Pemanfaatan Limbah Sayuran Fermentasi Terhadap Persentase Non Karkas Pada Domba Lokal

LAMPIRAN

1. Bahan penyusun dan nilai nutrisi konsentrat

No
1
2
3
4
5
6

Nama Bahan
Urea
Garam
Onggok
D. Padi
Ampas tahu
Molases

Penggunaan

1
2
15
45
25
10

7

Ultra Mineral
Total

2
100

EM
0
0
0
742,5

0
102
0
844,5

PK
0,0202
0
0,2355
2,925
4,5675
0,38

SK
LK
Ca
P
0
0
0

0
0
0
0
0
2,6835 0,1365
0
0
3,825 4,095 0,0945 0,0945
5,3225 1,6125
0
0
0,038 0,008
0,15
0,002

0
0
8,1282 11,869


0
1
0,5
5,852 1,2445 0,5965

2. Rataan persentase bobot kepala(%)
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
Total
Rataan

I
8,54
8,58
10,25
8,61

10,21
46,19
9,238

II
8,65
7,74
7,53
7,6
8,16
39,68
7,936

Ulangan
III
7,75
8,14
8,49
9,09
11,92

45,39
9,078

Total
IV
8,44
8,1
10
9,52
8,6
44,66
8,932

33,38
32,56
36,27
34,82
38,89
175,92
35,184


Rataan±sd
8,35±0,14
8,14±0,34
9,07±1,29
8,71±0,83
9,72±1,71
8,79

3. Rataan persentase bobot kaki (%)
Perlakuan
I
P0
P1
P2
P3
P4
Total
Rataan


3,37
2,77
4,42
3,57
3,13
17,26
3,45

Ulangan
II
III
IV
3,24
3,32
3,38
3,09
3,45
3,02
3,27
3,45

3,85
3,29
3,44
3,24
3,36
3,85
3,09
16,25 17,51 16,58
3,25
3,50
3,32

Total
13,31
12,33
14,99
13,54
13,43
67,60
13,52


Rataan±sd
3,33 ± 0,06
3,08 ± 0,28
3,75 ±0,51
3,39 ± 0,15
3,36 ± 0,35
16,90
3,38

Universitas Sumatera Utara

4. Rataan persentasi bobot kulit(%)
Perlakuan
Ulangan
I
II
P0
10,54
11,2

P1
12,48
10,45
P2
13,01
14,26
P3
8,98
9,75
P4
10,06
10,06
Total
55,07
55,72
Rataan
11,014
11,144
5. Rataan persentase bobot ekor (%)
Perlakuan
Ulangan
I
II
P0
0,13
0,13
P1
0,12
0,17
P2
0,18
0,14
P3
0,14
0,15
P4
0,17
0,11
Total
0,74
0,7
Rataan
0,148
0,14

Total
III
12,63
9,91
11,06
17,4
14,48
65,48
13,096

IV
12,54
8,77
12,36
9,4
10,58
53,65
10,73

46,91
41,61
50,69
45,53
45,18
229,92
45,984

Total
III
0,14
0,16
0,17
0,16
0,17
0,8
0,16

IV
0,14
0,14
0,19
0,17
0,13
0,77
0,154

0,54
0,59
0,68
0,62
0,58
3,01
0,602

Rataan ± sd
11,73±1,03
10,40±1,55
12,67±1,33
11,38±4,02
11,30±2,14
57,48
11,50

Rataan±sd
0,14±0,006
0,15±0,022
0,17±0,022
0,16±0,013
0,15±0,030
0,75
0,15

6. Rataan persentasi bobot trakea dan paru-paru(%)
Perlakuan
Ulangan
Total
Rataan±sd
I
II
III
IV
P0
1,51
1,79
1,36
1,64
6,3 1,575±0,183
P1
1,7
1,44
1,54
1,78
6,46 1,615±0,153
P2
2,12
1,49
1,48
2,33
7,42 1,855±0,435
P3
1,73
1,49
1,85
1,86
6,93 1,732±0,172
P4
1,81
1,65
2,82
1,47
7,75 1,937±0,604
Total
8,87
7,86
9,05
9,08
34,86
8,715
Rataan
1,774
1,572
1,81
1,816
6,972
1,743

Universitas Sumatera Utara

7. Rataan persentase bobot hati
Perlakuan
Ulangan
Total
Rataan±sd
I
II
III
IV
P0
1,67
2,26
2,32
1,7
7,95
1,99±0,35
P1
1,96
2,11
2,15
1,96
8,18
2,05±0,10
P2
2,32
1,81
1,76
1,91
7,8
1,95±0,25
P3
1,89
1,48
1,94
1,79
7,1
1,78±0,21
P4
1,89
1,76
2,64
1,64
7,93
1,98±0,45
Total
9,73
9,42
10,81
9
38,96
9,74
Rataan
1,946
1,884
2,162
1,8
7,792
1,95
8. Rataan persentase bobot jantung(%)
Perlakuan
Ulangan
I
II
III
P0
0,85
0,81
0,77
P1
0,73
0,77
0,72
P2
0,85
0,79
1,13
P3
1,41
1,44
0,95
P4
1,68
1,61
0,9
Total
5,52
5,42
4,47
Rataan
1,104
1,084
0,894
9. Rataan persentase bobot darah (%)
Perlakuan
Ulangan
I
II
III
P0
6,06
5,22
5,47
P1
5
4,16
5,61
P2
6,72
5,23
5,71
P3
4,29
4,97
4,52
P4
5,27
4,41
6,39
Total
27,34
23,99
27,7
Rata-rata 5,468
4,798
5,54

Total
IV
0,8
0,67
1,89
1,72
1,49
6,57
1,314

IV
5,36
4,19
5,27
3,64
4,64
23,1
4,62

3,23
2,89
4,66
5,52
5,68
21,98
4,396

Rataan±sd
0,81±0,03
0,72±0,041
1,17±0,506
1,38±0,319
1,42±0,355
5,50
1,10

Total

Rataan±sd

22,11
18,96
22,93
17,42
20,71
102,13
20,426

5,53±0,37
4,74±0,70
5,73±0,69
4,36±0,55
5,18±0,89
25,53
5,11

Universitas Sumatera Utara

10 . Rataan persentase bobot saluran pencernaan (%)
Perlakuan
Ulangan
I
II
III
IV
P0
52,28
49,70
50,02
43,17
P1
48,63
48,15
48,69
46,95
P2
59,82
47,73
52,29
54,65
P3
53,52
50,77
56,43
52,11
P4
52,78
50,34
65,08
53,30
Total
267,03
246,69
272,51
250,18
Rataan 53,406
49,338
54,502
50,036

Total

Rataan±sd

195,17
192,42
214,49
212,83
221,50
1036,41
207,282

48,79±3,92
48,11±0,81
53,62±5,03
53,21±2,42
55,38±6,60
259,10
51,82

11. Rekapitulasi hasil penelitian
Parameter
Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
tn
tn
tn
tn
Kepala
8,35
8,14
9,07
8,71
9,72tn
Kaki
1,99tn
2,05tn
1,95tn
1,78tn
1,98tn
tn
tn
tn
tn
Kulit
11,73
10,40
12,67
11,38
11,30tn
Ekor
0,14tn
0,15tn
0,17tn
0,16tn
0,15tn
tn
tn
tn
tn
Trakea dan paru- 1,575
1,615
1,855
1,732
1,973tn
paru
Hati
1,99tn
2,05tn
1,95tn
1,78tn
1,98tn
b
b
a
a
Jantung
0,81
0,72
1,17
1,38
1,42a
Darah
5,53tn
4,74tn
5,73tn
4,36tn
5,18tn
b
b
a
a
Saluran pencernaan
48,79
48,11
53,6
54,21
55,38a
Keterangan: supersikripi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya
pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05), tn : tidak berbeda nyata

Universitas Sumatera Utara

12. Pengolahan limbah sayuran

Limbah sayuran (kulit jagung, kol
dan sawi)

Dicuci dengan air mengalir lalu
ditiriskan

Dicacah sehingga lebih mudah
dalam proses pengeringan

Di jemur hingga kadar air
mencapai 40 %

Difermentasi dengan
menggunakan EM4 selam 7hari

Limbah sayuran fermentasi siap di
berikan pada domba

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. P.T. Gramedia, Jakarta.
Apriadji, W.H. 1990. Memproses Sampah. Penebar Swadaya Masyarakat,
Jakarta.Balai Riset dan Standarisasi Industri Manado. 2014.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2015
Belitz H., D.W. Grosch, and P. Schieberle. 2009. Food Chemistry. Edisi 4
Revisi.
Berg and Butterfield, 1976. New Concept Of Cattle growth, Sydney University
Press.
Blakely, J. dan D.H. Bade, 1991. Ilmu Peternakan edisi IV. Gadjah Mada.
Damron, and W.Stephen 2006. Introduction to Animal Science: Global,
Biological,Social and Industry Perspectives 3rd Ed. Pearson Education,
New Jersey.
Devendra, C. and G. B. Mc Leroy. 1982. Goat and Sheep Poduction in the
Tropics. Longman Group Ltd, Singapore.
Eko, D., M. Junus end M. Nasich. 2012. Pengaruh penambahan urea
terhadapkandungan protein kasar dan seratkasarpadatan lumpur organik
unit gas bio.Fakultas Peternakan, UniversitasBrawijaya, Malang.
Ensminger, M. E., J . E. Oldfield, and W.W. Heinemann, 1990. Feed and
Nutrition. The Ensminger Publishing Company, California.
Forrest, J.C., E.D Aberle, H.B Hedrick, M.O Judge and R.A. Merkel. 1975.
Freer and H. Dove. 2002. Sheep Nutrition. Cabi Publishing, New York.
Furqaanida, N. 2004. Pemanfaatan klobot jagung sebagai substitusi sumber serat
ditinjau dari kualitas fisik dan palatabilitas wafer ransum komplit untuk
domba. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gerrard, F. 1997. Meat technology. 5th Ed. Northwood Publication Ltd.
Ginting.E.P., Hasnudi dan A.H. Daulay. 2011. Pemanfaatan Daging Buah Kopi
pada Domba terhadap Persentase Non krkas Domba Lokal Lepas sapih.
Fakultas Pertanian. USU. Medan
Goodwin, D.H. 1977. Beef Management And Production. Hutchinson Of London,
London.

Universitas Sumatera Utara

Hadiwiyoto. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Indayu,
Jakarta.Hal.
Harfiah. 2007. Dried Palm Oil Sludge as nutrient Resource or The Ruminant.
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak. 6(2): 27-30.
Hartadi, H, S. Reksohadiprodjo dan
Pakan.

A.D. Tillman. 1997. Tabel

Komposisi

Haryanto, B. 1992. Pakan domba dan kambing. Proceeding Sarasehan Usaha
Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPT II : 26-32. Balai
Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Jendral Peternakan Departemen
Pertanian. Jakarta.
Hudallah, C.M.S. Lestari Dan E. Pubowati, 2007. Persentase karkas dan non
karkas domba lokal jantan dengan metode pemberian pakan yang berbeda.
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.
Julianty, L. 2013. Sifat karkas dan non karkas sapi silangan lokal friesia holstein
serta kerbau rawa jantan. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.
Kanisius. Yogyakarta.
Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak. 2015. Universitas Lampung.
Lampung.
Linda, R. 2014. Pengaruh jenis kelamin terhadap persentase beberapa bagian nonkarkas (offal) kambing kacang yang dipelihara secara intensif. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Lusiyana.S.,T.H.Wahyuni dan N.D.Hanafi.Pemanfaatan Eceng Gondong
Fermentasi terhadapKarkas dan non Karkas Domba Lokal. Fakultas
Pertanian USU. Medan.
Mansy. 2002. Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran. Fapet IPB. Bogor.
Muktiani, A., B. I. M. Tampubolon dan J. Achmadi. 2006. Potensi Sampah
Organik Sebagai Pengganti Rumput Ditinjau dari Parameter Metabolisme
Rumen Secra In Vitro dan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb). Dalam :
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Inovatif untuk
Mendukung Pembangunan Peternakan Berkelanjutan. Fakultas Peternakan
Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Murray B. M, and O. Slezacek ,1978. Growth rate and it’s effect on empty body
weight, carcass weight and dissection carcass composition of equally
nature sheep. J. Anim agr.camb.87:171-172.

Universitas Sumatera Utara

Musa. A.M, N.Z. Idam and K.M. Elamin.. 2011. Heart Girth Reflect Live Body
Weight in Sudanese Shogur Sheep under Field Conditions. Department of
Animal Breeding, Faculty of Animal Production, University of Gezira,
Sudan
Parakkasi, A., 1955. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak Rumiansia. UI Press. Jakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. UGM Press. Yogyakarta.
Purbowati, N. 2011. Usaha Penggemukan Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ridwan, A. S. 2010. Pengaruh penggunaan kulit kecambah kacang hijau dalam
ransum terhadap produksi karkas kelinci keturunan vlaams reus jantan
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ridawan.,1991. Pertumbuhan karkas, komponen karkas dan non karkas kambing
kacang dalam berbagai tingkat pemberian konsentrat. Fakultas Pasca
Sarjana. IPB, Bogor.
Rusmana, D., Abun dan D. Saefulhadjar. 2007. Pengaruh Pengolahan Limbah
Sayuran secara Mekanis terhadap Kecernaan dan Efisiensi Penggunaan
Protein pada Ayam Kampung Super. Lembaga Penelitian Universitas
Padjajaran, Bandung.
Saenab, A dan Y. Retnani. 2011. Beberapa Model Teknologi Pengolahan Limbah
Sayuran Pasar Sebagai Pakan Alternatif pada Ternak (Kambing/Domba) di
Perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, Jakarta.
Sembiring, I. M., Jacob dan R. Simanjuntak. 2006. Pemanfaatan Hasil
Sampingan Perkebunan Dalam Konsentrat Terhadap Persentase Bobot
Non-Karkas Dan Income Feed Cost Kambing Kacang Selama
Penggemukan. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 2, No. 2 Agustus.
Shehata.M.F. 2013. Prediction Of Live Body Weight And Carcass Traits By
Some Live Body Measurements In Barki Lambs. Division of Animal
Production and Poultry, Cairo.
Sodiq, A dan Z. Abidin. 2002. Penggemukan Domba. Angromedia Pustaka,
Jakarta.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Ke-4. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Suhendar. F,. 1984. Hubungan Antara Ukuran-ukuran Tubuh dengan Total bobot
yang dapat dikonsumsi (Edible) pada Kambing Peranakan Etawa. Karya
Ilmiah Fakultas peternakan Institut bogor, Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Susangka, I., K. Haetami, dan Y. Andriani. 2006. Evaluasi nilai gizi limbah
sayuran dengan cara pengolahan berbeda dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ikan nila. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran, Bandung.
Syananta, F. P. 2009. Uji fisik wafer limbah sayuran pasar dan palatabilitasnya
pada ternak domba. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Tiesnamurti, B. 1992. Alternatif Pemilihan Jenis Ternak Ruminansia Kecil untuk
Wilayah Indonesia Bagian Timur. Potensi Ruminansia Kecil Bagian
Timur. Prosiding Lokakarya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah
Mada University Press.
Tobing, M.M., C.M.S. Lestari dan S.Dartosukarno. 2004. Proporsi karkas dan non
karkas domba lokal jantan menggunakan pakan rumput Gajah dengan
berbagai level ampas tahu. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Buku
2. hlm. 90 – 97.Unggas. Fakultas Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Wilson, P. N., 1958. The Effect of plane of nutrition on the growth and
development of the east Africant Dwarf goat; II. Age changes in the
carcass composition of female kids. J. Agric. Sci., 51 : 4-21.
Wisnu Widiarto, R. Widiati dan I.G.S.Budi satria. 2009. Pengaruh berat potong
dan harga pembelian domba dan kambing betina Terhadap gross margin
jagal di rumah potong hewan mentik, kresen, Bantul. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Whytes, R. M and T. L. Ramsa. 1979. Nutrition Ecology Of The Ruminant
Durham and Downey,Inc. Portland. Hal 23-38.
Zakariah, M .A, 2012. Fermentasi asam laktat pada silase. Fakultas Peternakan
UGM, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program
Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini
dimulai dari bulan Juni sampai dengan September 2016.

Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu domba lokal sebanyak 20 ekor dengan rataan
bobot awal 13,4±1,2kg. Bahan pakan terdiri atas rumput , limbah sayuran (kulit
jagung, kol dan sawi), EM4 sebagai fermentator limbah pasar organik, konsentrat
sebagai pakan penguat, obat-obatan seperti permentyhl 5% sebagai obat kembung
serta rodalon sebagai desinfektan.
Alat
Alat yang digunakan adalah kandang individu sebanyak 20 petak dengan
ukuran 1 x 0,5 m beserta perlengkapannya, tempat pakan dan minum sebanyak 20
unit, pisau dan talenan sebagai alat untuk mencacah limbah sayuran, plastik putih
ukuran 5 kg sebagai tempat fermentasi, termometer untuk mengetahui kondisi
suhu kandang, alat pembersih kandang, pisau pemotong untuk menyembelih
domba dan gunting bedah untuk membedah domba, timbangan kapasitas 50 kg
dengan kepekaan 2 kg untuk menimbang bobot hidup domba, timbangan dengan
kapasitas 2 kg dengan kepekaan 10 g untuk menimbang pakan, oven untuk
mengeringkan bahan pakan, grinder untuk menghaluskan

bahan pakan, alat

pembersih kandang, dan alat penerangan kandang.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah secara experimental dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Adapun perlakuan yang teliti adalah sebagai berikut
P0 : Rumput 100% tanpa limbah sayuran fermentasi + Konsentrat
P1 : Rumput 75% dan limbah sayuran fermentasi 25 %+ Konsentrat
P2 : Rumput 50% dan limbah sayuran fermentasi 50%+ Konsentrat
P3 : Rumput 25 % dan limbah sayuran fermentasi 75%+ Konsentrat
P4:Tanpa Rumput 0% dan limbah sayuran fermentas 100%+ Konsentrat
Dengan susunan sebagai berikut
P4U1
P0U1
P2U2
P1U2
P4U4
P1U3
P2U3
P4U2
P1U4
P3U4
P3U1
P3U3
Menurut Hanafiah (2003), model linear untuk

P2U4
P0U2
P1U1
P0U4
rancangan acak

P4U3
P3U1
P0U3
P2U1
lengkap (RAL)

adalah: Yij = µ + Ai + єij
i = 1, 2, 3,…………,a

j = 1,2,3...........,u

Yijk : Pengamatan Faktor Utama taraf ke-i , Ulangan ke-j dan Faktor Tambahan
taraf ke-k
µ

: Rataan Umum

Ai

: Pengaruh Utama pada taraf ke-i

єij

: Pengaruh Galat I pada Faktor Utama ke-i dan Ulangan ke-j

єijk

: Pengaruh galat II pada Faktor Utama taraf ke-i, Ulangan ke-j dan faktor
tambanan pada taraf ke-k.

Universitas Sumatera Utara

Peubah Penelitian
a.

Persentasi bobot kepala (%)
Persentasi bobot kepala diperoleh dari bobot kepala dibagi dengan bobot
tubuh kosong dikali 100 %

b.

Persentasi bobot kaki (%)
Persentasi bobot kaki diperoleh dari bobot kaki dibagi dengan bobot tubuh
kosong dikali 100%

c.

Persentase bobot kulit (%)
Persentasi bobot kulit diperoleh dari bobot kulit dibagi bobot tubuh kosong
dikali 100%

d. Persentase bobot ekor (%)
Persentasi bobot kulit diperoleh dari bobot ekor dibagi bobot tubuh kosong
dikali 100%
d.

Persentase bobot trakea dan paru-paru (%)
Persentasi bobot trakea dan paru-paru diperoleh dari bobot trakea dan paruparu dibagi bobot tubuh kosong dikali 100%

f. Persentase bobot hati (%)
Persentasi bobot hati diperoleh dari bobot hati dibagi bobot tubuh kosong
dikali 100%
g. Persentase bobot jantung (%)
Persentasi bobot jantung diperoleh dari bobot jantung dibagi bobot tubuh
kosong dikali 100%

Universitas Sumatera Utara

h.

Persentase bobot darah (%)
Persentasi bobot darah diperoleh dari bobot darah dibagi bobot tubuh kosong
dikali 100%

i.

Persentasi bobot saluran pecernaan (100 %)
Persentasi bobot bsaluran pencernaan diperoleh dari bobot saluran pencenaan
dibagi bobot tubuh kosong dikali 100 %.

Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan analisis variansi
berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah untuk mengetahui adanya
pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan adalah kandang individu yang berukuran 1x1,5
per petak sebanyak 20 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum domba
masuk kealam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta
peralatan seperti tempat pakan dibersihkan dan didesinfektan dengan rodalon.
Pengolahan Limbah Sayuran
Limbah sayuran di layukan terlebih dahulu lalu dicacah dan dikeringkan
hingga mencapai kadar air sekitar 40%, kemudian difermentasi dengan
menggunakan EM4 selama 7 hari setelah itu pakan siap diberikan pada domba.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharan Domba

Sebelum diberikan perlakuan , dilakukan penimbangan bobot badan awal
kemudian penimbangan domba dilakukan sekali dalam dua minggu. Pakan
diberikan setelah pemberian konsentrat yaitu 2 jam setelah diberikan konsentrat
yaitu pada pagi dan sore hari kemudia hijauan dan pakan fermentasi diberikan.

Preparasi Non Karkas
a. Pemuasaan
Sebelum dilakukan pemotongan, domba terlebih dahulu dipuasakan
selama 12 jam. Perlakuan ini bertujuan mengosongkan bagian perut (usus)
sehingga kulit dan otot-ototnya menjadi lemas karena peningkatan kandungan
glikogen. Disamping itu, perlakuan ini akan meningkatkan proporsi daging
terhadap bobot hidupnya.
b. Penyembelihan
Penyembelihan dilakukan dengan memotong leher tepat pada bagian
trachea, vena jugularis, arteri carotis dan esophagus. Setelah penyembelihan
selesai, domba digantung dengan kaki belakang diatas agar pengeluaran darah
lancar dan untuk mempermudah pengulitan.
c. Pengulitan
Pengulitan dilakukan dengan cara kering atau tanpa air, dengan
memisahkan bagian kepala, kedua kaki depan dan sendi korpus dan ekor pada
bagian pangkal. Kemudian menyayat kulit pada kedua kaki belakang secara
melingkar dipergelangannya sampai melalui bagian paha dan anus. Kulit dikupas
dan perlahan-lahan ditarik ke bawah hingga seluruh kulit terlepas dari domba

Universitas Sumatera Utara

d. Pengeluaran jeroan
Pengeluaran jeroan dengan cara menyayat terlebih dahulu bagian perut
secara membujur mulai dari titik pusar ke arah dada, kemudian ke ekor. Setelah
itu keluarkan seluruh jeroan dengan tangan dan memotong kaki belakang pada
sendi tarsus.
e. Penimbangan
Penimbangan dilakukan setelah komponen non karkas masing-masing
dipisahkan kemudian ditimbang.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Kobot Kepala (%)
Persentase bobot kepala diperoleh dari bobot kepala dibagi dengan bobot
tubuh kosong dikali 100%. Rataan persentase bobot kepala dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Rataan persentase bobot kepala (%)
Perlakuan

Ulangan
Total
I

II

III

Rataan±sd

IV

P0

8,54

8,65

7,75

8,44

33,38

8,35±0,14

P1

8,58

7,74

8,14

8,1

32,56

8,14±0,34

P2

10,25

7,53

8,49

10

36,27

9,07±1,29

P3

8,61

7,6

9,09

9,52

34,82

8,71±0,83

P4

10,21

8,16

11,92

8,6

38,89

9,72±1,71

Total

46,19

39,68

45,39

44,66

175,92

Rataan

9,238

7,936

9,078

8,932

35,184

8,79

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase bobot kepala tertinggi domba
yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan P4
(100% limbah sayuran frementasi + konsentrat) yaitu sebesar 9,72% dan
persentase bobot kepala terendah adalah pada perlakuan P1 (limbah sayuran
fermentasi 25% + rumput 75% + konsentrat) yaitu sebesar 8,14%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot kepala dapat dilihat pada Tabel 5.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Analisis ragam persentase kepala
SK

DB

JK

KT

F. Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

6,248

1,571

1,42tn

3,06

4,89

Galat

15

16,579

1,105

Total

19

22,864

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot kepala domba lokal
hal ini karena kepala merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan pada
awal kehidupan sehingga pada tahap pertumbuhannya pertambahan bobot kepala
tidak signifikan, hal ini sesuai dengan pernyataan Tobing et al. (2004),
menyatakan bahwa kepala merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan
yang besar pada awal kehidupan, tetapi mengalami penurunan pertumbuhan pada
akhir kehidupan. Kandungan nutrisi pakan yang diberikan tidak mempengaruhi
bobot kepala hal ini sesuai dengan pernyataan

Soeparno

(2005),

bahwa

konsumsi nutrisi tinggi meningkatkan berat hati, rumen, omasum, usus besar, usus
kecil dan total alat pencernaan, tetapi sebaliknya bagi berat kepala dan kaki
perlakuan dan nutrisi serta spesies pastura dan pangonan pada domba tidak
mempengaruhi berat kepala, kaki dan kulit pada berat tubuh yang sama.

Persentase Bobot Kaki (%)
Persentase bobot kaki diperoleh dari bobot kaki dibagi dengan bobot tubuh
kosong dikali 100%. Rataan persentase bobot kaki dapat dilihat pada pada
Tabel 6.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 6. Rataan persentase bobot kaki (%)
Ulangan
Perlakuan

Total

Rataan±sd

I

II

III

IV

P0

3,37

3,24

3,32

3,38

13,31

3,33 ± 0,06

P1

2,77

3,09

3,45

3,02

12,33

3,08 ± 0,28

P2

4,42

3,27

3,45

3,85

14,99

3,75 ±0,51

P3

3,57

3,29

3,44

3,24

13,54

3,39 ± 0,15

P4

3,13

3,36

3,85

3,09

13,43

3,36 ± 0,35

Total

17,26

16,25

17,51

16,58

67,60

16,90

Rataan

3,45

3,25

3,50

3,32

13,52

3,38

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa persentase bobot kaki tertinggi domba
yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan P3 (rumput
25% + limbah sayuran fermentasi 75% + konsentrat) yaitu 3,75% dan persentase
terendah adalah pada perlakuan P1 (rumput 75% + limbah sayuran fermentasi
25% + konsentrat) yaitu 3,08%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot kaki domba dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis ragam persentase bobot kaki
SK

DB

JK

KT

F.Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

0,906

0,226

2,32tn

3,06

4,89

Galat

15

1,463

0,097

Total

19

2,370

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Universitas Sumatera Utara

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot kaki pada domba
lokal hal ini dikarenakan kaki merupakan komponen yang mengalami
pertumbuhan pada awal kehidupan

hal ini sesuai dengan pernyataan

Tobing et al. (2004), menyatakan bahwa kaki

merupakan komponen yang

mengalami pertumbuhan yang besar pada awal kehidupan, tetapi mengalami
penurunan pertumbuhan pada akhir kehidupan. Dapat asumsikan bahwa nutrisi
yang diberikan pada seekor ternak tidak mempengaruhi bobot kaki pada ternak
tersebut sesuai dengan pernyataan Soeparno (2005), bahwa konsumsi nutrisi
tinggi meningkatkan berat hati, rumen, omasum, usus besar, usus kecil dan total
alat pencernaan, tetapi sebaliknya bagi berat kepala dan kaki perlakuan dan nutrisi
serta spesies pastura dan pangonan pada domba tidak mempengaruhi berat kepala,
kaki dan kulit pada berat tubuh yang sama.

Persentase Bobot Kulit (%)
Persentase bobot kulit diperoleh dari bobot kulit dibagi dengan bobot
tubuh kosong dikali 100 %. Rataan persentase bobot kulit dapat dilihat pada pada
Tabel 8.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 8. Rataan persentase bobot kulit (%)
Perlakuan

Ulangan
Total

Rataan ± sd

I

II

III

IV

P0

10,54

11,2

12,63

12,54

46,91

11,73±1,03

P1

12,48

10,45

9,91

8,77

41,61

10,40±1,55

P2

13,01

14,26

11,06

12,36

50,69

12,67±1,33

P3

8,98

9,75

17,4

9,4

45,53

11,38±4,02

P4

10,06

10,06

14,48

10,58

45,18

11,30±2,14

Total

55,07

55,72

65,48

53,65

229,92

57,48

Rataan

11,014

11,144

13,096

10,73

45,984

11,50

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa persentase bobot kulit tertinggi domba
yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan P2
(rumput 50% + limbah sayuran fermentai 50% + konsentrat) yaitu 12,67% dan
persentase terendah adalah pada perlakuan P1 (rumput 75% + limbah sayuran
fermentasi 25% + konsentrat) yaitu 10,40%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot kulit domba dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Analisis ragam persentase bobot kulit
SK

DB

JK

KT

F. Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

10,754

2,688

0,52tn

3,06

4,89

Galat

15

78,041

5,202

Total

19

88,796

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Universitas Sumatera Utara

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot kulit domba lokal hal
ini dikarenakan bobot potong yang juga tidak berbeda nyata dimana semakin
besar bobot potong semakin besar pula persentase bobot kulit karena semakin
besar bobot potong maka luas dan volume kulit akan semakin besar. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Tobing et al. (2004), menyatakan bahwa bobot kulit dan
volume darah pada domba berbanding lurus dengan bobot potongnya.

Persentase Bobot Ekor (%)
Persentase bobot ekor diperoleh dari bobot ekor dibagi dengan bobot
tubuh kosong dikali 100%. Rataan persentase bobot ekor dapat dilihat pada pada
Tabel 10.
Tabel 10. Rataan persentase bobot ekor (%)
Perlakuan

Ulangan

Total

Rataan±sd

I

II

III

IV

P0

0,13

0,13

0,14

0,14

0,54

0,14±0,006

P1

0,12

0,17

0,16

0,14

0,59

0,15±0,022

P2

0,18

0,14

0,17

0,19

0,68

0,17±0,022

P3

0,14

0,15

0,16

0,17

0,62

0,16±0,013

P4

0,17

0,11

0,17

0,13

0,58

0,15±0,030

Total

0,74

0,7

0,8

0,77

3,01

0,75

Rataan

0,148

0,14

0,16

0,154 0,602

0,15

Universitas Sumatera Utara

Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa persentase bobot ekor tertinggi
domba yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan P2
(rumput 50% + limbah sayuran fermentasi 50% + konsentrat) yaitu 0,17% dan
persentase terendah adalah pada perlakuan P0 (rumput 100% + konsentrat) yaitu
0,14%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot ekor dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis ragam persentase bobot ekor
SK

DB

JK

KT

F.Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

0,0035

0,00089

2,73tn

3,06

4,89

Galat

15

0,0049

0,00032

Total

19

0,0085

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot ekor pada domba
lokal, hal ini dikarenakan deposisi lemak pada domba lokal tidak terdapat pada
ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tobing et al. (2004), yang menyatakan
bahwa deposisi lemak pada domba lokal tidak berada pada bagian ekor, tapi pada
bagian lain seperti viscera dan bagian bawah kulit.
Persentase Bobot Trakea dan Paru-paru (%)

Universitas Sumatera Utara

Persentase bobot trakea dan paru-paru diperoleh dari bobot trakea dan
paru-paru dibagi dengan bobot tubuh kosong dikali 100%. Rataan bobot trakea
dan paru-paru dapat dilihat pada pada Tabel 12.
Tabel 12. Rataan persentase bobot trakea dan paru-paru (%)
Perlakuan

Ulangan
Total

Rataan±sd

1,64

6,3

1,575±0,183

1,54

1,78

6,46

1,615±0,153

1,49

1,48

2,33

7,42

1,855±0,435

1,73

1,49

1,85

1,86

6,93

1,732±0,172

P4

1,81

1,65

2,82

1,47

7,75

1,937±0,604

Total

8,87

7,86

9,05

9,08

34,86

8,715

1,572

1,81

1,816

6,972

1,743

I

II

III

IV

P0

1,51

1,79

1,36

P1

1,7

1,44

P2

2,12

P3

Rataan 1,774

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa persentase bobot trakea dan
paru-paru tertinggi domba yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat
pada perlakuan P4 (limbah sayuran fermentasi 100% + konsentrat) yaitu 1,937%
dan persentase terendah adalah pada perlakuan P0 (rumput 100% + konsentrat)
yaitu 1,575%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot trakea dan paru-paru dapat dilihat pada Tabel 13.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 13. Analisis ragam persentase bobot Trakea dan paru-paru
SK

DB

JK

KT

F.Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

0,411

0,1029

0,80tn

3,06

4,89

Galat

15

1,926

0,1284

Total

19

2,337

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot trakea dan paru-paru
hal ini mungkin disebabkan karena paru-paru merupakan alat vital bagi tubuh
sehingga perbedaan nutrisi pakan perlakuan tidak mempengaruhi persentase bobot
trakea dan paru-paru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhendar (1984), yang
menyatakan bahwa pada saat lahir sampai tercapainya bobot dewasa oleh karena
jantung dan paru-paru merupakan bagian tubuh yang sangat vital proporsinya
menurun masing-masing dari 0,8% menjadi 0,6% dan dari 1,8% menjadi 1,6%.
Pola pertumbuhan tergantung pada sistem manajemen (pengelolaan) yang dipakai,
tingkat nutrisi pakan yang tersedia kesehatan iklim.

Persentase bobot trakea dan paru-paru tidak berbeda nyata disebabkan
pada penelitian ini perlakuan juga tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pertambahan bobot tubuh hai ini sesuai dengan

penelitian

Shehata (2013), menyatakan bahwa organ pernapasan memiliki pertumbuhan
yang searah dengan pertumbuhan bobot badan pada domba sehingga jika bobot
badan tinggi maka bobot organ pernapasan akan ikut tinggi demikian juga dengan

Universitas Sumatera Utara

sebaliknya jika bobot badan rendah maka bobot organ pernapasan juga akan
rendah.

Persentase Bobot Hati (%)
Persentase bobot hati diperoleh dari bobot hati dibagi dengan bobot tubuh
kosong dikali 100 %. Rataan bobot hati dapat dilihat pada pada Tabel 14.
Tabel 14. Rataan persentase bobot hati
Perlakuan

Ulangan
I

II

III

Total

Rataan±sd

IV

P0

1,67

2,26

2,32

1,7

7,95

1,99±0,35

P1

1,96

2,11

2,15

1,96

8,18

2,05±0,10

P2

2,32

1,81

1,76

1,91

7,8

1,95±0,25

P3

1,89

1,48

1,94

1,79

7,1

1,78±0,21

P4

1,89

1,76

2,64

1,64

7,93

1,98±0,45

Total

9,73

9,42

10,81

9

38,96

9,74

Rataan

1,946

1,884

2,162

1,8

7,792

1,95

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa persentase bobot hati tertinggi
domba yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan
P2 (rumput 50% + limbah sayuran fermentasi 50% + konsentrat) yaitu 2,05% dan
persentase terendah adalah pada perlakuan P3 (rumput 25% + limbah sayuran
fermentasi 75% + konsentrat) yaitu 1,78%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot hati dapat dilihat pada Tabel 15.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 15. Analisis ragam persentase bobot hati
SK

DB

JK

KT

F. Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

0,1655

0,0413

0,46tn

3,06

4,89

Galat

15

1,3356

0,089

Total

19

1,501

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Hasil analisis

menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah sayuran fermentasi tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase bobot hati hal ini
dikarenakan pertumbuhan organ dalam seperti hati, ginjal bervariasi

artinya

setiap ternak memiliki pertumbuhan bobot organ dalam yang berbeda-beda ada
yang lambat dan ada yang mengalami pertumbuhan yang pesat hal ini sesuai
dengan pernyataan Soeparno (2005), yang menyatakan bahwa pola pertumbuhan
organ seperti hati, ginjal, dan saluran pencernaan menunjukkan adanya variasi,
sedangkan organ yang berhubungan digesti dan metabolisme menunjukan
perubahan berat yang besar sesuai dengan status nutrisionalnya.

Persentase Bobot Jantung (%)
Persentase bobot jantung diperoleh dari bobot jantung dibagi dengan bobot
tubuh kosong dikali 100%. Rataan bobot jantung dapat dilihat pada pada
Tabel 16.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 16.Rataan persentase bobot jantung(%)
Perlakuan

Ulangan
Total

Rataan±sd

I

II

III

IV

P0

0,85

0,81

0,77

0,8

3,23

0,81±0,03

P1

0,73

0,77

0,72

0,67

2,89

0,72±0,041

P2

0,85

0,79

1,13

1,89

4,66

1,17±0,506

P3

1,41

1,44

0,95

1,72

5,52

1,38±0,319

P4

1,68

1,61

0,9

1,49

5,68

1,42±0,355

Total

5,52

5,42

4,47

6,57

21,98

5,50

Rataan

1,104

1,084

0,894

1,314

4,396

1,10

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa persentase jantung tertinggi domba
yang diberikan limbah sayuran fermentasi terdapat pada perlakuan P4 (limbah
sayuran fermentasi 100% + konsentrat) yaitu 1,42% dan persentase terendah
adalah pada perlakuan P0 (rumput100% + konsentrat) yaitu 0,81%.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah sayuran fermentasi
terhadap persentase bobot jantung dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Analisis ragam persentase bobot jantung
SK

DB

JK

KT

F. Hit

F 0.05

F 0.01

Perlakuan

4

1,655

0,0413

4,26*

3,06

4,89

Galat

15

1,456

0,089

Total

19

3,1118

Ket * . Perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P