Latar Belakang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Eksklusif Dengan Keinginannya Memberikan ASI Secara Eksklusif Setelah Melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASI adalah singkatan dari Air Susu Ibu. ASI eksklusif sangatlah penting, tetapi dalam kenyataannya tingkat kemauan ibu di Indonesia masih sangatlah rendah. Berdasarkan Depkes RI 2007 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2005, bahwa wilayah Sumatera Utara tergolong sebagai daerah dengan persentase yang terendah 21,59 dalam kategori anak yang pernah disusui selama 24 bulan setelah provinsi Maluku 14,12. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2007, ditemukan bahwa cakupan ASI eksklusif pada tahun 2006 di Sumatera Utara hanya 33,92 atau sekitar 85.650 bayi Ziraluo, 2009. Hal ini masih jauh dari indikator indonesia sehat 2010 yang menargetkan sebesar 80. Menurut data Susenas tahun 2001 cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi yang berumur kurang dari 4 bulan adalah 49,2 didaerah perkotaan lebih rendah 44,3 dibandingkan daerah pedesaan 52,9 Litbang Depkes, 2005. Setiap tahun 4 juta bayi berusia dibawah 28 hari meninggal. Bila bayi diberi kesempatan menyusu dini dalam waktu kurang dari 1 jam setelah melahirkan, 22 kematian bayi dibawah 28 hari akan dapat dihindarkan. Bila kurang dari 1 hari 16 bayi akan dapat diselamatkan. Dianjurkan dalam promosi ASI eksklusif ditekankan inisiasi menyusui dini Roesli,2008. Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek 1995 diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5, padahal 98 ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan 37,9 dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4 ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif. Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi gizi buruk 8,82 dan gizi kurang 15,6. Salah satu kabupaten degan status gizi buruk dan gizi kurang tertinggi di Sumatera Utara adalah Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan profil Universitas Sumatera Utara Kabupaten Nias Selatan tahun 2006, ditemukan bahwa pencapaian ASI eksklusif yakni hanya sebesar 11,40 dan tergolong rendah dibandingkan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Ziraluo, 2009. Data terakhir menunjukkan bahwa hanya sekitar 3,6 ibu menyusui anaknya 1 jam setelah proses persalinan dan malah mungkin lebih kecil, dengan semakin banyaknya ibu-ibu yang bekerja diluar rumah, maka dari 3,6 tersebut tidak semuanya mampu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Sebagian besar ibu menyusui anaknya selama rata-rata 1,7 bulan saja. Padahal menurut WHO, setiap tahun terdapat 1-1,5 juta bayi meninggal di dunia karena tidak mendapat ASI Roesli, 2009.

1.2. Rumusan Masalah