F. Sistematika Pengumpulan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode yang dipergunakan metode pengumpulan data, serta
sistematika penulisan laporan PKLM.
BAB II : GAMBARAN LOKASI PKLM
Memuat gambaran umum tentang sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, Struktur Organisasi, uraian Tugas Pokok dan
Fungsi dari PKLM serta gambaran fiskus pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.
BAB III : GAMBARAN DATA TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
Berisikan tentang data yang diperoleh mengenai Dasar Hukum, Ketentuan-ketentuan Umum Surat Pemberitahuan Tahunan, atau hal-
hal lain yang berhubungan dengan Surat Pemberitahuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Berisikan mengenai Pelaksanaan Pemeriksaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Faktor Penghambat Dalam Pemeriksaan SPT Tahunan dan
serta pemeriksaan yang dilakukan fiskus terhadap berkas-berkas wajib pajak badan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan rangkuman tentang hal-hal yang telah dibahas mengenai masalah-masalah yang timbul dan telah disimpulkan dengan jelas,
juga saran yang penulis sajikan berdasarkan data dan informasi yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI
PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM
A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
Kantor Pelayanan Pajak KPP dulunya dinamakan dengan Kantor Inspeksi Pajak KIP yang sebenarnya telah berdiri sejak zaman Belanda dengan system
perpajakan yang berlaku saat itu. Kantor Inspeksi Pajak KIP saat ini merupakan satu-satunya kantor pajak yang ada di kota Medan.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pesatnya pertumbuhan penduduk dikota Medan, maka pada tahun 1975 Kantor Inspeksi Pajak KIP telah mencakup
wilayah-wilayah yaitu : 1.
Kotamadya Medan 2.
Kabupaten Deli Serdang 3.
Kabupaten Langkat 4.
Kabupaten Karo Selanjutnya pada tahun 1976 Kantor Inspeksi Pajak di Medan sendiri dibagi
atas 2 dua yaitu : 1.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara Dengan keputusan Menteri Keuangan RI No.267KMK.011989 tanggal 25
Maret telah diadakan Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak, dimana dalam
Universitas Sumatera Utara
keputusan Menteri Keuangan itu disebut tentang penggantian nama Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan. Sesuai keputusan Menteri Keuangan No. 94KMK.011994, maka Kantor
Pelayanan Pajak Medan Kota sebelumnya telah mengalami perubahan-perubahan nama dan wilayah kerja. Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan suatu
pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Didirikan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.44KMKK.012001 tanggal 23 Juli 2001. Inilah
yang menjadi tonggak awal berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah merupakan suatu pemecahan dari
Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang mana wilayah kerjanya dibagi menjadi 8 delapan kecamatan dipecah menjadi 2 dua yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur :
a. Kecamatan Medan Tembung
b. Kecamatan Medan Perjuangan
c. Kecamatan Medan Area
d. Kecamatan Medan Timur.
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota:
a. Kecamatan Medan Kota
b. Kecamatan Medan Johor
c. Kecamatan Medan Amplas
Universitas Sumatera Utara
d. Kecamatan Medan Denai.
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
Agar tujuan yang telah ditentukan tercapai, maka suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi dimana struktur organisasi ini akan membuat
perusahaan tersebut dapat melakukan segala kegiatannya dengan baik karena struktur organisasi merupakan salah satu wadah atau cara yang digunakan perusahaan dalam
menjalankan segala aktivitas perusahaan yang berguna untuk tujuan perusahaan. Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hirarki, wewenang, dan tanggung jawab juga diharapkan
akan dapat menetapkan sistem hubungan organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efisien dan efektif dari segenap kegiatan
organisasi baik vertikal maupun horizontal. Pada prinsipnya struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran
besarnya dan jenis organisasi serta banyaknya jumlah staff dalam organisasi serta tingginya tingkat kerumitan dalam operasional organisasi.
C. Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
Tugas Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut : a.
Kantor Pajak adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dipimpin oleh seorang Kepala Kantor
Pelayanan Pajak yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan pajak dibidang Pajak Panghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai
PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL.
Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut : a.
Pengumpulan dan pengolahan data, penyampaian informasi perpajakan, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi Wajib Pajak.
b. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa serta pamantauan
dan penyusunan laporan pembayaran Masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL. c.
Penatausahaan penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan dan restitusi pajak penghasilan lainnya.
d. Verifikasi dan penetapan sanksi perpajakan.
e. Pengurusan pemberian Surat Ketetapan Pajak.
f. Penyuluhan dan pelayanan konsultasi perpajakan.
g. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota terdiri dari 10 sepuluh seksi, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha kepegawaian keuangan dan rumah tangga. Sub bagian umum terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana tata usaha dan kepegawaian yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan tata usaha, dan kepegawaian. b.
Koordinator pelaksanaan keuangan yang mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.
c. Koordinator pelaksana rumah tangga yang mempunyai tugas melakukan
urusan rumah tangga dan perlengkapan.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi perpajakan serta
ekstensifikasi Wajib Pajak. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi pengolahan data dan informasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengumpulan dan pengolahan data.
b. Pengalihan informasi.
c. Pengalihan Potensi Pajak.
d. Ekstennsifikasi Wajib Pajak.
Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi I yang mempunyai
tugas melakukan tata usaha data masuk dan data keluar serta pengecekan perlengkapan dan kebenaran formal data masukan dan data keluaran.
b. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi II yang mempunyai
tugas melakukan urusan pengalihan potensi pajak dan penyusunan monografi pajak.
c. Koordinator pelaksana pengolahan data dan informasi III yang mempunyai
tugas melakukan pencarian data untuk ekstensifikasi Wajib Pajak dan melakukan himbauan terhadap Wajib Pajak.
3. Seksi Tata Usaha Perpajakan TUP
Seksi Tata Usaha Perpajakan TUP mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak
dan surat Wajib Pajak lainnya, pemindahan dan pencabutan identitas Wajib Pajak, serta kearsipan berkas Wajib Pajak. Seksi Tata Usaha Perpajakan TUP terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana pelayanan terpadu yang mempunyai tugas membantu
urusan penerimaan surat pemberitahuan, surat Wajib Pajak lainnya, serta melakukan penatausahaan pendaftaran Wajib Pajak dan pemindahan serta
pencabutan identitas Wajib Pajak . b.
Koordinator pelaksana surat pemberitahuan pajak yang mempunyai tugas melakukan urusan penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Pajak.
Universitas Sumatera Utara
c. Koordinator pelaksana ketetapan dan kearsipan Wajib Pajak yang mempunyai
tugas membantu urusan tata usaha penerbitan surat ketetapan pajak dan kearsipan berkas Wajib Pajak.
4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi mempunyai tugas melakukan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, serta melakukan verifikasi
atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pajak penghasilan orang pribadi. Seksi pajak penghasilan orang pribadi terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan orang pribadi I yang mempunyai
tugas membantu urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan, memantau dan menyusun laporan efektifitas pembayaran masa pajak
penghasilan orang pribadi. b.
Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan orang pribadi II yang mempunyai tugas melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pajak
penghasilan orang pribadi yang terdaftar dan Wajib Pajak yng tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan
Seksi Pajak Penghasilan Badan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, memantau dan menyusun
laporan pembayaran masa, verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan
Universitas Sumatera Utara
pajak penghasilan Badan serta konfirmasi faktur pajak. Seksi pajak penghsilan Badan
terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan Badan I yang mempunyai tugas
melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, dan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa.
b. Koordinator pelaksana Pajak Penghasilan Badan II yang mempunyai tugas
melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan Badan yang tidak terdaftar
serta yang tidak memasukkan Surat Pemberitahuan.
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
Seksi Pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa,
memantau dan menyusun laporan dan pembayaran masa, serta melakukan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa dan tahunan pemotongan dan pemungutan pajak
penghasilan. Seksi pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan terdiri dari : a.
Koordinator pelaksana pemotong dan pemungut Pajak Penghasilan I yang mempunyai tugas membantu urusan penatausahaan, pengecekan, dan
perekaman Surat Pemberitahuan serta pemantauan dan penatausahaan pembayaran masa pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan.
b. Koordinator pelaksana pemotong dan pemungut Pajak Penghasilan II yang
mempunyai tugas membantu urusan penerimaan, penatausahaan, dan
Universitas Sumatera Utara
pengecekan Surat Pemberitahuan masa atas pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan.
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya
PTLL
Seksi Pajak Pertanbahan Nilai PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat
Pemberitahuan masa, memantau dan menyusun laporan perkembangan Pengusaha Kena Pajak PKP dan kepatuhan Surat Pemberitahuan masa melakukan urusan
konfirmasi faktur pajak serta melakukan urusan verifikasi atas Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM,
dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL. Seksi Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai PPN Industri yang
mempunyai tugas membantu urusan penerimaan, penatausahaan, dan pengecekan Surat Pemberitahuan masa, serta konfirmasi faktur pajak pada
sektor industri. b.
Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai PPN Perdagangan yang mempunyai tugas melakukan urusan penerimaan, penatausahaan, dan
pengecekan Surat Pemberitahuan masa, menelaah dan menyusun laporan perkembangan Pengusaha Kena Pajak PKP dan kepatuhan Surat
Universitas Sumatera Utara
Pemberitahuan masa, serta melakukan konfirmasi faktur pajak pada sektor perdagangan.
c. Koordinator pelaksana Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya PTLL yang mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL, dan Pengusaha Kena Pajak PKP yang tidak terdatar dan tidak
memasukkan Surat Pemberitahuan masa.
8. Seksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan tata usaha piutang pajak, penagihan Wajib Pajak, penundaan dan angsuran serta penghapusan piutang pajak.
Seksi Penagihan Pajak terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana tata usaha piutang pajak yang mempunyai tugas
melakukan urusan tata usaha piutang pajak, usul penghapusan piutang pajak, penundaan, dan angsuran piutang pajak.
b. Koordinator pelaksana penagihan aktif yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan surat teguran, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan, usulan lelang, dukungan penagihan lainnya.
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan
Seksi Penerimaan dan Keberatan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha penerimaan, pengolahan Surat Setoran Pajak SSP, restitusi, rekonsiliasi
Universitas Sumatera Utara
pembayaran pajak dan penyelesaian keberatan serta perselisihan perpajakan. Seksi Penerimaan dan Keberatan terdiri dari :
a. Koordinator pelaksana tata usaha penerimaan pajak dan restitusi yang
mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan penerimaan pajak, pembukuan restitusi, pembuatan register pemindahbukuan, pengolahan dan
penatausahaan bermacam-macam penerimaan pajak, mempersiapkan surat keputusan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan surat perintah
membayar kelebihan pajak serta rekonsiliasi penerimaan pajak, pengolahan dan penyaluran Surat Setoran Pajak SSP dan surat perhitungan pajak.
b. Koordinator pelaksana keberatan Pajak Penghasilan PPh yang mempunyai
tugas melakukan urusan penyelesaian keberatan dan perselisihan Pajak Penghasilan PPh, penyusunan uraian banding, peninjauan kembali, dan
sengketa Pajak Penghasilan PPh. c.
Koordinator pelaksana keberatan Pajak Pertambahan Nilai PPN, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL yang mempunyai tugas melakukan urusan
penyelesaian keberatan dan perselisihan Pajak Pertambahan Nilai PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, serta Pajak Tidak Langsung
Lainnya PTLL.
Universitas Sumatera Utara
10. Seksi Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4
Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 terdiri dari : a.
Koordinator pelaksana Tata Usaha Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan.
b. Kordinator pelaksana Ekstensifikasi dan Monografi.
c. Koordinasi Pelaksana Penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN PROSES PEMERIKSAAN
SURAT PEMBERITAHUAN SPT TAHUNAN BADAN
A. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Perpajakan Nomor 6 Tahun 1983 Sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
b. Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor: 534KMK.042000
Tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan Serta Keterangan dan atau Dokumen yang harus dilampirkan.
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 536KMK.042000 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 82KMK.032003
B. KETENTUAN UMUM 1. Pajak
a. Pengertian
Menurut Undang-Undang Pajak No. 28 Tahun 2007 pajak adalah Kontribusi wajib kepada negarayang terutang oleh orang pribadi atau badan bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak dapat imbalan secara langsung dan
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan andalan Pemerintah untuk menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu
dituntut adanya partisipasi masyarakat yang dapat diwujudkan dalam kesadaran untuk membayar pajak.
