Pemotongan Pemungutan Pajak Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
26
Adapun jenis pemotonganpemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 4 ayat 2,
PPh Pasal 15 dan PPN dan PPn BM.
Adapun definisi dari masing-masing pajak tersebut adalah sebagai berikut :
- PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Misalnya pembayaran gaji
yang diterima oleh pegawai dipotong oleh perusahaan pemberi kerja.
UMKM berbentuk badan ditunjuk oleh UU Perpajakan sebagai pemotong PPh Pasal 21 atas penghasilan yang
dibayarkan kepada karyawannya maupun yang bukan karyawannya. UMKM perseorangan dapat juga
ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 21 sepanjang ada penunjukannya dari KPP tempat UMKM terdaftar.
Selain diwajibkan memotong PPh Pasal 21, UMKM perseorangan bisa juga dilakukan pemotongan PPh Pasal
21 atas penghasilan yang diterimanya.
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan UMKM.
Polan tidak kawin yang tel;ah memiliki NPWP adalah karyawan Koperasi, menerima gaji Rp 1.700.000,-bulan,
tunjangan beras Rp 300.000,-bulan. Penghitungan PPh pasal 21:
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
27
Penghasilan bruto : 1.700.000,- + 300.000,-
= Rp 2.000.000,- Biaya jabatan :
5 x Rp 2.000.000 = Rp 100.000,-
Iuran pensiun : = Rp 100.000,-
Penghasilan neto sebulan = Rp 1.800.000,-
Penghasilan neto setahun : 12 x Rp 1.800.000,-
= Rp 21.600.000,- Penghasilan Tidak Kena PajakTK- = Rp 15.840.000,-
Penghasilan Kena Pajak = Rp 5.760.000,-
PPh Pasal 21 setahun : 5 x Rp5.760.000,-
= Rp 288.000,- PPh Pasal 21 sebulan :
Rp288.000,- : 12 = Rp 24.000,-
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan UMKM.
Polan kawin tanpa tanggungan yang telah memiliki NPWP adalah karyawan Tuan A UMKM yang telah
ditunjuk KPP sebagai pemotong PPh Pasal 21 , menerima gaji Rp 2.000.000,-bulan, Penghitungan PPh pasal 21:
Penghasilan bruto : 2.000.000,-
= Rp 2.000.000,- Biaya jabatan :
5 x Rp 2.000.000 = Rp 100.000,-
Iuran pensiun : = Rp 100.000,-
Penghasilan neto sebulan = Rp 1.800.000,-
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
28
Penghasilan neto setahun : 12 x Rp 1.800.000,-
= Rp21.600.000,- Penghasilan Tidak Kena
PajakTK- = Rp17.160.000,-
Penghasilan Kena Pajak = Rp 4.440.000,-
PPh Pasal 21 setahun : 5 x Rp4.440.000,-
= Rp 222.000,- PPh Pasal 21 sebulan :
Rp222.000,- : 12 = Rp 18.500,-
- PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang seperti penyerahan barang oleh rekanan kepada
bendaharawan pemerintah, impor barang dan kegiatan usaha di bidang-bidang tertentu serta penjualan barang
yang tergolong sangat mewah.
Pemungutan PPh Pasal 22 ini antara lain adalah : 1. Pemungutan PPh atas pembelian barang oleh instansi
Pemerintah; 2. Pemungutan PPh atas kegiatan impor barang;
3. Pemungutan PPh atas produksi barang-barang tertentu misalnya produksi baja, kertas, rokok, dan otomotif;
4. Pemungutan atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha
industri atau eksportir di bidang perhutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan dari pedagang
pengumpul;
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
29
5. Pemungutan PPh atas penjualan atas barang yang tergolong mewah
UMKM dapat ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 atau dapat juga sebagai pihak yang dipungut PPh Pasal
22.
Contoh pemungutan dan penghitungan PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
UMKM berbentuk badan atau perseorangan. Polin adalah UMKM perseorangan memiliki NPWP
yang telah ditunjuk KPP sebagai pemungut PPh Pasal 22, membayar Rp10.000.000,- untuk pembelian kayu
dari pedagang pengumpul. Besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Polin :
Rp10.000.000,- x 0,25 = Rp25.000,-
Contoh pemungutan dan penghitungan PPh Pasal 22 atas impor barang yang dilakukan oleh UMKM
CV Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP melakukan import barang dengan nilai impor
Rp50.000.000,-. CV Polan tidak mempunyai Angka Pengenal Impor API. Besarnya PPh Pasal 22 yang harus
disetor oleh CV Polan : Rp50.000.000,- x 7,5 = Rp3.750.000,-
- PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan
pembayaran berupa deviden, bunga, royalty, sewa, dan jasa kepada WP badan dalam negeri, dan BUT.
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
30
UMKM berbentuk badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 23, sedangkan UMKM perseorangan tidak ditunjuk
untuk memotong PPh Pasal 23. Demikian sebaliknya, apabila UMKM meneriman penghasilan yang merupakan
objek pemotongan PPh Pasal 23 dan pemberi penghasilan pemberi kerja juga merupakan pemotong PPh Pasal
23, maka atas penghasilan yang diterima UMKM akan dipotong PPh Pasal 23 oleh si pihak pemotong tersebut.
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 23 atas jasa tertentu jasa service mesin atau komputer
yang pemotongannya dilakukan oleh UMKM berbentuk badan.
PT Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP membayar ke perusahaan yang bergerak di bidang service
komputer dengan nilai jasa Rp5.000.000,-. Besarnya PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT Polan : Rp5.000.000,-
x 2 = Rp100.000,-
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 23 atas jasa tertentu jasa service mesin atau komputer
yang diberikan UMKM ke pihak lain pemotong.
PT Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP menerima penghasilan dari PT Delta karena memberikan
jasa cleaning service dengan nilai kontrak Rp50.000.000,-. Besarnya penghasilan yang diterima PT Polan tersebut
yang harus dipotong PPh Pasal 23 oleh PT Delta adalah sebagai berikut :
Rp50.000.000,- x 2 = Rp1.000.000,-
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
31
- PPh Pasal 26 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan
pembayaran berupa deviden, bunga, royalty, hadiah dan penghasilan lainnya kepada WP luar negeri.
UMKM baik yang berbentuk perseoranan maupun badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 26.
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 26 atas penghasilan tertentu royalty yang dilakukan oleh
UMKM berbentuk badan.
PT Polan UMKM berbentuk badan membayar royalty ke perusahaan yang berada di luar negeri dengan jumlah
Rp100.000.000,-. Besarnya PPh Pasal 26 yang harus dipotong PT Polan :
Rp100.000.000,- x 20 = Rp20.000.000,- - PPh Final Pasal 4 ayat 2
Pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran untuk
objek tertentu seperti sewa tanah danatau bangunan, jasa konstruksi, pengalihan hak atas tanah danatau bangunan
dan lainnya. Yang dimaksud final disini bahwa pajak yang dipotong, dipungut oleh pihak pemberi penghasilan
atau dibayar sendiri oleh pihak penerima penghasilan, penghitungan pajaknya sudah selesai dan tidak dapat
dikreditkan lagi dalam penghitungan Pajak Penghasilan pada SPT Tahunan.
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
32
UMKM berbentuk badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4 ayat 2, sedangkan UMKM perseorangan tidak
ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4 ayat 2 Demikian sebaliknya, apabila UMKM meneriman penghasilan yang
merupakan objek pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 dan pemberi penghasilan pemberi kerja juga merupakan
pemotong PPh Pasal 4 ayat 2, maka atas penghasilan yang diterima UMKM akan dipotong PPh Pasal 4 ayat 2 oleh
si pihak pemotong tersebut. Namun, apabila UMKM menerima penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal
4 ayat 2 dan pihak pemberi penghasilan adalah orang pribadi bukan pemotong, maka UMKM tersebut wajib
menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat 2 tersebut.
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau
bangunan yang dilakukan oleh UMKM berbentuk badan.
CV Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP membayar kepada Tuan A sebesar Rp10.000.000,-. atas
sewa toko. Besarnya PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus dipotong CV Polan :
Rp10.000.000,- x 10 = Rp1.000.000,-
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi
yang diterima oleh UMKM berbentuk badan.
CV Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP menerima penghasilan atas jasa kosntruksi yang
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
33
diserahkannya ke Dinas Pendidikan kota A sebesar Rp500.000.000,-. Besarnya PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus
dipotong Dinas Pendidikan Kota A atas penghasilan yang diterima CV Polan :
Rp500.000.000,- x 2 = Rp10.000.000,-
Contoh penyetoran sendiri dan penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan atau bangunan yang diterima oleh UMKM berbentuk badan.
Tuan Bonar UMKM berbentuk perseorangan memiliki NPWP menerima penghasilan atas penjualahan tanah
berikut bangunannya sebesar Rp1.000.000.000,-. Besarnya PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus disetor sendiri oleh Tuan B
atas penghasilan yang diterimanya : Rp1.000.000.000,- x 5 = Rp50.000.000,-
- PPh Pasal 15 adalah pemotongan Pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada Wajib
Pajak tertentu yang menggunakan norma penghitungan khusus. Wajib Pajak tertentu tersebut adalah perusahaan
pelayaran atau penerbangan international, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas
dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun guna serah.
UMKM berbentuk badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 15, sedangkan UMKM perseorangan tidak ditunjuk
untuk memotong PPh Pasal 15. Demikian sebaliknya, apabila UMKM meneriman penghasilan yang merupakan
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
34
objek pemotongan PPh Pasal 15 dan pemberi penghasilan pemberi kerja juga merupakan pemotong PPh Pasal 15,
maka atas penghasilan yang diterima UMKM akan dipotong PPh Pasal 15 oleh si pihak pemotong tersebut. Namun,
apabila UMKM menerima penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 15 dan pihak pemberi penghasilan adalah
orang pribadi bukan pemotong, maka UMKM tersebut wajib menyetor sendiri PPh Pasal 15 tersebut.
Contoh pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 15 atas penghasilan dari sewa charter kapal milik
perusahaan pelayaran dalam negeri yang dibayarkan oleh UMKM berbentuk badan.
CV Polan UMKM berbentuk badan memiliki NPWP membayar kepada PT C yang merupakan perushaan
pelayaran sebesar Rp50.000.000,-. Atas sewa kapal charter. Besarnya PPh Pasal 15 yang harus dipotong oleh
CV Polan :Rp50.000.000,- x 1,2 = Rp600.000,-
Contoh penyetoran sendiri dan penghitungan PPh Pasal 15 atas penghasilan dari usaha pelayaran milik
UMKM berbentuk badan.
CV Utama UMKM berbentuk badan memiliki usaha perkapalan dan menerima penghasilan atas sewa kapal
selama sebulan dari perseorangan bukan pemotongan sebesar Rp10.000.000,-. Besarnya PPh Pasal 15 yang
harus disetor sendiri oleh CV Utama atas penghasilan yang diterimanya :Rp10.000.000,- x 1,2 = Rp120.000,-
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
35
- PPN dan PPnBM adalah pemungutan PPN dan PPnBM oleh Pengusaha Kena Pajak PKP atau Pemungutan
yang ditunjuk misalnya Bendahara Pemerintah atas pengkonsumsian barang danatau jasa kena pajak.
Pengusaha Kena Pajak yang ditunjuk untuk memungut PPN dan PPnBM adalah pengusaha yang memiliki
peredaran bruto omzet melebih Rp600.000.000,- setahun atau pengusaha yang memilih sendiri untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak.
UMKM baik berbentuk perseorangan maupun badan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, wajib
memungut PPN dan juga PPnBM bila barangnya yang diserahkan tergolong mewah dari pembeli atau pemakai
jasanya. UMKM juga wajib membayar PPN dan PPnBM bila mengkonsumsi barang atau jasa dari Pengusaha Kena
Pajak.
Contoh pumungutan dan penghitungan PPN atas penjualan Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh
UMKM .
CV Polan UMKM sudah dikukuhkan sebagai PKP menyerahkan menjual Barang Kena Pajak berupa Alat-
alat tulis kepada pembelinya seharga Rp2.000.000,-. Besarnya PPN yang harus dipungut oleh CV Polan dari
pembeli:
Rp2.000.000,- x 10 = Rp200.000,- Sehingga total yang ditagih CV Polan kepada pembelinya :
Rp2.000.000,- + Rp200.000,- =Rp2.200.000,-
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
36
Contoh pumungutan dan penghitungan PPN atas penjualan Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh
UMKM kepada Kantor Pemerintahan ditunjuk sebagai pemungut PPN.
CV Polan UMKM sudah dikukuhkan sebagai PKP menyerahkan jasa catering kepada Bendahara Kementerian
Keuangan dengan kontrak harga Rp20.000.000,-. Besarnya PPN yang harus dipungut oleh CV Polan dari pembeli
Kementrian Keuangan:
Rp20.000.000,- x 10 = Rp2.000.000,- Sehingga total yang ditagih CV Polan kepada Bendahara
Kementerian Keuangan: Rp2.000.000,- + Rp200.000, =Rp2.200.000,-
Namun karena Bendahara Kementerian Keuangan ditunjuk sebagai pemungut, maka PPN yang ditagih CV
Polan sebesar Rp200.000, disetor sendiri oleh Bandahara Kementerian Keuangan tersebut ke bank atau kantor pos
Contoh pumungutan dan penghitungan PPN atas pembelian Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
yang diterima oleh UMKM .
CV Polan UMKM sudah dikukuhkan sebagai PKP membeli mesin cetak Barang Kena Pajak dari PT Bagus
PKP seharga Rp50.000.000,-. Besarnya PPN yang harus dibayar oleh CV Polan dari pembeli:
Rp50.000.000,- x 10 = Rp5.000.000,- Sehingga total yang dibayar CV Polan kepada PT bagus :
Rp50.000.000,- + Rp5.000.000,- =Rp55.000.000,-
Buku Panduan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
37
Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Undang- Undang Perpajakan untuk melakukan pemotongan
pemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga 2 dan kenaikan 100.
Mengenai objek PPh dan tarif secara rinci terlampir dalam baku panduan ini.