skala likert. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15,00 dengan analisa deskritif dan pengujian hipotesis menggunakan ananlisis regresi linear berganda.

Koefision Determinasi (R2) pada Hipotesis pertama adalah sebesar 0,560 hal ini menunjukkan bahwa variable-variable bebas yang teliti mampu menjelaskan 56 % terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu yang diteliti, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara serempak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara peran Pegawai, peran pimpinan,Hubungan Pimpinan dengan Pegawai dan Lingkungan Kerja terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (2) secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan peran pimpinan, peran pegawai, serta lingkungan kerja terhadap penerapan manajemen mutu terpadu , Dan Peran pimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominant terhadap penerapan manajemen mutu terpadu pada Rutan Klas I Medan di Medan, Dan pada Hipotesis kedua (R2) adalah sebesar 0,570 hal ini menunjukkan bahwa variable penerapan menejemen mutu terpadu mampu menjelaskan 57 % terhadap variable kwalitas sumber daya manusia. Dan Hasil Penelitian menunjukan bahwa penerapan Manajemen Mutu terpadu berpengaruh signifikan terhadap kwalitas Sumber Daya


(22)

Manusia dan adanya kenaikan Indeks Prestasi Kumulatif pelaksanaan tugas di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

Hasil Penelitian ini dapat dapat disimpulkan bahwa Peran Pimpinan, peran pegawai hubungan pimpinan dengan pegawai, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu. Dan penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh signifikan terhadap Kwalitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.


(23)

ABSTRACT

Total Quality Management is management system focused to the quality as strategy to increase the performance of officer in each function and members of organization such as the role of employee, management, a relationship between superior and subordinate in Rutan (detention center) class I Medan as effort to increase the human resource quality. The problem in this study is what the influence of the implementation of total quality standard to the human resource quqlity based any factors, i.e. the role of employee, the role of management, a relationship between superior and subordinate and the work environment.

This research aims (1) to study factors influence the implementation of total quality management in Rutan class I Medan, (2) to study and analyze the influence of implementation of total quality managen\ment to the human resource quality at Rutan claas I Medan.

The applied theories are Total Quality Management and Human Resoruce Quality that support by act on Penal System and the rule on task and function of Rutan (detention center) Class I Medan.

The research method. This research was conducted at Rutan Class I Medan. The collected data are primary and secondary data by questionnaire that support by interview .The ample in this research is 64 respondents. The applied sampling is a simplest proportional method. This research is an explanatory study support by survey method. The applied approach is quantitative descriptive study and variable is measured by likert scale . The data processed using the software SPSS version 15.00 with descriptive analysis and hypothesis tested using the multi linear regression analysis.

The determination coefficient (R2) in the first hypotesis is 0.560 that indicates that independent variable describe 56% of implementation of studied total quality management. The results of study indicates that (1) there is a positive and significant influence simultaneously of the role of employee, management, a relationship between superior and subordinates and the work environment to the implementation of total quality management. And the role of management has a dominant influence to the implementation of total quality management at Rutan class I Medan in Medan. And in second hypotesis (R2) is 0.570 indicated that variable of total quality management implementation describe 57% human resource quality variable. And the result of research indicates that the implementation of total quality management influence the human resource quality significantly and there is increasing of cumulative achievement index of the task implementation at Rutan Clas I Medan.

Based on this result it concluded that the role of management, employee, relationship between superior and subordinate, work environment influence the total quality management implementation significantly. And the implementation of total


(24)

quality management influence the human resource quality at Rutan class I Medan significantly.


(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang berlokasi di Jalan Lembaga pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara pidana, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.04. PR.07 .03 tahun 1985 tentang Organisasi dan tata kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah penyimpanan benda sitaan Negara.

Rumah Tahanan Negara adalah unit pelaksana teknis di bidang penahanan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung Kepada Kepala Kantor wilayah Departemen Hukum dan Ham Sumatera Utara.

Rumah Tahanan Negara mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau terdakwa ; untuk melaksanakan tugas tersebut Rumah Tahanan Negara mempunyai fungsi:

1. Melakukan pelayanan tahanan

2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib. 3. Melakukan pengelolaan.


(26)

Rumah Tahanan Negara Medan menggerakkan organisasi dalam pencapaian tujuan sangat mengandalkan sumber daya manusia sebagai sumber daya penggerak pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia haruslah dipandang sebagai sumber daya organisasi yang dapat meningkatkan daya kompetensi organisasi. Peningkatan daya kompetensi organisasi dapat dicapai bila sumber daya manusia dikembangkan kualitasnya. Dengan pengembangan kualitas tersebut diharapkan semua sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi secara optimal untuk mencapai suatu tujuan. Namun harus disadari bahwa kualitas seseorang akan berbeda dengan yang lainnya.

Berdasarkan pengamatan secara umum kinerja pegawai pada Rumah Tahanan klas I Medan belum maksimal. Hal ini dapat diketahui masih tingginya egoisme antar sub seksi dalam intern organisasi yang berakibat kurangnya kerjasama dalam organisasi, kurang baiknya koordinasi dengan instansi penegak hukum dan kurangnya sarana dan prasarana kerja yang mana dalam pelaksanaan tugas masih menggunakan sistem manual berakibat pelayanan menjadi lamban dan tidak maksimal. Padahal pada perkembangan jaman teknologi sekarang ini yang mengunakan sistem informasi manajemen dengan dukungan teknologi komputerisasi, Internet dan lain-lain yang serba canggih dan modern belum tersedia. Akibat dari hal tersebut diatas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Rumah Tahanan Negara klas I Medan belum sesuai harapan dimana masih banyak diterima keluhan warga binaan pemasyarakatan dan masyarakat serta pemberitaan media massa perihal pelaksanaan tugas pokok Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang negative yang pada


(27)

giliranya akan membangun opini / pencitraan negatif dan akan berdampak buruk terhadap akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat pada Rumah Tahanan Negara Klas I Medan hal ini salah satunya tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. Kenyataan ini dapat juga dilihat dari hasil pencapaian prestasi kerja pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan berdasarkan Penilaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan RI pada tahun 2007 masih relative rendah yakni Nilai Indeks Prestasi Kumulatifnya hanya 76 dalam arti belum memuaskan. penilaian prestasi kerja ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara nasional terhadap unit pelaksana teknis pemasyarakatan seluruh Indonesia setiap tahun.

Berkenaan dengan hal tersebut untuk membangun pencitraan positif dan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Rumah Tahanan Negara Klas I Medan berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya yakni dengan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) melalui program bulan tertib pemasyarakatan yang dicanangkan Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Ham Sumatera Utara pada tanggal 15 Pebruari 2008 di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, program bulan tertib pemasyarakatan ini yakni menggerakkan semua potensi Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dengan mengoptimalkan kinerja pegawai, meningkatkan kerjasama dan koordinasi baik internal maupun eksternal, pelatihan, pengawasan, penilaian , sarana dan prasarana dan perbaikan


(28)

system, serta memberi penghargaan atas prestasi pegawai sehingga menumbuhkan semangat , motivasi dan disiplin kinerja pegawai.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Sejauhmana peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dengan pegawai serta lingkungan kerja berpengaruh terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan ?

b. Sejauh mana pengaruh penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap kualitas Sumber Daya manusia di Rumah Tahanan Negara klas I Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dengan pegawai, serta lingkungan kerja yang mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Klas I Medan

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.


(29)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Rumah Tahanan Klas I Medan, sebagai bahan masukan untuk mengetahui penerapan manajemen mutu terpadu dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

2. Bagi program studi Magister Ilmu Manajemen sekolah Pascasarjana USU, merupakan tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

3. Bagi peneliti, dimana dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang dimiliki bertambah luas terutama mengenai penerapan Manajemen Mutu Terpadu.

4. Menjadi referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.

1.5. Kerangka Berfikir

Gasper , (2005) menyatakan bahwa Total Quality Management (TQM) adalah suatu cara meningkatkan perfomansi secara terus menerus ( continuos performance improvement ) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.


(30)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi yang membangun keunggulan bersaing melalui peran sumber daya manusia yang menjalankan strategi organisasinya. Oleh karena itu sangatlah penting bagi sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu mendorong semua petugas untuk memberikan kontribusi secara optimal terhadap pencapain tujuan organisasi.

Zainun (2001) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang bermutu dalam arti sebenarnya adalah kerja yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari pekerja tersebut.

Berkualitas bukan hanya pandai tetapi memenuhi semua syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar- benar dapat diselesaikan menurut kompetensi kemampuan, kecakapan, ketrampilan, kepribadian, sikap dan prilaku.

Sumber daya manusia keberadaannya menempati posisi yang paling menentukan dalam peningkatan mutu suatu sistem organisasi. Dalam manajemen mutu terpadu , pegawai diberikan kesempatan untuk terlibat aktif di dalam sistem dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial maupun kemampuan pelaksanaan operasional, karena sasaran yang terpenting di dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta mengembangkan agar punya kualitas yang optimal.


(31)

Menurut Marbun dan Heryanto (1993), penerapan manajemen mutu terpadu berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Penerapan peran manajemen mutu terpadu yang dimaksud antara lain : peran pimpinan, peran pegawai, hubungan antara pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

.

Gambar 1.1. Kerangka berpikir

K U A L I T A S S D M PERAN PIMPINAN PERAN PEGAWAI HUBUNGAN PIMPINAN DENGAN PEGAWAI LINGKUNGAN KERJA P E N E R A P A N T Q M


(32)

1.6. Hipotesis

Adapun Hipotesis Penelitian ini sebagai berikut :

a. Peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

b. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Sularso dan Murdijanto (2004) dengan judul Pengaruh penerapan peran Total Quality Management Terhadap kualitas sumber daya manusia. Tujuan Pernelitian tersebut adalah untuk menguji apakah penerapan Total Quality Management dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Balai Pengujian sertifikasi mutu barang dan lembaga tembakau Jember . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia dengan sub variable kemampuan teoritis ,kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan moral. Sedangkan variabel bebas terdiri dari peran karyawan, peran pimpinan, hubungan pimpinan dan karyawan, dan aspek lingkungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden (sampel) sebanyak 80 orang. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan metode regresi berganda, dan variabel yang diteliti juga sama. Perbedaannya adalah bahwa penelitian terdahulu ini melihat penerapan Total Quality Management dengan menggunakan variable terikat yang terdiri dari beberapa


(34)

sub variable (kemampuan teoritis, kemampuan teknis, kemapuan konseptual dan kemampuan moral), sedangkan penelitian yang dilakukan penulis melihat penerapan Total Quality Management dengan varibel terikatnya, yaitu kualitas sumber daya manusia.

Sinaga ( 2006 ) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap kualitas sumber daya manusia pada PT .Sinar Sosro di Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan mengunakan metode analisis data regresi berganda dengan sifat penelitian deskriftif kuantitatif, dan variabel yang diteliti diukur dengan rating scale. Sampel dalam penelitian sebanyak 94 responden yang penarikan sampelnya dengan metode Proportional stratified random sampling.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan peran karyawan, peran pimpinan, peran hubungan karyawan dan pimpinan, peran aspek organisasi dan peran aspek lingkungan kerja terhadap kualitas sumber daya manusia pada PT. Sinar Sosro di Medan .

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara serempak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara peran karyawan, peran pimpinan, peran hubungan karyawan dan pimpinan, peran aspek organisasi, dan peran lingkunan kerja terhadap kualitas sumber daya manusia. Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan peran karyawan, peran pimpinan dan lingkungan kerja terhadap kualitas sumber daya manusia. Peran pimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kualitas sumber daya manusia pada PT .Sinar Sosro di Medan.


(35)

2.2. Teori Tentang Manajemen Mutu Terpadu

2.2.1. Pengertian dan Manfaat Manajemen Mutu Terpadu

Menurut Malthis dan Jackson (2001) menyatakan : Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah proses manajemen komprehensif yang berfokus pada perbaikan yang terus menerus dari aktifitas organisasi untuk menajamkan kualitas dan jasa yang ditawarkan.

Gaspersz (2005 ) menyatakan bahwa :

Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan Manajemen sistimatik yang berorientasi pada organisasi , pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptkan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas manajemen adalah merupakan antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.

Total Quality Management (TQM) adalah suatu cara meningkatkan perfomansi scara terus menerus ( continuos performance improvement ) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

Definisi lainnya menyatakan TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana 2001).


(36)

Menurut Ishikawa (1992) manajemen mutu terpadu adalah :

Sistem manajemen yang menempatkan mutu sebagai strategi usaha, melibatkan setiap fungsi dan anggota organisasi dalam upaya peningkatan mutu dan berorientasi sepenuhnya pada kepuasan pelanggan dan karyawan.

Selanjutnya menurut Nasution (2001) Total Quality Management adalah perpaduan semua fungsi ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team work, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan. 1 .Pengertian Total

Menunjukkan bahwa TOM merupakan strategi organisasinal menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen serta karyawan.

Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata Total berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.

2 Pengertian kualitas

Bukan berarti sekedar produk bebas cacat, tetapi TQM lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kwalitas. Kenyataan bahwa ekspetasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karateristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.


(37)

3. Pengertian Manajemen

Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kwalitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategis dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.

Menurut Nasution (2001) yang membedakan Total Quality Management (TQM) dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen-komponennya. Komponen ini memiliki sepuluh unsur utama, yaitu : focus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerjasama tim (teamwork), perbaikan system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Seperti apapun TQM didefisikan, yang lebih penting adalah bagaimana mengimplementasikan TQM dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam sisten TQM secara utuh agar berhasil dalam penerapannya, memberikan nilai tambah dan berdampak positif bagi organisasi., pegawai dan pelanggan. Bila TQM diimplementasikan tidak tepat malah menjadi sumber pemborosan, hal ini bukan tidak sering terjadi meskipun kedengarannya ironis.


(38)

2.2.2. Manfaat Manajemen Mutu Terpadu

Menurut Nasution (2001) manfaat TQM dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dapat memperbaiki posisi persaingan dan meningkatkan keluaran bebas dari kerusakan seperti tampak pada gambar berikut :

Sumber : Nasution, (2001)

Gambar. 2.1. Manfaat Total Quality Management

Total Quality Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa organisasi mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Sebuah Organisasi yang memahami mengapa mereka memperkenalkan Total Quality Management dapat menerapkan suatu system yang fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh Total Quality Management.

P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki posisi persaingan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan Harga yang lebih tinggi Meningkat kan pangsa pasar Mengurangi biaya operasi Meningkatkan penghasilan Meningkatkan laba


(39)

Total Quality Management yang efektif harus dapat memastikan bahwa kegiatan-kegiatan bisnis diawasi dan didokumentasikan. Hal ini memungkinkan setiap orang mengetahui apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mereka mengerjakannya. Sebagai hasilnya, inefisiensi dan pemborosan dapat ditentukan sasarannya dan kemudian dihilangkan. Manfaat Total Quality Management yang efektif banyak sekali tetapi hal tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusahaan yang mengenalinya; terikat erat dengan Total Quality Management: menyita waktu dan sulit untuk menerapkan sistem hasil pertimbangan sempurna yang sesuai dengan organisasi yang dapat memajukan tujuan-tujuan bisnis.

Berikut ini adalah manfaat-manfaat umum sebuah Total Quality Management yang efektif yang telah dipertimbangkan masak-masak (Faure,1999) ; (1) pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa selalu diproduksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. (2) biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari penghapusan ketidak sesuaian. (3) daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. (4) semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien.

Suatu Total Quality Management yang tidak efektif biasanya terlihat oleh setiap orang yang memperhatikannya sebagai pemborosan waktu dan inefisiensi tanpa manfaat nyata bagi organisasi, kecuali menjaga pelanggan tetap senang. Posisi ini dapat timbul apabila manajemen memutuskan untuk menerapkan system TQM tanpa memperhatikan apa yang diperlukan tentang kebutuhan-kebutuhan bisnis secara


(40)

memadai. Hal ini dapat terjadi bila misalnya organisasi menerapkan Total Quality Management karena tekanan dari para pelanggan mereka untuk mendapatkan pengesahan ISO/BS. Hal ini memberikan kepada para pelanggan jaminan bahwa hanya produk atau jasa yang memenuhi syarat yang akan disediakan oleh pemasok. 2.2.3. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu

Menurut Tjiptono dan Diana ( 2003 ) bahwa :

Dalam implementasi manajemen mutu terpadu , tidak satupun rumus , kiat ataupun cara tertentu yang universal dan dapat menghasilkan kesuksesan dalam segala kondisi dan untuk semua organisasi. Setiap organisasi harus mengadaptasi ide-ide dan teknik-teknik yang sesuai dengan organisasinya , kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, budaya organisasi, dan situasi kerja yang digeluti organisasi tersebut.

Implementasi manajemen mutu terpadu membutuhkan suatu proses yang sistematis. George dan Weimerskirch dalam Tjiptono dan Diana ( 2003) menyatakan ada beberapa fase utama dalam implementasi manajemen mutu terpadu, yaitu :

1. Peran Manajemen Senior terhadap perubahan . 2. Peran / keterlibatan Pegawai .

3. Hubungan pegawai dengan pimpinan baik secara internal maupun eksternal . 4. Perbaikan atau penyempurnaan system dan kondisi lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.


(41)

Dalam TQM, Pegawai dibebani kesempatan untuk terlibat aktif di dalam system dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial maupun kemampuan pelaksanan operasional. Sasaran yang terpenting didalam TQM adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta mengembangkan agar punya kualitas yang optimal.

Menurut Marbun dan Heryanto (1993), penerapan peran Total Quality Management adalah (1) peran Pegawai, (2) peran pimpinan, (3) peran hubungan Pegawai dan pimpinan, (4) peran aspek lingkungan kerja.

Berikut ini akan dijelaskan lima penerapan peran TQM : 1. Pegawai .

Menurut Marbun dan Heryanto (1993) bahwa, Program TQM tidak akan berhasil hanya dengan kemauan kuat dari pimpinan, tetapi juga harus ditunjang oleh peran serta pegawai.

Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, posisi Pegawai untuk memainkan peran dalam pengelolaan mutu sangatlah strategis.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran pegawai adalah kemampuan dan kemauan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

Kemampuan untuk mengembangkan diri : asset organisasi yang paling berarti adalah pribadi-pribadi Pegawainya.


(42)

2. Pimpinan

Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, para pemimpin mencoba untuk memahami persoalan-persoalan yang dihadapi para anggota dan juga perasaan-perasaan mereka, pekerjaan mereka, dan lingkungan kerja.

Kemudian Marbun Dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, untuk merangsang perubahan perilaku di organisasi yang bersangkutan, diperlukan keyakinan akan manfaat program TQM dari pimpinan .

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan adalah keikutsertaan aktif pimpinan dan adanya keterbukaan dalam komunikasi, komunikasi yang baik akan membantu kesukseskan satu organisasi dan akan memperkecil kesenjangan / salah paham. Perkembangan perusahaan juga perlu diciptakan oleh pimpinan.

3. Peran hubungan pegawai dan pimpinan

Menurut Mangkuprawira (2002) bahwa, hubungan pegawai dan pimpinan yang didasarkan pada pendekatan hubungan sosial adalah salah satu upaya agar kinerja pegawai memiliki daya saing tinggi.

Marbun dan Heriyanto (1993) menyatakan bahwa, hubungan pegawai dan pimpinan merupakan isu-isu yang menentukan pengorganisasian, antara lain kesebahasaan dalam tindakan, kebersamaan pegawai dan pimpinan dalam menghadapi setiap masalah, keserasian langkah tindakan, kesukarelaan dalam kerjasama : unsur kesukarelaan dalam bekerja yang tulus dan lahir dari dalam diri akan membentuk kekuatan juang yang kokoh.


(43)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan adalah kemampuan dan keaktifan pimpinan dalam memperjelas dan mempercepat proses kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

4. Lingkungan kerja

Menurut Tery dan Rue (2001) menyatakan bahwa, lokasi, peralatan meja-meja, formulir-formulir, penerangan, semangat umum, dan sikap-sikap,sarana kerja adalah contoh dari factor-faktor lingkungan kerja.

Marbun dan Heryanto (1993) menyatakan bahwa, lingkungan kerja antara lain kedisiplinan kerja akan meningkatkan kualitas kerja, ketertiban dalam tindakan, kerapihan lingkungan dan proses kerja, serta kesegaran jasmani : kondisi fisik seseorang sangat menentukan hasil karyanya .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang baik dapat mendukung keberhasilan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia 2.2.4.1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Menurut Harmein Nasution (2005) bahwa sumber daya manusia ( SDM) di dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi, karena pada dasarnya SDM yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara dari system integral tersebut, baik itu input, proses, maupun output.

Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya . Sumber daya manusia jika ditinjau dari segi kualitasnya memiliki dua kemampuan, yaitu :


(44)

1. Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang.

2. Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan terutama

dalam dunia kerja / organisasi.

Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya manusia dalam menggerakan dan mengembangkan organisasi.

Agar kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan organisasi.

Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari pekerjaan tersebut (Zainun,2001).

Bila mana dikehendaki seseorang yang akan diserahi pekerjaan yang sudah jelas dan pasti standar syarat-syarat yang dituntutnya, maka perlu dikembangkan cara-cara- pembuktian untuk menyatakan adanya kecocokan antara jabatan atau pekerjaan itu dengan orang yang akan menduduki jabatan dan melaksanakan pekerjaan itu.

Hessel Tangkilisan (2005) mengatakan Sumber daya manusia adalah suatu cara untuk mengendalikan sumber daya penggerak dalam suatu organisasi atau institusi secara efektif dan efisien, dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi .

Perlunya sumber daya manusia dikelola dengan baik karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi.


(45)

2.2.4.2. Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia

Zainun (2001) menyatakankan peningkatan mutu sumber daya manusia dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti :

(1) Menyiapkan seseorang agar saatnya dihari tugas tertentu yang belum tahu secara khusus, apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti diserahi tugas yang sesuai

(2) Memperbaiki kondisi sesorang yang sudah diberi tugas dan sedang menghadapi tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk mampu mengemban tugas itu sebagaimana mestinya

(3) Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang syarat-syaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakannya sekarang,

(4) Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di seputar tugasnya,baik yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan tugasnya

(5) Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan karena berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu secara sebagian atau seluruhnya

(6) Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah orang yang benar-benar cocok untuk tugas yang sedang diembannya,

(7) Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain baik teman sejawat maupun para relasinya.


(46)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia menurut Robbins (2001) dapat diukur dari keberhasilan :

(1) Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan

(2) Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau system mengerjakan suatu pekerjaan

(3) Peningkatan kemampuan konsepsual adalah mampu memprediksi segala sesuatu yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju

(4) Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu bekerja sama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia mengembangkan diri.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dengan pemberian pekerjaan merupakan upaya peningkatan mutu. Orang yang dikatakan sudah bermutu dalam arti mempunyai kualitas tertentu untuk melakukan sesuatu pekerjaan akan kehilangan sebagian atau seluruh mutu itu secara berangsur-angsur bila pada saatnya tidak dimanfaatkan dengan memberi pekerjaan yang sesuai. Orang dapat bermutu dan diberi pekerjaan yang sesuai akan semakin matang dan semakin mantap mutunya karena bertambahnya mutu itu dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari pekerjaan.


(47)

2.2.4.3. Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia

Faktor manusia sangat penting didalam organisasi untuk menghadapi kompetensi dan strategi bertahan, maka setiap bagian didalam organisasi harus terlibat dan membutuhkan waktu yang berkesinambungan serta konsisten didalam pengelolaanya.

Tantangan didalam pengelolaan sumber daya Manusia terdiri dari dua aspek yaitu aspek dari luar organisasi dan aspek dari dalam organisasi.

1. Aspek dari luar organisasi. a. Teknologi

Perubahan teknologi akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur pekerjaan, proses operasi, sehingga menuntut keahlian tertentu dalam menjalankanya.

b. Budaya dan lingkungan

Perubahan Norma dan system nilai dalam masyarakat. c. Ekonomi

Perubahan struktur ekonomi menyebabkan ketatnya persaingan sehingga para pegawai dituntut lebih kreratif dan inovatif.

d. Pemerintahan.

Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lapangan kerja, seperti undang-undang kepegawaian, system penggajian dll.


(48)

2. Aspek dari dalam organisasi

a. Sistem pengelolaan SDM yang meliputi : rekrutmen, system penilaian Performance, system karier, pendidikan dan latihan, system imbalan, system reward and punishment dan Pemberhentian Pegawai.

b. Budaya organisasi

Keadaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan konflik didalam organisasi, walaupun konflik didalam organisasi tidak dapat dihindari, tetapi bagaimana organisasi mengelolanya agar konflik tersebut menjadi minimum

c. Ketersediaan sistem Informasi .

Sistem informasi yang dibutuhkan haruslah dapat diakses oleh semua anggota organisasi agar dapat cepat menyatukan persepsi dalam mengambil kebijakan organisasi dan mengimlementasikan dalam bentuk kegiatan kerja organisasi. 2.2.4.4. Ruang Lingkup Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Notoatmodjo ( 1988:11), ruang lingkup pengembangan kualitas sumber daya manusia di dalam suatu organisasi mencakup tiga pokok kegiatan yang saling berkaitan yaitu :

a. Perencanaan Sumber daya manusia

Digunakan untuk mengektifkan penggunaan sumber daya manusia, menyesuaikan kegiatan sumber daya manusia dengan tujuan organisasi, dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia, dan mengembangkan system manajemen sumber daya manusia.


(49)

b. Pendidikan dan Latihan

Upaya untuk mengembangkan kwalitas sumber daya manusia, terutama untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.

c. Manajemen Sumber daya manusia

Seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Jadi pengembangan kwalitas sumber daya manusia adalah pengelolaan atau penggunaan sumber daya manusia dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan kinerja organisasi yang diinginkan, dengan memperhatikan tingkat pendidikan, ketrampilan, disiplin, lingkungan kerja, hubungan antar personal pegawai, budaya, dan manajemen dalam organisasi.


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan Jl. Lembaga pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan. Peneitian dilakukan sejak bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009.

3.2. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah :

Pendekatan penelitian melalui survey, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, sifat penelitian adalah deskriptif eksplanatori. Sugiyono (2003) menyatakan bahwa “ Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel–variabel yang diteliti serta hubungan antara saru variabel dengan variabel lain”. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Manajemen Manajemen Mutu Terpadu terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan sebanyak N = 177 orang.


(51)

Menurut Umar (2002) untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut : N

n = --- 1 + Ne

Keterangan :

n= Ukuran sampel. N= Ukuran populasi

e= persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerin atau diinginkan (dalam penilitian ini digunakan 10 %)

Jumlah sampel dalam penilitian ini adalah : 177

n = = 63,8 n= 64 orang 1+177(0,10)

Untuk menentukan siapa sampel yang dijadikan responden secara acak atau random berdasarkan proporsi yang telah dihitung untuk setiap seksi dalam rumus berikut (Nazir,2000).

Ni ni = xn

N Dimana :

Ni = jumlah sampel ke i Ni = jumpal populasi ke i


(52)

N = jumpah total populasi

n = jumpah sample total yang diinginkan

hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1. Populasi dan Sampel dalam Penelitian

No Seksi Populasi (orang) Sampel (orang)

I Seksi Pengelolaan. 19 19/177 x 64 = 8 II Seksi Pelayanan Tahanan 38 38/177x 64 = 13 III Kesatuan Pengamanan 120 120/177x 64 = 43

Total 177 64

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara :

1. Wawancara (interview). langsung dengan yang berhak dan berwenang memberi data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini.

2. Daftar pernyataan (questionnaire) yang diberikan kepada pegawai Rumah Tahanan Klas I Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini .

3. Studi dokumentasi , Pengumpulan dan mempelajari dokumen-dokumen di Rumah Tahanan Klas I Medan.

3.5. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer di peroleh dari daftar pertanyaan ( questionnaire ) dan wawancara ( Interview ) kepada responden.


(53)

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama

a.Variable bebas ( independent variable ) X ,terdiri dari : peran pimpinan (X1), peran pegawai (X2), hubungan pimpinan dan pegawai ( X3) , lingkungan kerja (X4).

b. Variable terikat ( dependent variable ) Y yaitu penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I Medan

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Peran Pimpinan

(X1):

Kemampuan

Pimpinan dalam memperjelas dan memproses kerja

-Kejelasan memberikan Instruksi pekerjaan

-Pemberian Informasi -Pengevaluasian hasil kerja -Penghargaan terhadap Prestasi Kerja.

-Kebebasan dalam mengemukakan Pendapat

Scala Likert

Peran Pegawai

(X2)

Kemampuan

Pegawai dalam melaksanakan

Pekerjaan

-Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan

- Pemberian Ide-ide -Semangat Bekerja -Kepuasan Kerja -Peningkatan Ketrampilan Scala Likert Hubungan Pimpinan dan Pegawai (X3)

Kebersamaan

Pegawai dan Pimpinan dalam menghadapi

masalah Organisasi

-Kebebasan dalam pengambilan keputusan

-Mendengar masalah-masalah Petugas

-Perhatian terhadap pekerjaan Petugas

-Penghargaan terhadap prestasi kerja petugas.

Scala Likert


(54)

Lingkungan Kerja

(X4)

Kondisi kerja yang

baik yang dapat menduku

ng keberhasilan petugas dalam melaksanakan

pekerjaanya.

-Pengaturan Waktu Kerja -Tata letak peralatan kerja -ukuran ruangan kerja -Perengkapan kerja -Suhu Udara Scala Likert Penerapan Manajemen Mutu Terpadu. (Y) Manajemen Mutu Terpadu yang berfokus pada perbaikan yang terus menerus. -Kualitas. -Kerjasama -evaluasi -perbaikan -pelatihan -penghargaan -kepuasan Scala Likert

3.6.2. Model analisis data Hipotesis Pertama

Model analisis data yang digunakan pada hipotesis pertama adalah model regresi berganda.

.Model persamaan regresi berganda pada hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4 + e Dimana :

Y= Penerapan Manajemen Mutu Terpadu.

a= intersep Y,yang merupakan titik potong dengan sumbu Y b= koefisien regresi

X1= Peran Pimpinan X2= Peran Pegawai

X3= Hubungan Pimpinan dan Pegawai. Lanjutan Tabel 3.2


(55)

X4 = Lingkungan Kerja e = Kesalahan penduga

Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi adalah melakukan uji signifikansi yaitu :

1. Uji serempak ( Uji F ).

Kriteria pengujian hipotetis untuk uji serempak ( uji statistic F ) untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas. Ho : b1, b2, b3, = 0 ( peran pimpinan, peran pegawai,, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap penerarapan manajemen mutu terpadu ).

H1 : b1 = 0 (peran pimpinan, peran pegawai ,hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu ).

Tingkat kepercayaan pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah) α = 0,05 Apabila nilai F hitung < f tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti bahwa variable-variabel bebasnya secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikatnya .sebaliknya jika F hitung >Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.


(56)

2. Melakukan uji t ( uji parsial ) untuk melihat pengaruh secara parsial masing- masing variable bebas terhadap variable terikat.kriteria pengujiannya adalah : Ho: bi = 0 ( peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu ).

Tingkat penelitian pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah α = 0,05 Jika t tabel < t hitung < t maka hipotetis Ho diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya jika t hitung t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

3.6.3. Identifikasi variabel hipotesis Kedua

a. Variabel bebas (Independent variable) yaitu penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan (X) .

b. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan (Y) .

Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Pengukuran

Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (X)

Manajemen Mutu Terpadu yang berfokus pada perbaikan yang terus Menerus -Kualitas. -Kerjasama -evaluasi -perbaikan -pelatihan -penghargaan -kepuasan Scala Likert Kualitas Sumber Daya Manusia ( Y )

Pekerjaan yang dilakukan Petugas mempunyai Kualitas yang baik dan dapat meningkatkan Produktifitas Organisasi. -Kecakapan -Ketrampilan -Prilaku Petugas. -Pengalaman -Pendidikan -Motivasi -Disiplin Scala Likert


(57)

3.6.4. Model Analisis Data Hipotesis Kedua

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier sederhana.

Model persamaan regresi linier dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + e Dimana :

Y = Kualitas Sumber Daya Manusia. a = intersep Y

b = Koefisien regresi.

X1= Penerapan Manajemen Mutu Terpadu. e = Kesalahan Penduga.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi ini adalah melakukan uji signifikansi yaitu :

1. Uji Serempak ( Uji F ).

Krateria pengujian hipotesis untuk uji serempak (uji statistic F) untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.

Ho : b1= 0 ( Penerapan Manajemen Mutu terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia ).

H1 : b1 = 0 (Penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia ).


(58)

Tingkat kepercayaan pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah α = 0,05 apabila nilai F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak , hal ini berarti bahwa variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya, sebaliknya jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H1 di terima , hal ini berarti bahwa variabel bebasnya berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen 3.7.1. Uji Validitas

Salah satu instrument yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah kuesioner, yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu

hal.untuk mengetahu apakah instrument kuisioner yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya maka dilakukan uji validitas.

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat penulis terlebih dahulu melakukan uji validitas internal, yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan ( content validity ). Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan mengambil 20 ( dua puluh ) responden yang tidak termaksud sample dalam penelitian.untuk pengujiannya digunakan, statistical package for social science ( SPSS) dengan versi 15,0.


(59)

Menurut Sugiyono (2003) bahwa : jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30. maka butir pertanyaan dianggap sudah valid . Hasil pengujian validitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS pada lampiran 1 terlihat pada kolom corrected item-total correlation terhadap variabel peran Pimpinan, peran pegawai, hubungan petugas dan pimpinan, lingkungan kerja, manajemen mutu terpadu dan kualitas sumber daya manusia ternyata seluruhnya adalah valid ,karena lebih dari 0.30.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji ini untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden.untuk melakukan pengujian reliabilitas penulisan menggunakan statistical package for social science (SPSS) dengan versi 15.0.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha.nilai cronbach alpha reliabilitas yang baik adalah makin mendekati 1. menurut sekaran (2000) dinyatakan bahwa : rebilitas yang kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan cronbach alpha 0,8 atau di atasnya adalah baik. Dari hasil pengujian reabilitas yang terdapat pada lampiran 1 dapat diketahui bahwa reabilitas varibel peran pimpinan, peran pegawai, hubungan Pegawai dan pimpinan, lingkungan kerja, manajemen mutu terpadu dan kualitas sumber daya manusia seluruhnya adalah reliabel karena nilai cronbach alpha telah melebihi 0,7.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Rumah Tahanan Negara Klas I Medan 4.1.1.1. Sejarah Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

Rumah Tahanan Negara klas I Medan dulu bernama penjara berada dijalan Suka Mulia nomor 1 yang berdiri pada masa penjajahan belanda, dan pindah pada tahun 1994 dijalan lembaga pemasyarakatan kelurahan tanjung gusta kecamatan helvetia kota medan dan secara resmi ditempati pada 14 November 1994 setelah diresmikan oleh Bapak Menteri Kehakiman RI Oetomo Usman ,SH .

Rumah Tahanan Negara didirikan dengan dasar hukum: a. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Tahun 1981

b. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP.

c. Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.04.PR.07.03-tahun 1985 tanggal 20 september 1985, tentang Organisasi dan tata kerja Lembaga pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, dan Rumah penyimpanan barang sitaan Negara .


(61)

4.1.1.2. Visi dan Misi Rumah Tahanan Negara Klas I Medan a. Visi

Visi Rumah Tahanan Negara Klas I medan

Terciptanya pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, masyakat dan makluk Tuhan Yang Maha Esa .

b. Misi

Misi Yang di emban rumah tahanan negara klas I medan adalah melaksanakan perawatan, pembimbingan serta pembinaan warga binaan pemasyarakatan dalam kerangka hokum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta perlindungan hak asasi manusia.

4.1.2. Bulan Tertib Pemasyarakatan ( Buterpas) a. Pengertian

Program bulan tertib pemasyarakatan merupakan kegiatan yang terencana dan berkesinambungan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas, dan dilakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program tersebut.

b. Maksud

Dengan pencanangan Bulan Tertib Pemasyarakatan dimaksud untuk membangun Komitmen dan peran aktif yang tinggi dan integritas moral yang kuat bagi petugas pemasyarakatan, agar dalam menjalankan tugasnya tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilaksanakan sesuai prosedur


(62)

yang ditetapkan, dan mampu menghindarkan diri dari berbagai bentuk penyimpangan, penyelewengan dan penyalagunaan wewenang.

c. Tujuan

Melalui pelaksanaan bulan tertib pemasyarakatan terwujudnya rumah tahanan negara klas I medan dalam kondisi tertib pengamanan, tertib pelayanan, tertib perawatan dan pengelolaan, tertib pembinaan dan pembimbingan, serta tertib peri kehidupan penghuni.

d. Sasaran Program

a. Pemberantasan peredaran narkoba b. Pemberantasan pungutan liar c. Penertiban warung-warung liar

d. Peningkatan pelayanan, perawatan dan pengelolaan. e. Pemberantasan penggunaan HP oleh penghuni f. Peningkatan kegiatan kerja.

Bulan tertib pemasyarakatan merupakan program kerja strategis sebagai upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Program kerja strategis tersebut tidak akan mencapai hasil yang optimal apabila tidak didukung oleh motivasi, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi dari seluruh jajaran Rumah Tahanan Negara klas I Medan pada semua tingkatan . untuk itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, terencana, terkoordinir, terpadu dan terkendali serta penuh tanggung jawab dari segenap pegawai di Rumah Tahanan Negara klas I Medan.


(63)

Rumah Tahanan Negara klas I Medan yang berlokasi di jalan Lembaga Pemasyarakatan kota madya Medan memiliki luas areal 3000 M2, untuk bangunan 1600 M, untuk perumahan 780 M yang terdiri dari 13 unit masing-masing unit sebesar 60 M2.

Adapun Rumah Tahanan Negara klas I Medan terdiri dari: 1. Bangunan kantor bertingkat II

2. Bangunan mesjid. 3. Bangunan aula

4. Bangunan untuk penghuni terdiri dari 9 blok dengan 100 sel/kamar hunian. 5. Bangunan penjagaan, terdiri Portir I dan II serta 4 buah pos jaga pada masing pada sudut bangunan.

6. Bagunan poliklinik 7. Bangunan dapur 8. Bangunan garasi

9. Bangunan bimbingan kegiatan

10. Bangunan bantuan hukum dan penyuluhan 11. Bangunan menara pengawas

12. Bangunan gardu 13. Bangunan genset

14. Bangunan inventaris barang-barang penghuni 15. Bangunan gereja


(64)

Sumber : Data kepegawaian Rutan Klas I Medan ( 2009).

Gambar 4.1. Jabatan Struktural Rutan Klas I Medan Kepala

Rumah Tahanan Negara klas I

Medan

Kaur Tata Usaha

Kepala Kesatuan Pengamanan

Kasi Pelayanan Tahanan

Kasi Pengelolaan

Petugas Keamanan

Ka sub seksi Administrasi dan

Perawatan

Kasubsi Perlengkapan dan

Keuangan

Kasubsi Penyuluhan dan Bantuan Hukum

Kasubsi Umum

Kasubsi Bimbingan Kerja


(65)

Rumah Tahanan Negara klas I Medan memiliki seksi – seksi dan sub seksi yang masing-masing memiliki tugas dalam mendukung tugas Rutan klas I Medan. Adapun tugas jabatan struktural / seksi-seksi dan sub seksi seperti Gambar 4.1. diatas sebagai berikut :

a.Seksi Pengelolaan

1. Sub seksi keuangan/perlengkapan a. Mengelola administrasi keuangan

b. Perlengkapan kantor , Beras / Bahan Makanan bagi Tahanan/Narapidana. c. Dan lainya yang berhubungan dengan keuangan / perlengkapan.

2. Sub Seksi Umum a. Urusan kepegawaian

b. Urusan kerumahtanggaan Rutan b. Seksi Pelayanan Tahanan

1. Sub seksi administrasi dan perawatan

a. Penerimaan , administrasi ,dokumentasi ,dan pengeluaran tahanan / narapidana

b. Perawatan tahanan dan pembinaan narapidana

c. dan lainya yang berhubungan dengan administrasi dan perawatan tahanan 2. Sub seksi bantuan dan penyuluhan hukum

a. Menyiapkan bantuan hukum oleh pengacara kepada para tahanan yang memerlukan.


(66)

b. Menyiapkan penyuluhan hukum dan kegiatan rohani bagi tahanan/ narapidana.

c. Menyiapkan kegiatan olah raga dan kesegaran jasmanai.

d. dan lain yang menyangkut kegiatan bantuan hokum dan penyuluhan. 3. Sub seksi bimbingan kerja

a. Melaksanakan kegiatan bimbingan pemanduan bakat, ketrampilan para tahanan / narapidana.

b. Mengelola dan menyalurkan hasil kerja warga binaan pemasyarakatan dan lain-lain yang menyangkut bimbingan kerja.

c. Kesatuan pengamanan Rumah Tahanan Negara.

a. Pengawasan dan pengendalian keamanan dan ketertiban. b. Administrasi pengamanan dan penggeledahan .

c. Mengatur tata kehidupan penghuni.

d. dan lain-lain yang menyangkut keamanan dan ketertiban rutan. d. Kaur tata usaha

a. Menyelenggarakan surat-menyurat b. urusan perjalan dinas

c. dan lain-lain yang menyangkut ketatausahaan.

Keadaan pegawai di Rutan klas I Medan dilihat dari jumlah pegawai sebanyak 177 orang, yang terdiri dari berbagai latar belakang dengan krateristik yang berbeda seperti pendidikan, budaya dan suku bangsa, usia, masa kerja. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, pada Pasal 8 ayat 2 petugas


(67)

pemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum .Yang dimaksud dengan “ Pejabat Fungsional “ adalah Petugas pemasyarakatan yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia RI dan telah memenuhi persyaratan antara lain:

1. Mempunyai latar belakang pendidikan teknis pemasyarakatan

2. Melakukan tugas yang bersifat khusus dilingkungan unit pelaksanaan teknis pemasyrakatan

3. Memenuhi persyaratan lain bagi jabatan fungsional dengan perundang- undangan yang berlaku.

Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Rutan Klas I Medan

No Jabatan Struktural Jumlah (Orang) (%) 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09 10. Kepala Rutan Kasie pengelolaan

Kasubsi keuangan dan perlengkapan Kasubsi umum

Ka. tata usaha

Kasie pelayanan tahanan

Kasubsi administrasi dan perawatan Kasubsi bimbingan kegiatan kerja Kasubsi bantuan hukum dan penyuluhan Ka. KPR dan petugas keamanan

1 1 10 5 5 1 10 5 10 129 0,6 0,6 6,0 3,0 3,0 0,6 6,0 3,0 6,0 71,2

Jumlah 177 100


(68)

4.1.3. Karakteristik Responden

4.1.3.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Responden yang penulis jadikan sampel memiliki karateristik berdasarkan jenis kelamin yang terlihat pada Tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

Laki-laki 58 91 Perempuan 6 9 Jumlah 64 100,00 Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap 64 Pegawai yang dijadikan responden dalam penelitian ini, jenis kelamin laki- laki sebanyak 58 orang ( 91%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang ( 9%). Hal ini menunjukkan bahwa Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan sebagian besar laki- laki. Hal ini dapat diketahui dari tugas dan fungsi Rumah Tahanan Negara klas I Medan sebagai tempat penahanan orang – orang yang melakukan pelanggaran hokum dan semua jenis kelamin warga binaan pemasyarakatan ( tahanan / narapidana ) adalah laki-laki ; tentu organisasi lebih mengutamakan pegawai laki-laki dalam melaksanakan tugas hal ini tidak terlepas dari beban dan krateristrik pekerjaan yang bersifat tegas dan sering menghadapi kekerasan dalam melaksanakan tugas yang barang tentu lebih dibutuhkan tenaga laki-laki dari pada perempuan.


(1)

Lampiran 2. Uji Validitas Dan Reliabilitas Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,771 ,785 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Kpeg1 Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5

3,8000 3,8000 4,4000 4,2000 3,8000

,61559 1,00525

,59824 ,52315 ,89443

20 20 20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted Kpeg1

Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5

16,2000 16,2000 15,6000 15,8000 16,2000

5,432 3,537 6,042 5,432 4,484

,543 ,746 ,329 ,682 ,550

,639 ,816 ,468 ,587 ,607

,734 ,651 ,790 ,708 ,732


(2)

Lampiran 3. Komitmen Pemimpin Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,787 ,787 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Kpeg1 Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5

4,0000 3,7000 5,6500 2,9000 3,8500

,56195 ,97872 ,87509 1,29371

,87509

20 20 20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted Kpeg1

Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5

14,1000 14,4000 14,4500 15,2000 14,2500

9,989 7,726 8,787 5,326 8,934

,504 ,627 ,490 ,853 ,456

,316 ,481 ,609 ,797 ,578

,778 ,726 ,770 ,531 ,779

Scale Statistics

Mean Variance Std Deviation N Of Items


(3)

Lampiran 4. Hubungan Pimpinan Dengan Pegawai Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,847 ,861 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Kpeg1 Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5

3,6000 3,6500 4,1500 3,8000 3,0000

1,09545 1,08942 ,67082 1,00525 1,37649

20 20 20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted Kpeg1

Kpeg2 Kpeg3 Kpeg4 Kpeg5 Kpeg6

18,4000 18,3500 17,8500 18,2000 18,2000 19,0000

18,568 15,608 18,976 15,432 15,432 14,526

,337 ,715 ,602 ,824 ,824 ,662

- - - - - -

,876 ,804 ,835 ,785 ,785 ,832

Scale Statistics

Mean Variance Std Deviation N Of Items


(4)

Lampiran 5. Lingkungan Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,810 ,821 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

LK1 LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7

3,8000 3,6000 3,6500 3,8000 3,6500 3,6500 4,3000

,69585 ,50262 ,48936 ,69585 ,48936 ,74518 ,65695

20 20 20 20 20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted LK1

LK2 LK3 LK4 LK5 LK6 LK7

22,6500 22,8500 22,8000 22,6500 22,8000 22,8000 22,1500

6,871 7,292 6,695 5,924 7,116 6,274 6,450

,392 ,485 ,732 ,702 ,548 ,525 ,571

,638 ,754 ,813 ,614 ,514 ,460 ,531

,815 ,799 ,761 ,754 ,787 ,792 ,780

Scale Statistics

Mean Variance Std Deviation N Of Items


(5)

Lampiran 6. Manajemen Mutu Terpadu Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,797 ,803 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

TQM1 TQM2 TQM3

3,7000 3,6500 2,9000

,97872 ,87509 1,29371

20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted TQM1

TQM2 TQM3

6,5500 6,6000 7,3500

3,945 4,253 2,450

,604 ,618 ,772

,410 ,442 ,598

,763 ,762 ,593

Scale Statistics

Mean Variance Std Deviation N Of Items


(6)

Lampiran 7. Kualitas Sumber Daya MAnusia

Case Processing Summary

N %

Cases Valid

Excluded (a) Total

20 0 20

100,0 0 100,0 Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items

N Of Items

,763 ,756 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Ksdm1 Ksdm2 Ksdm3 Ksdm4

3,55 3,90 3,60 3,75

,826 ,718 ,821 ,639

20 20 20 20 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach,s Alpha if Item

Deleted

Ksdm1 Ksdm2 Ksdm3 Ksdm4

11,25 10,90 11,20 11,05

3,250 2,832

2,589 4,261

,469 819 ,781 ,250

,409 ,718 ,699 ,245

,763 ,566 ,570 ,842 Scale Statistics

Mean Variance Std Deviation N Of Items