16
B. RENCANA STRATEGIS
KOMPONEN 1: Pengembangan Kapasitas Pekebun
1.1 Meningkatkan kapabilitas, membangun kapasitas pekebun untuk menggunakan benih
bersertifikat Konteks. Pekebun kelapa sawit Indonesia pada umumnya memiliki keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan untuk penerapan perkebunan berkelanjutan. Selain itu, sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia menghadapi tantangan mengenai penggunaan benih kelapa sawit yang tidak bersertifikat. Hal
ini menyebabkan kurangnya produktivitas kebun kelapa sawit milik pekebun swadaya. Dengan adanya permasalahan tersebut perlu upaya penyediaan benih bersertifikat yang tepat waktu, harga terjangkau, dan
tepat jumlah. Jika hal ini dapat terlaksana, maka aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan akan dapat dikelola dengan lebih baik.
1.1 Tujuan
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekebun dalam penggunaan benih
bersertifikat •
Meningkatkan penggunaan benih bersertifikat dengan harga dan lokasi yang terjangkau bagi pekebun yang akan menanam di lahan yang legal.
Kegiatan
● Melaksanakan pelatihan bagi pekebun tentang penggunaan benih bersertifikat.
● Memperbaiki dan meningkatkan kondisi infrastruktur untuk memperlancar
penyebaran benih bersertifikat. ●
Mengembangkan program waralaba benih di berbagai lokasi sentra kelapa sawit. ●
Mendorong perusahaan untuk menjual benihnya kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan perundangan.
● Mendukung penyusunan peraturan Menteri Pertanian terkait penjualan benih
bersertifikat ke masyarakat, di mana pembeli wajib menunjukkan informasi tentang peta dan status lahan yang akan ditanam peremajaan, APL, dll..
• Meningkatkan pengawasan dan peredaran benih bersertifikat.
Penanggungjawab Kementerian Pertanian
Lembaga Pendukung Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP, Perusahaan
produsen benih, UPTD Benih, Pemda terkait
Ukuran Keberhasilan
• Meningkatnya aksesibilitas bagi pekebun di 18 provinsi terhadap penyalur benih
bersertifikat dengan lokasi dan harga terjangkau. •
Meningkatnya jumlah hasil pemeriksaan ke sumber benih sawit yang menunjukkan penjualan bibit bersertifikat sebesar 10 per tahun.
• Berkurangnya penjualan benih tidak bersertifikat secara nasional
Jangka waktu 2018
– 2023
Sumber keuangan BPDPKS, APBN, APBD, swasta dan sumber dana lain yang sah
1.2 Peningkatan pelatihan bagi pekebun mengenai praktek pertanian yang baik Konteks. Sebagian pekebun di Indonesia belum memahami pelaksanaan budidaya yang baik dalam rangka
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi kelapa sawit. Oleh karena itu pekebun perlu mendapatkan pelatihan teknis budidaya yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan produksi melalui
intensifikasi lahan, untuk menghindari terjadinya ekspansi lahan secara ilegal.
1.2 Tujuan
Mendorong pekebun untuk menerapkan prinsip budidaya yang baikGood Agriculture Practices
GAP.
Kegiatan
● Meningkatkan partisipasi dan sumber daya dari sektor swastaperusahaan
perkebunan skala besar dalam penyelenggaraan kegiatan GAP. ●
Meningkatkan jumlah dan kualitas kegiatan penyuluhan tentang prinsip budidaya yang baik.
17
● Perusahaan kelapa sawit melakukan pelatihan GAP setiap tahun kepada kelompok
pekebun yang memasok TBS ke PKS perusahaan tersebut. ●
Mendirikan pusat pelatihan center of excellence kelapa sawit berkelanjutan di sebagian kabupaten sentra perkebunan kelapa sawit.
● Melaksanakan model pelatihan GAP melalui kerjasama antara swasta dan
pemerintah di tingkat kabupaten.
Penanggungjawab Kementerian Pertanian
Lembaga Pendukung PBSPBN, Lembaga Penelitian, Lembaga Pelatihan, Pemda terkait
Ukuran Keberhasilan
• Meningkatnya penerapan prinsip budidaya yang baik GAP oleh 25000 pekebun
secara nasional per tahun. •
Semua perusahaan bersertifikat ISPO yang menerima TBS dari pekebun telah melatih pekebun swadaya mengenai GAP.
• Tersedianya pusat pelatihan center of excellence kelapa sawit berkelanjutan di 25
kabupaten sentra kelapa sawit •
Pelaksanaan pelatihan pekebun oleh kemitraan swasta dan pemerintah untuk pekebun dalam lima tahun dan menjangkau 500.000
1
pekebun. •
Meningkatnya produktivitas buah sawit TBS sebesar 10 per hektar dari produksi awal rata-rata 12-16 ton per hektar per tahun.
Jangka waktu 2018
– 2023
Sumber Pendanaan BPDPKS, APBN, APBD, swasta, dan donor yang sah
1.3 Meningkatkan akses pendanaan peremajaan tanaman bagi pekebun Konteks. Peremajaan tanaman kelapa sawit pekebun merupakan kegiatan mendesak guna menjaga
produksi kelapa sawit berkelanjutan. Diperkirakan terdapat 2,4 juta ha tanaman kelapa sawit pekebun yang harus dilakukan peremajaan. Oleh karena itu, dana untuk peremajaan merupakan faktor penting. Dengan
adanya dukungan dana peremajaan, pekebun dapat melaksanakan proses peremajaan sesuai dengan praktek budidaya yang baik.
1.3 Tujuan