Inflasi Bulanan mtm FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

33 Perkembangan Inflasi tembakau. Depresiasi nilai tukar rupiah menjadi faktor penyebab naiknya harga gula rafinasi sebagai bahan baku industri minuman.

2.2 Inflasi Bulanan mtm

Pada bulan Januari 2009, inflasi tercatat sebesar 0,98 mtm, lebih tinggi dibandingkan harga yang terjadi pada bulan Desember 2008. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan harga yang terjadi pada komoditas sayur-sayuran dan ikan segar akibat faktor curah hujan dan tingginya gelombang laut. Kemudian, turunnya harga BBM pada bulan Januari yang direspon oleh penurunan tarif transportasi mengakibatkan penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa kelompok komoditi, seperti kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, sehingga pada bulan Februari Kota Bandar Lampung mengalami deflasi 0,31 mtm. Sementara itu, pada bulan M aret 2009 penurunan harga hanya terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan, yaitu masing-masing sebesar 0,68 dan 0,18 . Kelompok makanan jadi, perumahan, sandang, pendidikan, dan transportasi mengalami inflasi. Penurunan harga kelompok kesehatan pada bulan M aret 2009 dipicu oleh menguatnya nilai tukar rupiah dibandingkan bulan sebelumnya. Seperti diketahui bahw a efek nilai tukar rupiah yang berfluktuasi dan melemah mengakibatkan harga berbagai macam obat mengalami peningkatan karena sebagian besar bahan industri farmasi diperoleh melalui impor. M usim panen padi yang telah berlangsung sejak Februari lalu di beberapa sentra produksi padi, seperti Lampung Selatan dan Lampung Tengah, disertai adanya distribusi beras raskin sebanyak 16.190 ton ke seluruh Kabupaten periode Januari hingga 20 M aret 2009 mengakibatkan harga beras mulai menunjukkan penurunan. Harga beras asalan dari Pulau Jaw a pada akhir Februari 2009 berkisar antara Rp5.300kg - Rp5.500kg, menurun dibandingkan harga beras pada pertengahan Februari, yaitu sebesar Rp5.800kg. Sedangkan harga beras kualitas sedang dan premium masih bertahan tinggi. Harga beras kualitas sedang berkisar antara Rp5.600kg - Rp6.000kg dan harga beras kualitas premium berkisar antara Rp6.500kg - Rp7.500kg. M embaiknya cuaca dan gelombang laut mengakibatkan produksi dan distribusi komoditas sayur-sayuran, ikan segar, dan ikan diaw etkan kembali lancar, sehingga terjadi penurunan harga yang cukup signifikan. Harga sayur-sayuran, seperti bayam yang pada bulan Februari lalu sempat mencapai Rp2000ikat, pada pertengahan M aret menurun ke kisaran harga Rp300 hingga 500ikat. Sedangkan 34 Perkembangan Inflasi harga cabe merah yang sebelumnya sempat mencapai Rp20.000 hingga Rp25.000kg, kini menjadi Rp10.000kg. .6 8 1 .4 2 1 .1 5 .0 8 2 .4 8 2 .9 3 2 .2 1 .0 4 1 .6 4 .6 5 .0 3 .9 8 -0 .3 1 .2 5 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 J AN F EB M AR APR M EI J U N J U L AG S SEP O KT N O V D ES J AN F EB M AR GRAFIK 2.5 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN GRAFIK 2.6 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN -1.07 -0.29 1.86 0.15 5.82 1.01 0.00 0.21 -6.47 -2.31 -0.51 -8.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 Padi, Umbi dan Hasilnya Daging dan Hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu Hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Bumbu-bumbuan Lemak Minyak Bhn Makanan Lain Sumber : BPS Provinsi Lampung diolah Depresiasi nilai tukar rupiah yang berdampak pada semakin tingginya harga impor gula rafinasi untuk industri makanan jadi dan minuman tak beralkohol mendorong terjadinya inflasi pada kedua komoditas tersebut. Inflasi bulanan komoditas makanan jadi adalah sebesar 0,03 , sedangkan minuman tak beralkohol sebesar 1,98 . Kenaikan harga yang terjadi pada kelompok perumahan disinyalir sebagai akibat dari harga semen yang mengalami kenaikan 5 hingga 10 . Sedangkan depresiasi nilai tukar juga membaw a dampak biaya tinggi bagi industri tekstil, sehingga membaw a kelompok sandang pada tingkat inflasi sebesar 1,72 mtm. Berdasarkan pergerakan harga komoditas penyebab inflasi inti secara mtm, emas perhiasan mengalami inflasi tertinggi, yaitu sebesar 6,02 mtm, diikuti upah PRT 2,16 , mie 1,79, dan kontrak rumah 1,25 . 35 Perkembangan Inflasi GRAFIK 2.7 PERKEMBANGAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI INTI

2.16 1.25