Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sastra adalah suatu karya sastra yang terlahir dari perasaan dan imajinasi manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari hasil karya imajinasi pikiran manusia itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan suatu karya sastra yang temanya selalu tentang manusia dan lingkungannya. Sastra terlahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, hal yang berisi tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta Semi,1993:1. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang ditulis dan dicetak. Selain itu, sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya nonfiksi, WelleckWarren dalam Jabrohim, 1990:3-11. Karya sastra secara umum terbagi atas tiga, yaitu: 1 puisi 2 prosa 3 drama. Puisi sebagai bentuk karya sastra yang paling dasar dan kuno memiliki kaitan erat yang kuat dengan kebudayaan sebuah bangsa. Puisi Cina memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan peninggalan dari zaman ke zamannya. Membahas puisi Cina tidak terlepas dari Libai 701-762, seorang penyair terkenal asal Cina yang karya-karyanya dikenang dan diapresiasi dari zaman ke zaman. Karya-karya Libai merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan peninggalan karya sastra Cina kuno. Oleh sebab itu, dalam proses belajar bahasa Mandarin, mempelajari puisi China merupakan bagian yang tak terpisahkan. Universitas Sumatera Utara Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya adalah penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter dalam Tarigan, 1986:4 menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, sekaligus merupakan seorang filsuf, negarawan, guru atau orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Cina, tercatat sebagai sebuah negeri dengan sejarah kesusastraan paling tua di muka bumi ini. Puisi-puisi Cina klasik hingga saat ini bagai sumur yang tak pernah kering untuk digali, dinikmati, dan dirasakan kesejukan dan kesegarannya. Ribuan, bahkan jutaan puisi lahir dari ribuan penyair Tiongkok kuno. Karya-karya mereka bagaikan mutiara yang kilauannya menembus bentangan masa, terentang sepanjang zaman. Membahas puisi Cina tidak bisa terlepas dari 李白, Lǐ Bái , penyair terkenal Tiongkok pada zaman Dinasti Tang. Karakternya yang tinggi hati dan percaya diri, lapang dada, kreasi yang bebas dan romantis sepenuhnya memanifestasikan karakter zaman dan wajah spiritual cendekiawan Tiongkok pada masa jaya Dinasti Tang. Sebagian besar dari hidup Li Bai dilewatkan dalam perjalanan keliling ke seluruh negeri. Pada masa itu, ia telah menulis banyak sajak yang melukiskan pemandangan alam. Banyak bait-bait sajaknya yang hiperbola dan Universitas Sumatera Utara sangat hidup melukiskan pemandangan alam menjadi kata-kata terkenal sepanjang masa. Sajak Li Bai yang tersebar sampai sekarang berjumlah 900 lebih, selain itu terdapat pula 60 lebih prosa. Sajak Li Bai sangat memukau dengan imajinasi dan kemegahan semangatnya yang luar biasa. Sajak-sajaknya telah memberikan pengaruh yang mendalam dan menjangkau jauh kepada generasi sesudahnya, sehingga ia dijuluki sebagai Dewa Syair. Penulis menemukan bahwa Li Bai memanfaatkan berbagai gaya bahasa sebagai salah satu cara untuk memperindah sajaknya. Gaya bahasa yang digunakan membuat karya-karya Li Bai menjadi karya-karya yang penuh dengan khayalan yang segar dan mengejutkan. Karya-karya Li Bai penuh dengan emosi yang meluap-luap serta penuh dengan gambaran yang ditampilkan secara indah dan megah. Hal ini dikarenakan Li Bai secara brilian mengaplikasikan berbagai gaya bahasa pada karya-karyanya. Bahasa merupakan media pembangun karya sastra. Sebagai media, bahasa berfungsi untuk mengemukakan atau mengekspresikan gagasan dan tujuan yang ada di dalam benak pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca. Oleh karena itu, dalam menyampaikan gagasan-gagasan, pengarang akan memiliki gaya bahasa sendiri yang mencerminkan karakternya. Pengarang menggunakan gaya bahasa untuk menciptakan efek tertentu dalam karya sastranya. Efek tertentu dapat menimbulkan nilai dan pengalaman estetik serta dapat menimbulkan reaksi tertentu bagi pembaca. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat topik analisis gaya bahasa pada kumpulan puisi Li Bai, yang berfokus pada pembahasan empat macam gaya bahasa yang paling banyak digunakan pada karya-karya penyair Li Bai yang sering dipelajari dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin , yaitu 对 偶 dui ou gaya bahasa yang memanfaatkan keseimbangan susunan kata, 比喻 bi yu gaya bahasa simile dan metafora, 夸张 kua zhang gaya bahasa hiperbola dan litotes, 反 问 gaya bahasa erotesis. Dengan dianalisisnya gaya bahasa pada karya-karya Li Bai, pembelajar bahasa mandarin diharapkan dapat lebih memahami penggunaan gaya bahasa dalam puisi China, sehingga akan membantu mereka secara lebih tepat menggunakan gaya bahasa pada puisi China.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian