Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dasarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya lokal yang dianut masyarakat sosial. Mukhtar, 2003: 3 Oleh karena itu, upaya mencerdaskan anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi dengan pembinaan karakter yang juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Hal tersebut perlu dilakukan karena melihat realitas yang ada pada masa sekarang. Dekadensi moral semakin merajalela di negeri ini, di kalangan masyarakat, anak muda, bahkan termasuk para siswa. Beberapa tindakan negatif yang sudah menjadi hal yang biasa, seperti Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, pendidikan berperan penting sebagai salah satu upaya pembentukan dan perbaikan moral bangsa. Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari diri manusia. Karena manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidup di kemudian hari. Pendidikan agama selain diberikan oleh orang tua di dalam keluarga juga harus diberikan oleh guru yang benar-benar tercermin dalam sikap, tingkah laku, cara menghadapi persoalan dalam keseluruhan pribadinya. Daradjat, 1996: 107 Penerapan pendidikan sikap serta nilai yang ada dalam diri manusia dikembangkan. Manusia pada dasarnya memiliki potensi nilai dalam diri berupa fitrah sejak awal kehidupannya di dunia. Potensi tersebut sebenarnya mengarah pada kebaikan tindakan positif. Namun, bersamaan dengan waktu, banyak hal yang dapat mempengaruhi potensi baik tersebut. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi kelengakapan- kelengkapan psikologis dan fisik yang memiliki kecenderungan ke arah yang baik dan buruk. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Asy-Syams: َها3 َ4 َ َو ٍ5ْ6َ7َو . َهاَ ْ8ََو َهَر ُ:ُ; َ َ َ ََْ; . َه 3آَز ْ َ َ=َْ;َأ َْ? . َْ?َو َه 34َد ْ َ َب َ . :5 A ا ٧ − ١٠ Dan jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Q.S Al-Syamsiyah: 7-10 Soenarjo, 2006: 596 Dari ayat tersebut kaitannya dalam pendidikan karakter adalah berfungsi untuk tetap menjaga kesempurnaan jiwa agar tetap pada fitrah yang baik terutama bagi anak sekolah menengah kejuruan SMK yang belakangan ini di dalam pemberitaan media terjadi banyak tawuran, mabuk-mabukan, seks dan perilaku negatif lainnya. Krisis jiwa mental yang dialami oleh anak SMK timbul sebagai akibat dari terhalangnya seseorang dari apa yang diinginkannya, krisis mental dipengaruhi oleh kondisi sosial dan moral dirinya sendiri. Manusia akan menjadi sasaran kegalauan psikologis dan fisik, jika ia tidak mampu mengatasi krisis psikologis dengan cara yang cepat dan tepat, baik secara hakiki ataupun ilusi. Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan di SMK Al-Ma’arif Demak peneliti memperoleh informasi: pertama karakteristik peserta didik yang kebanyakan berjenis kelamin laki-laki menjadikan mereka kurang lembut dalam pergaulan, sehingga agak susah di atur sebagaimana jika siswa perempuan. Wawancara dengan Ibu Kristanti Juni Lestari, S.Pd, Kepala Sekolah SMK Al-Ma’arif Demak pada tanggal 18 November 2013 Kedua berdasarkan wawancara dengan guru, solidaritas yang dibangun pada anak-anak SMK terkadang malah menjadikan mereka berperilaku negatif dengan bertengkar hanya karena rasa solidaritas sesama teman, merokok dan berbicara. Ketiga kasus-kasus perkelahian yang selama ini terjadi pada anak SMK hanya disebabkan masalah sepele baik harga diri, solidaritas maupun urusan cinta yang menjadikan mereka mudah bertengkar. Wawancara dengan Khoirul Amri Kurniawan, S.Pd.I, guru SMK Al-Ma’arif Demak pada tanggal 18 November 2013 SMK Al-Ma’arif Demak sebagai salah satu lembaga Islam mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjadikan siswa sekitar mempunyai karakter kuat sebagai muslim dan berakhlakul karimah melalui pendidikan karakter. SMK Al-Ma’arif Demak menjadi objek kajian penelitian yang sedang peneliti lakukan karena sekolah ini merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tingkat sekolah menengah kejuruan Islam yang ada di kota Demak yang membimbing siswa dengan pendekatan khusus dengan menggabungkan sistem salaf dan modern dalam mengembangkan peserta didiknya baik dari segi moral maupun intelektual. Anak usia sekolah menengah atas di daerah nelayan adalah masa-masa paling rawan, di mana telah terbentuk geng-geng pada anak, pola hubungan lawan jenis yang semakin bahaya, pola pikir remaja yang mudah tersulut emosi dan lain sebagainya menjadikan sekolah ini harus bekerja ekstra keras dalam membimbing karakter peserta didiknya. Menurut Juwangi Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh holistik yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan intelektual siswa secara optimal. Selain itu, untuk membentuk manusia yang lifelong learners pembelajar sejati http:www.co.idfileindonesiaberprestasipresentasiratnamegawangi. pdf, di akses pada tanggal 27 Januari 2013 Sedangkan Kusuma 2007: 135 dalam bukunya mengungkapkan untuk kepentingan pertumbuhan individu secara integral, pendidikan karakter semestinya memiliki tujuan jangka panjang yang mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang diterimanya yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri terus-menerus. Tujuan jangka panjang ini tidak sekedar berupa idealisme yang penentuan sarana untuk mencapai tujuan tidak dapat diverifikasi, melainkan sebuah pendekatan dialektis yang saling mendekatkan antara yang ideal dengan kenyataan, melalui proses refleksi dan interaksi terus menerus, antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung yang dapat dievaluasi secara objektif. Hal tersebut bermaksud bahwa pendidikan karakter berperan dalam mengembangkan manusia secara individu, yang mana keluarga dan sekolah harus mendukungnya dengan bekerjasama memberikan pendidikan secara praktek sebagai kelanjutan dari proses pengajaran secara material di sekolah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang model pendidikan karakter Islami Pada Siswa di SMK Al- Ma’arif Demak Tahun Pelajaran 20132014.

B. Fokus Penelitian

Berangkat dari latar belakang di atas maka dapat peneliti fokuskan penelitian pada permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah model pendidikan karakter Islami Pada Siswa di SMK Al- Ma’arif Demak Tahun Pelajaran 20132014? 2. Bagaimanakah penerapan model pendidikan karakter Islami Pada Siswa di SMK Al-Ma’arif Demak Tahun Pelajaran 20132014 bagi pembentukan perilaku Islami pada siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mendeskripsikan model pendidikan karakter Islami Pada Siswa di SMK Al-Ma’arif Demak Tahun Pelajaran 20132014. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis penerapan model pendidikan karakter Islami Pada Siswa di SMK Al-Ma’arif Demak Tahun Pelajaran 20132014 bagi pembentukan perilaku Islami pada siswa.

D. Kegunaan Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam, khususnya tentang pendidikan karakter. 2. Secara Praktis a. Bagi guru dapat memberikan gambaran tentang pola penerapan pendidikan karakter dalam menghadapi dekadensi moral yang selama ini menjadi masalah besar di setiap sekolah. b. Bagi sekolah dapat memberikan informasi tentang perlunya menyiapkan pola pendidikan karakter yang baik, melalui sistem kurikulum maupun pola kebijakan yang mengarah pada terciptanya karakter siswa yang ber akhlakul karimah. c. Bagi siswa dapat memberi sumbangan informasi tentang pendidikan karakter dalam peningkatan kualitas pendidikan saat ini sebagai upaya pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. d. Dapat memberi gambaran pada pembaca tentang proses pendidikan karakter yang dilakukan SMK Al-Ma’arif Demak.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas serta operasional, berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah utama yang digunakan dalam judul penelitian ini. 1. Model Model yaitu pola contoh, acuan, ragam, dsb dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Alwi: 2008, 751 2. Pendidikan Karakter Islami Pendidikan adalah “sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir intelektual maupun daya perasaan emosional menuju ke arah tabiat manusia dan manusia biasa”. Arifin, 2005: 1 Sedangkan karakter character adalah “sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis, integrasi pernyataan dan tindakan”. Khan, 2010:1 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai