Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) Di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam

PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon spp.) DI
PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI
MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK
PENGATURAN JARAK TANAM

Oleh :
ADITYA RAHMAN
A 24051727

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
ADITYA RAHMAN. Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.)
Di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat
Panjang, Riau Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam. (Di Bimbing oleh
ISKANDAR LUBIS dan M. H. BINTORO DJOEFRIE)
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih
keterampilan mahasiswa dalam kegiatan budidaya serta pengelolaan manajemen

perkebunan, terutama perkebunan sagu (Metroxylon spp.). Kegiatan magang
dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Juni 2009 di Perkebunan sagu
PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang,
Riau. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang yaitu metode langsung dan
tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan teknis
di la-pangan. Metode tidak langsung dilakukan dengan mempelajari laporan
kebun, wawancara dan diskusi dengan staf serta studi pustaka. Aspek khusus yang
diamati selama kegiatan magang yaitu aspek pengaturan jarak tanam. Penelitian
dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman sagu pada areal dengan tiga
jarak tanam yang berbeda. Jarak tanam yang digunakan di kebun PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, yaitu jarak tanam 8 m x 8 m,
10 m x 10 m dan 10 m x 15 m.
Kegiatan pengelolaan kebun di PT. National Timber and Forest Product
Unit HTI Murni Sagu tidak dilakukan dengan baik. Kondisi tersebut menyebabkan kebun menjadi tidak terawat dan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Penggunaan jarak tanam yang berbeda pada beberapa blok menunjukkan
pengaruh yang berbeda dalam hal pertumbuhan tanaman sagu, kondisi lingkungan
blok, dan jumlah tanaman sagu yang masih hidup. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan pada areal dengan ketiga jarak tanam tersebut, jarak tanam 8 m x 8 m
memiliki tingkat penutupan gulma paling ringan dan tanaman sagu masih banyak
yang hidup. Berdasarkan peubah yang diamati pada pertumbuhan tanaman sagu
yaitu jumlah anakan, tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah daun, jarak

tanam 8 m x 8 m menunjukkan pertumbuhan aktual rata-rata terbaik untuk jumlah
anakan, tinggi tanaman, dan lingkar batang. Jarak tanam 10 m x 10 m memiliki
jumlah daun aktual rata-rata yang tertinggi.

PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon spp.) DI
PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI
MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK
PENGATURAN JARAK TANAM

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
ADITYA RAHMAN
A 24051727

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Judul

: PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon

spp.) DI PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST
PRO-DUCT UNIT HTI MURNI SAGU, SELAT
PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK PENGATURAN
JARAK TA-NAM.
Nama

: Aditya Rahman

NRP

: A 24051727

Menyetujui,
Dosen Pembimbing


Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS. Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M. Agr
NIP. 19610528 198503 1 002
NIP. 19480801 1974030 1 001

Mengetahui :
Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.sc.
NIP. 19610202 198601 1 008

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 04 Januari 1988 di Kota Bogor, Propinsi

Jawa Barat. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan
ayah Mamad Ashari dan ibu Siti Khadidjah.
Pada umur belum genap empat tahun penulis pindah ke daerah Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1992 di TK
Al-Azariah dan melanjutkan studi ke jenjang sekolah dasar setahun berikut-nya.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari SDN Grogol Utara 17 Pagi.
Lulus dari sekolah dasar, penulis pindah kembali ke Bogor dan melanjutkan studi di SLTPN 6 Bogor. Pada tahun 2002 penulis lulus dan selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMAN 2 Bogor. Tahun 2005 penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Setahun berikutnya penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sampai saat ini penulis pernah tergabung dalam tiga organisasi, yaitu
DKM SMAN 2 Bogor pada tahun 2002-2003, Karang Taruna Bina Taruna pada
tahun 2002-2008, dan Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor (UKF IPB)
pada tahun 2005 sampai sekarang. Penulis menjabat sebagai Kepala Biro Logistik
UKF IPB pada periode kepengurusan tahun 2007/2008.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) Di PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau
Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam”, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS dan Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro, M.Agr
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan
selama proses pembuatan skripsi ini.
2. Umi, Bapak, Teh Neneng, Aa Epen, Aa Ade, Teh Lisa, dan Aa Cecep
yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Dr. Ir. Anas D. Susila Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dalam menjalankan studi.
4. Ir. Erwin, Pak Habib, Pak Setyo Budi, Ka Budi ‘Anduk’, dan Ka Gia yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama kegiatan magang.
5. Pak Nasrudin, Bang Kornelis, Pak Surani, Bang Suhedi, dan seluruh karyawan PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu atas
bantuan dan kerjasamanya selama kegiatan magang berjalan.
6. Edi, Shandra, Ratih, dan Ruri atas bantuan dan kerjasamanya selama
magang berjalan hingga penulisan skripsi.
7. Udin dan Didin yang telah memberikan semangat dan doa.
8. Warno, Yunus, Siti dan seluruh mahasiswa bimbingan Prof. Bintoro.
9. Semua teman-teman AGH 42 atas doanya.
10. Keluarga besar Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Bogor, September 2009

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
Botani Sagu .......................................................................................... 4
Ekologi Sagu ........................................................................................ 4
Budidaya Sagu ..................................................................................... 5
Jarak Tanam ......................................................................................... 7
METODE MAGANG ...................................................................................... 9

Tempat dan Waktu ............................................................................... 9
Metode Pelaksanaan ............................................................................. 9
Pengamatan dan Pengumpulan Data Magang ...................................... 11
KONDISI UMUM KEBUN............................................................................. 12
Sejarah Kebun ...................................................................................... 12
Latar Belakang Pengusahaan Sagu ...................................................... 14
Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif .............................. 15
Keadaan Tanah dan Iklim .................................................................... 15
Luas Areal dan Tata Guna Lahan......................................................... 17
Keadaan Tanaman dan Produksi .......................................................... 17
Struktuk Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................... 18
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ................................................... 21
Aspek Teknis .............................................................................................. 21
Persiapan Bahan Tanam ....................................................................... 21
Persemaian ........................................................................................... 22
Penanaman ........................................................................................... 23
Pemupukan ........................................................................................... 24

Pengendalian Gulma ............................................................................ 28
Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................ 30

Penyulaman ......................................................................................... 33
Manajemen Air .................................................................................... 34
Sensus Panen ....................................................................................... 39
Sensus Prosentase Hidup Sagu dan Sensus Produksi ......................... 40
Panen dan Pasca Panen ....................................................................... 42
Aspek Manajerial ....................................................................................... 44
Deskripsi Kerja Karyawan .................................................................. .44
A. Masa Kepemilikan PT. National Timber And Forest
Product Unit HTI Murni Sagu ............................................... 44
B. Masa Kepemilikan Peralihan Antara PT. National Timber
And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dan PT.
Sampoerna Tbk. ..................................................................... 46
Masalah Ketenagakerjaan .................................................................... 51
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 52
Teknis Budidaya dan Manajerial Perusahaan ...................................... 52
Kondisi Lingkungan Kebun ................................................................. 59
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sagu (Metroxylon spp.) .................. 64
Jumlah Anakan ............................................................................ 64
Tinggi Tanaman .......................................................................... 67
Lingkar Batang ............................................................................ 70

Jumlah Daun ............................................................................... 71
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 74
Kesimpulan .......................................................................................... 74
Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN ..................................................................................................... 78

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Rekomendasi dosis pemupukan yang digunakan oleh PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dari awal masa
tanam sampai panen ................................................................................ 25
2. Jumlah tanaman yang hidup dan jenis-jenis gulma yang tumbuh di
blok pengamatan pengaruh pengaturan jarak tanam ............................... 61
3. Pengaruh jarak tanam terhadap jumlah anakan tanaman sagu ................ 64
4. Pertambahan rata-rata jumlah anakan tanaman sagu .............................. 66
5. Pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman sagu .............................. 68

6. Pertambahan rata-rata tinggi tanaman sagu ............................................ 69
7. Pengaruh jarak tanam terhadap lingkar batang tanaman sagu ................ 70
8. Pertambahan rata-rata lingkar batang tanaman sagu............. .................. 71
9. Pengaruh jarak tanam terhadap jumlah daun tanaman sagu ................... 72

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Berbagai macam tipe banir anakan sagu (abut) yang digunakan di PT.
National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu .................. 22
2. Persemaian abut dalam rakit di kanal...................................................... 23
3. Bibit yang baru ditanam .......................................................................... 24
4. Aplikasi pemberian unsur dolomit disekitar rumpun tanaman sagu ....... 27
5. Hasil penebasan lorong ........................................................................... 29
6. Larva kumbang sagu (Rynchophorus schach) ........................................ 31
7. Ekskavator EX200 .................................................................................. 36
8. Desain kanal utama di PT. National Timber And Forest Product Unit
HTI Murni Sagu.......................................................................................37
9. Kanal kolektor ......................................................................................... 37
10. Water level .............................................................................................. 38
11. Pizzo meter .............................................................................................. 39
12. Pizzo meter di lapangan .......................................................................... 39
13. Penebangan pohon sagu dengan menggunakan kapak............................ 43
14. Pertambahan jumlah anakan sagu ........................................................... 66
15. Pertambahan tinggi tanaman sagu ........................................................... 69
16. Pertambahan lingkar batang tanaman sagu ............................................. 71
17. Pertambahan jumlah daun tanaman sagu ................................................ 73

PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon spp.) DI
PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI
MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK
PENGATURAN JARAK TANAM

Oleh :
ADITYA RAHMAN
A 24051727

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
ADITYA RAHMAN. Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.)
Di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat
Panjang, Riau Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam. (Di Bimbing oleh
ISKANDAR LUBIS dan M. H. BINTORO DJOEFRIE)
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih
keterampilan mahasiswa dalam kegiatan budidaya serta pengelolaan manajemen
perkebunan, terutama perkebunan sagu (Metroxylon spp.). Kegiatan magang
dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Juni 2009 di Perkebunan sagu
PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang,
Riau. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang yaitu metode langsung dan
tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan melaksanakan kegiatan teknis
di la-pangan. Metode tidak langsung dilakukan dengan mempelajari laporan
kebun, wawancara dan diskusi dengan staf serta studi pustaka. Aspek khusus yang
diamati selama kegiatan magang yaitu aspek pengaturan jarak tanam. Penelitian
dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman sagu pada areal dengan tiga
jarak tanam yang berbeda. Jarak tanam yang digunakan di kebun PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, yaitu jarak tanam 8 m x 8 m,
10 m x 10 m dan 10 m x 15 m.
Kegiatan pengelolaan kebun di PT. National Timber and Forest Product
Unit HTI Murni Sagu tidak dilakukan dengan baik. Kondisi tersebut menyebabkan kebun menjadi tidak terawat dan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Penggunaan jarak tanam yang berbeda pada beberapa blok menunjukkan
pengaruh yang berbeda dalam hal pertumbuhan tanaman sagu, kondisi lingkungan
blok, dan jumlah tanaman sagu yang masih hidup. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan pada areal dengan ketiga jarak tanam tersebut, jarak tanam 8 m x 8 m
memiliki tingkat penutupan gulma paling ringan dan tanaman sagu masih banyak
yang hidup. Berdasarkan peubah yang diamati pada pertumbuhan tanaman sagu
yaitu jumlah anakan, tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah daun, jarak
tanam 8 m x 8 m menunjukkan pertumbuhan aktual rata-rata terbaik untuk jumlah
anakan, tinggi tanaman, dan lingkar batang. Jarak tanam 10 m x 10 m memiliki
jumlah daun aktual rata-rata yang tertinggi.

PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon spp.) DI
PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST PRODUCT UNIT HTI
MURNI SAGU, SELAT PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK
PENGATURAN JARAK TANAM

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh :
ADITYA RAHMAN
A 24051727

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul

: PENGELOLAAN PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon

spp.) DI PT. NATIONAL TIMBER AND FOREST
PRO-DUCT UNIT HTI MURNI SAGU, SELAT
PANJANG, RIAU DENGAN ASPEK PENGATURAN
JARAK TA-NAM.
Nama

: Aditya Rahman

NRP

: A 24051727

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS. Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M. Agr
NIP. 19610528 198503 1 002
NIP. 19480801 1974030 1 001

Mengetahui :
Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.sc.
NIP. 19610202 198601 1 008

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 04 Januari 1988 di Kota Bogor, Propinsi
Jawa Barat. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan
ayah Mamad Ashari dan ibu Siti Khadidjah.
Pada umur belum genap empat tahun penulis pindah ke daerah Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun 1992 di TK
Al-Azariah dan melanjutkan studi ke jenjang sekolah dasar setahun berikut-nya.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari SDN Grogol Utara 17 Pagi.
Lulus dari sekolah dasar, penulis pindah kembali ke Bogor dan melanjutkan studi di SLTPN 6 Bogor. Pada tahun 2002 penulis lulus dan selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMAN 2 Bogor. Tahun 2005 penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Setahun berikutnya penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sampai saat ini penulis pernah tergabung dalam tiga organisasi, yaitu
DKM SMAN 2 Bogor pada tahun 2002-2003, Karang Taruna Bina Taruna pada
tahun 2002-2008, dan Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor (UKF IPB)
pada tahun 2005 sampai sekarang. Penulis menjabat sebagai Kepala Biro Logistik
UKF IPB pada periode kepengurusan tahun 2007/2008.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) Di PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau
Dengan Aspek Pengaturan Jarak Tanam”, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS dan Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro, M.Agr
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan
selama proses pembuatan skripsi ini.
2. Umi, Bapak, Teh Neneng, Aa Epen, Aa Ade, Teh Lisa, dan Aa Cecep
yang telah memberikan dukungan dan doa.
3. Dr. Ir. Anas D. Susila Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dalam menjalankan studi.
4. Ir. Erwin, Pak Habib, Pak Setyo Budi, Ka Budi ‘Anduk’, dan Ka Gia yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama kegiatan magang.
5. Pak Nasrudin, Bang Kornelis, Pak Surani, Bang Suhedi, dan seluruh karyawan PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu atas
bantuan dan kerjasamanya selama kegiatan magang berjalan.
6. Edi, Shandra, Ratih, dan Ruri atas bantuan dan kerjasamanya selama
magang berjalan hingga penulisan skripsi.
7. Udin dan Didin yang telah memberikan semangat dan doa.
8. Warno, Yunus, Siti dan seluruh mahasiswa bimbingan Prof. Bintoro.
9. Semua teman-teman AGH 42 atas doanya.
10. Keluarga besar Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Bogor, September 2009

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
Botani Sagu .......................................................................................... 4
Ekologi Sagu ........................................................................................ 4
Budidaya Sagu ..................................................................................... 5
Jarak Tanam ......................................................................................... 7
METODE MAGANG ...................................................................................... 9
Tempat dan Waktu ............................................................................... 9
Metode Pelaksanaan ............................................................................. 9
Pengamatan dan Pengumpulan Data Magang ...................................... 11
KONDISI UMUM KEBUN............................................................................. 12
Sejarah Kebun ...................................................................................... 12
Latar Belakang Pengusahaan Sagu ...................................................... 14
Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif .............................. 15
Keadaan Tanah dan Iklim .................................................................... 15
Luas Areal dan Tata Guna Lahan......................................................... 17
Keadaan Tanaman dan Produksi .......................................................... 17
Struktuk Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................... 18
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ................................................... 21
Aspek Teknis .............................................................................................. 21
Persiapan Bahan Tanam ....................................................................... 21
Persemaian ........................................................................................... 22
Penanaman ........................................................................................... 23
Pemupukan ........................................................................................... 24

Pengendalian Gulma ............................................................................ 28
Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................ 30
Penyulaman ......................................................................................... 33
Manajemen Air .................................................................................... 34
Sensus Panen ....................................................................................... 39
Sensus Prosentase Hidup Sagu dan Sensus Produksi ......................... 40
Panen dan Pasca Panen ....................................................................... 42
Aspek Manajerial ....................................................................................... 44
Deskripsi Kerja Karyawan .................................................................. .44
A. Masa Kepemilikan PT. National Timber And Forest
Product Unit HTI Murni Sagu ............................................... 44
B. Masa Kepemilikan Peralihan Antara PT. National Timber
And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dan PT.
Sampoerna Tbk. ..................................................................... 46
Masalah Ketenagakerjaan .................................................................... 51
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 52
Teknis Budidaya dan Manajerial Perusahaan ...................................... 52
Kondisi Lingkungan Kebun ................................................................. 59
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sagu (Metroxylon spp.) .................. 64
Jumlah Anakan ............................................................................ 64
Tinggi Tanaman .......................................................................... 67
Lingkar Batang ............................................................................ 70
Jumlah Daun ............................................................................... 71
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 74
Kesimpulan .......................................................................................... 74
Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN ..................................................................................................... 78

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Rekomendasi dosis pemupukan yang digunakan oleh PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dari awal masa
tanam sampai panen ................................................................................ 25
2. Jumlah tanaman yang hidup dan jenis-jenis gulma yang tumbuh di
blok pengamatan pengaruh pengaturan jarak tanam ............................... 61
3. Pengaruh jarak tanam terhadap jumlah anakan tanaman sagu ................ 64
4. Pertambahan rata-rata jumlah anakan tanaman sagu .............................. 66
5. Pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman sagu .............................. 68
6. Pertambahan rata-rata tinggi tanaman sagu ............................................ 69
7. Pengaruh jarak tanam terhadap lingkar batang tanaman sagu ................ 70
8. Pertambahan rata-rata lingkar batang tanaman sagu............. .................. 71
9. Pengaruh jarak tanam terhadap jumlah daun tanaman sagu ................... 72

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Berbagai macam tipe banir anakan sagu (abut) yang digunakan di PT.
National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu .................. 22
2. Persemaian abut dalam rakit di kanal...................................................... 23
3. Bibit yang baru ditanam .......................................................................... 24
4. Aplikasi pemberian unsur dolomit disekitar rumpun tanaman sagu ....... 27
5. Hasil penebasan lorong ........................................................................... 29
6. Larva kumbang sagu (Rynchophorus schach) ........................................ 31
7. Ekskavator EX200 .................................................................................. 36
8. Desain kanal utama di PT. National Timber And Forest Product Unit
HTI Murni Sagu.......................................................................................37
9. Kanal kolektor ......................................................................................... 37
10. Water level .............................................................................................. 38
11. Pizzo meter .............................................................................................. 39
12. Pizzo meter di lapangan .......................................................................... 39
13. Penebangan pohon sagu dengan menggunakan kapak............................ 43
14. Pertambahan jumlah anakan sagu ........................................................... 66
15. Pertambahan tinggi tanaman sagu ........................................................... 69
16. Pertambahan lingkar batang tanaman sagu ............................................. 71
17. Pertambahan jumlah daun tanaman sagu ................................................ 73

DAFTAR LAMPIRAN
Tabel
Nomor

Halaman

1. Rekapitulasi sidik ragam, pengaruh jarak tanam terhadap jumlah anakan
sagu ......................................................................................................... 80
2. Rekapitulasi sidik ragam, pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman
sagu ......................................................................................................... 81
3. Rekapitulasi sidik ragam, pengaruh jarak tanam terhadap lingkar batang
sagu ......................................................................................................... 82
4. Rekapitulasi sidik ragam, pengaruh jarak tanam terhadap jumlah daun
sagu ......................................................................................................... 83
5. Rata-rata Curah Hujan, Suhu Udara, dan Kelembaban Udara Bulanan
(Periode Pengamatan dari tahun 1988-1997)............................................84
6. Rata-rata Curah Hujan, Suhu Udara, dan Kelembaban Udara Tahunan
(Periode Pengamatan dari tahun 1988-1997)............................................84
7. Perubahan Petak Menjadi Blok ................................................................ 85
8. Blanko Surat Permohonan Cuti Karyawan .............................................. 89
9. Blanko Laporan Hasil Kerja .................................................................... 89
10. Blanko Hasil Pemeriksaan Pekerjaan ...................................................... 90
11. Blanko Lembar Pengamatan Curah Hujan (mm)..................................... 91

Gambar
Nomor

Halaman

1. Ilustrasi Blok Pengamatan ....................................................................... 79
2. Peta Kabupaten Meranti .......................................................................... 86
3. Peta Kerja PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni
Sagu.......................................................................................................... 87
4. Struktur Organisasi PT. National Timber And Forest Product Unit HTI
Murni Sagu................................................................................................88

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sagu (Metroxylon spp.) telah lama dikenal sebagai tanaman pangan utama
bagi sebagian masyarakat Indonesia seperti penduduk di Papua dan Maluku,
namun saat ini posisi sagu telah tergeser oleh beras. Kebijakan pada zaman Orde
Baru telah meminggirkan beraneka ragam produk pangan nasional sehingga mendorong beras menjadi satu-satunya pangan utama. Waktu membuktikan, kebijakan semacam itu membuat bangsa yang memiliki beragam latar budaya dan etnis
ini memiliki kebergantungan yang teramat besar pada beras. Data Badan Pangan
Dunia (FAO) pada Maret 2008 menunjukkan, dari seluruh beras yang beredar di
pasar dunia, 80 persennya diserap oleh Indonesia (www.anekaplanta.wordpress.com).
Sagu berpotensi menjadi sumber pangan pokok alternatif setelah beras
karena kandungan karbohidrat yang tinggi. Dibandingkan dengan tanaman penghasil karbohidrat lain, sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang paling
produktif. Produksi sagu yang dikelola dengan baik dapat mencapai 25 ton pati
kering/ha/tahun. Produktivitas ini setara dengan tebu, namun lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu dan kentang dengan produktivitas pati kering 10-15
ton/ha/tahun.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sagu adalah pada
umumnya tanaman ini belum dibudidayakan, kecuali pada perkebunan swasta telah dilakukan pengusahaan tanaman dengan teknik budidaya, sehingga memudahkan dalam proses perencanaan produksi dan pengolahan hasil. Upaya untuk mengintroduksi teknologi budidaya sagu menghadapi masalah, antara lain belum
semua teknologi budidaya tersedia untuk diterapkan petani. Perluasan areal sagu
pun hanya terbatas pada daerah tertentu, yaitu lahan basah dan rawa serta jenis
tanah alluvial.
Pertumbuhan tanaman sagu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
faktor internal, faktor eksternal, dan teknis budidaya. Faktor internal adalah faktor
yang mempengaruhi dari dalam tanaman, yaitu kondisi genetis tanaman sagu.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti intensitas cahaya, jenis tanah, kandungan unsur hara dalam tanah, curah hujan, keter-

sediaan air, suhu, dan kelembaban udara. Teknis budidaya seperti pengolahan lahan, pengaturan jarak tanam, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
Tanaman sagu dapat tumbuh pada berbagai kondisi hidrologi dari yang
terendam sepanjang masa sampai ke lahan yang tidak terendam air (Bintoro,
2008). Tanaman sagu memerlukan sinar matahari dalam jumlah banyak. Apabila
ternaungi, kadar pati di dalam batang sagu akan rendah.
Salah satu tindakan budidaya yang dapat menciptakan kondisi lingkungan
yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sagu adalah pengaturan
jarak tanam atau populasi per satuan luasnya. Pohon sagu yang tumbuh secara
alami biasanya memiliki jarak antar tanaman yang tidak teratur, sehingga
kemungkinan akan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya
diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam
suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya
kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Melalui pengaturan jarak tanam
yang tepat tingkat persaingan antara sesama tanaman budidaya maupun persaingan antara tanaman budidaya dengan gulma dapat ditekan serendah mungkin.
Pengaturan jarak tanam berhubungan erat dengan kerapatan tanaman.
Semakin rapat jarak tanam, persaingan untuk mendapatkan faktor tumbuh antar
tanaman semakin besar. Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, karena keefisienan penggunaan cahaya matahari, sehingga jarak
tanam yang optimal menentukan besarnya produksi tanaman per satuan luas areal
(Harjadi, 1996).
Pola jarak tanam yang ideal adalah apabila kebutuhan tanaman akan
kondisi lingkungan, cahaya, kelembaban, aerasi udara, maupun perakaran dapat
tercukupi. Jarak tanam mempengaruhi perkembangan akar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Penanaman pada perkebunan sagu dikenal dengan sistem blok. Jarak
tanam pada sistem blok bervariasi antara 8-10 meter, sehingga satu hektar hanya
menam-pung + 150 tanaman. Jarak tanam 8 m x 8 m dan 10 m x 10 m digunakan
bila kebun akan ditanami sagu secara monokultur. Apabila jarak tanam yang
digunakan 10 m x 10 m dalam bentuk segi empat, maka populasi awalnya 100

tanaman/ha, tetapi bila bentuk jarak tanamnya segitiga sama sisi maka populasi
awalnya 136 tanaman/ha.
Apabila akan ditumpangsarikan dengan tanaman lain maka dapat digunakan jarak tanam 10 m x 15 m. Selain itu, pola jarak tanam 10 m x 15 m juga
dimaksudkan untuk mengoptimalkan ruang dalam pengaturan anakan sagu dan
pemanfaatan cahaya. Rostiwati et al. (1998) dalam Bintoro (2008) menyatakan
bahwa anakan sagu dapat tumbuh pada ruang yang kosong, sampai mendekati
kanopi pohon. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perlu dilakukan
pengaturan jarak tanam sehingga pola pertumbuhan dan kerapatan anakan sagu
dapat optimal. Oleh karena itu, pada magang kali ini secara khusus dilakukan
pengamatan pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman sagu di PT.
National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau.

Tujuan
1. meningkatkan pengetahuan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam
kegiatan budidaya serta pengelolaan manajemen perkebunan, terutama
perkebunan sagu (Metroxylon spp.).
2. mempelajari aspek teknis dan manajerial budidaya sagu (Metroxylon spp.)
di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat
Panjang, Riau.
3. mempelajari pengaruh beberapa jarak tanam terhadap pertumbuhan
tanaman sagu di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni
Sagu, Selat Panjang, Riau.
4. mengetahui jarak tanam yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman sagu dari
beberapa jarak tanam yang digunakan di PT. National Timber And Forest
Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Sagu
Tanaman sagu (Metroxylon spp.) merupakan tanaman asli Indonesia. Sagu
tersebar luas di dataran rendah Asia Tenggara dan Malanesia. Di Indonesia sagu
banyak ditemukan di daerah Aceh, Tapanuli, Sumatera Timur, Sumatera Barat,
Riau, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan terutama banyak
terdapat di Maluku dan Papua. Terdapat dua jenis sagu di Indonesia, yaitu M.
rumphii Mart. yang memiliki duri pada pelepahnya dan M. sagu Rotb. yang tidak
berduri (Rostiwati, 1995).
Sagu adalah termasuk tumbuhan monokotil dari ordo Spadiciflorae,
keluarga Palmae. Terdapat 5 marga (genus) Palmae di kawasan Indo Pasifik yang
patinya banyak dimanfaatkan, yaitu Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona,
dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena
kandungan patinya cukup tinggi.
Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua,
yaitu : tanaman sagu yang berbunga atau berbuah dua kali (Pleonanthic) dengan
kandungan pati rendah dan tanaman sagu yang berbunga atau berbuah sekali
(Hepaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan patinya lebih banyak. Jenis sagu yang termasuk dalam golongan Pleonanthic adalah
M. filarae Mart. dan M. Elatum Mart. Jenis sagu yang termasuk dalam golongan
Hepaxanthic terdiri atas 5 varietas penting yaitu M. rumphii Matrius (Sagu Tuni),
M. sagus Rottboi (Sagu Molat), M. silvester Martius (Sagu Ihur), M. longispinum
Martius (Sagu Makanaru), dan M. micracantum Martius (Sagu Rotan). Dari
kelima varietas tersebut, yang memiliki arti ekonomis penting adalah Ihur, Tuni,
dan Molat.
Ekologi Sagu
Pada umumnya sagu tumbuh dengan baik di daerah antara 10oLS-15oLU
dan 90o-180oBT yang menerima energi cahaya matahari sepanjang tahun. Sagu
dapat tumbuh pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut (dpl) dengan
jumlah curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan antara 2000-4000 mm/tahun,
yang tersebar merata sepanjang tahun. Pertumbuhan optimumnya dapat dicapai

pada ketinggian dibawah 400 m dpl. Lebih dari 400 m dpl pertumbuhannya
lambat dan kadar patinya rendah (Bintoro, 2008). Indonesia terletak pada daerah
50LU-100LS, sehingga secara potensial cocok untuk pengembangan sagu.
Sagu tumbuh di daerah-daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa
yang bergambut dan di daerah-daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air,
atau di hutan-hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi (Haryanto dan
Pangloli, 1992). Menurut Notohadipawiro dan Louhenapessy (1993) dalam
Bintoro (2008), habitat asli tanaman sagu adalah tepi hutan yang becek serta
berlumpur tetapi secara berkala mengering. Tanah mineral di rawa-rawa air tawar
dengan kandungan tanah liat > 70 % dan bahan organik 30 % baik untuk
pertumbuhan sagu.
Suhu yang optimal bagi pertumbuhan sagu sekitar 24-30 °C dengan
kelem-baban udara sekitar 90 % dan intensitas cahaya matahari sekurangkurangnya 900 joule/cm2/hari. Sagu dapat ditanam di daerah dengan kelembaban
nisbi udara 40 %. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhannya adalah 60 %.
Sagu mampu tumbuh pada lahan yang memiliki keasaman tinggi. Pertumbuhan
yang paling baik terjadi pada tanah yang kadar bahan organisnya tinggi dan
bereaksi sedikit asam pH 5,5-6,5.
Budidaya Sagu
Dalam proses budidayanya, sagu memiliki beberapa aspek yang berbeda
dengan proses budidaya tanaman perkebunan lainnya. Proses budidaya sagu
meliputi penyiapan bibit, pengangkutan bibit, perlakuan pestisida dan fungisida,
sistem persemaian, penanaman, dan pemupukan.
1. Penyiapan bibit
Benih yang digunakan berasal dari buah yang sudah tua dan rontok dari
pohon induk yang tumbuh subur dan produksinya tinggi, tumbuh pada lahan yang
sesuai untuk syarat tumbuh sagu serta produksi klon rata-ratanya tinggi.
Benih/buah yang diambil adalah buah yang tidak cacat fisik, besarnya sedang, dan
bernas. Pembiakan generatif memiliki beberapa kelemahan, antara lain yaitu, daya
kecambahnya sangat rendah dan tanaman hasil pembiakan generatif belum tentu
sama dengan tanaman induknya.

Pembiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan bibit
berupa anakan yang disebut dangkel atau abut. Anakan sagu yang akan digunakan
sebaiknya diambil dari induk sagu yang produksinya tinggi, bibit masih segar
dengan pelepah yang masih hijau, bibit sudah cukup matang (tua) yang dicirikan
dengan bonggol (banir) yang cukup keras, pelepah dan pucuk yang masih hidup,
mempunyai perakaran cukup, panjang pelepah minimal 30 cm, rata-rata bobot
bibit 3-4 kg, dan tidak terserang hama penyakit serta banir berbentuk huruf L.
Pemisahan bibit dari pohon induknya dilakukan melalui pemotongan pada
daerah leher yang berkayu (keras), akar-akar disekitar stolon dipangkas hingga 5
cm dan pelepah dipotong hingga 30-40 cm. Pemotongan pangkal anakan dilakukan dengan arah tegak lurus dengan permukaan tanah. Luka di bagian bekas
potongan ditaburi dengan abu gosok dan dibiarkan beberapa jam.
2. Pengangkutan bibit
Pengangkutan bibit dari tempat pengambilan bibit ke tempat persemaian di
PT National Timber And Forest Product menggunakan suatu kereta kecil (loko)
yang dapat memuat 2000 bibit untuk bibit yang berukuran besar dan 3000 bibit
untuk bibit yang berukuran kecil (Bintoro, 2008).
3. Perlakuan pestisida dan fungisida
Bibit sagu dicelupkan ke dalam larutan pestisida dengan dosis 2 g/ l air.
Bibit direndam selama 1-2 menit dan dikeringanginkan selama 5-10 menit untuk
kemudian disemaikan.
4. Sistem Persemaian
Sistem persemaian dilaksanakan dengan menggunakan rakit. Persemaian
rakit dilaksanakan di kanal dengan air mengalir. Rakit yang digunakan bisa terbuat dari bambu atau pelepah tua tanaman sagu dewasa. Kelebihan menggunakan
sistem tersebut adalah kemampuan tumbuh bibit tinggi serta pemeliharaan tanaman sangat sedikit. Dalam satu rakit berukuran 3 x 0.5 meter dapat disemaikan 70
– 80 anakan sagu tergantung ukuran bonggolnya. Peletakan anakan sagu dalam
rakit pesemaian diatur searah dengan rakit.
5. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan banir ke dalam lubang
tanam. Akar-akar tanaman dibenamkan pada tanah penutup lubang dan pangkal

bibit agak ditekan sedikit ke dalam tanah. Bibit yang baru ditanam sebaiknya
diikat pada kayu tongkat yang dipancang agar bibit tetap tegak walaupun ada
gangguan seperti pasang-surut air yang bisa membuat bibit roboh. Penanaman
dilakukan pada awal musim hujan.
6. Pemupukan
Jenis pupuk yang umum dipergunakan adalah Dolomit, NPK (Urea, Rock
Phosphate, Muriate of Potash), dan unsur mikro yang terdiri atas Borat, Zink
Sulphate, dan Ferro Sulphate. Pupuk dibenamkan dalam tanah, tujuannya agar
tidak terbawa air sebelum terabsorbsi oleh akar tanaman, terutama lahan di daerah
rawa/dataran rendah dan pasang surut yang sering terjadi luapan air. Pemupukan
dapat dilakukan dengan cara melingkar di sekeliling rumpun. Pemupukan juga
dapat dilakukan secara lokal di dua sisi rumpun pada jarak sejauh pertengahan
antara ujung tajuk dengan pohon/rumpun sagu.
Untuk sagu muda sampai 1 tahun menjelang panen, pemupukan dilakukan
1-2 kali setahun. Pemupukan dua kali setahun dilakukan pada awal dan akhir
musim hujan, masing-masing dengan 1/2 dosis, sedangkan pemupukan sekali
setahun dilakukan pada awal musim hujan (http//.www.agribisnis.deptan.go.id).
Jarak Tanam
Ketidakteraturan jarak tanam akan mengakibatkan produksi tanaman
berku-rang karena adanya persaingan dalam pengambilan zat hara dan sinar
matahari. Pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk pemerataan distribusi sinar
matahari, air, dan unsur hara, serta mempermudah pemeliharaan (Najiyati, 2005).
Pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan jarak tanam yaitu tajuk
pohon yang satu dengan yang lain tidak saling bersentuhan. Pada kondisi tersebut
sinar matahari dapat terdistribusi secara baik dan akar-akar pohon tidak saling
bertautan. Akar-akar pohon biasanya tidak melampaui batas lingkaran tajuk atau
kanopinya.
Jarak tanam mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan sejumlah hasil yang dapat diperoleh dari sebidang tanah. Produksi tanaman merupakan hasil resultan dari faktor reproduksi dan hasil pertumbuhan vegetatif.
Selain unsur tanaman sendiri yang berpengaruh terhadap kerapatan tanaman, faktor tingkat kesuburan tanah, kelembaban tanah juga akan menimbulkan

saingan apabila jarak tanam semakin rapat. Kerapatan tanaman penting diketahui
untuk menentukan sasaran agronomi, yaitu produksi maksimum (Jumin, 2006).
Sagu bisa dibudidayakan dengan jarak tanam 6 m x 6 m sampai 10 m x 10
m yang akan menghasilkan tanaman muda sebanyak 100 – 277 rumpun per ha
(Atmawidjaja, 1992). Pada usia tebang, 7-15 tahun, diharapkan tumbuh 50 sampai
239 rumpun per ha per tahun.
Jarak tanam yang dianggap ideal untuk tiga varietas sagu (Sagu Tuni, Sagu
Ihur, dan Sagu Molat) adalah :
a. Sagu Tuni 8 m x 8 m atau 9 m x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1
hektar akan memuat 143 tanaman.
b. Sagu Ihur 9 m x 9 m, hubungan segitiga sama sisi, sehingga 1 hektar akan
memuat 143 tanaman.
c. Sagu Molat 7 m x 7 m, hubungan segi empat, sehingga 1 hektar akan memuat
204 tanaman.
d. Jika ketiga varietas ditanam secara bersama – sama, maka ditanam secara
terpisah menurut blok.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di kebun PT. National Timber And Forest
Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau. Magang dilaksanakan selama
empat bulan, yaitu mulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan Juni 2009.
Metode Pelaksanaan
Selama magang mahasiswa bekerja langsung di lapangan sebagai
karyawan harian lepas, pendamping mandor, dan bagian administrasi.
Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi karyawan harian lepas (KHL)
adalah kegiatan pemeliharaan tanaman seperti pengambilan bahan tanam, persemaian, pengendalian gulma secara manual dan kimiawi, penunasan, dan pemanenan yang waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal kegiatan kebun
serta pembuatan jurnal harian selama menjadi KHL.
Pekerjaan yang dilakukan saat menjadi pendamping mandor adalah
mengelola dan mengontrol tenaga kerja serta membuat jurnal kegiatan harian
yang berisi informasi yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan kerja di lapang
selama menjadi pendamping mandor. Selain kegiatan teknis yang dilakukan di
lapangan, sebagai pendamping mandor mahasiswa juga melakukan diskusi dengan mandor mengenai prosedur pelaksanaan di lapangan, wewenang serta
tanggung jawab mandor dalam melakukan setiap kegiatan.
Pada kesempatan magang ini mahasiswa tidak mendapat kesempatan
untuk menjadi pendamping asisten divisi. Sesuai dengan kebijakan pimpinan,
mahasiswa dilibatkan pada kegiatan sensus tanaman yang sedang berlangsung di
kebun. Selain ikut langsung dalam kegiatan sensus di lapangan, mahasiswa juga
ditugaskan untuk merekapitulasi laporan kegiatan blok-blok yang telah selesai
disensus. Rekapitulasi dilakukan secara manual dan dengan menggunakan komputer. Data yang telah terkumpul kemudian dilaporkan ke kantor Selat Panjang.
Keadaan kebun yang masih kurang terpelihara dengan baik memberikan
peluang untuk dilakukan pengamatan lebih lanjut pada beberapa aspek kegiatan
budidaya sagu. Salah satu yang dapat diamati adalah penentuan jarak tanam yang

tepat untuk budidaya sagu. Pada kesempatan ini dilakukan sebuah pengamatan
pengaruh pengaturan jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman sagu..
Sesuai dengan jarak tanam yang digunakan di kebun PT. National Timber
And Forest Product, maka percobaan terdiri atas tiga faktor perlakuan, yaitu jarak
tanam 8 m x 8 m, 10 m x 10 m dan 10 m x 15 m. Rancangan percobaan yang
diguna-kan yaitu Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan tiga
ulangan. Plot perlakuan merupakan satu divisi tertentu dengan jarak tanam
tertentu. Pada setiap divisi dipilih 3 blok secara acak yang digunakan sebagai
ulangan. Jumlah satuan percobaan sebanyak 9 satuan percobaan dengan tiap
satuan percobaan terdiri atas 10 pohon yang diambil pada tiap blok yang dijadikan
ulangan.
Untuk perlakuan jarak tanam 8 m x 8 m, penelitian dilakukan di blok M
24 (ulangan 1), N 24 (ulangan 2), dan O 24 (ulangan 3) Divisi 2. Perlakuan jarak
tanam 10 m x 10 m,

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Meltroxylon spp) Aspek Persemaian di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu. Selat Panjang, Riau

0 14 181

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selatpanjang, Riau, dengan Studi Kasus Persemaian Menggunakan Berbagai Media dan Bobot Bibit

0 16 63

Taksasi produksi tanaman sagu (Metroxylon sp.) di PT.National Timber forest product unit HTI murni sagu, Selatpanjang, Riau

0 12 84

Aspek Pengendalian Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon Sagu Rottb.) di PT.National Timber and Forest Product, Selat Panjang, Riau

0 4 8

Pengelolaan budidaya sagu (Metroxylon spp.) Di PT National sago prima, Selat Panjang, Riau dengan aspek khusus pemangkasan dan aplikasi

1 17 169

Pengelolaan sagu (Metroxylon spp.) Di PT National sago Prima, selat panjang Kab. Kepulauan Meranti, Riau, dengan aspek khusus pertumbuhan bibit di lapang

0 2 113

Pengelolaan perkebunan sagu (Metroxylon spp) di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau: seleksi bibit sagu berdasarkan jenis, tinggi pohon induk dan bobot bibit sagu terhadap pertumbuhan bibit sagu di persemaian

2 8 127

Manajemen Pengelolaan Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) di PT. National Sago Prima, Kepulauan Meranti, Riau.

3 13 135

Pengelolaan Perkebunan Sagu (Metroxylon Sago Rottb.) Di PT. National Sago Prima, Selat Panjang, Riau Dengan Aspek Khusus Pengambilan Sampel Pelepah

0 8 257

Pengelolaan Persemaian Bibit Sagu (Jvfelroxylon Sp) 01 Perkebunan P. T. National Timber And Forest Product Unit Btl Murni Sagu, Selat Panjang. Riau

0 5 79