Banyak ahli di bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda - beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi
tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama. Definisi pajak menurut Prof Dr. P. J. A. Adriani Atep Adya Barata, 1989:4
berbunyi sebagai berikut : “Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”
Menurut Prof.Dr. Rachmat Soemitro Atep Adya Barata, 1989:5
menyatakan : “Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang - undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontra prestasi
yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Universitas Sumatera Utara
b. Subjek dan Objek Pajak
1. Subjek Pajak Subjek pajak secara umum adalah orang pribadi atau badan yang memenuhi
persyaratan subjektif dan menurut peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Setiap subjek pajak yang
telah memenuhi ketentuan Undang-undang perpajakannya dapat menjadi Wajib Pajak. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama atau dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya. Menurut Undang - Undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang
Pajak Penghasilan yang menjadi Subyek Pajak adalah: -
Orang Pribadi Yang bertempat tinggal di Indonesia ataupun yang berada di Indonesia
ataupun orang pribadi di luar Indonesia yang mendapatkan penghasilan dari Indonesia atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
- Warisan
Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan yang menggantikan yang berhak merupakan subyek pajak pengganti yang memiliki ahli waris.
- Badan
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia yakni perseroan terbatas, perseroan komanditer dan perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau
Daerah, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, dan bentuk badan usaha lain.
- Bentuk Usaha Tetap
Subjek Pajak juga dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. Subjek pajak dalam negeri menjadi wajib pajak jika telah menerima
atau memperoleh penghasilan sedangkan subjek pajak luar negeri sekaligus menjadi wajib pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan
di Indonesia atau diperoleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Yang dimaksud dengan subjek pajak dalam negeri adalah : 1.
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia. 2.
Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
3. Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. 4.
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
5. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
Sementara yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah : 1.
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap BUT di Indonesia.
2. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia,
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap BUT di Indonesia.
3. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, atau orang
pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
Bentuk Usaha Tetap BUT di Indonesia.
4. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia,
yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan
dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap BUT di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Objek Pajak Yang dimaksud dengan objek pajak adalah keadaan-keadaan, peristiwa, atau
perbuatan-perbuatan apa saja yang selayaknya dikenakan pajak. Menurut Undang - undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan, yang
menjadi Objek Pajak adalah Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh, baik yang berasal dari Indonesia
m au p u n d ari l u ar In d o n es i a, ya n g dap at di pakai unt uk kons um s i at au unt u k menambah kekayaan Wajib Pajak yan g bersan gkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Yang termasuk dalam pengertian penghasilan tersebut adalah:
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh, termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghamaan.
3. Laba usaha.
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :
- Keuntungan karena pengalihan harta karena kepada perseorangan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
- Keuntungan yang diperoleh perseroan,persekutuan, dan badan lainnya
karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota. -
Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
Universitas Sumatera Utara
pemecahan, atau pengambil alihan usaha. -
Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus atau derajat, dan badan keagamaan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri
keuangan, sepanjang, tidak ad hubungannya dengan usaha, pekerjaan kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena
jaminan pengembalian utang. 7.
Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun. 8.
Royalty. 9.
Sewa dan pengnasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. 10.
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. 11.
Keuntungan karena pembebasan utang. 12.
Keuntungan karena selisih kurs uang asing. 13.
Selisih karena penilaian kembali aktiva. 14.
Premi asuransi. 15.
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan volume usaha atau pekerjaan bebas anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
16.Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
2. Surat Pemberitahuan SPT a. Pengertian
Yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan obj ek paj ak dan at au hart a dan k ewaji b an , m en u ru t ket ent uan perat uran perundang - undangan
perpajakan.
b. Pengelompokkan SPT
Bila diperhatikan saat pelaporannya, SPT dibedakan menjadi dua: 1. SPT Masa adalah Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak.
2. SPT Tahunan adalah Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak terutang dalam
suatu lahun pajak atau bagian tahun pajak. Surat Pemberitahuan Tahunan terdiri dari:
- Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. - Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.
- Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
- Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21.
c. Fungsi Surat Pemberitahuan SPT Tahunan
Adapun Fungsi Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Badan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah pajak badan yang sebenamya terhutang. 2.
Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun
pajak atau bagian tahun pajak. 3.
Untuk melaporkan pembayaran dari potongan atau pungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
d. Pihak-pihak yang wajib mengisi SPT Tahunan.
Adapun pihak-pihak yang wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT Tahunan adalah sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Setiap orang pribadi yang menerima penghasilan yang jumlahnya melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP.
2. Setiap badan yang didirikan di Indonesia berkedudukan yang terdiri dari perseroan terbatas, CV, persekutuan, Koperasi, Yayasan, BUMN, dan Bentuk
Usaha Tetap.
e. Pelaksana Penatausahaan dan Pengelolaan SPT Pemeriksaan SPT dilakukan oleh pegawai Direktotat Jendral Pajak
yaitu pegawai negeri sipil yang telah ditugaskan untuk menatausahakan dan mengelola Surat Perberitahuan yang masuk ke seksi PPh Badan yaitu Korlak I
pada seksi PPh Badan.
f. Pengolahan SPT Tahunan PPh Badan.
Pengolahan Surat Pemberitahuan meliputi kegiatan. 1. Penilaian Surat Pemberitahuan yang bertujuan memperoleh keyakinan
bahwa Wajib Pajak telah menyampaikan SPT dengan lengkap. 2. Editing Surat Pemberitahuan yang bertujuan membetulkan salah
tulis, salah hitung, salah penerapan Penghasilan, Tidak Kena Pajak, salah penerapan tarif, dan meliputi ketepatan menyampaikan Surat
Pemberitahuan, ketepatan pembayaran atau penyetoran pajak
terutang, kelengkapan pengisian kolom - kolom Surat
P em b erit ahu an, s ert a m encocokk an angk a - angka ya n g
Universitas Sumatera Utara
t ercan t u m d al am lampirannya, untuk mempersiapkan perekaman. 3 . P ere k am an S u rat P em be ri t ah uan ya n g bert uj u an m en yi m p an
d at a S u r at Pemberitahuan yang diperlukan dalam Sistem Informasi Perpajakan.
g. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan:
Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan:
Jenis Pajak Yang Menyampaikan
SPT Batas waktu
Penyampian SPT
Surat Pemberitahuan Tahunan PPh
Wajib Pajak yang mempunyai NPWP
Selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir
tahun pajak. Pajak Penghasilan Pasal
21 Tahunan Pemotong PPh pasal 21
Selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir
tahun pajak.
h.
Tarif Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak Badan
Untuk menghitung Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Penghasilan netto dari usaha total merupakan Penghasilan Kena Pajak sepanjang tidak ada
kompensasi kerugian dari tahun - tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Tarif Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak Badan:
• 0 s.d Rp. 50.000.000
10 •
Rp. 50.000.000 s.d Rp. 100.000.000
15 •
Diatas Rp. 100.000.000 30
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pada Seksi PPh Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
Berikut ini tata cara pelaksanaan pemeriksaan SPT Tahunan Pada Seksi PPh
Badan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota : 1. Pengecekan kelengkapan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan mehputi
kegiatan: a.
Pengecekan kelengkapan SPT beserta lampirannya, b.
Pengecekan adanya tanda tangan wajib pajak pada SPT induk atau tanda tangan kuasa wajib pajak,
c. Pengecekan adanya surat kuasa apabila SPT ditandatangani oleh kuasa wajib
pajak, d.
Pengecekan adanya SSP PPh pasal 29, kecuali SPT lebih bayar atau SPT nihil,
2. Penelitian Kebenaran Formal Pengisian SPT Tahuan PPh Wajib Pajak Badan yang meliputi kegiatan :
a. Penelitian apakah kolom - kolom pada SPT telah lengkap diisi,
b. Penelitian apakah angka - angka dalam SPT induk sudah cocok dengan
Universitas Sumatera Utara
angka- angka dalam lampirannya, c.
Penelitian apakah wajib pajak menyampaikan SDT tepat pada waktunya, d.
Penelitian apakah ada kesalahan tulis dan atau hitung kesalanan hitung, Penelitian apakah wajib pajak menyetor PPh Pasal 29 tepat pada waktunya.
B. Faktor Penghambat Yang Dihadapi Fiskus Dalam Melakukan Pemeriksaan SPT Tahunan Pada Seksi PPh Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Medan
Kota
Kegiatan pemeriksaan SPT Tahunan bukanlah merupakan kegiatan untuk mencari kesalahan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, tetapi merupakan sarana untuk melihat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Faktor Penghambat dalam pemeriksaan SPT adalah : 1. Banyaknya ditemukan adanya indikasi bahwa Wajih Pajak melakukan
manipulasi data sehingga menyebabkan adanya kerugian bagi negara dalam hal penerimaan pajak, sehingga diperlukan ketelitian dan kejelian dari fiskus
dalam pemeriksaan SPT beserta lampiran - lampirannya. 2. Adanya kesalahan-kesalahan dalam mengisi SPT baik itu salah tulis, salah
hitung ataupun salah penerapan tarif yang menyebabkan adanya perbedaan perghitungan antara fiskus dan Wajib Pajak, sehingga diperlukan ketelitian
Universitas Sumatera Utara
fiskus dalam meneliti SPT Tahunan. 3. Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya sebagaimana
semestinya baik dalam pembayaran maupun pelaporan SPT, maka diperlukanlah penyuluhan Bari Kantor Penyuluhan Pajak dalam memberikan
informasi-informasi yang diperlukan Wajib Pajak sehingga dapat meningkatkan penerimaan Pajak.
Pemeriksaan Surat Pemberitahuan Tahunan ini dilakukan pada setiap SPT Tahunan yang masuk ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak itu terdaftar
baik terhadap Wajib Pajak WP Badan Besar maupun kecil. Tindak pemeriksaan akan dilakukan apabila dalam menguji kepatuhan Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dalam rangka: a.
SPT lebih bayar dan atau rugi. b.
SPT Tidak di ia.mpaikath atau terlambat. c.
SPT memenuhi kriteria yang tetentukan Dirjen Pajak untuk diperiksa. d.
Tujuan lain sesuai dengan Perundang - undangan Perpajakan. Maka dapat lihat bahwa dari pengisian dan pelaporan Surat Pemberitahuan dapat
dilakukan tindak pemeriksaan, sehingga disadari perlunya ketelitian dalam mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuan. Pengecekan dan penelitian Surat
Pemberitahuan bukanlah untuk mencari kesalahan Mari Wajib Pajak namun merupakan sarana untuk melihat kepatuhan dari Wajib Pajak yang telah diatur
dalam Perundang-undang Perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
C. Pemeriksaan Yang Dilakukan Fiskus Terhadap Berkas-Berkas Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.
Adapun tata cara pemeriksaaan yang dilakukan fiskus terhadap berkas-berkas Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai berikut :
1. Penggolongan Wajib Pajak Badan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, jenis pemeriksaan pajak meliputi Pemeriksaan Sederhana Kantor PSK, Pemeriksaan Sederhana Lapangan PSL dan
Pemeriksaan Lengkap PL.
Dalam melakukan pemeriksaan maka perlu menggolongkan Wajib Pajak, Jenis Pemeriksaan dan Jangka Waktu Pemeriksaannya sebagai berikut :
No Golongan Wajib
Pajak Jenis Pemeriksaan
Jangka Waktu Pemeriksaan
Jumlah WP
yang diperiksa
1. Wajib Pajak Badan Khusus
3 a. Wajib Pajak
Masuk Bursa PSK
2 minggu b. Bentuk Usaha
Tetap BUT Bank
PSK 2 minggu
c. BUMNBUMD PSK 2 minggu
2. Wajib Pajak Orang PLPSLPSK 2 bulan1 bulan2
17
Universitas Sumatera Utara
Pribadi dan Badan Besar Lainnya
minggu
3. Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Menengah, termasuk profesional
PLPSLPSK 2 bulan1 bulan2
minggu 60
4. Wajib Pajak Kecil dan Wajib Pajak
Orang Pribadi Non Usaha
PSLPSK 1 bulan2 minggu
20
- Terhadap Wajib Pajak yang termasuk dalam golongan Wajib Pajak Badan Khusus
dapat dilakukan Pemeriksaan Lengkap berdasarkan instruksi Direktur Jenderal Pajak atau dalam hal ditemukan data baru dan atau data yang semula belum
terungkap, maka walaupun sudah dilakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor masih terbuka kesempatan untuk dilakukan pemeriksaan ulang melalui
Pemeriksaan Lengkap sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu terhadap Wajib Pajak perlu diberitahukan agar menyelenggarakan pembukuannya secara
transparan dan mematuhi ketentuan yang berlaku. -
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Besar Lainnya terdiri dari Wajib Pajak PMA, Wajib Pajak Badora Non BUT Bank dan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan terbesar pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak. -
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Menengah, Kecil dan Wajib Pajak Orang
Universitas Sumatera Utara
Pribadi Non Usaha, kriterianya berdasarkan urutan omzet yang ditentukan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak.
2. Penerapan Teknik Sampling dalam Pemeriksaan
Berkaitan dengan pemenuhan standar waktu pemeriksaan, penerapan Teknik Sampling yang digunakan harus diuraikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan KKP.
Uji coba penerapan Teknik Sampling ini akan dilaksanakan terhadap pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak di lingkungan Kanwil VI
DJP.
3. Pendekatan Pemeriksaan dan Pengembangan Program Pemeriksaan yang
Dinamis
Tidak berlebihan kiranya diingatkan kembali bahwa setiap pemeriksa pajak harus menguasai masalah yang terjadi di luar teknik maupun prosedur pemeriksaan,
terutama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pola usaha Wajib Pajak. Penguasaan masalah tersebut dan ketajaman dalam membuat analisis angka-angka laporan
keuangan dan SPT Wajib Pajak, akan mempengaruhi kualitas program pemeriksaan yang disusun.
Universitas Sumatera Utara
4. Berkas-Berkas Yang Diperiksa Oleh Fiskus Dalam Proses Pemeriksaan SPT Tahunan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
Adapun berkas-berkas yang diperiksa oleh fiskus dalam proses pemeriksaan SPT Tahunan Badan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah Suatu Laporan keuangan yang menggambarkan atau menunjukkan jumlah atau besarnya laba yang dihasilkan atau
diperoleh perusahaan atau rugi yang diderita perusahaan didalam satu periode tertentu dan biasanya didalam periode satu tahun.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah satu laporan keuangan yang mengambarkan perubahan modal sampai dengan tanggal 31 Desember dan
laporan ini biasnya disusun setelah laporan laba rugi. 3.
Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan jumlah aset
aktiva, kewajiban dan modal perusahaan pada satu tanggal tertentu
5. Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Pada akhir tahun pajak, bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk
usaha Tetap diwajibkan untuk melakukan perhitungan pajak yang terutang atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun Pajak yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan, kecuali atas penghasilan yang telah dipotong pajak secara final. Kemudian, pajak yang terutang pada akhir tahun pajak tersebut dikurangi dengan
kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan.
a. Kredit Pajak
Kredit pajak dapat dikurangkan terhadap pajak yang terutang pada akhir tahun adalah Pajak Penghasilan PPh yang telah dilunasi dalam tahun berjalan oleh Wajib
Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap, baik yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak Galam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap tersebut ataupun yang dipotong serta
dipungut oleh pihak lain, yaitu berupa: a .
Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang - undang Pajak Penghasilan.
b . Pemungutan pajak atas penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan
usaha di bidang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang - undang Pajak Penghasilan.
c. Pemotongan pajak atas pennghasilan berupa deviden, bunga, royalti, sewa,
hadiah, dan penghargaan, dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 undang – undang pajak penghasilan.
d. Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 Undang - undang Pajak
Penghasilan. e.
Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dalam Pasal 25 Undang - undang Pajak Penghasilan. f.
Pemotongan pajak atas penghasilan
sebagamana dimaksud dalam Pasal 26 ayat 5
Undang - undang Pajak Penghasilan, yaitu: 1.
Pemotongan pajak atas penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan,
dijalankan atau dilakukan oleh Bentuk Lisaha Tetap di Indonesia. 2.
Pemotongan pajak atas penghasilan berupa deviden, bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang; royalti, sewa, dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta;
imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan; hadiah dan penghargaan; pensiun dan pembayaran berkala Lainnya, yang
diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara Bentuk Usaha Tetap dengan harta atau kegiatan yang memberi
penghasilan dimaksud. 3.
Pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan atau badan luar negeri yang berubah status menjadi
Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap.
Sanksi administrasi berupa denda, bunga, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan peraturan perundang – undangan
di bidang perpajakan yang berlaku tidak boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengurangan Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun dengan kredit pajak untuk satu Tahun Pajak yang bersangkutan akan berakibat Pajak
Penghasilan yang terutang untuk suatu Tahun Pajak lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah kredit pajak ataupun Nihil.
b. Pajak Yang Terutang Lebih Besar Dibanding Kredit Pajak
Hasil pengurangan Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun dengan kredit pajak untuk tahun yang bersangkutan dapat berakibat Pajak Penghasilan yang
terutang lebih besar daripada jumlah kredit pajak. Apabila Pajak Penghasilan yang terutang pada satu tahun pajak ternyata lebih
besar daripada jumlah kredit pajak, kekurangan pajak terutang tersebut harus dilunasi selambat - lambatnya tanggal 25 dua puluh lima bulan ketiga setelah tahun pajak
berakhir, sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan Surat pemberitahuan Tahunan Wajib disampaikan selambat lambatnya 3 tiga bulan setelah tahun pajak
berakhir. Apabila tahun buku sama dengan tahun takwin, kekurangan pajak
tersebut wajib dilunasi selambat-lambatnya tanggal 25 Maret setelah tahun pajak berakhir dan Surat Pemberitahuan Tahunan selambat-lambatnya 31
Maret setelah tahun pajak berakhir, sedangkan apabila tahun buku tidak sama dengan tahun takwin, m i s a l n ya t a h u n b u k u d i m u l a i t a n g g a l 1 J u l i
s a m p a i d e n g a n 3 1 J u n i , m a k a kekurangan pajak wajib dibayar selambat-
Universitas Sumatera Utara
lambatnya tanggal 25 September Surat Pemberitahuan tahunan selambat-lambatnya tanggal 31 September setelah tahun pajak berakhir.
SPT Fahuan PPh badan memuat PPh pasal 29 yaitu jenis PPh yang dibayar belakangan, yakni setelah seluruh PPh dalam tahun pajak selesai
diperhitungkan. PPh Pasal 29 itu muncul ada apabila pada akhir tahun tenyata masih ada PPh yang kurang bayar atau masih harus dibayar, dimana PPh
yang terutang lebih besar daripada PPh yang telah dibayar pada suatu tahun pajak.
PPh pasal 29 tersebut harus dibayar sebelum Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh disampaikan ke Kantor Pe layanan Pajak, dan apabila
pembukuan diselenggarakan dalam tahun takwim, maka selambat-lambatnya harus sudah dibayar tanggal 25 Maret tahun berikutnya.
c. Pajak Yang Terutang Lebih Kecil Daripada Kredit Pajak
Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak, setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan pembayaran pajak
dikembalikan setelah perhitungan dengan utang pajak berikut sanksi-sanksinya. Kelebihan pembayaran pajak diatur pada Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun
2007 Pasal 28A. Untuk kepentingan pemeriksaan, Direktur Jendral Pajak atau pejabat lain
yang, ditunjuk diberi wewenang untuk mengadakan pemeriksaan atas laporan keuangan, buku-buku, dan catatan lainnya serta pemeriksaan lain yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan penentuan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang, kebenaran jumlah pajak dan jumlah pajak yang telah dikreditkan dan untuk menentukan besarnya kelebihan
pembayaran pajak yang harus dikembalikan. Maksud pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa uang yang akan dibayar kembali kepada Wajib Pajak sebagai
restitusi itu adalah benar merupakan hak Wajib Pajak.
d. Pajak Yang Terutang Nihil
Hasil pengurangan Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak yang bersangkutan dapat pula mengakibatkan Pajak Penghasilan
yang terutang menjadi Nihil, artinya jumlah Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak sama dengan jumlah kredit pajak yang
bersangkutan. Meskipun Pajak Penghasilan yang terutang Nihil , kepada Wajib
Pajak tetap diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN