Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai

DAFTAR PUSTAKA

Bato, M., Yulianda, F. dan Achmad Fahruddin. 2013. Kajian manfaat kawasan
konservasi perairan bagi pengembangan ekowisata bahari, Studi kasus di
kawasan konservasi perairan Nusa Penida, Bali. Depik 2 (2):104-113.
ISSN 2089-7790.
Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta
Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor
Dahuri, R. 1996. Pengembangan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Berganda
Hutan Mangrove di Sumatera. PPLH. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Dalimunthe, R. 2007. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi
Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Ermawan, R. W. 2008. Kajian Sumberdaya Pantai untuk Kesesuaian Ekowisata di
Pantai Prigi Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Honey, M. 1999. Ecotourism and Sustainable Development. Who owns Paradise?
Island Press. Washington D.C.

Irianto, H. 2002. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir (Studi
Kasus
Pemanfaatan dan Konfigurasi Ruang Kecamatan Bonang
Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah). Universitas Diponegoro.
Semarang
Maifat, S. 2008. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata (Studi
Tentang Pembangunan Ekowisata di Kenagarian Lasi Kecamatan
Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Mangindaan, P., Wantesan, A., Stephanus V. dan Mandagi. 2012. Analisis potensi
sumberdaya mangrove di Desa Sarawet, Sulawesi Utara, sebagai
kawasan ekowisata. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis VIII (2) : 4451.
Siagian, M. 2014. Kajian Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pesisir
Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan

Universitas Sumatera Utara

Muhaerin, M. 2008. Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk Pengelolaan
Ekowisata Di Estuari Perancak, Jembrana, Bali. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.
Muttaqin, T., Purwanto, R.H., dan Siti N.R., 2011. Kajian potensi dan strategi
pengembangan ekowisata di cagar alam pulau sempu Kabupaten Malang
provinsi Jawa timur. GAMMA
Nugrahanti, I. M. dan Ardi, M.T. 2012. Pengembangan permukiman nelayan
berbasis ekowisata di Pantai Timur Surabaya. Jurnal Teknik Pomits
1 (1) : 1-5.
Nancy, E. 2007. Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Yang Berkelanjutan Pada
Danau Lido Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. 2015. http://serdangbedagaikab.go.id.
Diakses pada tanggal 10 April 2016
Prasetyo, I. P. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata di
Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Universitas
Muhammadyah Purwokerto. Purwokerto
Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka. Jakarta.
Simanjuntak, C.R. 2016. Analisis Kelayakan dan SWOT Objek Wisata
Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah di Desa Hulu
Kecamatan pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provindi Sumatera

Utara. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Suratmo, G. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Wijayanti, T., 2011. Konservasi hutan mangrove sebagai wisata pendidikan.
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 1:15 - 25.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir Berbasis Konservasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Ziku, R. M. 2015. Partisipasi Masyarakat Desa Komodo dalam Pengembangan
Ekowisata di Pulau Komodo Manggarai Barat. Universitas Udayana.
Denpasar

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 di Pantai Cemara
Kembar Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang
Bedagai. Secara geografis lokasi ini terletak pada 03°35'29,52" - 03°35'24,46" LU

dan 99°5'28,59" - 99°5'39,09" BT. Lokasi wisata Pantai Cemara Kembar
Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2.Pantai Cemara Kembar
Sumber: www.serdangbedagaikab.go.id

Gambar 3. Lokasi Pantai Cemara Kembar
Sumber: Google Earth

Universitas Sumatera Utara

Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital, alat tulis,
Global Positioning System (GPS) recorder, plastik, papan jalan, secchi disc, bola
duga dan laptop.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka, kuesioner
untuk mendapatkan data primer dan data sekunder dari instansi pemerintah
setempat.

Metode Pengumpulan Data

Data Primer
Jenis data primer yang diambil adalah data sosial ekonomi. Pengambilan
data sosial ekonomi dilakukan dengan metode purposive sampling melalui
wawancara dengan masyarakat sekitar, pengunjung, dan pihak pengelola / instansi
terkait

untuk

mengetahui

permasalahan

pengelolaan

sumberdaya

alam,

kependudukan, dan persepsi masyarakat di Pantai Cemara Kembar.


Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berasal dari studi pustaka, buku-buku
laporan hasil penelitian sebelumnya serta buku-buku yang terkait dengan
penelitian ini. Data yang dikumpulkan meliputi sumberdaya alam, keadaan umum
kawasan Pantai Cemara Kembar, isu-isu yang berkembang, kebijakan pengelolaan
di wilayah tersebut, pendapatan masyarakat setempat 5 tahun terakhir serta
keadaan sosial masyarakat di Pantai Cemara kembar.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penarikan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu anggota
populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika atas
kaidah-kaidah yang berlaku didasari semata-mata dari judgement peneliti yakni
sampel yang diambil diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan,
digunakan untuk situasi dimana persepsi orang pada sesuatu sudah terbentuk
(Fauzi, 2001 dalam Nancy, 2007).
Pertimbangan yang diambil terhadap pengambilan responden adalah
berdasarkan hubungan para stakeholder tersebut dengan kawasan Pantai Cemara
Kembar baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara, observasi, serta pengisian kuesioner sebagai
data pokok.
Data ini diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara langsung kepada
responden serta data sekunder yang diperoleh dari instansi Pemerintah terkait.
Adapun data-data yang diperlukan adalah :
1.

Aspek karakteristik individu sampel ; nama, umur, jenis kelamin, jumlah
anggota keluarga, lama bermukim, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
dan jenis pekerjaan.

2.

Aspek partisipasi masyarakat

3.

Jumlah penduduk Dusun III Desa Sei Nagalawan tahun 2016.

Metode Analisis Data

Analisis Partisipasi Masyarakat
Data yang telah diperoleh dalam penelitian diolah dan ditabulasikan,
kemudian dimasukkan ke dalam tabel dan dihitung frekuensi dan persentasenya

Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan kriterianya. Tindakan terakhir penganalisisan dan dijabarkan
hasilnya.
Penilaian rentang besaran tingkat partisipasi serta karakteristik yang
diamati dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2012),
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena
sosial. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Skala Tingkat Partisipasi Responden
Tingkat Partisipasi Responden
NO

Pilihan Jawaban Terhadap Pertanyaan

Skor


1.

A

5

2.

B

4

3.

C

3

4.


D

2

5.

E

1

Untuk menafsirkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan
wisata pantai di Desa Sei Nagalawan, maka dibuat rentang total nilai seperti
Tabel 2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Indikator Tingkat Partisipasi Berdasarkan Rentang Skor
NO


Rentang Presentase Skor

Tingkat Partisipasi

1.

81 – 100

Sangat Tinggi

2.

61 – 80

Tinggi

3.

41 – 60

Sedang

4.

21 – 40

Rendah

5.

0 – 20

Sangat Rendah

Analisis Kesesuaian Lahan
Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan
potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan
dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata
bahari adalah (Yulianda, 2007):
IKW = (Σ Ni / Nmaks) x 100 %
Keterangan:
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni
= Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata
Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang
diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat
persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter.
Wisata pantai terdiri dari dua kategori yaitu kategori rekreasi dan wisata
mangrove. Kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10
parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai

Universitas Sumatera Utara

kategori rekreasi antara lain: kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai,
material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan
pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar Tabel 3
Tabel 3. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi
No

Parameter

Bobot

Kategori
S1

Skor

Kategori
S2

Skor

Kategori
S3

Skor

Kategori
N

Skor

>6-10

2

>10

1

2

Lumpur,
berbatu,
terjal

1

1.

Kedalaman
perairan (m)

5

0-3

4

>3-6

3

2.

Tipe Pantai

5

Pasir Putih

4

Pasir
putih,
sedikit
karang

3

3.

Lebar pantai
(m)

5

>15

4

10-15

3

3- 45

1

7.

Kecerahan
perairan (m)

3

>10

4

>5-10

3

3-5

2

1-2

2

>2

1

Pasir
hitam,
berkarang,
sedikit
terjal

Sumber : Yulianda (2007)

Keterangan:
Nilai maksimum = 156
S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 80 - 100 %
S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 60 - < 80 %
S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35 - < 60 %
N = Tidak sesuai, dengan nilai < 35 %

Universitas Sumatera Utara

Analisis Daya Dukung
Analisa daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara
lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism,
mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan
daya dukung kawasan.
Metode

yang

diperkenalkan

untuk

menghitung

daya

dukung

pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya
Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang
secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu
tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam
bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007):

DDK = K ×

Lp Wt
×
Lt Wp

Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan
K
= Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp
= Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt
= Unit area untuk kategori tertentu
Wt
= Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu
hari
Wp
= Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan
jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan
oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung
sehingga kelestarian alam tetap terjaga.

Universitas Sumatera Utara

Daya dukung kawasan disesuaikan karakteristik sumberdaya dan
peruntukan. Misalnya, daya dukung wisata selam ditentukan sebaran dan kondisi
terumbu karang, daya dukung wisata pantai ditentukan panjang / luas dan kondisi
pantai. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang
horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh
pengunjung lainnya.
Untuk kegiatan wisata pantai diasumsikan setiap orang membutuhkan
panjang garis pantai 50 (lima puluh) meter, karena pengunjung akan melakukan
berbagai aktivitas
yang memerlukan ruang yang luas, seperti berjemur, bersepeda, berjalan-jalan dan
lain-lain.
Tabel 4. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
No

Kegiatan

Waktu yang dibutuhkan
Wp-(jam)

Total waktu 1 hari
Wt-(jam)

1

Berenang

2

4

2

Berjemur

2

4

3

Rekreasi pantai

3

6

4

Olahraga air

2

4

Sumber : Yulianda (2007)
Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu
yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu
pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt)

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

Universitas Sumatera Utara

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
SWOT adalah singkatan dari Strengths dan Weakness serta Opportunities dan
Threats. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal
(Rangkuti, 2003).
Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan
setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang yang
berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini
dilakukan agar sifat obyektif dari analisis ini dapat diminimalkan.
a.

Cara penentuan faktor strategi internal:
Dalam melakukan analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan strategi internal yaitu kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness), adapun cara penentuan faktor strategi internal adalah:
1.

Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dari
kegiatan pengelolaan.

2.

Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

3.

Menghitung rating (kolom 2) untuk masing-masing faktor berdasarkan
pengaruh/respon faktor-faktor tersebut (nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting,
2 = cukup penting, 1 = kurang penting).

4.

Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasil dari perkalian ini akan
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

Universitas Sumatera Utara

b. Cara penentuan faktor strategi eksternal:
Setelah menentukan faktor strategi internal, kemudian dilakukan
penentuan faktor strategi eksternal yaitu dengan meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Adapun cara yang digunakan dalam penentuan
faktor strategi eksternal adalah:
1.

Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman dari kegiatan
pengelolaan.

2.

Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

3.

Menghitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor berdasarkan
pengaruh/respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem
mangrove di Estuari Perancak (nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =
cukup penting, 1 = kurang penting).

4.

Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya akan berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor.

c.

Pembuatan Matriks SWOT
Setelah matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS

(External Factors Analysis Summary) selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut
dihubungkan dalam matrik untuk memperoleh beberapa alternatif strategi.
Dari analisa SWOT ini akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat
menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif. Keempat strategi tersebut adalah:
1.

SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

Universitas Sumatera Utara

2.

ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman

3.

WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

4.

WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

Tabel 5. Matriks SWOT
STRENGTHS (S)
IFAS

Tentukan

WEAKNESS
Faktor Tentukan

kekuatan internal

kelemahan internal

Strategi S –O

Strategi W – O

(W)
Faktor

EFAS
OPPORTUNTIES (O)
Tentukan

Faktor (Strategi

peluang eksternal

kekuatan

THREATHS (T)
Tentukan

menggunakan (Strategi meminimalkan
untuk

memanfaatkan peluang)

memanfaatkan peluang)

Strategi S – T

Strategi W – T

Faktor (Strategi

ancaman eksternal

untuk kelemahan

kekuatan

menggunakan (Strategi meminimalkan
untuk kelemahan

mengatasi ancaman)

untuk

menghindari ancaman).

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Deskripsi Area
Pantai Cemara Kembar terletak di Jalan Pantai ATP No. 15 Desa Sei
Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini
merupakan desa yang letaknya paling jauh dari ibukota kecamatan. Jarak dari
ibukota kecamatan menuju Sei Nagalawan berkisar 15 (lima belas) kilometer dan
dibutuhkan waktu tempuh hampir 30 (tiga puluh) menit. Desa Sei Nagalawan
berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Desa Sei Nagalawan memiliki
wilayah yang cukup luas yakni 871 (delapan ratus tujuh puluh satu) hektar.
Karena luasnya wilayah maka Desa Sei Nagalawan kemudian dibagi menjadi tiga
dusun. Wisata Pantai Cemara Kembar terletak di Dusun III. Pantai Kembar ini
berjarak 5 (lima) Km dari jalan raya (Desa Sei Buluh). Pantai Cemara Kembar
memiliki luas area 4 (empat) hektar.

Kependudukan
Penduduk yang menetap di daerah Pantai Cemara Kembar memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan tangkap, nelayan tambak dan pengelola wisata
pantai. Jumlah masyarakat yang menetap di daerah ini hanya terdapat 11 kepala
keluarga yang berjumlah 56 jiwa yang pada umumnya beragama Islam dan
bersuku Jawa dan Melayu.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Kelompok umur masyarakat Cemara Kembar
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Masyarakat (Jiwa)

Persentase (%)

0-10
11-25
26-40
41-55
>55

11
23
8
14
-

19.7
41
14.3
25
-

Total

56

100.0

Pendidikan akhir masyarakat Cemara Kembar pada umumnya hanya tamat
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jumlah masyarakat menurut tingkat
pendidikan dibagi menjadi tujuh kategori mulai dari belum sekolah hingga
perguruan tinggi (Sarjana) yang secara rinci disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat pendidikan masyarakat Cemara Kembar
No.

Pendidikan

Jumlah Masyarakat (Jiwa)

Persentase (%)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Belum Sekolah
Masih Sekolah Dasar (SD)
Masih SMP/SLTP
Masih SMA/SLTA
Tamatan SD
Tamatan SMP/SLTP
Tamatan SMA/SLTA
Sarjana
Tidak Sekolah

8
7
6
2
5
18
10
-

14.3
12.5
10.7
3.6
8.9
32.2
17.8
-

Total

56

100.0

Jenis pekerjaan masyarakat Cemara Kembar pada umumnya hanya sebagai
nelayan dan pengelola pantai. Jumlah penduduk kawasan Pantai Cemara Kembar
berjumlah 56 orang terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan yang tersaji pada
Tabel 8 .

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Jenis mata pencaharian masyarakat Cemara Kembar
No.

Pekerjaan

Jumlah Masyarakat (Jiwa)

Persentase (%)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nelayan Tangkap
Nelayan Tambak
Pengelola Pantai ATP
Pengelola Pantai Cemara Kembar
Pedagang
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Lainnya

3
1
13
3
2
15
4
15

5.3
1.8
23.3
5.3
3.6
26.8
7.1
26.8

Total

56

100.0

Sarana dan Prasarana
Sarana yang terdapat di Pantai Cemara Kembar terdiri dari fasilitas
hiburan, kenyamanan, keagamaan dan ekonomi. Untuk sarana hiburan terdapat
sebuah sebuah permainan flying fox, untuk sarana kenyamanan terdapat beberapa
pondok, rumah pohon dan replika rumah adat (Gazebo), untuk sarana keagamaan
terdapat sebuah mushola dan untuk sarana ekonomi berupa kantin yang berjumlah
1 unit. Akses dari jalan raya memasuki Desa Sei Nagalawan merupakan jalan
aspal yang sudah rusak, tetapi memasuki jalan menuju Wisata Pantai Cemara
Kembar merupakan tanah liat berbatu.

Karakteristik Responden
Jumlah responden di Pantai Cemara Kembar sebesar 35 orang dengan
jumlah laki-laki sebesar 24 orang (68.5%) dan perempuan sebesar 11 orang
(31.5%). Karakteristik responden tertinggi untuk kelompok umur adalah 41-55
Tahun sebesar 14 orang (40%) dengan pendidikan terakhir SMP sebesar 18 orang
(51.4%). Rata-rata responden bekerja sebagai pengelola pantai ATP (Anugerah

Universitas Sumatera Utara

Tambak Perkasindo) sebesar 13 orang (37.1%) dan ibu rumah tangga sebesar 4
orang (11.4%). Karakteristik responden di Pantai Cemara Kembar secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakterisitik Responden Pantai Cemara kembar
Karakterisik Responden
(Jiwa)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Tamatan SD
Tamatan SMP
Tamatan SMA
Masih SMA
Pekerjaan
Pengelola Pantai CK
Pengelola Pantai ATP
Nelayan Tangkap
Nelayan Tambak
Pedagang
Ibu Rumah Tangga
Pelajar
Lainnya

Jumlah Responden
(Jiwa)

Persentase (%)

24
11

68.5
31.5

5
18
10
2

14.2
51.4
28.5
5.7

3
13
3
1
2
4
2
7

8.5
37.1
8.5
2.8
5.7
11.4
5.7
20

Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Wisata Pantai Cemara
Kembar
Sebesar 89% masyarakat Pantai Cemara Kembar merupakan pengguna
manfaat Pantai Cemara Kembar baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari 35 responden 21 diantaranya atau sebesar 83% menyatakan setuju bahwa
adanya wisata Pantai Cemara Kembar dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitarnya yaitu melalui usaha-usaha yang didirikan masyarakat baik
secara berkelompok maupun pribadi. Hanya 17% responden yang peduli akan
kelangsungan wisata Pantai Cemara kembar. Sebesar 29% responden mengetahui
potensi dan faktor pendukung yang ada di Pantai Cemara Kembar namun tidak

Universitas Sumatera Utara

tahu tindakan yang harus dilakukan untuk ikut serta mengelola Pantai Cemara
Kembar. Ketidaktahuna ini diduga disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan
minimnya dana yang dimiliki masyarakat.
Berdasarkan perhitungan skala likert, rentang skor yang diperoleh untuk
tingkat partisipasi masyarakat sebesar 41,3%. Rentang skor yang diperoleh
digolongkan kedalam tingkat partisipasi masyarakat yang sedang untuk
keikutsertaan dalam mengelola wisata Pantai Cemara Kembar. Sedangkan 58,7%
lainnya tidak berpendapat harus ikut serta dalam mengelola Pantai Cemara
Kembar.

Kesesuaian Wisata untuk Kategori Rekreasi
Berdasakan perhitungan parameter-parameter yang dilakukan secara
insitu, diperoleh hasil yang digunakan dalam pengukuran Indeks Kesesuaian
Wisata. Berdasarkan analisis Indeks Kesesuaian Wisata, Pantai Cemara Kembar
termasuk kedalam kategori sangat sesuai yaitu sebesar 87,17%. Tabel pengukuran
parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan Indeks Kesesuaian
Wisata dapat dilihat pada Lampiran 4.
IKW = (Σ Ni / Nmaks) x 100 %
IKW = 136/156 x 100%
IKW = 87,17%

Daya Dukung Kawasan untuk Kegiatan Wisata
Daya Dukung Kawasan merupakan hal yang penting diperhatikan di setiap
tempat wisata. Daya Dukung Kawasan untuk wisata Pantai Cemara Kembar dapat
dilihat pada Tabel 10.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 10. Daya Dukung Kawasan Pantai Cemara Kembar
No.
Jenis Kegiatan
Waktu yang Dibutuhkan (Jam)
1.
2.

Wisata Olah Raga
(Flying Fox)
Rekreasi Pantai

0,5

DDK
35

3

300

Strategi Pengelolaan Wisata
Faktor-faktor Internal (IFAS)
Identifikasi faktor-faktor strategis internal didapatkan dari hasil kuisioner
pihak pengelola Pantai Cemara Kembar serta pengamatan secara langsung di
lapangan. Tujuannya adalah untuk memperoleh faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan di Pantai Cemara Kembar. Setelah diperoleh data
kuesionernya lalu di beri rating dan diolah di Microsoft Excel untuk memperoleh
bobotnya. Setelah rating dan bobot diperoleh maka dilakukan perkalian antara
rating dan bobot untuk memperoleh skor akhir dari masing-masing faktor.
Matriks faktor strategi internal (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Matriks faktor strategi Internal
Kekuatan
No
Parameter
Bobot Rating Skor
0,10
3,75 0,37
1.
Sarana dan prasarana yang sangat memadai
Potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang
0,07
3,25 0,23
2. cukup baik
Kegiataan wisata dan kegiatan perikanan
0,10
3,25 0,32
3. penduduk yang tergabung sesekali
Kondisi fasilitas penunjang atraksi wisata yang
0,13
3,00 0,39
4. terawat
Keberadaan masyarakat sebagai pengelola
0,09
2,75 0,25
5. wisata tergolong tinggi
Dukungan pemerintah desa setempat yang
0,10
2,75 0,27
6. lumayan tinggi
Total
1,83
Kelemahan
0,11 -2,25
0,25
1. Aksesibilitas yang kurang mudah

Universitas Sumatera Utara

Kelemahan
Bobot Rating
Parameter
sumberdaya manusia tergolong
0,08 -2,25

No
2.
3.
4.

Kualitas
rendah
Kebijakan pemerintah yang kurang sesuai
dengan pengola pantai
Promosi wisata Pantai Cemara Kembar yang
sangat Kurang
Total
S + W = 1, 83 + (-0,78) = 1,05

Skor
0,18

0,12

-2,00

0,24

0,11

-1,00

0,11

1,00

-0,78

Berdasarkan Tabel 11, total dari nilai kekuatan sebesar 1,83 dan total
kelemahan sebesar -0,78. Hasil penjumlahan total kekuatan dan total kelemahan
diperoleh nilai sebesar 1,05. Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa
wisata Pantai Cemara Kembar berada pada sumbu x positif. Berdasarkan
perhitungan diketahui bahwa faktor kekuatan dapat menutupi faktor kelemahan
yang ada pada wisata Pantai cemara kembar.

Faktor-faktor Eksternal (EFAS)
Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal didapatkan dari hasil
wawancara dan kuisioner dengan pengunjung Pantai Cemara Kembar serta
pengamatan secara langsung di lapangan. Tujuannya adalah untuk memperoleh
faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman di Pantai Cemara Kembar.
Setelah diperoleh data kuisionernya lalu di beri rating dan diolah di Microsoft
Excel untuk memperoleh bobotnya. Setelah rating dan bobot diperoleh maka
dilakukan perkalian antara rating dan bobot untuk memperoleh skor akhir dari
masing-masing faktor. Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) dapat dilihat pada
Tabel 12.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 12. Matriks faktor strategi eksternal
Peluang
No
1.
2.
3.
Total

1.
2.

3.

4.
Total

Parameter
Kebersihan pantai yang cukup baik
Kegiatan wisata yanag ditawarkan cukup
menarik
Lokasi tempat wisata yang cukup
strategis

Bobot
0,12

Rating
+3,40

Skor
0,40

0,13

+3.20

0,41

0,14

+2,80

0,40
1,21

Ancaman
Minat wisatawan untuk melakukan
wisata di pantai masih rendah
Air
laut
yang
pasang
sedikit
mengganggu aktivitas pengunjung
Peningkatan
kenyamanan
akses
transportasi dan komunikasi tergolong
rendah
Konflik
kepentingan
masyarakat
mungkin terjadi
Persaingan dengan objek wisata lain
sangan tinggi

0,13

-2,50

-0,32

0,11

-2,00

-0,22

0,09

-1,60

-0,14

0,14

-1,50

-0,21

0,14

-1,40

-0,20

1,00

-1,09

O + T = 1,21 + (-1,09) = 0,12

Berdasarkan Tabel 12, total dari nilai peluang sebesar 1,21 dan total
ancaman sebesar -1,09. Hasil penjumlahan total peluang dan total ancaman
diperoleh nilai sebesar 0,12. Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa
wisata Pantai Cemara Kembar berada pada sumbu y positif. Berdasarkan
perhitungan diketahui bahwa faktor peluang dapat menutupi faktor ancaman yang
ada pada wisata Pantai Cemara Kembar.

Kuadran Analisa SWOT
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor internal (hasil
penjumlahan dari nilai total kekuatan dan nilai total kelemahan) diperoleh hasil
sebesar 0,73 yang berada di sumbu x positif dan faktor internal (hasil penjumlahan

Universitas Sumatera Utara

dari nilai total peluang dan ancaman) diperoleh hasil sebesar -1,09 yang berada di
sumbu y negatif. Berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal dapat ditentukan
posisi wisata Pantai Cemara Kembar pada kuadran analisis SWOT dapat dilihat
pada gambar 4.
Y
4. Strategi Turn-around

1. Strategi Growth

0,12
1,05

3. Strategi Defensif

X

2. Strategi Diversifikasi

Gambar 4. Kordinat Cartesius Strategi wisata Pantai Cemara kembar
Gambar 4. menunjukkan nilai X yaitu 1,05 dan nilai Y yaitu 0,12. Hal ini
berarti posisi strategi pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar berada pada
kuadran 1 dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth,
artinya wisata Pantai Cemara Kembar berada dalam situasi yang baik karena
memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang yang
menguntungkan.

Matriks SWOT
Setelah matriks IFAS dan EFAS dianalisis, selanjutnya unsur-unsur
tersebut dihubungkan dalam matriks untuk memperoleh beberapa alternatif
strategi. Matriks ini menghubungkan empat kemungkinan strategi, yaitu

Universitas Sumatera Utara

menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada
(strategi S-O), mengunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang
dihadapi (Stategi S-T), mendapatkan keuntungan dari peluang dengan mengatasi
kelemahan (Stategi W-O), meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
(Stategi W-T). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Matriks SWOT
IFAS

EFAS
Opportunity (Peluang)
1. Dampak negatif dari
aktifitas wisata
sedikit ada (sampah,
limbah dan kegiatan
lain
2. Kegiatan wisata yang
ditawarkan tempat
wisata lumayan
menarik
3. Lokasi tempat wisata
yang lumayan
strategis
Threat (Ancaman)
1. Minat wisatawan
untuk melakukan
kegiatan wisata di
pantai rendah

Strengh (Kekuatan)
1. Sarana dan prasarana
yang sangat memadai
2. Potensi sumberdaya
alam dan lingkungan
yang cukup baik
3. Kegiatan wisata dengan
kegiatan perikanan
penduduk yang terpisah
sesekali
4. Kondisi fasilitas
penunjang atraksi
wisata yang teraawat.
5. Keberadaan masyarakat
sebagai pengelola
wisata tergolong tinggi
6. Dukungan pemerintah
desa setempat yang
cukup tinggi
1. Menjaga kenyamanan
dan keamanan lokasi
wisata.
2. Menambah kegiatan
wisata di lokasi sebagai
daya tarik pengunjung.
3. Membimbing
masyarakat untuk
bekerja sama mengelola
Pantai Cemara Kembar
demi kesejahteraan
bersama.

Weakness (Kelemahan)
1. Aksesibilitas yang
kurang mudah
2. Kualitas sumberdaya
manusia yang masih
rendah
3. Kebijakan Pemerintah
yang kurang sesuai
terhadap pengelolaan
pantai
4. Promosi tentang wisata
pantai Cemara Kembar
yang sangat kurang

1.

1.

Menciptakan suasana
wisata yang baru dan
berbeda untuk membuat
wisatawan tertarik
datang kembali.

1. Meningkatkan peran
PEMDES setempat
dalam partisipasinya
mendukung
pengelolaan obyek
wisata
2. Meningkatkan promosi
lebih besar melalui
media massa, internet
maupun selebaran
untuk wisatawan

Memberikan
pemahaman dan
menampung ide-ide
masyarakat untuk
pengembangan wisata

Universitas Sumatera Utara

2.

3.

4.

5.

Air laut yang pasang
sedikit mengganggu
aktivitas pengunjung
Peningkatan
kenyamanan akses
transportasi dan
komunikasi rendah
Konflik kepentingan
pribadi masyarakat
mungkin terjadi
Persaingan dengan
obyek wisata yang
lain sangat tinggi

2.

3.

Memperbaiki sarana
dan prasarana agar
lebih baik digunakan.
Meningkatkan peran
masyarakat untuk
saling menjaga
lingkungan setempat .

2.

Mempertahankan ciri
khas tempat wisata
dan membuat
paket/promo bagi
pengunjung.

Pembahasan
Karakteristik Masyarakat Pantai Cemara Kembar
Masyarakat yang diwawancarai adalah masyarakat yang bermukim di
sekitar Pantai Cemara Kembar dan memanfaatkan pantai tersebut. Jumlah
respoden adalah 35 orang, terdiri dari 24 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
Sebagian besar usia masyarakat berkisar antara usia 11-25 tahun sebesar 41%.
Kisaran usia 41-55 tahun adalah 25%, usia 0-10 adalah 19,7%, dan usia 26-40
tahun 14,3%.
Secara umum pendidikan masyarakat belum memadai karena masyarakat
yang berpendidikan SD sebanyak 8,9%, SMP 32,2%, SMA 17,8%, belum
bersekolah sebesar 14,3%, masih SD sebesar 12,5%, masih SMP sebesar 10,7%,
dan masih SMA sebesar 3,6%. Tidak ditemukan masyarakat yang tidak pernah
sekolah. Berdasarkan karakteristik pekerjaan, Nelayan Tangkap sebanyak 5,3 %,
Nelayan Tambak sebesar 1,8%, Pengelola Pantai ATP sebesar 23,3%, Pengelola
Pantai Cemara Kembar sebesar 5,3%, pedagang sebesar 3,6%, Pelajar 26,8%, Ibu
Rumah Tangga 7,1%, dan lain lain 26,8%.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijayanti (2011) yang menyatakan
bahwa mata pencaharian penduduk akan bertambah sehingga meningkatkan taraf
hidup ekonomi masyarakat pesisir, dan tidaklah mustahil bila mereka akan
berganti profesi dari menjadi petani tambak udang yang selama ini terus membuka
lahan mangrove untuk tambak menjadi penyedia jasa pariwisata mangrove di
kawasan hutan mangrove.

Keterlibatan Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Pantai Cemara Kembar memberi
dampak yang positif terhadap masyarakat sekitarnya, seperti meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui pengunjung yang datang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Nugrahanti, dkk (2012) yang menyatakan Keberadaan ekowisata
membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di pemukiman
nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa. Pembangunan
dalam konteks penataan dan pengembangan wilayah adalah berbagai jenis
kegiatan, baik yang mencakup sektor pemerintahan maupun masyarakat
dilaksanakan dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat.
Masyarakat yang memperoleh dampak positif yang lebih banyak terhadap
Pantai Cemara Kembar akan memiliki tingkat kepedulian dan partisipasi yang
lebih tinggi untuk pengelolaan wisata Cemara Kembar. Menurut Honey (1999)
bahwa masyarakat akan merasa memiliki dan peduli terhadap kawasan konservasi
apabila mereka mendapatkan manfaat yang menguntungkan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Keadaan ekowisata di suatau kawasan harus mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat (local community walfare).

Universitas Sumatera Utara

Manfaat finansial dapat dimaksimalkan melalui pemberdayaan atau peningkatan
kapasitas masyarakat lokal, baik dalam pendidikan, wirausaha permodalan dan
manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tingkat partisipasi masyarakat
terhadap pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar sebesar 41,3% atau tergolong
dalam partisipasi yang sedang karena sebagian besar masyarakat memiliki usaha
sendiri pada daerah sekitar. Sebagian masyarakat lain ingin berpartisipasi namun
kurang pengetahuan terhadap pengelolaan. Menurut Prasetyo (2015) hal ini
tergolong dalam partisipasi dalam tahap perencanaan yaitu pelibatan seseorang
pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan
anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan
memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang
diadakan.

Karakteristik Pengunjung
Lain halnya dengan masyarakat, responden untuk pengunjung yang
diwawancarai adalah sebanyak 10 orang. Pengunjung terdiri atas 5 laki-laki dan 5
perempuan. Pengunjung yang diwancarai adalah pengunjung yang datang ke
Pantai Cemara Kembar untuk berwisata dengan asal daerah, pekerjaan,
pendapatan dan pendidikan yang berbeda.
Tingkat pendidikan pengunjung sangat bervariasi, mulai dari tamat SMA
yang mendominasi (50%). tingkat S1 (40%) dan tingkat S2 (10%). Rata-rata
pendapatan pengunjung yang paling banyak diperoleh dari hasil wawancara
adalah Rp. 3.000.000 sebanyak 50% dan pengunjung dengan penghasilan

Universitas Sumatera Utara

Rp. 3.500.000, Rp. 2.000.000, Rp. 900.000 serta lebih dari Rp. 5.000.000 masingmasing sebesar 10%.
Sebagian besar pengunjung berasal dari Kota Medan (50 %), ada juga
pengunjung yang berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 10%. Dan
pengunjung lainnya datang dari luar Kabupaten Serdang Bedagai tetapi masih
berada di dalam Provinsi Sumatera utara sebanyak 40%.
Pengunjung yang datang ke Pantai Cemara Kembar ini mengatakan
mengetahui informasi tentang tempat wisata ini dari Internet sebanyak 70%, dan
pengunjung lainnya mengatakan mengetahui tempat wisata ini dari teman atau
keluarga yang pernah berkunjung sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Muttaqqin (2011) yang menyatakan bahwa disisi lain berkembangnya teknologi
informasi yang sangat cepat khususnya internet turut berpengaruh pada
meningkatnya kunjungan wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Presepsi Pengunjung
Pengunjung Pantai Cemara Kembar sebagian besar mengatakan kondisi
listrik dan air bersih di Pantai Cemara Kembar dalam keadaan sedang, beberapa
mengatakan baik dan ada juga yang mengatakan buruk. Sedangkan untuk kondisi
transportasi dan aksesibilitas menuju Pantai Cemara Kembar tergolong buruk
disebabkan kondisi jalan yang rusak dan tidak ada tersedianya transportasi umum
menuju tempat wisata ini.
Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar pengunjung mengatakan
fasilitas dan pelayanan di Pantai Cemara Kembar tergolong baik dan memuaskan.
Pengunjung sangat tertarik dengan ciri khas Pantai Cemara Kembar yaitu adanya

Universitas Sumatera Utara

beberapa rumah adat dan rumah pohon yang dibangun. Namun beberapa
pengunjung juga menyarankan untuk menambahkan sarana dan prasarana di
Pantai Cemara Kembar seperti aula, volley pantai, musholla dan lahan parkir.
Pernyataan ini sesuai dengan Muttaqqin, dkk (2011) yang menyatakan bahwa
Sarana, prasarana, serta fasilitas aksesbilitas yang tersedia sangat menunjang
untuk pengembangan ekowisata.
Sebagian besar pengunjung mengatakan baru pertama kali mengunjungi
Pantai Cemara kembar ini, pengunjung merasa tertarik dengan fasilitas yang
ditawarkan oleh Pantai Cemara Kembar yaitu permainan flying fox dan fasilitas
WiFi. Menurut pengunjung, kedua fasilitas ini merupakan keunggulan Pantai
Cemara Kembar yang belum ada di obyek wisata lain. Oleh karena itu sebagian
besar pengunjung mengatakan berkeinginan untuk berkunjung kembali ke tempat
wisata ini.

Kesesuaian Ekologis untuk Kegiatan Wisata
Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan
potensi sumberdaya dan peruntukannya. Indeks kesesuaian ekologis dapat
mengidentifikasikan apakah suatu ekosistem sangat sesuai (SS), sesuai (S), atau
tidak sesuai (TS) untuk suatu kegiatan wisata.
Kesesuaian wisata pantai untuk rekreasi mempertimbangkan 10 parameter
dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter parameter tersebut adalah kedalaman,
tipe pantai, lebar pantai, material dasar, kecepatan arus, kemiringan pantai,
kecerahan perairan, penutupan lajan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air
tawar.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata untuk Cemara
Kembar diperoleh nilai 87,1%. Nilai ini tergolong dalam kategori sangat sesuai
(SS) untuk dilakukan kegiatan wisata. Namun demikian tetap diperlukan upaya
perlindungan dan perawatan dengan tetap membatasi setiap kegiatan wisata disana
agar potensi Pantai Cemara Kembar tidak menurun dan bisa dimanfaatkan secara
berkelanjutan.

Daya Dukung Kawasan untuk Kegiatan Wisata
Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara
fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa
menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Yulianda, 2007).
Meskipun mungkin pengunjung yang berminat sangat banyak, tetapi daya
dukunglah yang membatasi kegiatan yang dilakukan di lingkungan alam. Pantai
Cemara Kembar memiliki ciri khas rumah adat yang dibangun di sepanjang
pantainya dan memiliki banyak pohon cemara sebagai penutup lahan pantainya
serta dekorasi-dekorasi pantai yang indah. Keunikan ini dapat dimanfaatkan
sebagai daya tarik wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata.
Kegiatan wisata pantai ini dapat dilakukan dari pukul 09.00 WIB sampai
dengan pukul 18.00 WIB dengan melakukan aktivitas-aktivitas wisata maupun
olahraga (Flying Fox). Kegiatan yang dilakukan pada kawasan ini dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan daya dukung kawasan. Daya Dukung
Kawasan untuk rekreasi pantai adalah 300 orang per hari dan untuk aktivitas
flying fox adalah 35 orang per hari. Perhitungan nilai daya dukung kawasan dapat
dilihat pada Lampiran.

Universitas Sumatera Utara

Nilai ini menunjukan bahwa, dalam satu harinya maksimal wisatawan
yang dapat melakukan rekreasi pantai sebanyak 300 orang perhari dan wisatawan
yang dapat melakukan flying fox sebanyak 35 orang perhari. Waktu yang
disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata pantai ini adalah 9 jam dalam satu
hari, sesuai dengan rata-rata lama jam kerja.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada wisata ini selain menikmati
keindahan pantai dan melakukan flying fox juga dapat dilakukan kegiatan
fotografi, dan wisata kuliner laut.

Strategi Pengelolaan Wisata
Analisis

SWOT

digunakan

untuk

mengidentifikasi

relasi-relasi

sumberdaya ekowisata dengan sumberdaya yang lain. Oleh sebab itu, semua pihak
khususnya masyarakat lokal perlu mengetahui apa kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh kawasan dan obyek ekowisata tersebut. Hasil perhitungan penilaian
rating faktor strategis internal dan eksternal dapat dilihat pada Lampiran 5
sedangkan penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal dapat dilihat
pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.

Faktor-Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strengths)
1.

Potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang cukup baik.

2.

Keberadaan masyarakat sebagai pengelola wisata tergolong tinggi.

3.

Sarana dan prasarana yang sangat memadai.

4.

Kondisi fasilitas penunjang atraksi wisata yang cukup terawat.

Universitas Sumatera Utara

5.

Kegiatan wisata dengan kegiatan perikanan penduduk yang tergabung
sesekali.

6.

Dukungan pemerintah desa setempat yang cukup tinggi.

Kelemahan (Weakness)
1.

Aksesibilitas yang kurang mudah.

2.

Kebijakan Pemerintah yang kurang sesuai terhadap pengelolaan pantai.

3.

Kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah.

4.

Promosi tentang wisata pantai Cemara Kembar yang sangat kurang.

Faktor-Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (Opportunities)
1.

Lokasi tempat wisata yang cukup strategis

2.

Kegiatan wisata yang ditawarkan tempat wisata cukup menarik

3.

Dampak negatif dari aktifitas wisata sedikit ada (sampah, limbah dan kegiatan
lain)

Ancaman (Threats)
1.

Minat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata di pantai rendah.

2.

Peningkatan kenyamanan akses transportasi dan komunikasi rendah.

3.

Persaingan dengan obyek wisata yang lain sangat tinggi.

4.

Konflik kepentingan pribadi masyarakat mungkin terjadi.

5.

Air laut yang pasang sedikit mengganggu aktivitas pengunjung.

Universitas Sumatera Utara

Kuadran Analisa SWOT
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa objek wisata Pantai Cemara
Kembar berada pada kuadran I pada analisis SWOT. Hal ini dikarenakan faktor
kekuatan dan faktor peluang dapat menutupi sepenuhnya faktor kelemahan dan
faktor ancaman. Posisi ini berarti bahwa Pantai Cemara Kembar berada dalam
situasi yang baik karena kekuatan dan peluang dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh keuntungan.
Meskipun menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan, wisata Pantai
Cemara Kembar memiliki kekuatan dan peluang yang dapat diandalkan untuk
menarik pengunjung yang datang. Strategi yang harus diterapkan untuk wisata
Pantai Cemara kembar adalah strategi growth atau strategi agresif, yaitu
menggunakan

kekuatan

dan

memanfaatkan

peluang

untuk

memperoleh

keuntungan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Simanjuntak (2016) kuadran I
menunjukkan bahwa objek wisata memiliki kekuatan dan peluang yang dapat
menutupi kelemahan dan ancaman yang ada dan sangat berpengaruh pada
pengembangan objek wisata.
Strategi growth atau strategi agresif merupakan strategi yang membuat
suatu pengelolaan menjadi serangan penuh inisiatif dan terencana. Berdasarkan
hasil kuadran analisis SWOT, strategi yang dapat digunakan dalam pengelolaan
wisata Pantai Cemara Kembar adalah strategi S-O (Stength – Opportunitie)
Penjelasan mengenai strategi pengelolaan dapat dilihat pada Matriks SWOT.

Universitas Sumatera Utara

Matriks SWOT
Berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan faktor-faktor
eksternal dan internal serta keterkaitan antar faktor-faktornya (analisis SWOT)
maka diperoleh alternatif strategi untuk pengelolaan Pantai Cemara Kembar
adalah sebagai berikut:

Strategi S-O
Adapun strategi yang diperoleh untuk mengetahui strategi pengelolaan
wisata Pantai Cemara kembar dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
ada adalah sebagai berikut:
1.

Menjaga kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata.

2.

Menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung.

3.

Membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai Cemara
Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi
kesejahteraan bersama.

Strategi W-O
Dengan lebih meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
yang ada, maka strategi yang dapat dilaksanakan untuk pengelolaan wisata Pantai
Cemara Kembar adalah:
1.

Meningkatkan peran Pemerintah Desa setempat dalam partisipasinya
mendukung pengelolaan obyek wisata baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.

2.

Meningkatkan promosi lebih besar melalui media massa, media elektronik,
internet maupun selebaran untuk wisatawan.

Universitas Sumatera Utara

Strategi S-T
Adapun strategi pengelolaan wisata pantai Cemara kembar dengan melihat
kekuatan dan ancaman adalah sebagai berikut:
1.

Menciptakan suasana wisata yang baru dan berbeda untuk membuat
wisatawan tertarik datang kembali.

2.

Memperbaiki sarana dan prasarana agar lebih baik digunakan. Seperti
memperbaiki musholla, membuat lahan parkir dan menambah aktivitas olah
raga pantai.

3.

Meningkatkan peran masyarakat untuk saling menjaga lingkungan setempat
serta ikut bekerja sama dalam mengelola wisata Pantai Cemara Kembar.

Strategi W-T
Adapun strategi pemanfaatan kelemahan dan ancaman untuk mencapai
pengelolaan wisata pantai Cemara kembar yang maksimal adalah :
1.

Memberikan pemahaman dan menampung ide-ide masyarakat untuk
pengembangan

wisata

dan

mengajak

masyarakat

untuk

ikut

melaksanakannya.
2.

Mempertahankan ciri khas tempat wisata dan membuat paket/promo bagi
pengunjung sehingga pengunjung merasa tertarik untuk datang kembali ke
tempat wisata.
Dari sepuluh alternatif strategi diperoleh strategi prioritas utama untuk

pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar berdasarkan kuadran anlisis SWOT
yaitu strategi S-O.

Strategi-strategi tersebut adalah: Pertama,

menjaga

kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata. Seperti memperbaiki
musholla, membuat lahan parkir dan menambah aktivitas olah raga pantai

Universitas Sumatera Utara

sehingga tercipta suasana wisata yang baru dan berbeda yang dapat membuat
pengunjung merasa lebih nyaman dan tertarik untuk berkunjung kembali ke
tempat wisata.
Kedua membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai
Cemara Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi
kesejahteraan bersama. Keberlangsungan sebuah tempat wisata yang berbasis
masyarakat sangat tergantung terhadap partisipasi masyarakat sekitarnya. Hal ini
sesuai dengan Yulianda (2007) yang menyatakan bahwa konsep ekowisata
merupakan salah satu alternatif untuk pengelolaan kawasan wisata dalam suatu
wilayah yang tetap memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan
potensi sumberdaya dan mengikut sertakan masyarakat lokal.
Ketiga menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung
untuk membuat pengunjung datang kembali. Hal ini sesuai dengan Mangindaan
dkk (2012) yang menyatakan bahwa suatu strategi yang tempuh pemerintah untuk
mengembangkan sektor pariwisata adalah dengan mencari, membangun dan
mengembangkan ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata) baru. Setiap tempat,
lokasi atau kawasan yang dianggap berpotensi akan dikembangkan menjadi
ODTW, sehingga diharapkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke
daerah tersebut.
Selain alternatif strategi prioritas utama, diperoleh juga alternatif stategi
tambahan untuk pengelolaan wisata Pantai Cemara kembar, yaitu meningkatkan
promosi lebih besar melalui media massa, media cetak, maupun media elektronik.
Promosi merupakan hal yang sangat penting untuk memperkenalkan tempat
wisata kepada wisatawan di berbagai daerah. Oleh karena itu perlu dilakukan

Universitas Sumatera Utara

promosi yang lebih besar seperti membuat iklan di radio lokal, menyebar
selebaran serta harus lebih aktif mempromosikan melalui media sosial.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.

Nilai Indeks Kesesuaian Wisata untuk Pantai Cemara Kembar tergolong
kedalam kategori sangat sesuai dengan angka 87,17%. Kategori ini
menyatakan bahwa Pantai Cemara Kembar sangat sesuai untuk dijadikan
daerah tujuan wisata pantai, namun tetap harus dijaga dengan memperhatikan
Daya Dukung Kawasannya. Nilai Daya Dukung Kawasan untuk aktivitas
olah raga flying fox adalah 35 orang per hari dan untuk rekreasi pantai adalah
300 orang per hari.

2.

Strategi alternatif untuk pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar yang
diprioritaskan adalah strategi S-O dan satu strategi tambahan, yaitu:
a. Menjaga kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata serta
menciptakan suasana wisata yang baru dan berbeda untuk membuat
wisatawan tertarik datang kembali.
b. Membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai Cemara
Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi
kesejahteraan bersama.
c. Menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung.
d. Meningkatkan promosi wisata Pantai Cemara Kembar melalui media
massa, media cetak maupun media elektronik.

Universitas Sumatera Utara

Saran
1.

Perlu diberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat sekitar untuk
mengetahui tentang pentingnya menjaga sekaligus mengelola lingkungan
pesisir sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat
secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan berselisih dengan
masyarakat lainnya.

2.

Pemerintah setempat kiranya dapat mengkontribusikan dana untuk perbaikan
jalan menuju tempat wisata agar mempermudah aksesibilitas wisatawan yang
datang.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Pesisir
Menurut Dahuri (2003) ekosistem perairan laut dapat dibagi menjadi dua,
yaitu perairan laut pesisir, yang meliputi paparan benua, dan laut lepas atau laut
oseanik. Ada kesepakatan dunia bahwa wilayah pesisir