Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan

(1)

Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

dalam bidang Antropologi

Oleh:

Fransiscus Richard 090905051

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA WILAYAH MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Februari 2014 Penulis


(3)

ABSTRAK

Fransiscus Richard 2014, judul skripsi: BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA WILAYAH MEDAN. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 81 halaman, 14 daftar foto, 1 daftar bagan, 2 daftar tabel, 10 daftar pustaka.

Skripsi ini mendeskripsikan: “Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan”. Kajian ini menjelaskan tentang nilai-nilai budaya akademik di Fakultas Pertanian. Nilai budaya akademik harus disosialisasikan kepada seluruh civitas akademik yang ada di lingkungan fakultas dan diterapkan dengan baik.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana membangun budaya akademik di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia dan bagaimana proses penerapan budaya akademik di fakultas tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta bersifat etnografi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap mahasiswa di Fakultas Pertanian memiliki kompetensi yang sangat baik dan dapat mengembangkan diri berdasarkan keahliannya masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih tinggi. Sangat bermanfaat jika dengan ilmu pengetahuan dan praktik-praktik yang didapatkan mahasiswa dari dosen yang berpengalaman dapat membuka wawasan yang luas tentang pertanian. Dalam usaha untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan berprestasi, Fakultas Pertanian melengkapi sarana dan prasarana belajar sesuai dengan tuntutan kompetensi belajar. Disamping itu, upaya yang dilakukan oleh fakultas Pertanian untuk meningkatkan visi dan misi serta mutu dari seluruh mahasiswa adalah dengan mengadakan pelatihan secara langsung seperti belajar cara menanam pohon yang baik berdasarkan tumbuhan yang mereka minati. Hal ini bisa berperan untuk menyamakan nilai yang diperoleh oleh setiap mahasiswa selama belajar di ruangan kelas dengan di lapangan. Pelatihan ini juga sebagai salah satu bentuk pengembangan budaya akademik di Fakultas Pertanian ini.

Dari hasil penelitian ini, penulis juga melihat bahwa hubungan antara dosen dengan mahasiswa tidak ada batasan selama masih dalam konteks studi di fakultas, hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan yang terjalin secara akrab pada saat proses belajar mengajar dan walaupun tidak sedang dalam proses belajar mengajar, mahasiswa pun tetap dapat menjumpai dosennya baik dalam kegiatan bimbingan pengisian KRS maupun bimbingan skripsi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya di Fakultas Pertanian salah satunya adalah adanya hubungan baik antara mahasiswa dengan dosen yang terjalin dengan akrab.


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan” dengan baik. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak tersebut, yaitu: Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan andil selama saya mengikuti perkuliahan dengan berbagai kebijaksanaan untuk mempermudah dalam penyelesaian skripsi ini. Spesial kepada bapak Dr. Fikarwin Zuska, sebagai Ketua Departemen Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan selama penulis mengikuti perkuliahan. Kepada Bapak Drs. Agustrisno, M.SP, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kepada Bapak Drs. Yance, M.Si, sebagai dosen penasehat akademik penulis.


(5)

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing skripsi penulis, Ibu Aida Fitria Harahap, S.Sos, M.Si, yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dan telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis.

Seluruh Staf Pengajar di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

Kepada seluruh dosen dan mahasiswa yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan, terutama kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan (Bapak Ir. Sihar Silaen, MP) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di fakultas tersebut. Kepada Ibu Ir. Nur Syntha Napitupulu, MMA selaku Ketua Program Studi Agroteknologi dan Ibu Ir. Indrawaty Sitepu, MA, selaku Ketua Program Studi Agribisnis, penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena ibu telah banyak membantu penulis selama ini pada saat melakukan penelitian di lapangan. Tidak lupa juga untuk seluruh pegawai dan staf di Fakultas Pertanian yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penghargaan terbesar, terima kasih dan rasa cinta yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada orang tua tercinta Ir. Sihar Silaen, MP dan Dra. Sabaria Simamora, yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, selalu sabar hingga penulis meraih gelar sarjana. Terima kasih buat doa-doanya, buat cinta dan kasih sayang yang kalian berikan kepada penulis. Tanpa doa dari kalian,


(6)

penulis tidak akan mampu bertahan sampai saat ini, biar kiranya Tuhan selalu memberikan panjang umur dan kesehatan buat orang-orang yang penulis sayangi. Buat adik-adikku tercinta: Frederik Kennedy Silaen, Veronica Irene Fricillia Silaen dan Angelica Christine Silaen yang sudah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan yang terpenting selalu membuat saya bahagia jika bersama kalian.

Terima kasih juga buat seluruh keluarga besar penulis, bapak tua, mak tua, bapak uda, inang uda, tante dan sepupu-sepupu saya selama ini sangat mendukung dan terus memotivasi penulis ketika merasa jenuh dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih kepada seorang yang saya sayangi Rista Oktauli Simanjuntak yang telah membantu saya dalam memberikan dukungan, semangat dan doa selama saya menyelesaikan skripsi ini.

Buat sahabat-sahabat yang saya sayangi: Agus Samuel, Samuel juniko, Abdul Rahman, Perdamenta Tarigan, Jon Panjaitan, Edi, Rizki Ananda, Irfan Maulana, Marlina, Lita, Tere, Rara, Yayuk, Al Kindy Harley, Yohana Pamela Marpaung, Sri Fusanti, Halimah Tusakdiah, Firky Maruli Tua Pasaribu, Suwandi Ferdinand Hutapea, Imanda Hutapea, Christian Sidabalok, Elisa, Bastian Tambunan, Razakiko Harkani Lubis, Sri Widari Zulpa, Tety dan teman-teman 09 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas persahabatan, kenangan, dukungan dan bantuan yang selama ini kalian berikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih juga


(7)

buat canda tawa yang selama ini menghiasi hari-hari saya. Dan terima kasih juga buat semua mahasiswa Antropologi di Universitas Sumatera Utara.

Medan, Februari 2014 Penulis,


(8)

Riwayat Hidup

Fransiscus Richard, lahir pada tanggal 5 Oktober 1991 di Medan. Anak pertama dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan Ir. Sihar Silaen, MP dan Dra. Sabaria Simamora. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Perguruan Kristen Methodist-7 Medan pada tahun 2003. Lalu menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di Yayasan Perguruan Jenderal Sudirman Medan pada tahun 2006 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 11 Medan pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2009.

Selain mengikuti pendidikan, penulis juga pernah mengikuti:

• “Roadshow Film Dokumenter dan Diskusi Publik Crossing Boundaries” pada tanggal 13 Oktober 2010 di Gedung Serba Guna Lt. 2, FISIP Universitas Sumatera Utara

• “Training Of Fasilitator (TOF)” Angkatan 1 Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara pada tanggal 23-24 Januari 2012 di hotel Cherry Green Jl. Sei Martebing No. 9


(9)

Pengalaman Organisasi


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan yang menjadi judul dari skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam biudang Antropologi. Skripsi ini berisi kajian yang didasarkan pada observasi dan wawancara penulis, yang membahas mengenai budaya akademik di Fakultas Pertanian yang berada di Jl. Harmonika Baru, Pasar II, Tanjung Sari, Medan 20132. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Budaya Akademik Fakultas Pertanian ini yang didasarkan pada observasi dan wawancara penulis, secara sistematis kajian ini berfokus pada bagaimana membangun budaya akademik dan bagaimana proses penerapan budaya akademik di Fakultas Pertanian dalam kegiatan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan fakultas ke arah yang lebih baik lagi. Pembahasan kajian tentang budaya akademik ini tidak terlepas dari unsur pembentuknya seperti lingkungan fakultas, nilai-nilai, keteladanan, upacara atau ritual dan jaringan.

Keberadaan budaya akademik pada sebuah institusi seperti fakultas merupakan suatu tanda (ciri khas) dari fakultas tersebut yang menjadikannya


(11)

berbeda dari fakultas lainnya hingga pentingnya sebuah fakultas menuntun dan memberi arah kepada tiap dosen maupun mahasiswa untuk dapat mengerti dan paham budaya yang dimiliki oleh fakultasnya.

Skripsi ini adalah jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan menuju kesempurnaan skripsi ini. Dengan demikian penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, khususnya mahasiswa antropologi yaitu sebagai penambah wawasan selama masa perkuliahan dan juga bagi Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan yang diteliti.

Medan, Februari 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR FOTO ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Lokasi Penelitian ... 8

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Tinjauan Pustaka ... 9

1.6. Metode Penelitian ... 17

1.6.1. Observasi ... 17

1.6.2. Wawancara ... 17

BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN ... 20

2.1. Sejarah Berdirinya Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia ... 20

2.2. Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia ... 24

2.2.1. Visi Fakultas ... 24

2.2.1.1. Fakultas Unggul ... 25

2.2.1.2. Lulusan Cerdas dan Kompetitif ... 25

2.2.2. Misi Fakultas ... 25

2.2.3. Tujuan Fakultas ... 26

2.2.4. Sasaran dan Strategi Pencapaian ... 26

2.2.4.1. Sasaran ... 26

2.2.4.2. Strategi Pencapaian Sasaran ... 27

2.3. Struktur Organisasi Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia ... 31

2.4. Kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia... 32

2.4.1. Dasar Hukum ... 32

2.4.2. Metodologi Pengembangan Kurikulum ... 36


(13)

2.4.4. Kurikulum Program Studi Agribisnis ... 39

2.5. Sarana atau Fasilitas Fakultas ... 39

BAB III BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN ... 42

3.1. Program Studi Agroteknologi ... 43

3.2. Program Studi Agribisnis ... 48

3.3. Proses dan Kegiatan Belajar... 49

3.3.1. Proses dan Kegiatan Belajar Program Studi Agroteknologi ... 51

3.3.2. Proses dan Kegiatan Belajar Program Studi Agribisnis ... 58

3.4. Persaingan Belajar ... 61

BAB IV BENTUK PENERAPAN DAN PROSES SOSIALISASI BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN ... 63

4.1. Nilai ... 66

4.1.1. Agama ... 66

4.1.2. Moral ... 69

4.1.3. Sosial ... 70

4.2. Upacara atau Ritual ... 72

4.2.1. Inagurasi ... 72

4.2.2. Kelulusan atau Wisuda ... 74

4.3. Jaringan Kultural/ Budaya ... 76

BAB V PENUTUP ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR FOTO

Foto 1 : Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan 2014 ... 3 Foto 2 : Lahan Praktik di Lapangan dan di Ruangan Praktik Fakultas Pertanian

Universitas Methodist Indonesia Medan ... 5 Foto 3 : Salah Satu Foto di Fakultas yang Berisikan Visi dan Misi Fakultas

Beserta

Jurusan Agroteknologi dan Agribisnis Universitas Methodist Indonesia ... 24 Foto 4 : Visi, Misi dan Tujuan Pada Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian UMI Medan ... 44 Foto 5 : Rumah Kaca dan Rumah Kasa ... 46 Foto 6 : Kegiatan Praktik Mahasiswa Saat di Rumah Kaca dan di Rumah Kasa ... 47 Foto 7 : Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

UMI Medan ... 49 Foto 8 : Tanaman Kacang Kedelai dan Jagung pada Praktik

Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman ... 55 Foto 9 : Seorang Mahasiswi Jurusan Agroteknologi Sedang Mengukur

Kelebaran Ukuran Daun Pada Praktik tanaman Coklat ... 57 Foto 10: Gambar Tanaman Jagung yang Berbatang Satu dan Dua Pada

Praktek tanaman Pangan ... 58 Foto 11: Gambar Tanaman Pada Praktik Dasar Agronomi Jurusan Agribisnis... 60 Foto 12: Kegiatan Mahasiswa Jurusan Agribisnis Saat Melakukan Praktik Kimia

di dalam Ruangan Praktik ... 61 Foto 13: Mahasiswa dari BEM Universitas Methodist Indonesia Medan

Melakukan Aksi Penggalangan Dana ... 72 Foto 14: Suasana Saat Acara Wisuda Universitas Methodist Indonesia Medan ... 75


(15)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1: Struktur Organisasi Fakultas Pertanian Universitas Methodist


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Methodist

Indonesia Medan ... 1 Tabel 2 : Sarana atau Fasilitas Fakultas Pertanian Universitas Methodist


(17)

ABSTRAK

Fransiscus Richard 2014, judul skripsi: BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA WILAYAH MEDAN. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 81 halaman, 14 daftar foto, 1 daftar bagan, 2 daftar tabel, 10 daftar pustaka.

Skripsi ini mendeskripsikan: “Budaya Akademik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Wilayah Medan”. Kajian ini menjelaskan tentang nilai-nilai budaya akademik di Fakultas Pertanian. Nilai budaya akademik harus disosialisasikan kepada seluruh civitas akademik yang ada di lingkungan fakultas dan diterapkan dengan baik.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana membangun budaya akademik di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia dan bagaimana proses penerapan budaya akademik di fakultas tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta bersifat etnografi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap mahasiswa di Fakultas Pertanian memiliki kompetensi yang sangat baik dan dapat mengembangkan diri berdasarkan keahliannya masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih tinggi. Sangat bermanfaat jika dengan ilmu pengetahuan dan praktik-praktik yang didapatkan mahasiswa dari dosen yang berpengalaman dapat membuka wawasan yang luas tentang pertanian. Dalam usaha untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan berprestasi, Fakultas Pertanian melengkapi sarana dan prasarana belajar sesuai dengan tuntutan kompetensi belajar. Disamping itu, upaya yang dilakukan oleh fakultas Pertanian untuk meningkatkan visi dan misi serta mutu dari seluruh mahasiswa adalah dengan mengadakan pelatihan secara langsung seperti belajar cara menanam pohon yang baik berdasarkan tumbuhan yang mereka minati. Hal ini bisa berperan untuk menyamakan nilai yang diperoleh oleh setiap mahasiswa selama belajar di ruangan kelas dengan di lapangan. Pelatihan ini juga sebagai salah satu bentuk pengembangan budaya akademik di Fakultas Pertanian ini.

Dari hasil penelitian ini, penulis juga melihat bahwa hubungan antara dosen dengan mahasiswa tidak ada batasan selama masih dalam konteks studi di fakultas, hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan yang terjalin secara akrab pada saat proses belajar mengajar dan walaupun tidak sedang dalam proses belajar mengajar, mahasiswa pun tetap dapat menjumpai dosennya baik dalam kegiatan bimbingan pengisian KRS maupun bimbingan skripsi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya di Fakultas Pertanian salah satunya adalah adanya hubungan baik antara mahasiswa dengan dosen yang terjalin dengan akrab.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian ini mengkaji tentang budaya akademik yang terdapat pada Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia, Medan. Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia berlokasi di Jl. Harmonika Baru Pasar II Tanjung Sari Medan yang dibangun pada tahun 1978 oleh Yayasan Gereja Methodist Indonesia. Merupakan salah satu universitas swasta yang berada di Sumatera Utara, mempunyai 2 program studi yakni program studi agroteknologi dan agribisnis yang memiliki beberapa dosen tetap dan dosen tidak tetap yaitu 7 dosen tetap pada Program Studi Agroteknologi, 6 dosen tetap pada Program Studi Agribisnis. Sedangkan dosen tidak tetap berjumlah 20 dosen pada tahun ajaran 2012/ 2013.

Berikut ini adalah tabel jumlah mahasiswa di setiap Program Studinya: Tabel 1

Jumlah Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

Program Studi Agroteknologi Agribisnis Jumlah

2012 97 103 200

2011 60 39 99

2010 48 35 83

2009 29 26 55

Total 234 203 437


(19)

Setiap mahasiswa di Fakultas Pertanian memiliki kompetensi1

Di Fakultas Pertanian ini ada masing-masing ketua jurusan yang mengkoordinasi jalannya kegiatan proses belajar mengajar dari setiap program studi. Selain mereka harus bertanggung jawab terhadap program studi yang dipegangnya, mereka juga tidak menutup diri untuk tetap mengajar pada salah satu mata kuliah yang ada pada program studi tersebut.

yang sangat baik dan dapat mengembangkan diri berdasarkan keahliannya masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih tinggi. Sangat bermanfaat jika dengan ilmu pengetahuan dan praktik-praktik yang mahasiswa dapatkan dari dosen yang berpengalaman dapat membuka wawasan yang luas tentang pertanian. Dalam usaha untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan berprestasi, Fakultas Pertanian melengkapi sarana dan prasarana belajar sesuai dengan tuntutan kompetensi belajar.

Ketua jurusan juga berperan aktif dalam mengatur mahasiswanya dalam penyusunan skripsi, seminar proposal, seminar hasil, meja hijau dan selain itu hal-hal yang berkaitan tentang mahasiswa ketua jurusan yang mengaturnya di bawah pimpinan dekan. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia adalah bapak Ir. Sihar. Silaen, MP.

1 Kompetensi artinya

kewenangan untuk menentukan (memutuskan sesuatu) (artikata.com/arti-335838-kompetensi.html) (diakses 21 September 2013).


(20)

Foto 1

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan 2014

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk membentuk kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan perolehan belajarnya baik pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai maupun pada aspek sikap yang berguna untuk menunjang pengembangan potensinya. Oleh karena itu yayasan Methodist mendorong peningkatan program pendidikan jurusan Agroteknologi dan Agribisnis yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Banyak kegiatan yang dibuat oleh Fakultas Pertanian seperti paduan suara, KMK (Kebaktian Mahasiswa Kristen), futsal, taekwondo, rindala (rindu alam),


(21)

karate dan fotografi2

Fakultas Pertanian ini juga melakukan praktik di lapangan dan di dalam ruangan. Kegiatan tersebut dapat mempermudah setiap mahasiswa untuk lebih cepat memahami pelajaran dan menjadi terbiasa melakukan praktik pertanian, dan lebih terlatih lagi kalau ada kegiatan praktek di hari-hari selanjutnya. Sehingga setiap mahasiswa pun dapat mengembangkan potensinya berwirausaha di dunia luar atau dirumah masing-masing untuk melatih nilai kemandirian, ketekunan, kepercayaan diri, kedisiplinan dan lain sebagainya.

yang akan berpengaruh pada perkembangan mahasiswa. Dengan demikian keberadaan budaya akademik dibutuhkan dalam setiap organisasi karena dengan adanya budaya tersebut, tiap anggota ataupun mahasiswa dapat memahami kondisi organisasi tempat mereka melakukan kegiatan ataupun belajar sehingga apa yang mereka lakukan dapat tercapai.

2


(22)

Foto 2

Lahan Praktik di Lapangan dan di Ruangan Praktik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Manusia dilahirkan dengan masing-masing kelebihan, diantaranya kemampuan untuk berpikir, berinteraksi, berbicara, berkreasi, bekerja sama, mengarahkan diri, sehingga dapat mengatur dirinya sendiri. Kemampuan yang berbeda-beda inilah yang membuat manusia hidup secara berdampingan dan saling melengkapi. Dalam aktivitas sehari-hari manusia juga harus bisa menghadapi berbagai perkembangan realitas zaman sekarang ini, karena itu sangat diperlukan suatu sistem, yaitu pendidikan3

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

.

3

Puteri Ananda,”Budaya Pendidikan(Studi Etnografi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Medan),”(Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliitk Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012), hal. 6-7.


(23)

dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa dilestarikan dalam setiap masyarakat dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya mungkin terjadi bila para pembawa nilai tersebut dapat mengarahkannya kepada generasi muda sebagai generasi penerus dari nilai tersebut. Tanpa disadari sebenarnya proses penyaluran nilai-nilai budaya yang paling efektif dimiliki adalah melalui proses pendidikan.

Penelitian mengenai budaya akademik ini mengupayakan penyusunan laporan penelitian yang berisi konsepsi4

Perguruan tinggi berperan aktif dalam menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian serta menyebarluaskan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan dan memperkaya kebudayaan nasional.

dan gambaran mengenai budaya akademik yang dapat digali melalui kegiatan akademik dan nilai-nilai budaya pada warga akademik di Fakultas Pertanian. Adapun nilai-nilai budaya itu meliputi penghargaan terhadap pendapat orang lain secara objektif, pemikiran rasional dan kritis, analisis dengan tanggung jawab moral, kebiasaan membaca, penambahan ilmu dan wawasan, kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat, penulisan (artikel, makalah, buku), diskusi ilmiah, proses belajar mengajar dan manajemen di perguruan tinggi yang baik.

4 Konsepsi artinya pengertian; pendapat (paham) (artikata.com/arti-336027-konsepsi.html)


(24)

Ini berarti Fakultas Pertanian dituntut secara kompetitif5 dengan kualitas kinerja yang unggul, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang pada akhirnya akan membawa dampak pada perubahan dibidang pendidikan nasional. Fakultas Pertanian juga berusaha untuk mengembangkan nilai-nilai budaya akademik hingga dapat membentuk mahasiswa yang memiliki jati diri dan kompetensi dibidangnya.

1.2. Rumusan Masalah

Budaya tidak bersifat sentral karena fakta yang terjadi adalah setiap individu memiliki budaya sendiri yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan budaya yang ada di Fakultas Pertanian, budaya tidak dapat dipandang sebagai bentuk budaya sentral. Artinya, setiap civitas atau warga akademik di Fakultas Pertanian ini, sebelum masuk ke dalam lingkungan fakultas, mereka berbekal dengan kebudayaan mereka sendiri yang mereka bawa dari lingkungannya. Nilai budaya tersebut saling bersentuhan antara satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya menimbulkan budaya baru dan menyebabkan terjadinya situasi budaya akademik.

Pertanyaan yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana situasi budaya akademik yang terjadi di Fakultas Pertanian, dan sehubungan dengan itu maka dirumuskan beberapa pertanyaan yang lebih rinci yaitu:

5 Kompetitif artinya berhubungan dengan kompetisi (persaingan)


(25)

1. Bagaimana membangun budaya akademik di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan ?

2. Bagaimana proses penerapan budaya akademik di Fakultas Pertanian ?

1.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian tepatnya di Jl. Harmonika Baru, Pasar II, Tanjung Sari, Medan 20132. Alasan penulis memilih Fakultas Pertanian ini sebagai lokasi penelitian adalah karena penulis melihat adanya nilai budaya yang sangat dijunjung tinggi pada fakultas ini yakni nilai keagamaannya, yang membuat penulis sangat tertarik untuk menelitinya, disamping bahwa penulis telah memiliki kedekatan karena ayah penulis merupakan civitas akademik di fakultas ini.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan budaya akademik melalui berbagai hal, proses belajar dan mengajar, kegiatan mahasiswa maupun kedekatan mahasiswa dengan dosen di Fakultas Pertanian dengan tipe penelitian yang bersifat etnografi.

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terbentuknya pola pikir yang lebih luas dalam melihat budaya akademik. Peneliti maupun tiap warga akademik harus lebih terbuka terhadap permasalahan akademik sehingga dapat menciptakan ide-ide serta konsep-konsep baru mengenai budaya akademik tersebut.


(26)

1.5. Tinjauan Pustaka

Budaya merupakan sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu. Setiap individu mempunyai berbagai pengalaman budaya6. Mereka selalu menggunakan pengharapan, sentimen, dan rasionalitas yang dimilikinya itu guna menafsirkan dan mendefinisikan berbagai situasi sosial. Mereka melakukan penafsiran dengan cara yang sama oleh ketika ada kesamaan pengalaman sosialisasi dan ekspektasi7

Koentjaraningrat (1990:180) mengartikan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh karena itu, kebudayaan muncul sebagai hasil belajar, dan bukan hanya sebatas pewarisan nilai-nilai saja, tetapi juga bersifat situasional

.

8

dengan menyesuaikan berdasarkan perkembangan zaman di lembaga pendidikan juga memuat hubungan-hubungan manusia di dalamnya yang berubah dalam kurun waktu tertentu. Kebudayaan juga merupakan suatu keseluruhan yang kompleks9 dan tidak dapat diredusir10 hanya dalam satu atau beberapa nilai saja, misalnya nilai IPTEK11

6 Dijelaskan oleh Mead dalam Maliki, 2008:220.

, kepercayaan saja atau

7

Ekspektasi adalah mengacu kepada tindakan penantian/ pengharapan itu sendiri, menyatakan tingkat atau intensitas pengharapan (indonesiasaram.wordpress.com/ 2007/ 02/ …/ ekspektasi-atau-ekspekta…)(diakses 3 Mei 2013).

8

Situasional: sesuai (mengenai) situasi yang tepat (artikata.com/arti-351523-situasional.html)(diakses 21 September 2013).

9 Kompleks artinya mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit dan saling berhubungan

(artikata.com/arti-335846-kompleks.html)(diakses 22 September 2013).

10

Redusir adalah mengurangi (kesukaran, kesulitan), menyederhanakan sesuatu agar lebih mudah

11


(27)

seni saja, tetapi merupakan suatu yang kompleks dari nilai-nilai sebagai keseluruhan.

Nilai-nilai kebudayaan beragam, kompleks dan terintegrasi12

Kebudayaan adalah normatif

, maka proses pendidikan tidak dapat dilihat dari satu titik pandang saja tetapi harus menggunakan berbagai bidang ilmu lainnya, seperti filsafat, antropologi, sosiologi, biologi, psikologi dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

13

karena diarahkan oleh suatu hal yang kompleks, nilai-nilai diakui bersama didalam suatu masyarakat. Adanya keteraturan di dalam kebudayaan, adanya suatu proses humanisasi14 dan visi15

Lembaga pendidikan adalah tempat untuk menyalurkan ilmu pengetahuan dan budaya. Melalui praktik pendidikan, para mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasikan dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada didalamnya

, maka keseluruhan komponen-komponen tersebut merupakan suatu keseluruhan yang terintegrasi dan saling berkaitan.

16

12 Integrasi artinya pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat

(artikata.com/arti-330868-integrasi.html)(diakses 21 September 2013).

. Lembaga pendidikan juga memuat hubungan-hubungan manusia di dalamnya yang berubah dalam kurun waktu tertentu.

13

Normatif artinya berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku (artikata.com/arti-342428-normatif.html)(diakses 21 September 2013).

14

Humanisasi adalah proses penumbuhan rasa perikemanusiaan, harus ditumbuhkan sejak seorang anak di bangku pendidikan sekolah yang paling rendah (artikata.com/arti-330230-humanisasi.html)(deiakses 21 September 2013).

15

Visi artinya kemampuan untuk melihat pada inti persoalan (artikata.com/arti-356302-visi.html)(diakses 22 September 2013).

16 Kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan(diakses 3 Mei


(28)

Sebagai sistem institusi sosial yang tentunya mengalami kedinamisan17

1. Pengembangan pribadi

seiring dengan adanya perkembangan zaman yang bersifat situasional, menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lembaga pendidikan memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala hal. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:

2. Pengembangan warga 3. Pengembangan budaya 4. Pengembangan bangsa

Universitas mencerminkan masyarakat dan waktu serta sistem sosial yang mempunyai suatu proses interaksi antara dua atau lebih aktor yang membentuk semacam konser. Mahasiswa sebagai peserta didik dalam proses pendidikan di universitas memiliki aktivitas untuk belajar yang diperoleh dari seorang dosen. Belajar selalu berhubungan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain juga selalu berkaitan dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya (Sukmadinata, 2005:155).

17 Dinamis maksudnya mudah menyesuaikan diri dengan keadaan


(29)

Pendidikan merupakan produk dari masyarakat setempat dan kebudayaan adalah kreasi yang disengaja dan penuh makna, penggalian pengetahuan, kemampuan, kecakapan, serta nilai-nilai bersama dan dari suatu konsensus18

Pendidikan juga merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Proses pendidikan sebagai suatu proses kebudayaan seharusnya melihat mahasiswanya bukan sebagai suatu entitas

tentang harapan-harapan kognitif dan normatif. Nilai-nilai bersama itulah yang selanjutnya menjadi pedoman pilihan orang-orang yang beraksi di dalamnya.

19

Budaya pendidikan yang dimiliki oleh setiap fakultas tentunya berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing. Dalam proses budaya pendidikan, secara aktif peserta didik (mahasiswa) mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi

yang terpecah-pecah tetapi sebagai individu yang menyeluruh atau sebagai seorang manusia yang seutuhnya. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan pendidikan dibentuk kelembagaan pendidikan formal, yaitu universitas.

20

18

Konsensus adalah kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dsb) yang dicapai melalui kebulatan suara

(artikata.com/arti-336021-konsensus.html)(diakses 22 September 2013).

dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di dalam masyarakat, mengembangkan kehidupan

19

Entitas adalah sesuatu yang sungguh ada, kesatuan yang lahir

20 Internalisasi artinya penghayatan (artikata.com/arti-330927-internalisasi.html)(diakses 22


(30)

masyarakat yang lebih sejahtera serta mengembangkan kehidupan bangsa dan bermartabat.

Pengembangan pendidikan budaya sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa pada masa yang akan datang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai dan budaya pendidikan adalah usaha bersama fakultas, olehk karena itu harus dilakukan secara bersama oleh semua dosen, para mahasiswa, staf pegawai dan pemimpin fakultas melalui semua mata kuliah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya akademik fakultas.

Budaya akademik merupakan budaya universal artinya budaya akademik dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut.

Pemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan akademis perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa. Derajat akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar. Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik yang setinggi-tingginya. Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu referensi aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dan sebagainya. Dengan melakukan aktivitas seperti itu diharapkan


(31)

dapat dikembangkan budaya mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Lebih sederhana, budaya akademik berarti apa yang dipelajari oleh mahasiswa selama periode waktu tertentu dari universitas, fakultas atau jurusan.

Perkembangan budaya akademik didasarkan atas dua faktor yang bersifat internal dan eksternal dalam penyelenggaraan pendidikannya. Faktor internal menunjuk pada adanya perubahan sumber daya manusia hasil didikan perguruan tinggi yang semata-mata tidak hanya berdasarkan pada persyaratan penguasaan ilmu dan keterampilan tetapi juga pada persyaratan sikap dan semangat belajar pengenalan di bidang lapangan pekerjaan dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikannya serta adanya semangat otonomi sesuai dengan UU No.32 tahun 2004. Sedangkan faktor eksternal menunjuk pada adanya persaingan tenaga kerja yang global, tuntutan pendidikan tinggi yang humanis, internasionalisasi pendidikan yang bersifat lintas Negara.

Budaya akademik tentu saja merupakan bagian penting perguruan tinggi di dalam mencapai mutu akademik yang sangat baik. Untuk itu maka diperlukan peningkatan SDM (sumber daya manusia) seperti dosen, karyawan, mahasiswa, pengembangan infrastruktur pendidikan (ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan dan sarana prasarana lain pendukung pendidikan), pengembangan kinerja aktivitas akademik.

Dalam studi kependidikan yang dikaji melalui pendekatan antropologi, maka kajian tersebut masuk dalam sub antropologi yang biasa dikenal menjadi


(32)

antropologi pendidikan. Artinya apabila antropologi pendidikan dimunculkan sebagai suatu materi kajian, maka yang menjadi objek kajiannya adalah penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropolog serta pengetahuan yang diperoleh khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau masyarakat21

Ketika berbicara mengenai budaya akademik maka kita akan berbicara mengenai aktivitas pendidikan secara keseluruhan. Manusia memiliki aktivitas pendidikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, untuk itu manusia menciptakan budaya akademik untuk mengatur aktivitas-aktivitas akademik tersebut. Budaya akademik juga harus dipelajari sebagai bagian yang integral dari kebudayaan sebagai keseluruhan dan tidak dianggap sebagai pranata yang otonom

. Dengan demikian, kajian materi antropologi pendidikan, bukan bertujuan menghasilkan ahli-ahli antropologi melainkan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pendidikan melalui perspektif antropologi.

22

. Maka dari itu antropologi tidak pernah memandang bahwa budaya akademik itu bersifat sentral23

Dewasa ini bahasan mengenai budaya akademik bukan merupakan hal baru untuk diperbincangkan. Budaya akademik muncul karena adanya berbagai karena fakta yang terjadi saat ini bahwa budaya akademik yang dianut oleh suatu masyarakat bisa saja berbeda dengan masyarakat yang lainnya.

21

Puteri Ananda, “Budaya Pendidikan(Studi Etnografi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Medan),” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012), hal. 15.

22

Otonom adalah berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah (artikata.com/arti-343084-otonom.html)(diakses 22 September 2013).

23 Sentral artinya di tengah-tengah sekali: titik; dianggap sebagai pusat


(33)

ragam budaya di lembaga pendidikan. Budaya akademik yang hidup di lembaga pendidikan Indonesia secara teoritis merupakan konfigurasi24

Pada kesempatan ini saya ingin memperdalam penjelasan mengenai budaya akademik. Banyak budaya yang terjadi di lembaga pendidikan memperlihatkan bagaimana budaya akademik tersebut bekerja dalam proses belajar mengajar yang kompleks. Mulai dari cara mengajar, belajar, praktik, dan sebagainya.

budaya. Simbol Bhineka Tunggal Ika adalah bukti nyata budaya akademik di lembaga pendidikan Indonesia yang terdiri dari ragam etnik, ras, suku, agama dan sebagainya. Keragaman inilah yang kemudian membentuk satu himpunan bangsa Indonesia dan dilindungi dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, dalam keberagaman selalu ada perbedaan-perbedaan yang menyimpan potensi konflik, jika tidak dikelola dengan baik maka potensi ini akan berwujud pertikaian yang pada akhirnya mengancam kebudayaan bangsa. Merujuk pada konflik maka kebudayaan harus menjadi senjata dalam mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Oleh karenanya perlu dipertanyakan apakah budaya sudah dapat diterima oleh masyarakat yang memiliki keragaman budaya ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan penelitian yang cukup serius. Namun tidak pada kesempatan ini.

24 Konfigurasi maksudnya yakni bentuk; wujud (untuk menggambarkan orang atau benda)


(34)

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta bersifat etnografi. Penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar, melihat, mendengar, berbicara, berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat (Spradley, 1997:10). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara.

1.6.1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi dalam hal ini digunakan untuk mengamati langsung gejala yang ada pada saat penelitian. Teknik observasi yang dilakukan peneliti guna melihat, mendengarkan dan mencatat kejadian-kejadian serta aktivitas yang terjadi di Fakultas Pertanian dengan masalah penerapan budaya akademik.

1.6.2. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari informan. Informan-informan yang terkait dalam penelitian ini adalah mahasiswa, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), pegawai, dosen, pegawai kebersihan serta informan lainnya yang mungkin terkait dengan pembentukan budaya akademik di Fakultas Pertanian. Wawancara juga memberi keleluasaan bagi peneliti untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami terkait penelitian yang sedang dilakukan.


(35)

Disamping itu peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai pelengkap dan penyempurnaan hasil dari observasi dan wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi yang ada pada fakultas, buku, artikel, surat kabar, jurnal, internet dan lain-lain.

Dalam hal melakukan penelitian juga dibutuhkan suatu alat pendukung untuk merekam dan mencatat serta mendokumentasikan apa yang terjadi di lapangan. Untuk itu peneliti menggunakan catatan lapangan (field note) untuk mencatat segala informasi yang diperoleh di lapangan. Selain itu alat perekam suara dibutuhkan guna merekam setiap informasi yang diberikan oleh informan, kamera dan video digunakan untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian yang dianggap penting dalam bentuk foto maupun video. Dengan adanya peralatan-peralatan tersebut mempermudah peneliti untuk mendapatkan data yang lebih lengkap serta menjadi bukti atas apa yang terjadi di lapangan.

Rapport (menjalin hubungan baik dengan informan) menjadi satu hal pokok yang sangat penting ketika melakukan penelitian. Bagaimana seorang peneliti bisa masuk dalam suatu lingkungan dan diterima agar dapat lebih mudah untuk memperoleh informasi dan data yang akurat. Pada penelitian ini, peneliti memposisikan diri sebagai seorang yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang budaya akademik yang terdapat di Fakultas Pertanian, sehingga ingin belajar dari kondisi lapangan dan para informan untuk mengetahui budaya akademik yang terdapat di Fakultas Pertanian. Hubungan baik diciptakan melalui pendekatan dengan informan, bersikap ramah dan terbuka merupakan cara yang efektif dalam mendekatkan diri dengan informan, membangun rasa percaya


(36)

informan bahwa peneliti benar-benar ingin belajar mengenai budaya-budaya akademik di Fakultas Pertanian.

Sehingga dengan hal tersebut diharapkan informan agar lebih terbuka untuk memberikan informasi dan menjelaskan mengenai situasi budaya yang terjadi di Fakultas Pertanian. Disamping itu, peneliti juga akan melakukan kontak dan membangun hubungan dengan informan.


(37)

BAB II

GAMBARAN UMUM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN

2.1. Sejarah Berdirinya Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Fakultas Pertanian didirikan pada tahun 1978 oleh Yayasan Gereja Methodist Indonesia, berlokasi di Jl. HangTuah No. 8 Medan. Pada saat itu sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem program terminasi, yaitu pada tingkat sarjana muda (4 tahun) diberi gelar B.Sc. Jurusan yang ada pada waktu itu adalah jurusan Bercocok Tanam Pertanian Rakyat (BTPR), Bercocok Tanam Perkebunan Besar (BTPB) dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP).

Pada tahun akademik 1982/1983 s/d 1994/1995 telah melaksanakan sistem kredit semester (SKS) dengan program pendidikan 9 (Sembilan) semester (4,5 tahun) yang menerapkan sistem kurikulum inti yang dikeluarkan oleh Dir.Jen Pendidikan Tinggi, Dep.Dik.Bud. No.028/D.J./Kep/1983, tanggal 28 April 1983. Saat itu Jurusan BTPB dan BTPR disatukan menjadi Jurusan BDP sehingga Jurusan yang dibuka menjadi 2 (dua) Jurusan yaitu:

1. Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP)

Pada tahun akademik 1995/1996 Fakultas Pertanian telah melaksanakan Kep.Men.Dik.Bud. No.056/U/1994, tentang Kurikulum Nasional Program Sarjana Pertanian, sehingga program pendidikan menjadi sistem 8 (delapan) semester (4 tahun). Kurikulum Nasional ini bertujuan menyeragamkan kurikulum pendidikan


(38)

tinggi Sarjana Pertanian bagi PTN dan PTS seluruh Indonesia. Perbedaannya bagi setiap Perguruan Tinggi tersebut hanya terletak pada kurikulum dengan muatan local yang tercermin pada pola ilmiah pokoknya.

Dalam pelaksanaan Kurikulum Nasional ini sistem jurusan dirubah menjadi Program Studi, sehingga saat ini Fakultas Pertanian mempunyai Program Studi Agronomi dan Sosial Ekonomi Pertanian (SEP). Setelah melaksanakan Kurikulum Nasional ini, Fakultas Pertanian juga telah aktif mengikuti seminar/ lokakarya Nasional yaitu, pada tanggal 28-29 November 1996 Lokakarya Forum Komunikasi Pendidikan Tinggi di Indonesia yang berlangsung di fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat. Selanjutnya pada tanggal 6-7 Januari 1997 mengikuti Lokakarya Pembinaan Kurikulum Ilmu Pertanian PTS Se KOPERTIS Wilayah I di Medan yang diselenggarakan oleh KOPERTIS Wilayah I.

Selanjutnya dengan peraturan pemerintah tentang status bagi Perguruan Tinggi, kedua Program Studi yang diasuh oleh 2 (dua) jurusan telah memperoleh status Terakreditasi dengan nilai Akreditasi C melalui Surat Keputusan No.01401/AK-H.I/UMAGR/XII/1998, tanggal 22 Desember 1998 untuk Jurusan Agronomi dan No.01402/AK-H.I/UMGSTE/XII/1998 tanggal 22 Desember 1998 untuk Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

Berdasarkan KEPMEN No.232/U/2000 pasal 1 ayat 6 dan KEPMEN No.045/U/2002 bahwa kurikulum yang selama ini berlangsung bersifat: “Content Based” dari pada “Competency Based” sehingga para lulusan perguruan tinggi kurang kompeten untuk belajar langsung di dunia kerja dan dunia industri.


(39)

Dengan adanya beberapa tuntutan kriteria kompetensi pada dunia kerja dan dunia industri maka Fakultas Pertanian perlu menyikapi dan menyusun suatu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diberlakukan pertama sekali pada T.A.2003/2004. Kurikulum KBK ini kemudian mengalami penyempurnaan dengan diberlakukannya Kurikulum KBK mulai T.A.2006/2007 melalui Surat Keputusan Rektor No.1098/T/Rek/UMI/2006 tanggal 26 Mei 2006.

Melalui Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No.002/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 tanggal 11 Mei 2006 Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian memperoleh nilai Akreditasi peringkat B. Dan melalui Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No.004/BAN-PT/Ak-X/S1/V/2006 tanggal 1 Juni 2006 Program Studi Agronomi memperoleh nilai Akreditasi peringkat B.

Dalam perkembangannya Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian berubah nama menjadi Program Studi Agribisnis melalui surat No.4678/D/T/2006 tanggal 8 Desember 2006 tentang perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi.

Selanjutnya berdasarkan SK Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi No.163/DIKTI/Kep/2007 bahwa nama Program Studi dalam bidang Pertanian yang tadinya terdiri dari beberapa Program Studi telah ditata menjadi hanya Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Agribisnis. Dengan perubahan tersebut maka Fakultas Pertanian memberlakukan perubahan nama Program Studi Agronomi menjadi Program Studi Agroteknologi melalui Surat Keputusan Rektor No.981/T/Rek-UMI/2009 tanggal 15 Juni 2009.


(40)

Izin penyelenggaraan Program Studi terakhir yang dimiliki Fakultas Pertanian adalah berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi No.6938/D/T/K-I/2011 tanggal 05 Mei 2011 tentang Perpanjangan Program Studi Agroteknologi dan surat Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi No.6989/D/T/K-I/2011 tanggal 10 Mei 2011 tentang Perpanjangan Program Studi Agribisnis.

Kedua Program Studi yang ada di Fakultas Pertanian telah melaksanakan Re-akreditasi untuk ketiga kalinya pada tahun 2011. Nilai Re-akreditasi Program Studi Agribisnis adalah B sesuai dengan Surat Keputusan BAN-PT No.025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/2011. Sedangkan nilai Re-akreditasi Program Studi Agroteknologi adalah B dengan Surat Keputusan BAN-PT No.026/BAN-PT/Ak-SURV-III/S1/VI/2012.


(41)

Foto 3

Salah Satu Foto di Fakultas yang Berisikan Visi dan Misi Fakultas beserta Jurusan Agroteknologi dan Agribisnis Universitas Methodist Indonesia

Medan

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

2.2. Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

2.2.1. Visi Fakultas

Menjadi salah satu Fakultas Pertanian unggul di Sumatera Utara, yang menghasilkan lulusan cerdas dan kompetitif pada tahun 2020.


(42)

2.2.1.1. Fakultas Unggul

Fakultas Unggul adalah fakultas yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungannya, resisten terhadap segala bentuk ancaman baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar, mampu bersaing secara sehat dengan fakultas sejenis dari lembaga pendidikan tinggi lain, dan menghasilkan lulusan yang kompetitif di dunia kerja.

2.2.1.2. Lulusan Cerdas dan Kompetitif

Lulusan cerdas adalah lulusan yang cerdas secara komprehensif, yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial. Yang dimaksud dengan lulusan yang kompetitif adalah lulusan yang mampu menunjukkan kompetensi di bidang ilmunya serta memiliki nilai juang dan daya saing yang tinggi di pasar kerja.

2.2.2. Misi Fakultas

Adapun misi Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia adalah: a. Menghasilkan sumberdaya manusia yang handal di bidang teknologi

pertanian dan agribisnis, yang dapat berperan dalam pembangunan nasional.

b. Mewujudkan keunggulan fakultas yang memiliki daya saing dan mutu di bidang teknologi pertanian dan agribisnis.

c. Mengembangkan sistem perkuliahan yang adaptif dan sensitif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi di bidang teknologi pertanian dan agribisnis.


(43)

d. Mewujudkan pelayanan terbaik pada stakeholders melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

2.2.3. Tujuan Fakultas

Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang teknologi pertanian dan agribisnis sehingga memiliki kemampuan:

a. Mengaplikasikan konsep dan prinsip ilmiah di bidang teknologi pertanian dan agribisnis dalam pengelolaan kegiatan usaha pertanian/ agribisnis. b. Meningkatkan citra pertanian/ agribisnis di mata publik melalui karya

nyata untuk mendukung revitalisasi pertanian.

c. Berperan serta mendukung pembangunan wilayah dan nasional melalui upaya-upaya penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang pertanian/ agribisnis yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

d. Mengembangkan sikap kerjasama, etika kerja, kepekaan sosial dan komunikasi yang baik.

2.2.4. Sasaran dan Strategi Pencapaian 2.2.4.1. Sasaran

Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan menetapkan beberapa sasaran sebagai suatu kondisi yang dalam jangka pendek semestinya dapat dicapai, dengan demikian terdapat jaminan pencapaian visi, misi dan tujuan. Sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


(44)

a. Tercapainya perolehan input mahasiswa dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

b. Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas yang didukung sumberdaya manusia serta ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.

c. Terciptanya atmosfir akademik yang kondusif yang mendukung kegiatan pembelajaran.

d. Terlaksananya administrasi pendidikan yang optimal, dengan pelayanan tenaga kependidikan yang ramah, sopan dan responsive.

e. Terpeliharanya komunikasi yang baik dengan lulusan dan pengguna lulusan.

2.2.4.2. Strategi Pencapaian Sasaran a. Mahasiswa

a) Promosi yang terencana, terorganisir, berkelanjutan dan tepat sasaran kepada kelompok calon mahasiswa. Promosi tersebut dapat dilakukan melalui mahasiswa sendiri atau promosi dilakukan bersamaan dengan kegiatan mahasiswa di luar kampus misalnya PKL/ magang, pengabdian pada masyarakat dll.

b) Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga gereja dengan menawarkan potongan biaya kuliah bagi calon mahasiswa yang berprestasi tetapi kurang mampu.


(45)

b. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Dosen

a) Mendorong dan memfasilitasi peningkatan kualifikasi dosen yaitu peningkatan jabatan fungsional dosen dan perolehan sertifikat dosen profesional.

b) Mendorong dan memfasilitasi dosen mengikuti studi lanjut (S2 dan S3). c) Pengiriman dosen mengikuti kegiatan forum ilmiah (seminar, lokakarya,

pelatihan) yang relevan dengan kebutuhan program studi di fakultas. d) Mendorong dan memfasilitasi kegiatan dosen dalam kegiatan penelitian

dan pengabdian pada masyarakat.

e) Mendorong dan memfasilitasi peningkatan kinerja dosen dalam kegiatan tatap muka perkuliahan seperti mengontrol frekuensi tatap muka, kesesuaian materi kuliah dengan silabus (SAP), penggunaan media LCD (dengan power point).

f) Memfasilitasi dosen dalam pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam mengajar seperti laptop yang pembayarannya dapat dicicil selama 18 bulan tanpa bunga dan tanpa uang muka.

g) Membangun dan memelihara kebersamaan dosen dalam rangka tetap menjaga dan meningkatkan komitmen bersama demi pengembangan institusi.


(46)

2. Tenaga Kependidikan

a) Melengkapi sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan demi pelaksanaan tugas

b) Memfasilitasi pelatihan sesuai keahlian yang dibutuhkan.

c) Mendorong peningkatan kualitas pelayanan demi menunjang proses belajar mengajar dengan mengembangkan konsep pelayanan yang cepat, tepat dan ramah terhadap mahasiswa, dosen dan seluruh stakeholders. d) Membangun dan memelihara kebersamaan tenaga kependidikan dalam

rangka tetap menjaga dan meningkatkan komitmen bersama demi pengembangan institusi.

3. Sarana dan Prasarana

a) Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas, yang diharapkan dapat mendukung proses belajar yang baik.

b) Pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia seoptimal mungkin.

c. Atmosfir Akademik

a) Menciptakan kampus yang aman, tertib dan bersih sehingga kondusif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

b) Menciptakan hubungan yang baik antara dosen-mahasiswa-tenaga kependidikan maupun sesama dosen, sesama mahasiswa dan sesama tenaga kependidikan.


(47)

c) Menciptakan keterbukaan informasi terhadap kebutuhan mahasiswa. d) Mendorong transparansi penilaian terhadap nilai mahasiswa oleh dosen.

d. Administrasi Akademik

a) Mendorong terciptanya hubungan yang baik antara mahasiswa dan dosen pembimbing akademiknya.

b) Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) yang tepat waktu sehingga proses belajar mengajar dapat terjadwal dengan baik.

c) Mengontrol kehadiran dosen dan mahasiswa melalui Berita Acara Perkuliahan dan Absensi mahasiswa untuk setiap mata kuliah.

d) Rekapitulasi nilai akhir setiap mahasiswa pada setiap semester melalui Kartu Hasil Studi (KHS) dilakukan sedekat mungkin dengan selesainya pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).

e) Rekapitulasi kemajuan akademik mahasiswa pada Daftar Kemajuan Mahasiswa diupdate setiap akhir semester, sehingga laporan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) ke DIKTI dapat terlaksana tepat waktu.

e. Komunikasi Dengan Lulusan dan Pengguna Lulusan

a) Menjalin komunikasi yang baik dengan lulusan melalui surat menyurat, telepon dan facebook. Hal ini dilakukan dalam rangka sumber informasi untuk lowongan kerja bagi lulusan baru serta masukan untuk perbaikan kurikulum dan materi perkuliahan.


(48)

b) Menjalin komunikasi dengan pihak pengguna lulusan baik instansi pemerintahan maupun perusahaan untuk memperoleh masukan demi perbaikan kinerja institusi.

2.3. Struktur Organisasi Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Bagan 1

Struktur Organisasi Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Untuk mencapai tujuan dan komitmen dari fakultas, maka disusun suatu struktur organisasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis dan komprehensif akan tugas dan wewenang dari masing-masing staf, dosen, dan pegawai yang bekerja di fakultas tersebut sehingga dapat mencapai suatu tingkat yang lebih maksimal mereka didalam bekerja.

Dekan

Pemb. Dekan I

Pemb. Dekan II

Pemb. Dekan III

Ketua Prodi Agroteknologi

Ketua Prodi Agribisnis

Ka. Tata Usaha

Staf Administrasi

Tenaga Penunjang

Satuan Pengamanan


(49)

Di fakultas ini dipimpin oleh seorang dekan yang bernama Bapak Ir. Sihar Silaen, MP. Yang dibantu oleh pembantu dekan I yaitu Ibu Ir. Lamria Sidauruk, MP, pembantu dekan II yaitu Bapak Ir. Parsaoran Sihombing, MP, dan pembantu dekan III yaitu Ibu Ir. Ernitha Panjaitan, MSi.

Disamping itu disetiap jurusan di fakultas pertanian ini juga dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi. Ketua Program Studi Agroteknologi yaitu Ibu Ir. Nur Syntha Napitupulu, M.MA dan Ketua Program Studi Agribisnis yaitu Ibu Ir. Indrawaty Sitepu, MA. Lalu di bagian tenaga kependidikan ada seorang Kepala Tata Usaha yaitu Bapak Mansyur Nainggolan, Amd. Di bagian staf administrasi yaitu Ibu Lince Panggabean dan Ibu Beta Gandaria Simamora, Amd. Lalu di bagian tenaga penunjang yaitu Sugianto Siahaan, Anwar Syahputra, Rosdiana Sinaga dan Tina Sinaga. Dan yang terakhir di bagian satuan pengamanan yaitu Jhon Simanjuntak dan Lintong Sihombing.

2.4. Kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia 2.4.1. Dasar Hukum

Berdasarkan SK Dirjen Dikti nomor 163/DIKTI/Kep/2007 bahwa nama Program Studi dalam bidang Pertanian yang tadinya terdiri dari beberapa Program Studi telah ditata menjadi hanya Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Agribisnis. Sehubungan dengan hal tersebut maka kurikulum perlu disesuaikan dengan kurikulum Agroteknologi dan Agribisnis sebagaimana yang disepakati pada FKPTPI tersebut.


(50)

Ada kesepakatan pada saat lokakarya Pokja FKPTPI tgl 5-7 Desember 2007, kesepakatannya yang dicapai untuk Prodi Agroteknologi dan Prodi Agribisnis Program S1 minimal 147 sks yang terdiri dari kompetensi utama minimal 42% atau 62 sks. Mata kuliah yang masuk dalam kurikulum inti sebagai penciri kompetensi utama merupakan kesepakatan antara kalangan Fakultas Pertanian dengan DIKTI pada FKPTPI, sedangkan kurikulum institusi yang merupakan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya yang bersifat khusus dan tidak terlepas dengan kompetensi utama ditetapkan oleh institusi penyelenggara Program Studi, dengan kata lain mata kuliah pelengkap/ penunjang dan bobotnya yang merupakan penciri kurikulum institusi diatur masing-masing PT namun kurikulum secara keseluruhan harus mengandung elemen:

• MPK (Mata Kuliah Pengembang Kepribadian) • MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan) • MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya)

• MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya)

• MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)

Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.045/U/2002 tanggal 2 April 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan tinggi adalah kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota


(51)

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

3. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut, dan universitas.

4. Pendidikan professional adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu dan diselenggarakan oleh akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

5. Program studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik professional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum.

6. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

7. Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan belajaran untuk mengembangkan manusia


(52)

Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian baik dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kelompok MPK terdiri atas mata kuliah yang bertujuan memperkaya wawasan dan pendalaman intensitas pemahaman.

8. Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. Kelompok MKK terdiri atas mata kuliah yang bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan kompetitif serta komparatif program studi.

9. Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok MKB terdiri atas mata kuliah yang bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi.

10.Keahlian alam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif program studi.

11.Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan unutk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok MPB terdiri atas mata kuliah yang bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan


(53)

memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat.

12.Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pillihan keahlian dalam berkarya. Kelompok MBB yang terdiri atas mata kuliah yang bertujuan meningkatkan pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindakan kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

13.Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

2.4.2. Metodologi Pengembangan Kurikulum

Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan dilakukan melalui proses sebagai berikut:

a. Mengadakan kegiatan Evaluasi Diri dengan Analisis SWOT. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan mendalami kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman program studi.


(54)

b. Perumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan arah perjalanan dan kondisi yang akan dicapai program studi pada masa kini dan masa yang akan datang.

c. Merumuskan Profil Lulusan. Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan profil yang akan dihasilkan program studi yaitu lulusan program studi. d. Merumuskan Kompetensi Lulusan. Kegiatan ini dilakukan untuk

merumuskan kualifikasi yang dimiliki lulusan program studi yang mendukung profil lulusan.

e. Merumuskan Bahan Kajian. Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan materi yang mendukung struktur kurikulum sehingga diharapkan dapat mendukung tercapainya kompetensi lulusan yang diharapkan.

f. Menyusun Daftar Mata Kuliah berdasarkan Bahan Kajian. Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun struktur kurikulum yang mendukung bahan kajian yang telah dirumuskan.

g. Menyusun Struktur Kurikulum berdasarkan Semester. Kegiatan ini dilakukan untuk mendistribusikan mata kuliah yang telah terbagi menurut bahan kajian ke dalam daftar mata kuliah berdasarkan semester.

h. Menyusun Deskripsi Mata Kuliah (Silabus). Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun materi perkuliahan setiap mata kuliah yang sudah ditetapkan sebagai penyusun struktur kurikulum.

i. Menyusun SAP (Satuan Acara Pengajaran) atau Rancangan Kegiatan Pembelajaran Semester (RKPS). Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun suatu dokumen tentang tujuan penyelenggaraan mata kuliah, materi


(55)

perkuliahan selama satu semester, media pembelajaran, serta daftar buku pendukung proses pembelajaran.

2.4.3. Kurikulum Program Studi Agroteknologi

Pada program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian ditawarkan dua (2) peminatan (konsentrasi) yaitu Agronomi dan Proteksi Tanaman pada semester VII tergantung kepada arah penelitian mahasiswa. Seorang sarjana Agroteknologi dapat dinyatakan lulus sebagai sarjana apabila telah menyelesaikan 147-149 sks tergantung kepada minat/ konsentrasi yang dipilih. Ada kesepakatan pada saat lokakarya Pokja FKPTPI tanggal 5-7 Desember 2007, kesepakatannya yang dicapai untuk Program Studi Agroteknologi Program S1 minimal 147 sks yang terdiri dari kompetensi utama minimal 42% atau 62 sks.

Berdasarkan hasil Lokakarya Kelompok Kerja Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (Pokja FKPTPI) tersebut juga ditetapkan empat bahan kajian minimum pada Program Studi Agroteknologi yaitu:

1. Ilmu Tanaman (A) 2. Media Tanam (B) 3. Teknologi (C) 4. Lingkungan (D)

Disamping empat bahan kajian tersebut, maka Program Studi Agroteknologi menambahkan bahan kajian Sosial Ekonomi Pertanian, Metodologi Penelitian dan pengembangan sikap/ kepribadian sebagai kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya.


(56)

2.4.4. Kurikulum Program Studi Agribisnis

Untuk mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan, maka Kurikulum Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia disusun berdasarkan bahan kajian sebagai berikut:

a. Pengelolaan Usaha (Business Management)

b. Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya (Agricultural & Resources Economic)

c. Sistem Agribisnis (Agribusiness System)

d. Pembangunan Pertanian dan Wilayah (Agricultural & Regional Development)

e. Pembangunan Masyarakat (Community Development)

f. Penelitian Agribisnis dan Kemasyarakatan (Agribusiness & Community Research)

g. Etika Bisnis, Kemanusiaan dan Kebangsaan (Business Ethics, Humanities & Statehood)

h. Teknologi dan Informasi (Technology & Information) i. Ilmu Dasar (Basic Science)

j. Produksi Pertanian (Agricultural Production)

2.5. Sarana atau Fasilitas Fakultas

Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia yang terletak di Jl. Harmonika Baru Pasar II Tanjung Sari Medan ini memiliki kondisi yang nyaman dan asri karena banyaknya pepohonan yang ada di sekitar fakultas tersebut serta


(57)

lingkungan yang bersih sehingga mengakibatkan udara menjadi sejuk dan sehat. Selain itu lokasi fakultas yang strategis dan mudah dijangkau oleh banyak kendaraan. Beberapa sarana atau fasilitas fakultas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Sarana atau Fasilitas Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia No. Sarana atau Fasilitas Fakultas Jumlah Unit Total Luas

(m2)

1. Kantor Dekanat 2 44 m2

2. Kantor Ketua Prodi 1 12 m2

3. Ruang Kelas 6 320 m2

4. Ruang Administrasi 1 48 m2

5. Ruang Laboratorium Biologi, Botani, Fisiologi 1 48 m2 6. Ruang Laboratorium Kultur Jaringan 1 48 m2

7. Ruang Laboratorium Tanah 1 48 m2

8. Ruang Laboratorium Teknologi Benih 1 48 m2

9. Ruang Laboratorium Kimia 1 48 m2

10. Ruang Baca 1 12 m2

11. Kebun Percobaan 2 3000 m2

12. Ruang Perpustakaan 1 80 m2

13. Ruang BEM Mahasiswa 1 16 m2

14. Ruang Rindala 1 16 m2


(58)

16. Laboratorium Komputer 1 70 m2 Sumber: Fakultas Pertanian universitas Methodist Indonesia Medan 2013

Berdasarkan tabel di atas, sarana atau fasilitas di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan sangat lengkap dengan masing-masing kegunaannya. Kantor dekanat berjumlah sebanyak 2 unit dan memiliki total luas 44 m2, lalu kantor ketua prodi berjumlah 1 unit dan memiliki luas 12 m2, ruang kelas berjumlah sebanyak 6 unit dan memiliki total luas 320 m2. Kemudian ada masing-masing ruangan yang sama-sama berjumlah 1 unit dan juga luas yang sama yaitu 48 m2, yaitu terdiri dari ruang administrasi, ruang laboratorium biologi, botani, dan fisiologi, lalu ruang laboratorium kultur jaringan, ruang laboratorium tanah, ruang laboratorium teknologi benih, ruang laboratorium kimia, dan ruang seminar/ rapat/ aula mini. Kemudian ruang baca berjumlah 1 unit dengan luas 12 m2, kebun percobaan berjumlah 2 unit, ruang perpustakaan berjumlah 1 unit dengan luas 80 m2, ruang BEM mahasiswa ada 1 unit dengan luas 16 m2, ruang RINDALA sebanyak 1 unit dengan luas 16 m2 dan yang terakhir adalah ruang laboratorium komputer berjumlah 1 unit dengan luas 70 m2.


(59)

BAB III

BUDAYA AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting bagi setiap individu yang hidup di dunia ini karena semuanya membutuhkan proses belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan memiliki pengetahuan yang semakin berkembang pada era globalisasi saat ini. Penyaluran nilai-nilai dan proses sosialisasi yang paling efektif dan efisien adalah melalui proses pendidikan hal ini dikarenakan adanya proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang berkelanjutan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yang menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian kebudayaan timbul sebagai hasil belajar, dan tentu saja pengertian belajar tidak hanya sebatas pada bangku sekolah atau lembaga pendidikan. Budaya bisa terbentuk karena adanya interaksi antara orang-orang yang sedang melakukan proses pendidikan di fakultas tersebut yakni antara dosen dan setiap mahasiswa. Budaya akademik di dalam fakultas ini mengacu akan keberadaan nilai-nilai yang dipegang dan diterapkan oleh setiap dosen terhadap mahasiswanya di fakultas pertanian Universitas Methodist Indonesia.


(60)

Setiap fakultas memiliki budaya akademik yang berbeda, maka fakultas tersebut harus mensosialisasikan budaya akademik yang ada di dalam lingkungan fakultas kepada seluruh dosen dan mahasiswa yang ada di dalam fakultas tersebut terutama bagi para mahasiswa baru. Para mahasiswa baru pada saat akan memasuki pintu gerbang perguruan tinggi, akan dihadapkan dengan serangkaian kegiatan ospek atau orientasi studi dan pengenalan kampus, dalam arti para mahasiswa baru akan diperkenalkan kepada seluk-beluk fakultas, peraturan-peraturan yang ada di dalam fakultas dan juga diperkenalkan kepada setiap dosen-dosen dan para senior mereka. Ospek juga merupakan awal pembentukan watak seorang mahasiswa baru. Dengan kata lain bahwa baik tidaknya kepribadian mahasiswa di sebuah perguruan tinggi sedikit banyak ditentukan oleh baik tidaknya pelaksanaan ospek di perguruan tinggi tersebut. Disamping itu juga akan diadakan seminar-seminar untuk mahasiswa baru agar mereka lebih mengenali dan memperdalam jurusan maupun ilmu yang mereka tekuni.

3.1. Program Studi Agroteknologi

Setiap dosen di Fakultas Pertanian ini, seperti pada program studi Agroteknologi selalu menanamkan budaya akademik kepada mahasiswa agar mampu bersaing secara sehat dalam bidang ilmunya. Budaya akademik itu seperti, setiap mahasiswa diharuskan agar selalu tekun dalam belajar teori maupun praktik, agar setiap mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip ilmiah dibidang tanah, tanaman, hama-penyakit dan lingkungan, serta mampu merancang dan mengembangkan teknologi produksi pertanian dalam lingkup


(61)

pertanian berkelanjutan dan dapat mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Foto 4

Visi, Misi dan Tujuan Pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UMI Medan

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Hubungan antara dosen dengan mahasiswa pun tidak ada batasan selama dalam konteks studi di fakultas, hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan yang terjalin secara akrab pada saat proses belajar mengajar. Walaupun tidak sedang dalam proses belajar mengajar mahasiswa pun tetap dapat menjumpai


(62)

dosennya baik dalam kegiatan bimbingan pengisian KRS maupun bimbingan skripsi dalam penyelesaian tahap akhir perkuliahannya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai budaya di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia ini salah satunya adalah adanya hubungan baik antara mahasiswa dengan dosen yang terjalin dengan akrab selama masih dalam konteks pendidikan atau akademik.

Dalam mata kuliah praktikum, dosen pengasuh mata kuliah langsung terjun dalam melakukan bimbingan praktikum baik di dalam laboratorium maupun di lapangan yang dibantu oleh satu atau dua orang asisten dosen. Dalam melakukan praktikum tersebut asisten dosen terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh dosen pengasuh mata kuliah praktikum.

Dalam pengisian kartu rencana studi (KRS) mahasiswa akan dibimbing oleh seorang dosen pembimbing akademik (dosen PA). Fungsi dosen PA adalah untuk mengarahkan mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang akan dibawanya pada semester berjalan berikutnya sesuai dengan indeks prestasi (IP) yang diperolehnya pada semester sebelumnya misalnya apabila IP < 1,50 maka si mahasiswa hanya dapat membawa maksimal 15 sks. Jika IP 1,50 sampai 1,99 maka boleh mengambil maksimal 17 sks. IP 2,00 sampai 2,49 boleh mengambil maksimal 20 sks. IP 2,50 sampai dengan 2,99 boleh mengambil maksimal 22 sks, dan yang terakhir IP 3,00 keatas boleh mengambil maksimal 24 sks.

Setelah pengisian KRS disetujui dan ditanda tangani oleh dosen PA selanjutnya KRS tersebut harus ditanda tangani oleh pembantu dekan I bidang akademik. Nilai akhir juga sangat ditentukan oleh kehadiran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan minimal sebanyak 75%, dikarenakan jika mahasiswa tidak


(63)

mencukupi kehadirannya sebanyak 75% selama tatap muka atau sebanyak 12 kali pertemuan dalam satu semester, maka dia tidak diperkenankan mengikuti UAS. Untuk menentukan nilai akhir diambil dari akumulasi nilai praktikum, nilai kuis, nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).

Di dalam program studi Agroteknologi praktikum dilakukan oleh mahasiswa langsung di laboratorium maupun di lapangan.

Foto 5

Rumah Kaca dan Rumah Kasa

Sumber: Lahan Praktik Fakultas Pertanian UMI Medan

Berdasarkan gambar diatas terlihat rumah kaca dan rumah kasa pada lahan praktik di Fakultas Pertanian ini. Rumah kaca atau yang disebut juga rumah hijau


(64)

dan rumah tanaman adalah sebuah bangunan tempat tanaman dibudidayakan. Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan bunga, buah dan tanaman tembakau.

Lalu selain itu ada juga terdapat rumah kasa atau disebut juga screen house. Rumah kasa adalah modifikasi dari rumah kaca, hal ini dikarenakan mungkin rumah kaca terlalu mahal. Karena kasa/ paranet untuk rumah kasa relatif lebih murah dibandingkan plastic UV untuk rumah kaca.

Foto 6

Kegiatan Praktik Mahasiswa Saat di Rumah Kaca dan di Rumah Kasa


(65)

3.2. Program Studi Agribisnis

Sama halnya dengan mahasiswa di program studi Agribisnis. Mereka juga selalu diajarkan oleh setiap dosen mereka untuk tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh fakultas. Setiap dosen pada program studi ini pun selalu menanamkan nilai budaya akademik kepada tiap mahasiswanya. Penanaman nilai budaya akademik ini terjadi pada saat proses belajar mengajar, seperti dosen selalu mengajarkan kepada tiap mahasiswanya untuk lebih rajin dalam belajar, tidak sering bermalas-malasan, selalu menghadiri perkuliahan dan tidak pernah absen, menjaga sopan santun kepada orang lain, mengikuti peraturan-peraturan akademik yang ada dan semuanya harus tetap berlandaskan kepada Tuhan yang Maha Esa.

Dosen juga mengajarkan budaya akademik pada mahasiswa yaitu agar tiap mahasiswa dapat merencanakan, menyusun strategi, melaksanakan, mengevaluasi dan memberi solusi pengembangan unit usaha agribisnis secara efektif dan efisien, lalu agar tiap mahasiswa dapat mengembangkan diri dan mempunyai semangat kewirausahaan dan dosen juga menerapkan nilai ketekunan juga ketelitian pada saat sedang melakukan praktik di lapangan maupun pada laboratorium, seperti fokus dalam melakukan percobaan tegangan permukaan zat cair pada mata kuliah praktik fisika dasar yang dilakukan di laboratorium, dan juga teliti dalam mengambil data usaha tani dari petani dengan pergi ke kantor-kantor dengan teknik wawancara seperti menanyakan dia petani apa, berapa jumlah produksinya dan berapa harga jualnya pada mata kuliah praktik ilmu usaha tani.


(66)

Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMI Medan

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

3.3. Proses dan Kegiatan Belajar

Fakultas pertanian ini memiliki 2 (dua) program studi yaitu program studi Agroteknologi dan Agribisnis. Kegiatan belajar di kedua program studi ini ada pelajaran teori dan pelajaran praktik yang jadwal kegiatan praktik di lapangan di setiap hari sabtu sedangkan praktik di laboratorium jadwal praktikumnya ditentukan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah tersebut dan dilakukan seminggu sekali untuk tiap grup tetapi harinya tergantung situasi dan kondisi.


(67)

Pada hari sebelum berlangsungnya proses kegiatan praktik di lapangan maupun di laboratorium maka setiap asisten dosen akan memberitahukan kepada setiap mahasiswa, perlengkapan apa yang harus dipersiapkan dan dibawa pada saat praktik nantinya. Alat dan perlengkapan itu yakni, baju praktikum yang harus dibawa pada saat praktik di dalam laboratorium, dan membawa bahan praktikum di lapangan. Alat yang harus dibawa yaitu cangkul, garu dan babat. Hal ini dilakukan oleh dosen maupun asisten dosen untuk melatih kedisiplinan, ketekunan dan kreatifitas mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik pada hari-hari selanjutnya. Disamping itu, jika ada mahasiswa yang tidak membawa alat dan perlengkapan saat praktik, maka dosen ataupun asisten dosen tidak akan memberi izin kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk mengikuti praktikum pada hari itu dan ada juga sebagian dosen maupun asisten dosen yang memberikan tugas hukuman berupa makalah.

Bukan hanya kegiatan praktik saja yang ada tetapi proses kegiatan belajar teori di fakultas pertanian ini dilakukan berdasarkan jadwal mata kuliah yang telah ditetapkan oleh pembantu dekan di bidang akademis atau pembantu dekan I. Kegiatan belajar teori ini selalu tetap dilakukan sesuai dengan jadwal pertama kali yang diberikan, kecuali bisa berganti jika dosen yang mengajar berhalangan hadir mengajar dengan persetujuan dari fakultas. Ruangan kelas belajar juga sudah ditentukan sebelumnya dari awal. Dan di fakultas ini mempunyai 4 gelombang dalam satu harinya, dimana gelombang pertama di jam 8.30-10.10, gelombang kedua di jam 10.15-11.55, gelombang ketiga di jam 13.30-15.10 dan gelombang keempat di jam 15.15-16.55.


(68)

Jumlah mahasiswa seluruhnya di fakultas pertanian Universitas Methodist Indonesia adalah mencapai kurang lebih 650 orang dengan rincian sebagai berikut:

• Angkatan 2009 pada program studi Agroteknologi saat ini berkisar 29 orang dan pada program studi Agribisnis saat ini berkisar 26 orang dan memiliki total keseluruhan 55 orang untuk angkatan 2009.

• Angkatan 2010 pada program studi Agroteknologi saat ini berkisar 50 orang dan pada program studi Agribisnis saat ini berkisar 37 orang dan memiliki total keseluruhan 87 orang untuk angkatan 2010.

• Angkatan 2011 pada program studi Agroteknologi saat ini berkisar 72 orang dan pada program studi Agribisnis saat ini berkisar 43 orang dan memiliki total keseluruhan 115 orang untuk angkatan 2011.

• Angkatan 2012 pada program studi Agroteknologi saat ini berkisar 102 orang dan pada program studi Agribisnis saat ini berkisar 103 orang dan memiliki total keseluruhan 205 orang untuk angkatan 2012.

• Angkatan 2013 pada program studi Agroteknologi saat ini berkisar 105 orang dan pada program studi Agribisnis saat ini berkisar 111 orang dan memiliki total keseluruhan 216 orang untuk angkatan 2013.

3.3.1. Proses dan Kegiatan Belajar Program Studi Agroteknologi Proses dan kegiatan belajar di program studi Agroteknologi ini dimulai pada pukul 08.30 dan paling lama selesai kegiatan belajar mengajar sampai gelombang yang terakhir pada pukul 16.55. Kegiatan praktik dilakukan setiap hari


(1)

mahasiswa yang bersangkutan untuk mengikuti praktikum pada hari itu dan ada juga pada sebagian dosen maupun asisten dosen yang memberikan tugas hukuman berbentuk makalah.

Disamping itu, pada saat kegiatan belajar teori di ruangan kelas, ada sebagian mahasiswa yang melamun, memainkan handphonenya, coret-coret di bukunya dan melihat-lihat keadaan di luar kelasnya dari jendela. Jika hal ini terjadi atau dengan kata lain ada mahasiswa yang tidak memperhatikan dosen pada saat mengajar dan memberi penjelasan maka pada umumnya dosen yang bersangkutan akan menegurnya dan memberikan peringatan agar lebih memperhatikan saat pelajaran berlangsung.

Dan terkadang jika ada mahasiswa yang menyontek dari temannya, apabila dosen yang bersangkutan mengetahuinya, maka antisipasi yang akan dilakukan adalah dosen terlebih dahulu memberikan peringatan kepada mahasiswanya dan jika perbuatan itu terulang lagi, maka dosen pun dapat sampai mengeluarkan mahasiswa tersebut dari dalam kelas dan tidak memperbolehkannya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada jam itu.


(2)

5.2. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian penulis selama di lapangan dan berdasarkan pengalaman dalam menyelesaikan tulisan ini maka penulis memiliki saran sebagai berikut:

• Para mahasiswa di Fakultas Pertanian agar lebih menanamkan nilai budaya yang telah diterapkan dan disosialisasikan oleh setiap dosen di fakultas.

• Para civitas akademik terutama mahasiswa di Fakultas Pertanian agar tetap menjunjung tinggi nilai budaya yakni nilai keagamaannya yang sudah menjadi turun-temurun di fakultas ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Damsar

2011 Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Koentjaraningrat

1990 Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Maliki, Zainuddin

2008 Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pelly, Usman, dkk

1987 Konflik dan Persesuaian Bunga Rampai Perubahan Sosial dan Antropologi Pendidikan. Medan: Percetakan IKIP Medan. Spradley, James

1997 Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. Sugiyono

2010 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih

2005 Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tilaar

2002 Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumber Skripsi Ananda, Puteri

2012 Budaya Pendidikan: Studi Etnografi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Medan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(4)

Sumber Internet

(diakses 03 Mei 2013). •

2013).

• kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan (diakses 03 Mei 2013).

• indonesiasaram.wordpress.com/2007/02/…/ekspektansi-atau-ekspekta... (diakses 03 Mei 2013).

• artikata.com/arti-335838-kompetensi.html (diakses 21 September 2013). • artikata.com/arti-336027-konsepsi.html (diakses 21 September 2013). • artikata.com/arti-335840-kompetitif.html (diakses 21 September 2013). • artikata.com/arti-351523-situasional.html (diakses 21 September 2013). • artikata.com/arti-335846-kompleks.html (diakses 22 September 2013). • Prezi.com/ ../antropologi-pendidikan/ .. (diakses 15 Desember 2013). • artikata.com/arti-336598-kualitas.html (diakses 4 Januari 2014). • artikata.com/arti-12485-attitude.html (diakses 20 Januari 2014). • artikata.com/arti-387932-menyontek.html (diakses 20 Januari 2014).


(5)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Ir. Sihar Silaen, MP Pekerjaan : Dekan

2. Nama : Ir. Nur Syntha Napitupulu, MMA Pekerjaan : Ketua Program Studi Agroteknologi

3. Nama : Ir. Indrawaty Sitepu, MA Pekerjaan : Ketua Program Studi Agribisnis

4. Nama : Riwando Sinaga Pekerjaan : Mahasiswa

5. Nama : Susi Yanty Sagala Pekerjaan : Mahasiswa

6. Nama : Lisna Waty Pasaribu Pekerjaan : Mahasiswa


(6)

8. Nama : Arisan Sagala Pekerjaan : Mahasiswa

9. Nama : Chalvin Ginting Pekerjaan : Mahasiswa

10.Nama : Abednego Damanik Pekerjaan : Mahasiswa

11.Nama : Joe Purba Pekerjaan : Mahasiswa