Buku Guru Kelas I SD
120
2. Peragaan
Guru memperagakan terlebih dahulu membuat tanda salib yang benar dan peserta didik menirukan membuat tanda salib. Setelah itu guru meminta setiap
peserta didik untuk memperagakan di depan kelas secara benar dan perlahan- lahan agar teman-temannya dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
3. Peneguhan
Guru mengajak peserta didik untuk mendalami makna tanda salib. Membuat tanda salib di mulai dengan meletakkan tangan kanan di dahi
sambil mengucapkan dalam nama Bapa, kemudian tangan kanan ke dada sambil mengucapkan Putera dan tangan kanan pindah ke pundak kiri dengan
mengucapkan Roh Kudus, terakhir tangan kanan pindah ke pundak kanan sambil mengucapkan amin.
Membuat tanda salib berarti kita mengakui dan memuliakan Allah Tritunggal yang Maha Kudus: Allah bapa, Putera dan Roh Kudus. Tanda salib juga berarti
kita mengenangkan cinta Yesus yang wafat di salib untuk menebus dosa manusia.
4. Cerita
Guru membawakan cerita dengan menarik tentang seorang putera raja yang mengorbankan diri demi rakyatnya dan peserta didik dapat mengamati
gambar yang ada di buku siswa.
Putera Taruna
Dahulu kala ada seorang putera raja yang masih kecil bernama Taruna. Ayahnya adalah seorang raja di suatu pulau kecil. Rakyat di pulau kecil itu sangat
senang terhadap raja dan puteranya itu. Putera raja itu sangat lucu dan baik hati. Seluruh rakyat di pulau itu hidup senang dan aman.
Pada suatu hari terjadilah bencana. Air laut naik tinggi sekali dan pulau kecil itu akan tenggelam ke dalam laut. Raja dan semua rakyatnya merasa takut.
Mereka tahu Dewi Laut sedang marah. Kalau Dewi Laut marah biasanya harus cepat dibawa korban yang berupa seorang anak dan dibuang ke laut, baru air
laut akan turun.
Pendidikan Agama Katolik dan budi Pekerti
121
Raja dan semua rakyatnya berunding anak siapakah yang akan dibuang ke laut? Semua anak ketakutan. Rakyat dan Rajanya tidak dapat memutuskan anak
siapa yang akan dikorbankan ke laut. Mereka semua sayang kepada anak, tetapi air laut semakin tinggi.
Putera Raja Taruna sekali. Ia melihat ayahnya sedih. Ia melihat semua rakyatnya sedih. Apakah ia bisa menolong mereka? Pada suatu malam Taruna
bangun dan diam-diam pergi ke laut dan terjun masuk ke laut. Ia mengorbankan dirinya untuk rakyat di pulau itu. Ketika itu juga air laut surut seperti semula.
Keesokan harinya ketika semua orang bangun, mereka melihat air laut sudah surut. Mereka senang sekali. Tetapi ketika melihat ada jejak-jejak kaki
di pasir menuju ke laut dari jendala kamar Putera Raja Taruna, tiba-tiba mereka sadar apa yang telah terjadi. Mereka mengetahui dan sadar Putera raja telah
mengorbankan dirinya untuk mereka.
Cerita disadur dari buku Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia hal 72 5. Pendalaman
Guru mengajak peserta didik mendalami isi atau pesan cerita di atas dengan pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Bencana apa yang terjadi di kerajaan Taruna? 2. Mengapa Taruna disenangi oleh rakyatnya?
3. Apa yang diminta Dewi Laut? 4. Siapa yang mengorbankan diri untuk diserahkan kepada Dewi Laut?
5. Mengapa Taruna mau mengorbankan dirinya? 6. Apa yang dapat kita teladani dari Putra Taruna ini?
6. Peneguhan