Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisa Data

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk memberikan gambaran natrium benzoat dalam minuman isotonik. Cross sectional adalah melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel dilakukan di Kota Medan. Selanjutnya sampel minuman isotonik yang dibeli dibawa untuk diperiksa di Laboratorium Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. 4.2.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah setelah pembuatan proposal yaitu dari bulan Juni hingga July 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

Sampel penelitian adalah seluruk merek minuman isotonik yang ditemukan di seluruh Kota Medan. Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh merek minuman isotonik sebagai sampel. 4.4.Metode Prosedur Kerja Pemeriksaan Natrium Benzoat

4.4.1. Peralatan yang dibutuhkan adalah:

1. Buret 2. Beaker glass 3. Batang pengaduk 4. Water bath 5. Corong pisah 6. Corong gelas 7. Gelas Ukur 8. Kertas saring 9. Labu Erlenmeyer 10. Labu tentukur 11. Neraca Kasar 12. Neraca analitik 13. Oven 14. Pipet tetes.

4.4.2. Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Minuman isotonik 2. Aquabidest 3. Ammonium hydroxide NH 4 OH 4. Eter 5. Ferric chloride FeCl₃ 6. Natrium hidroksida NaOH 7. Phenolphtalein

4.4.3. Cara kerja penentuan kualitattif Asam Benzoat SNI, 1992:

Uji dengan FeCl ₃ 1. Sampel larutan Minuman isotonik sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam labu ukur 250ml dan ditambah 10 ml NaOH 10 agar bersifat basa dan ditambah larutan NaCl jenuh 30gram ml dalam 100 ml air, tepatkan tanda kocok dan dibiarkan selama 2 jam, kemudian di saring dengan kertas saring. 2. Sebanyak 50 ml difiltrat dimasukkan ke dalam corong pisah 250ml, dan diasamkan dengan HCl 1:3, kemudian ditambahkan 10-15 ml eter lalu dikocok. 3. Lapisan eter ditampung dalam labu erlenmeyer 50 ml kemudian diuapkan di atas penangas air. Larutkan residu dengan pemanasan dan ditambah beberapa NH ₄OH sampai basa dan kelebihan NH₃ dihilangkan dengan penguapan, kemudian ditambah beberapa pengujian FeCl ₃ 5 netral. Apabila terbentuk endapan kecokelatan berarti benzoat positif.

4.4.4. Cara kerja untuk penentuan kuantitatif Asam benzoat

Uji dengan NaOH 1. Timbang dengan teliti sampel 50gram kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Jika sampel yang berbentuk serbuk akan digunakan 50gram dicampur dengan 100ml air suling. 2. Ukur pH sampel dengan menggunakan indicator universal, bila pH 7 ditambahkan asam sulfat 4N hingga suasana asam, pH 5-6 3. Ditambahan 30ml eter lalu disari selama 15menit. Pisahkan lapisan eter bagian atas dan dikumpulkan dalam Erlenmeyer. 4. Diulangi penyarian kali ke-2 selama 15 menit, masing-masing menggunakan 20ml eter dan dikumpulkan sari eter ke dalam Erlenmeyer yang sama. 5. Sari eter yang dikumpul dalam Erlenmeyer diuapkan di water bath sampai kering pada suhu 60 ˚C. 6. Sisa sari eter yang diuapkan di water bath ditambahkan 15ml etanol dan 50ml aquadest dikocok hingga larut sempurna. 7. Tambahkan 3-5 tetes indicator fenolptalein. 8. Titrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,1N dan titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah jambu muda. 9. Catat volume pentiter 10. Kadar natrium benzoate = Keterangan V : Volume titasi untuk sampel N : Normalitas NaOH yang dipakai BM: Berat Molekul natrium benzoate = 144,11gmol B : Berat sampel yang ditimbang Vx Nx BM x 100 Bmg

4.5. Metode Pengumpulan Data

4.5.1. Data primer Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan natrium benzoat dalam minuman isotonik yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Propinsi Sumatera Utara. 4.5.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan, dan literature-literature yang berhubungan dengan penelitian.

4.6. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di Laboratarium Kesehatan daerah Propinsi Sumatera Utara yang akan diolah secara manual dan disampaikan dalam bentuk tabel dan grafik.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 dan pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli Batak, Mandailing, Karo. Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter,