D. KINERJA TERKINI BANK XYZ
Kinerja Triwulan I 2014: Bank XYZ Mencatat Pertumbuhan Kredit 23,3
Di tengah tren perlambatan kredit yang terjadi di industri perbankan Indonesia, Bank XYZ masih mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 23,3,
yaitu dari Rp 200,50 triliun pada Kuartal I 2013 menjadi Rp 247,12 triliun pada Kuartal I 2014. Dengan tetap mempertahankan Net Interest Margin NIM yang
dijaga stabil diposisi 6,1, kucuran kredit Bank XYZ tetap terfokus ke-8 sektor unggulan.
Ke-8 sektor unggulan tersebut memiliki porsi 66 dari total kredit di sektor Business Banking Bank XYZ, yang hingga Kuartal I 2014 mencapai Rp
184,12 triliun. Ke-8 sektor unggulan itu terdiri atas sektor 1 Minyak, Gas, dan Pertambangan; 2 Informasi Telekomunikasi; 3 Kimia; 4 Agrukultur; 5
Makanan Minuman; 6 Ritel dan Grosir; 7 Kelistrikan; 8 Rekayasa dan Konstruksi. Porsi kredit terbesar yang disalurkan Bank XYZ pada 8 sektor
unggulan ini adalah ke sektor Ritel Grosir 19 dan Agrikultur 14. Kucuran kredit Bank XYZ juga diarahkan ke Kredit Consumer Banking,
yang pada Kuartal I 2014 mencapai Rp 54,78 triliun. Dukungan Bank XYZ pada Kredit Consumer Banking difokuskan pada pembiayaan perumahan melalui Bank
XYZ Griya. Kredit perumahan ini menyumbang 58,6 dari total Kredit Consumer Banking pada Kuartal I 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. 8 Sektor Unggulan Business Banking
Sektor 1Q-2013
1Q-2014
Oil, Gas, Mining 9
7 Information
Telecommunication 5
3 Chemicals
5 6
Agriculture 11
14 Food Beverage
5 4
Retailer Wholesaler
18 16
Electricity 7
9 Engineering
Construction 8
7 Others
32 34
Total Kredit Rp Triliun
146,88 184,12
Sumber : www.bni.co.id
2014
Keterangan : 1Q-2013 = kuartal 1 tahun 2013
1Q-2014 = kuartal 1 tahun 2014 Hal terpenting pada kinerja Bank XYZ kali ini adalah perbaikan kualitas
aset, yang antara lain diperlihatkan oleh menurunnya gross NPL dari 2,8 pada Kuartal I 2013 menjadi 2,3 pada Kuartal I 2014. Demikian juga dengan net NPL
yang membaik dari 1,0 pada Kuartal I 2013 menjadi 0,6 pada Kuartal I 2014. Tren positif juga ditunjukkan dari Gross NPL Sebelum dan Setelah Hapus Buku
yang terus menurun. Sesuai prinsip kehati-hatian, Bank XYZ juga meningkatkan rasio pencadangan coverage ratio dari 123,1 pada Kuartal I 2013 menjadi
128,2 pada kuartal I tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Rasio-Rasio Keuangan dalam Persen
Rasio Keuangan 1Q-2013
1Q-2014
Loan to Deposit Ratio 82,6
88,4 Gross Non Performing Loan
2,8 2,3
Net Interest Margin 6,2
6,1 Cost to Income Ratio
44,5 39.8
Return on Equity 20,1
22,6 Return on Asset
3,3 3,3
Tier I Capital 16,3
14,7 Capital Adequacy Ratio
17,8 15,6
Berdasarkan perhitungan rumus yang ditentukan oleh Bank Indonesia Sumber :
www.bni.co.id 2014
Keterangan : 1Q-2013 = kuartal 1 tahun 2013
1Q-2014 = kuartal 1 tahun 2014 Eskalasi kredit Bank XYZ tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya
Dana Pihak Ketiga DPK yang tumbuh 12,8 dari Rp 242,93 triliun pada Kuartal I 2013 menjadi Rp 273,97 triliun pada Kuartal I 2014. Dengan kondisi
demikian, Bank XYZ mencatat Loan to Deposit Ratio LDR dipertahankan dalam batas moderat sesuai ketentuan BI, yaitu 88,4.
Sumber pendanaan Bank XYZ pun sebagian besar berasal dari dana-dana murah CASA yang bertambah senilai Rp 17,3 triliun atau tumbuh 10,7. Dana
Universitas Sumatera Utara
murah tersebut mendominasi DPK Dana Pihak Ketiga Bank XYZ dengan komposisi 65,3 dari total DPK pada Kuartal I 2014.
Tabel 2.3. Neraca Rp Triliun Rasio Keuangan
1Q-2013 1Q-2014
Total Aset 319,72
371,46 16.2
Kredit 200,50
247,12 23,3
DPK 242,93
273,97 12,8
Borrowings 7,88
15,41 95,6
Shareholders’ Equity 45,19
51,12 13,1
Sumber :
www.bni.co.id 2014
Keterangan : 1Q-2013 = kuartal 1 tahun 2013
1Q-2014 = kuartal 1 tahun 2014
Laba Bank XYZ
Tumbuhnya kredit telah menunjang kinerja operasional Bank XYZ yang positif sehingga pada Kuartal I 2014 tercetak laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun
atau tumbuh 15,6 dibandingkan laba bersih pada Kuartal I 2013 yaitu sebesar Rp 2,07 triliun. Laba tersebut didorong Pendapatan Bunga Bersih Net Interest
Income sebesar Rp 5,29 triliun atau tumbuh 23,2 dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yaitu sebesar Rp 4,29 triliun.
Sedangkan biaya operasional naik 5,9 dari Rp3,25 triliun menjadi Rp3,45 triliun.
Laba bersih juga dapat diraih oleh program-program Bank XYZ untuk menjadi Bank Transaksi pilihan masyarakat Indonesia. Upaya ini mencetak
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Non-bunga Non Interest Income sebesar Rp 2,37 triliun atau tumbuh 5,8 dibandingkan Kuartal I 2013 sebesar Rp 2,24 triliun, terutama karena
Pendapatan Berbasis Komisi fee based income FBI yang semakin meningkat. Upaya menumbuhkan FBI tersebut dilakukan dengan dua fokus, yaitu 1
Meningkatkan penggunaan solusi Transactional Banking di kalangan korporasi, lembaga pemerintahan, dan pasar modal. Dua produk andalan Bank XYZ di area
ini antara lain adalah layanan pembayaran keimigrasian termasuk paspor, penampungan dana pembayaran pajak di luar negeri, hingga Bank XYZ sebagai
Trustee Paying Agent Agreement. 2 Meningkatkan transaksi e-banking baik internet Banking, ATM, SMS banking, Mobile Banking melalui pengembangan
fitur dan kerja sama dengan pihak ketiga. Untuk menggugah nasabah Bank XYZ dalam menggunakan fitur-fitur e-banking, Bank XYZ menggelar Rejeki XYZ
Taplus 2014, yang memberikan cashback untuk 46.000 nasabah setiap bulannya yang bertransaksi di XYZ ATM, XYZ SMS Banking, XYZ Internet Banking, XYZ
Kartu Debit atau XYZ Debit Online.
Tabel 2.4. Laba Bank XYZ Rp Triliun Rasio Keuangan
1Q-2013 1Q-2014
Laba bersih 2,07
2,39 15,6
Pendapatan Bunga Bersih 4,29
5,29 23,2
Pendapatan Non Bunga 2,24
2,37 5,8
Biaya Operasional 3,25
3,45 5,9
Sumber : www.bni.co.id
2014
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : 1Q-2013 = kuartal 1 tahun 2013
1Q-2014 = kuartal 1 tahun 2014
Kinerja Kliring Bank XYZ
Pada tahun 2013, Bank XYZ divisi teknologi telah menciptakan suatu sistem baru untuk lebih mempermudah dan mempercepat proses kliring di Bank
XYZ. Sistem ini dinamakan Sistem Integrasi Kliring. Sistem ini berfungsi untuk menarik data dari kantor layanan dan kantor kas Bank XYZ. Melalui sistem ini,
maka seluruh frontliner teller dapat menginput warkat-warkat yang akan dikliringkan dan setelah diinput maka seluruh kurir disetiap kantor layanan dapat
langsung mengantar warkat yang telah di input ke Kantor Cabang Utama KCU dan petugas kliring yang berada di KCU hanya menarik data sehingga proses
kliring menjadi lebih cepat atau di hari yang sama. Selain itu ada juga sistem Straight Through Processing STP, yaitu sistem
yang dapat memperpendek proses penyelesaian transaksi. STP merupakan integrasi sistem dan proses dengan mengotomasi semua proses dari mulai order,
eksekusi transaksi, konfirmasiafirmasi, serta settlement tanpa intervensi manual dan atau input data ulang. Melalui STP, partisipan dapat melakukan proses order,
eksekusi transaksi, kliring, konfirmasiafirmasi, dan penyelesaian melalui sistem elektronik yang terintegrasi. Bila proses settlement dapat diselesaikan segera,
nasabah juga dapat melakukan transaksi selanjutnya lebih cepat. Proses tersebut juga akan mampu menekan biaya, sehingga transaksi lebih efisien
.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PEMBAHASAN